Anda di halaman 1dari 16

FA R M A K O T E R A P I

GANGGUAN
SALURAN CERNA
STUDI KASUS
KELOMPOK 4/
KELAS A1
Ayudhira Trisha Arjuni Sunandar (I1021211040)
Kenia Khansa Kenang (I1021211067)
Lidya Indah Sari Steffani (I1021211073)
Febby Juniven (I1021211100)
KASUS 1
Narimo (Mahasiswa, 20 tahun) sudah 1 tahun mengalami nyeri dan kembung pada
lambungnya. Sudah beberapa kali berobat rasanya sudah sembuh, namun sering kali
kambuh. Malam hari, setelah makan steik bersama keluarganya, Narimo muntah-muntah
dan perutnya terasa sakit sekali sehingga la pergi ke dokter kembali. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan dokter, Narimo memperoleh obat sebagai berikut:

R/ Amoxan 500 mg 15 kapsul


S.3 dd 1
• Jelaskan karakteristik masing-masing obat di atas
R/ Ponstan 500 mg 12 tablet
• Nilai pengobatan yang diterima pasien
S.3 dd 1
• Berikan informasi obat saat penyerahan obat dan
R/ Rantin 10 tablet
terapi non-farmakologi kepada pasion terkait
S.2 dd 1
terapi
R/ Losec capsul 10 Tab
S.2 dd 1
R/ Lambucid 15 tablet
S.3 dd 1
Kasus 1
A. Karakteristik Obat
• Amoxsan
Indikasi: infeksi
Kontraindikasi: hipersensitivitas penicilin
Interaksi: Probenesid memperpanjang aktivitas penicilin
ESO: mual muntah, diare

• Ponstan (Antipiretik)
Indikasi: meredakan nyeri ringan hingga sedang
Kontraindikasi: -
Interaksi: -
Kasus 1
• Rantin (H2RA)
Indikasi: obat ulkus yang resisten cimetidine
Kontraindikasi: wanita hamil, anak
Interaksi: -
ESO: sakit kepala

• Losec capsul (Antasida)


Indikasi: pengobatan tukak lambung dan gerd
Kontraindikasi: -
Interaksi: -
ESO: -

• Lambucid
Indikasi: mengurangi gejala asam lambung, tukak lambung, mual, kembung
Kontraindikasi: hipersensitif Al, Mg, dimetil polysiloxane
Interaksi: -
ESO: mual, muntah, konstipasi, diare
Kasus 1
B. Nilai pengobatan yang diterima pasien
Obat yg diberikan utk pasien adlh pengobatan tukak peptik. Antibiotik amoxsan untuk mengurangi jumlah H. pylori
dan menyembuhkan infeksi pada tukak yang dialami pasien, antipiretik meredakan nyeri, rantin dan losec capsul
mengontrol asam lambung agar mukosa lambung dapat pulih, lambucid untuk meredakan gejala mual muntah pasien.
Lambucid juga untuk mengurangi kemungkinan timbul ES obat yang sedang digunakan. Obat ponstan harus
dikonsumsi setelah makan karena NSAID dapat meningkatkan asam lambung dan memperburuk kondisi tukak.

C. Informasi Obat dan Terapi Non-Farmakologi


Pasien perlu diberitahu mengenai efek samping masing-masing penggunaan obat, dosis, dan mengingatkan pasien
waktu yang tepat untuk meminum obat yang diresepkan, Pasien juga diberitahu untuk kembali memeriksakan diri jika
efek samping mengganggu aktivitas pasien dan menerapkan terapi non farmakologis dalam pemulihan tukak peptik.
Terapi non farmakologi yang perlu dilakukan oleh pasien adalah menghindari stres, merokok, tidak menunda saat
makan, tidak mengonsumsi alkohol dan makanan pedas-asam
KASUS 2
Ny A., 45 tahun, datang ke Apotek saudara dengan keluhan diare sojak 3 hari Ialu, mual
muntah, tinja berlendir dan darah, pemeriksaan tinja didapatkan lekosit tanpa amuba. BAB>
15/hari. Penderita merasa haus, kulit kering, lemah, Tekanan darah 85/45 mmHg,
nadi-110x/menit. Saat ini pasien sedang mengkonsumsi Loperamid tablet yang diberikan oleh
apoleker dari apotek lain sejak hari pertama diare.

• Identifikasi permasalahan di
atas !
• Jelaskan terapi yang sesuai
untuk kondisi pasien
KASUS 2
A. Identifikasi Permasalahan Pasien
Pasien mengalami gejala diare spesifik disentriform dari gejalanya yaitu feses berlendir dan terdapat
darah. Pasien juga memiliki TD terlalu rendah (hipotensi) dan nadi terlalu cepat (takikardi). serta pasien
juga merasa haus, kulit kering, lemah (dehidrasi). Pasien diberikan loperamide, yang mana merupakan
obat untuk diare akut tidak spesifik dan kronik yang ada hubungannya dengan penyakit radang usus.

Loperamide dinilai tidak sesuai dengan kondisi pasien karena target terapi loperamide yang ditujukan
untuk diare nonspesifik serta obat ini tidak dianjurkan bagi pasien yang memiliki darah pada tinja. dan
juga kontraindikasi dari loperamide yaitu disentri. Pasien juga belum menerima obat untuk mengatasi
hipotensi dan takikardi yang dialami.
KASUS 2
B. Terapi yang sesuai dengan pasien
Pasien mengalami diare akut ->
mengalami gejala sistemik->
dilakukan pemeriksaan feses ->
ditemukan WBC (leukosit) ->
digunakan antibiotik dan terapi
simtomatik yang tepat.
diperlukan pemberian obat untuk
menaikkan tekanan darah (hipotensi)
dan diberikan terapi non-farmakologi
untuk mengatasi gejala nadi terlalu
cepat (antiaritmia)
KASUS 3
• Tn. SR (35 Tahun) datang ke apotek saudara dengan keluhan sulit BAB, dengan frekuensi
4-6 hari sekali., Feses dengan konsistensi keras dengan jumlah tinja sedikit dan ukuran
tinja yang kecil. Pasien selalu merasa tidak puas setelah BAB,
• Keluhan dirasakan hilang timbul sejak 2,5 tahun dan memberat sejak 1 bulan terakhir.
Karena keluhan yang sudah lama tersebut, pasien menjadi memiliki kebiasaan mengedan
setiap BAB, merasakan nyeri setelah BAB dan ada benjolan kecil disekitar anus. Pasien
belum pernah mengkonsumsi obat konstipasi.
• Pemerikaaan fisik: TD 130/80 mmHg, nadi 76x/menit, RR: l8x/menit, suhu 38 C, TB 170
cm, BB 54 kg
• Pasien jarang berolahraga dan tidak suka makan sayur.

• Identifikasi penyakit yang dialami oleh pasien


• Terapi farmakologi dan non-farmakologi apa yang sesuai untuk pasien?
A. Identifikasi Penyakit Pasien KASUS 3
Pasien mengalami konstipasi kronis (sulit BAB, frekuensi kurang dari 3 kali seminggu dan berlangsung selama 2,5
tahun). Selain itu pasien mengalami komplikasi berupa hemoroid atau yang biasa dikenal dengan wasir, berupa
benjolan disekitar anus. Hemoroid ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan juga pendarahan pada kondisi
fatal. Pasien juga mengalami sedikit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan demam.

B. Terapi yang sesuai dengan pasien


• Farmakologi
Diperlukan pemberian obat ambeien (hemoroid) untuk pasien. Untuk pengobatan konstipasi sebaiknya dilakukan
pengobatan lini pertama konstipasi terlebih dahulu yaitu dengan terapi non-farmakologi. Pasien juga diberikan
pengobatan untuk meredakan demam yang dialami. Untuk terapi farmakologi, pasien diberikan bisacodyl tablet
5mg/hari
• Non-Farmakologi
Terapi non-farmakologi pasien konstipasi yaitu dengan mengonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur.
Karena gaya hidup pasien yang kurang baik, sebaiknya pasien diberi konseling untuk memulai pola hidup sehat
dengan makan makanan bergizi dan berolahraga teratur. Pasien juga dianjurkan untuk tidak menahan BAB dan
tidak mengejan agar hemoroid tidak memburuk.
KASUS 4
Nn. SA, 2 Tahun, TB (-), BB 11 kg, dibawa oieh lbunya. ke apotek saudara dengun keluhan BAB air disertal dengan muntah, diare.
diketahui, sejak 2 hari lalu, sampai saat ini sudah BAB cair sebanyak 6x tanpa lendir dan darah., gejala yang dirasakan demam,
napas sangat cepat dan dalam, dan kulit terlihat keriput, Balita kelihatan Iemah dan merengek bila menangis serta mata sangat
ceking. Pasien membuat resep berikut

R/Cefixime syr 1 fls


S 2 dd 1 C • Jelaskan karakteristik masing-masing obat di atas
R/ Paracetamol syr 1 fls • Nilai pengobatan yang diterima pasien
S 3 dd 1 cth • Berikan informasi obat saat penyerahan obat dan
R/ Zinc syr 1 fls terapi non-farmakologi kepada pasion terkait
S 1 dd 1 cth terapi
R/ Lacio-B sachet V
S 1 dd 1 sach
Kasus 4
A. Karakteristik obat
• Cefixime
Indikasi: antibiotik untuk infeksi bakteri
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap sefalosporin, penisilin, atau antibiotik beta-laktam.
Interaksi obat: meningkatkan waktu protrombin dengan atau tanpa perdarahan, meningkatkan efek antikoagulan,
meningkatkan konsentrasi plasma carbamazepine
ESO: Konstipasi
• Paracetamol
Indikasi: demam, nyeri ringan hingga sedang
Kontraindikasi: Gangguan hati berat, hipersensitivitas
Interaksi Obat: Penggunaan dalam waktu lama dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan kumarin lainnya,
sehingga meningkatkan risiko perdarahan, Penggunaan bersama obat lain yang berpotensi hepatotoksik dapat meningkatkan
risiko toksisitas parasetamol
ESO: reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia, leukopenia, neutropenia)
Kasus 4
A. Karakteristik obat
• Zinc
Indikasi: Diare akut (elektrolit)
Kontraindikasi: kekurangan tembaga
Interaksi obat: Mengurangi penyerapan Zn dan suplemen Fe oral
ESO: -
• Lacto-B
Indikasi: Pengobatan diare. Termasuk dalam kelas mikroorganisme antidiare.
Kontraindikasi: hipersensitive terhadap probiotik
Interaksi Obat: -
ESO: -
Kasus 4
B. Nilai pengobatan yang diterima pasien
• Penggunaan antibiotik cefixime sebaiknya dihentikan karena pasien
mengalami diare akut dengan gejala demam dan tanpa adanya lendir
dan darah pada fases pasien, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak
adan parasit pada fases pasien sehingga pengobatan yang seharusnya
diterima oleh pasien adalah terapi simptomatik tanpa antibiotik. Selain
itu penggunaan antibiotik juga dapat mengganggu flora usus.
Kasus 4
C. Penyampaian informasi obat dan terapi non farmakologi
• Paracetamol: Obat paracetamol dikonsumsi 3 kali sehari sebanyak 1 sendok teh dan kocok botol obat
sebelum dikonsumsi. Sebaiknya paracetamol dikonsumsi setelah makan.
• Zinc: Diminum 1 kali sehari sebanyak 1 sendokteh.dan kocok botol obat sebelum dikonsumsi. Zinc harus
diminum secara teratur dan tetap konsumsi obat ini selama 10-14 hari walaupun gejala yang dirasakan
sudah membaik. Sebaikknya dikonsumsi sekitar 1-2 jam setelah makan.
• Lacto-B: Diminum 1 kali sehari sebanyak 1 sachet, dapat dikonsumsi secara langsung atau diberi air
ataupun makanan.
Terapi non-farmakologi
• Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan adalah pola hidup bersih dan sehat dengan memastikan
kebersihan pasien seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan tetap mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang serta minum air putih yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai