kelas : farmasi 4B
NIM : 1604010069
mata kuliah : farmakoterapi 1
Seorang anak usia 5 tahun buang air besar sebanyak 7 kali, karakteristik feses yaitu
terdapat mukoid, tetapi tidak terdapat darah. Selain itu, pasien menderita demam dan
terus menangis.
a. Pembahasan
Analisa SOAP
o Subjeck: Buang air besar sebanyak 7 kali, feses terdapat mukoid, tetapi tidak
terdapat darah, demam dan terus menangis.
o Objeck: -
• Farmakologis:
• Non Farmakologis:
Cuci tangan yang bersih dan memakai sabun sebelum makan, memakan buah atau
jus buah, tidak jajan sembarangan
o KIE
Memotivasi untuk meminum obat dan memulai pola hidup sehat
b. Algoritma terapi
− Paracetamol 250 Mg sebagai analgetik dan antipiretik
− Oralit untuk penangan dan pencegahan terjadinya dehidrasi
c. Regimen pengobatan
Seorang pasien bernama ibu Ayi (35 thn) mengalami kesulitan buang air besar selama 3
hari pasca melahirkan.
a. Pembahasan
Analisa SOAP
o Terapi non farmakologi, banyak meminum air putih ,makan makanan berserat
(wortel, kacang-kacangan dll), dan olah raga.
o Terapi farmakologi : pemberian obat bisakodil sebagai laksatif pembentuk massa,
laktulosa penggunaannya disarankan jika sangat diperlukan, penggunaan tidak
dalam jangka waktu panjang.
o KIE
b. Algoritma terapi
− Bisakodil digunakan sebagai laksatif pembentukan massa
− Laktulosa digunakan sebagai pencahar dengan membentuk asam asam organik di
dalam usus besar yang menahan air sehingga tinja menjadi lunak dan ada rangsangan
untuk buang air besar
c. Regimen pengobatan
3. Studi kasus MUAL MUNTAH
Lina (8th) mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan sejak kemarin.
Pasien demam 38°C dan ibunya sudah memberikan pct untuk anti demam. Menurut
pengakuan pasien, beberapa hari yang lalu pasien membeli makanan di warung yang
kurang bersih. Hasil pemeriksaan lab menunjukan SGOT 51 u/L, SGPT 40 u/L.
1. Pembahasan
Metode SOAP
o Subyektif :Lina 8 tahun mengalami Sakit perut, Mual, Muntah, Tidak nafsu makan
o Obyektif : Demam 38°C, SGOT 40 u/L, SGPT 51 u/L
o Assasment :
o Plan : Pemberian obat Paracetamol
o Terapi farmakologi: pemberian obat ibuprofen sebagai penurun demam
Metoklorpramid (lexapram sirup) untuk mengurangi gejala mual dan muntahnya.
Curcuma plus imuns sirup sebagai imunomodulator dan hepatoprotektor.
o Terapi non farmakologi: pasien diharuskan untuk menjaga pola makan, banyak
meminum air putih, dan diusahakan sebelum menyentuh makanan pasien harus cuci
tangan terlebih dahulu
2. Algoritma terapi
− Ibuprofen digunakan sebagai penurun demam
− Metoklorpramid untuk mengurangi gejala mual dan muntahnya.
− Curcuma plus imuns sirup sebagai imunomodulator dan hepatoprotektor.
− Regimen pengobatan
3. Regimen pengobatan
Dua bulan kemudian, dia masuk rumah sakit karena gejala mirip flu, sakit perut dan
penurunan nafsu makan. Ny SJ dideteksi mempunyai penyakit kuning.
a. Pembahasan
metode SOAP
kerja hati.
o Terapi non farmakologi : Melakukan perubahan pada pola hidup, minum air putih,
hindari udara dingin, mengenali dan menghindari pemicu asma
b. Algoritma terapi
Salbutamol digunakan sebagai obat untuk membuka saluran nafas di paru-paru.
c. Regimen pengobatan
a. Pembahasan
Metode SOAP
Dekongestan oral atau topikal dapat membantu mengurangi keluhan pada pasien
dengan rhinorrhea.
Antihistamin oral generasi satu dinilai memiliki efek antikolinergik sehingga dapat
digunakan untuk mengurangi rhinorrhea dan bersin. Antihistamin yang biasanya
digunakan adalah chlorpheniramine maleate atau diphenhydramine
Antiviral bisa dipakai pada pasien influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi
outbreak influenzae dimana manfaat lebih banyak dibandingkan risiko. Antiviral
diberikan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami perburukan gejala.
Antiviral bisa dipakai pada pasien influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi
outbreak influenzae dimana manfaat lebih banyak dibandingkan risiko. Antiviral
diberikan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami perburukan gejala
c. regimen pengobatan
o Subjektif: kakek 72 tahun masuk IGD dengan kondisi sesak nafas dan batuk
produktif dengan warna kecoklatan yang beliau anggap normal.
o Objektif: chest x-ray menunjukan hipertensi paru dan didiagnosis PPPOK
o Assesment:
o Plant: pemberian obat combivent 2 inhalasi 4x sehari, prednisolon penggunaan
awal 10-20mg/hari, amoksisilin 250 3x sehari
b. Algoritma terapi
− obat combivent sebagi obat bronkodilator
− prednisolon sebagi anti inflamasi
− amoksisilin sebagi antibiotik
− regimen pengobatan
c. regimen pengobatan