5. Lambucid
S 3 DD 1
Kandungan : Al(Oh), Mg(Oh), Simetikon
Indikasi : Dispepsia
ESO : Diare, bersendawa
Diagnosis
Pasien didiagnosi terkena penyakit asam lambung kronis. dapat di lihat dari gejala
pasien yang sudah mengalami nyeri kembung dan pada lambung 1 tahun yang lalu. dan dapat di liat
dari pasien yang sudah berobat namun sering kambuh, berarti pasien tidak patuh terhadap
pengobatan. Pasien tiba” kambuh penyakit setelah memakan steak, yang kita tau bahwa steak
biasanya di masak setengah matang, artinya ada kemungkinan daging yang dimasak masih ada
bakteri yang terdapat pada daging tersebut. dan juga daging mengandung lemak jenuh yang tinggi,
ini merupakan salah satu faktor kemungkinan yang membuat nyeri diperutnya.
Informasi
Obat
- Amoxan digunakan untuk membunuh bakteri yang disebabkan daging yang kurang matang,
penggunaan obat losec capsul diperuntukkan asam lambung tidak keluar dan bisa membuat sistem
pekerjaan amoxan dapat optimal.
- Penggunaan obat ponstan digunakan pada saat pasien mengalami nyeri di perut. penggunaan obat
golongan NSAID membuat reseptor Prostaglandin menjadi tidak aktif dan membuat produksi asam
lambung menjadi meningkat, akibat itu diberikan obat Rantin agar dapat mengurangi produksi asam
lambung dikarenakan reseptor H2 di nonaktifkan.
- Obat lambucid (-) tidak dibutuhkan karena terlalu banyak obat asam lambung dan untuk indikasi
tidak ada
Terapi Non Farmakologi
- Hindari makanan yang pedas, beralkohol, berlemak dan makanan dengan jumlah yang besar
(bisa kalian tambahkan sendiri terapi non farmakologinya)
- Pasien dengan PUD harus menghilangkan atau mengurangi stres psikologis, merokok, dan
penggunaan NSAID (termasuk aspirin).
- Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk perdarahan, perforasi, atau obstruksi.
Kasus 02
Ny. A (45 tahun), dating ke Apotek Saudara dengan keluhan diare sejak 3 hari lalu, mual muntah, tinja
berlendir dan darah, pemeriksaan tinja didapatkan hasil leukosit tanpa amoeba. BAB >15 kali/hari.
Penderita merasa haus, kulit kering, lemah. Tekanan darah 85/45 mmHg, nadi 10x/menit. Saat ini
pasien sedang mengonsumsi Loperamide tablet yang diberikan oleh apoteker dari apotek lain sejak
hari pertama diare.
Permasalahan
1. Diagnosis pasien mengalami diare akut infeksi (disentri) dengan dehidrasi ringan Diare adalah keadaan
tidak normalnya pengeluaran feses yang ditandai dengan peningkatan volume dan keenceran feses serta frekuensi
buang air besar lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali sehari) dengan atau tanpa lendir darah.Jenis
diare ada dua, yaitu diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari,
sementara diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
2. Loperamide yang digunakan dinilai tidak sesuai dengan kondisi pasien karena target terapi loperamide yang
ditujukan untuk diare nonspesifikyang dimana obat ini tidak dianjurkan pada pasien yang diare dengan darah pada
tinja dan juga kontraindikasi dari loperamide yaitu disentri.
3. Pasien mengalami tekanan darah rendah (termasuk gejala dari diare)
- Tekanan darah pasien 85/45 mmHg (mempunyai tekanan darah rendah)
- Tekanan darah normal <120/80 mmHg
- Tekanan darah rendah < 90/60 mmHg
Terapi Farmakologi
Terapi yang dilakukan untuk pasien adalah pemeriksaan feses yang dimana
ditemukan WBC (leukosit), digunakan antibiotik dan juga pemberian terapi
simptomatik yang berupa antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah, obat
tambah darah untuk menormalkan tekanan darah yang dialami pasien
Identifikasi Penyakit Pasien Pasien mengalami konstipasi kronis (sulit BAB, frekuensi kurang dari
3 kali seminggu dan berlangsung selama 2,5 tahun). Selain itu pasien mengalami hemoroid atau
yang biasa dikenal dengan wasir, berupa benjolan disekitar anus yang disebabkan oleh kebiasaan
pasien yang sering mengedan saat buang air besar. Hemoroid ini dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman dan juga pendarahan pada kondisi fatal. Pasien juga mengalami sedikit tekanan darah
tinggi (hipertensi)
Terapi Farmakologi
Diperlukan pemberian obat ambeien (hemoroid) untuk pasien. Untuk pengobatan konstipasi
sebaiknya dilakukan pengobatan lini pertama konstipasi terlebih dahulu yaitu dengan terapi non-
farmakologi.
S2 dd C 1 S 1 dd 1 cth
S 3 dd 1 cth S 1 DD 1 sach
Analisis
Diduga menderita diare dengan dehidrasi ringan/sedang serta demam ringan dengan gejala mata
cekung, gelisah, rewel, kulit keriput, nafas sangat cepat dan dalam
S 3 dd 1 cth
Indikasi : Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan
demam
KI : penderita gangguan fungsi hati yang berat; penderita hipersensitif terhadap obat ini
Setelah 3 hingga 4 jam, nilai kembali anak untuk memilih rencana terapi A,B atau C
Berikan nasehat kepada orang tua/pengasuh dan berikan PIO, cara pembuatan oralit dan teknik
pemberian obat mengingat pasien merupakan balita berumur 2 tahun atau sekitar 24 bulan.
TERIMA
KASIH