Anda di halaman 1dari 39

Alergi

ALERGI
Apa
alergi
itu???

Alergi adalah kelainan sistem


tubuh manusia, dimana tubuh
menjadi lebih sensitif terhadap
lingkungan atau bahan-bahan
tertentu yang sebenarnya oleh
orang normal dianggap tidak
berbahaya
• Alergi bukan penyakit menular,
tapi dapat di turunkan
• Seseorang bisa terkena
penyakit alergi walaupun ke 2
orang tuanya tidak menderita
alergi

Bagaimana
seseorang bisa
terkena
penyakit
elergi???
Faktor pencetus
Apakah alergi
dapat di
obati???

• Alergi tidak dapat dihilangkan


secara tuntas
• Penganannya : hindari faktor
pencetus, segera ke RS terdekat
untuk menjalani tes alergi dan
mendapatkan penanganan lebih
lanjut
Tes • Untuk mengetahui faktor
alergi??? pencetus alergi (pilek lama,
biduran, asma, alergi
makanan, atau penyakit alegi
lainnya
• Dilakukan dengan metode
cukit kulit dan pemeriksaan
darah (IgE spesifik)
Tes cukit kulit dapat di
lakukan di poli khusus
alergi, bagian ilmu
kesehatan telingan hidung
dan tenggorokan (THT).
Alat dan bahan tes cukit kulit

Jam tangan Alcohol swab penggaris

Blood lancet alergen senter


• Tidak mengkonsumsi Syarat tes alergi
obat dan jamu dalam • Tidak memiliki
5 hari terakir penyakit
• Tidak memiliki jantung,kangker, atau
riwayat atau penyakit lainnya
memiliki faktor yang dapat
resiko mengalami mempersulit
renjatan alergi akibat penanganan bila
tes alergi terjadi renjatan
Sifat-sifat Reaksi alergi :

• Terdapat tenggang waktu antara kontak


pertama dengan timbul efek
• Dapat terjadi pada kontak ulangan walau
dosis kecil
• Reaksi dapat hilang bila obat dihentikan
• Gejala yang terjadi ditandai sebagai
Reaksi imunologik (Rash, serum sickness,
anafilaksis, asma, utikaria, angioedema)
Mekanisme terjadinya alergi
Tipe I (immediate, IgE mediated)
Tipe II (cytotoxic)
Tipe III (immune complex, mediated)
Tipe IV (delayed cell mediated-Tcell
mediated cytolysis)
Tipe I (immediate, IgE mediated)

contoh :Reaksi anafilaktik :


terjadi interaksi antara antigen
dan antibodi
ES : berupa urtikaria, rinitis, asma
bronkial, angioedema dan
anafilaktik syok.
Obat penyebab (Penisilin, streptomisin, )
Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1

ALLERGEN IgE MAST CELL Mediator


SYNTHESIS DEGRANUL LOCAL ANAPHYLAXIS

ALLERGIC
RHINITS

ASTHMA

ATOPIC.ECZEMA
URTICARIA
FOOD ALLERGY
Tipe II (Citotoxic)
Interaksi antara antibodi IgG, IgM atau IgA
dalam sirkulasi dengan obat, membentuk
kompleks yang akan menyebabkan sel lisis,
misalnya :
Trombositopenia karena kinidin, kina,
digitoksin dan rifampisin
Anemia hemolitik karena pemberian
penisilin, sefalosporin, rifampisin, kinin dan
kinidin
Tipe III (immune complex, mediated)

Interaksi antara antibodi IgG dengan antigen dalam


sirkulasi, komplek yang terbentuk melekat pada
jaringan dan menyebabkan kerusakan endotel
kapiler.

Manifestasi berupa : demam, artritis, urtikaria dan


ruam
Reaksi ini dikenal dengan serum sickness, karena
umumnya muncul setelah penyuntikan serum asing
(ex :ATS)
Tipe IV (delayed cell mediated-Tcell
mediated cytolysis)

Reaksi dengan media sel, yaitu sensitisasi


limposit T oleh komplek antigen-hapten-
protein yang baru menimbulkan Reaksi
setelah kontak dengan suatu antigen yang
menyebabkan inflamasi.
Misal :
Dermatitis kontak yang disebabkan salep
anestesi lokal atau antibiotik .
Alergi obat yang terbanyak melalui tipe I dan tipe IV.
Penyebab alergi terbanyak adalah golongan penisilin,
sulfa, salisilat, dan pirazolon.
asam mefenamat, luminal, fenotiazin, fenergan,
dilantin, tridion. dll
Diagnosis
• sulit dibuktikan walaupun dugaan sudah kuat
• Uji Laboratorium :
– Uji invivo
– Uji invitro
Urtikaria
Dermatitis medikamentosa
Sindroma Steven Johnson
Antihistamin
Antihistamin adalah kelompok obat-obatan yang
digunakan untuk mengobati reaksi alergi, seperti
rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan
serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria atau 
biduran. Tidak hanya alergi, antihistamin juga
kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual
atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh
mabuk kendaraan.
 Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat
histamin yang diproduksi tubuh.
 Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus
atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin
melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami
peradangan.
 Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja
histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi
bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang
tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu
binatang, atau makanan.
 Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi
alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.
Ada dua jenis antihistamin, yaitu antihistamin generasi pertama
dan generasi kedua. Antihistamin generasi pertama lebih
menyebabkan rasa kantuk dibandingkan dengan generasi kedua.

• Obat-obat antihistamin • Sedangkan obat-obat


generasi pertama adalah: antihistamin generasi
• Chlorpheniramine kedua adalah:
• Cyproheptadine • Desloratadine
• Hydroxyzine • Fexofenadine
• Ketotifen • Levocetirizine
• Mebhydrolin • Cetirizine
• Promethazine • Terfenadine
• Dimethindene maleate • Loratadine.
Peringatan!!!!!
• Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang merencanakan
kehamilan, perlu menyesuaikan jenis dan dosis antihistamin menurut
anjuran dokter.
• Hati-hati jika ingin memberikan antihistamin pada anak-anak. Penggunaan
tiap jenis obat antihistamin berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.
• Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika menderita gangguan
ginjal, gangguan hati, tukak lambung, obstruksi usus, infeksi saluran kemih,
pembengkakan prostat, dan glaukoma.
• Jika diresepkan obat antihistamin golongan pertama, hindari mengonsumsi
zat alkohol atau minuman beralkohol karena dapat memperparah efek rasa
kantuk.
• Beri tahu dokter jika sedang menggunakan antihistamin bersama dengan
obat-obatan lainnya, termasuk produk herba, karena dikhawatirkan dapat
menyebabkan efek samping yang membahayakan.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Efek Samping Antihistamin
• Sama seperti obat-obat lain, obat antihistamin juga berpotensi
menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umumnya
terjadi setelah mengonsumsi obat antihistamin ini adalah:
• Mengantuk
• Mulut kering
• Disfagia
• Pusing
• Sakit kepala
• Nyeri perut
• Sulit buang air kecil
• Mudah marah
• Penglihatan kabur.
Brompheniramine
• Merek dagang: Alco Plus, Alco Plus DMP, Ares
Cold & Allergy, Ares Cold & Cough
• Bentuk obat: Sirop
• Alergi
Anak usia 13 tahun hingga dewasa: 4 mg tiap
4-6 jam.
Anak usia 7-12 tahun: 2 mg tiap 4-6 jam.
Anak usia 2-6 tahun: 1 mg tiap 4-6 jam.
Chlorpheniramine
• Merek dagang Chlorpheniramine: Alpara, Brontusin,
Ceteem, Chlorphenamine Maleate, Dextral, Etaflusin,
Lodecon, Omecold, Pacdin Cough, Tilomix
• Bentuk obat: Tablet, sirop, suspensi
• Alergi
Dewasa: 4 mg tiap 4-6 jam, maksimal 24 mg per hari.
Anak usia 1-2 tahun:  1 mg, dua kali sehari.
Anak usia 2-5 tahun: 1 mg tiap 4-6 jam.
Anak usia 6-12 tahun: 2 mg tiap 4-6 jam.
(Dosis maksimal untuk usia 1-5 tahun adalah 6 mg per hari
dan untuk usia 6-12 tahun adalah 12 mg per hari).
Cyproheptadine
• Merek dagang Cyproheptadine: Bimatonin, Cydifar, Ennamax,
Erphacyp, Graperide, Heptasan, Lexahist, Nebor, Poncohist, Pronam
• Bentuk obat: Tablet
• Alergi
Dewasa: 12-16 mg per hari dibagi ke dalam 3-4 kali dosis. Dosis
maksimal adalah 32 mg per hari.
Anak usia 2-6 tahun: 2 mg, 2-3 kali per hari. Dosis maksimal 12 mg per
hari.
Anak usia 7-14 tahun: 4 mg, 2-3 kali per hari. Dosis maksimal 16 mg
per hari.
• MigrainDewasa: 4 mg, dapat diulang kembali setelah 30 menit. Dosis
tidak melebihi 8 mg dalam kurun 4-6 jam. Dosis pemeliharaan adalah
4 mg tiap 4-6 jam.
Hydroxyzine
• Merek dagang Hydroxyzine: Bestalin
• Bentuk obat: Tablet, sirop
• Gatal-gatal (pruritus) dan urtikaria
Dewasa: Dosis awal adalah 25 mg yang dikonsumsi pada
malam hari. Atau 25 mg, 3-4 kali per hari jika diperlukan.
Anak usia 6 bulan-6 tahun: Dosis awal adalah 5-15 mg per
hari, ditingkatkan menjadi 50 mg per hari yang dibagi
beberapa kali dosis.
Anak usia 7 tahun atau lebih: Dosis awal adalah 15-25 mg
per hari, ditingkatkan menjadi 50-100 mg per hari yang
dibagi  dalam beberapa dosis.
Promethazine
• Merek dagang Promethazine: Berlifed, Erpha Allergil,
Halfilyn, Hufallerzine expectorant, Nufapreg, Phenerica,
Prome, Promedex, Promethazine, Zenirex
• Bentuk obat: Tablet, sirop (promethazine hydrochloride)
• Alergi
Dewasa: 25 mg yang dikonsumsi pada malam hari. Dapat
ditingkatkan menjadi 25 mg, dua kali sehari jika diperlukan.
Anak usia 2-5 tahun: 5-15 mg per hari, dibagi menjadi 1-2
kali dosis.
Anak usia 6-10 tahun: 10-25 mg, dibagi menjadi 1-2 kali
dosis per hari.
Cetirizine
• Merek dagang Cetirizine: Berzin, Cetirizine, Cetirizine
Hydrocholride, Esculer, Estin, Gentrizin, Intrizin, Lerzin, Ritez
Simzen
• Bentuk obat: Tablet, tablet kunyah, sirop, Drops (Tetes oral)
• Alergi
Dewasa: 10 mg, sekali per hari atau 5 mg, 2 kali per hari.
Bayi usia 6-23 bulan: 2,5 mg, sekali per hari yang dapat
ditingkatkan hingga dosis maksimal 2,5 mg, 2 kali per hari untuk
bayi usia 12 bulan ke atas.
Anak usia 2-5 tahun: 5 mg, 1-2 kali per hari.
Anak usia 6 tahun atau lebih: 10 mg, 1-2 kali per hari.
Lansia: Dosis awal 5 mg, sekali per hari.
Desloratadine
• Merek dagang Desloratadine: Aerius, Aerius D-
12, Aleros, Altera, Desdin, Desloratadine,
Destavell, Eslor, Simdes
• Bentuk obat: Tablet, sirop
• Alergi
Dewasa: 5 mg, sekali per hari.
Bayi usia 6-11 bulan: 1 mg, sekali per hari.
Balita usia 1-5 tahun: 1,25 mg, sekali per hari.
Anak usia 6-11 tahun: 2,5 mg, sekali per hari.
Fexofenadine
• Merek dagang Fexofenadine: Foxofed, Fexoven OD,
Telfast, Telfast BD, Telfast HD, Telfast OD, Telfast Plus
• Bentuk obat: Tablet
• Rinitis alergi
Anak usia 12 tahun hingga dewasa: 120 mg, satu kali
per hari.
Anak usia 6-11 tahun: 30 mg, dua kali per hari.
• Urtikaria
Anak usia 12 tahun hingga dewasa: 180 mg, satu kali
per hari.
Levocetirizine
• Merek dagang Levocetirizine: Avocel, Levocetirizine Dihydrochloride, L-
Falergi, Xyzal
• Bentuk obat: Tablet
• Rinitis alergi
Dewasa: 2,5-5 mg, sekali per hari, dikonsumsi pada malam hari.
Anak usia 2-5 tahun: 1,25 mg, sekali per hari, dikonsumsi malam.
Anak usia 6-11 tahun: 2,5 mg, sekali per hari, dikonsumsi malam.
Anak usia 12 tahun atau lebih: 2,5-5 mg, sekali per hari, dikonsumsi malam.
• Urtikaria
Dewasa: 2,5-5 mg, sekali per hari dikonsumsi malam.
Bayi usia 6 bulan-5 tahun: 1,25 mg, sekali per hari.
Anak usia 6-11 tahun: 2,5 mg, sekali per hari, dikonsumsi malam.
Anak usia 12 tahun atau lebih: 2,5-5 mg, sekali per hari, dikonsumsi malam.
Loratadine
• Merek dagang Loratadine: Alernitis, Alloris,
Klinset, Loratadine, Miratadin, Rahistin
• Bentuk obat: Tablet, sirop
• Alergi
Anak usia 6 tahun hingga Dewasa: 10 mg,
satu kali per hari atau 5 mg tiap 12 jam per
hari.
Anak usia 2-5 tahun: 5 mg, satu kali per hari.
Apakah ada pertanyaan ????

Anda mungkin juga menyukai