Anda di halaman 1dari 16

SCREANING RESEP RAWAT INAP

OLEH
KELOMPOK 4

KRESTO RATIMBA
AMIRAH ALAMRY
CHRISTINE NATALIA K.
KAHFI
JEMMY ALDONI
HIZKIA AXEL
HATMANTI RANUM
NI MADE SURIANTINI
APA ITU DISPEPSIA?

DISPEPSIA adalah nyeri atau rasa


tidak nyaman
pada perut bagian atas atau dada,
yang sering
dirasakan sebagai adanya gas,
perasaan penuh
atau rasa sakit atau rasa terbakar
di perut.
Gejala Klinis
 Nyeri perut
 Rasa perih di ulu hati

 Mual, kadang-kadang sampai muntah

 Nafsu makan berkurang

 Rasa lekas kenyang

 Perut kembung

 Rasa panas di dada dan perut

 Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)


Pengobatan
1. Penatalaksanaan non
Farmakologis
a. Menghindari makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung
b. Menghindari faktor resiko seperti
alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan
yang berlebihan, nikotin rokok dan stres.
c. Atur pola makan.

NEXT.......
2. Penatalaksanaan
Farmakologis
Obat-obat yang digunakan untuk kondisi Dispepsia antara
lain:
a. Antasid ( menetralkan asam lambung), contohnya : Al,
Mg, Ca, OH, Almagate, Hidrotalcite. untuk pengobatan
gastritis.
b. Golongan Antikolinergik ( menghambat pengeluaran
asam lambung ), contohnya : pirenzepin ( Gastrozepin)
Baik diminum ½ jam sebelum makan dosis 50 mg 3 kali
sehari, alkohol dan cafein dapat mengurangi kerja
piranzepin, pemakain bersama reseptor H2 menimbulkan
pengurangan sekresi asam lambung, hal ini sangat
berguna untuk pasien yang menderita sindrome zollinger-
ellison (peningkatan kadar hormon gastrin yang
diproduksi sehingga merangsang lambung untuk
menghasilkan Hcl yang berlebihan).
NEXT.........
c. Golongan obat antagonis reseptor H2.
contohnya : Ranitidin. Baik diminum 2
jam sesudah makan dosis 2 kali sehari.
d. Golongan penghambat pompa
proton( proton pump inhibitor).
Contohnya : omeprazole,
esomeprazole, pantoprazole,
lansoprazole.
KAJIAN RESEP
1. RAWAT INAP
Diagnosa : Dispesia
UPF/Polik : rajawali bawa Palu, 15 Nov
Dokter : X 2014

R/ Tab cefadroxil 500 mg No VI


S 2 dd tab I
R/ Tab Ranitidine No VI
S 2 dd tab I
R/ Syr Sulcralfat No I
S 3 dd C I
R/ Tab Sotasic No IX
S 3 dd Tab I

Nama : Tn. Alwi


Umur : 64
 Indikasi tepat dosis tepat
 Terdapat interaksi antara sulcrafat
dengan ranitidin, sucralfat dapat
menurunkan bioavailabilitas ranitidin
untuk itu diberikan selang waktu
Persyaratan Administrasi

NAMA UMUR JENIS BERAT TINGGI


KELAMI BADAN BADAN
N
√ √ √ X X

NAMA NOMOR ALAMA PARAF TANGG RUANG


DOKTE IZIN T DOKTE AL AN/UNI
R R RESEP T ASAL
RESEP
√ X X √ √ √
Persyaratan Farmasetik

NAMA BENTUK DOSIS DAN STABILI ATURAN


OBAT DAN JUMLAH TAS PENGGUNAAN
KEKUATAN OBAT OBAT
SEDIAAN
√ √ √ X √
Persyaratan Klinis
 Ranitidin Tab 
Indikasi :
Pengobatan jangka pendek tukak duodenum aktif, tukak lambung, mengurangi gejala refluks
esofagitis. Terapi pemelirahan setelah penyembuhan tukak duodenum dan lambung sindroma.
Kontra Indikasi :
Hipersensitif
Interaksi Obat :
Ranitidin tidak menghambat kerja dari sitokrom P450 dalam hati. Pemberian bersama warfarin
dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protombin.
Farmakokinetik :Bioavailabilitas ranitidine yang diberikan secara oral sekitar 50% dan
meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7 -3 jam pada orang dewasa,
dan memanjang pada orang tua dan pasien gagal ginjal. Pada pasien penyakit hati masa paruh
ranitidine juga memanjang meskipun tidak sebesar pada ginjal.Pada ginjal normal, volume
distribusi 1,7 L/kg sedangkan klirens kreatinin 25-35 ml/menit. Kadar puncak plasma dicapai
dalam 1-3 jam setelah penggunaan ranitidine 150 mg secara oral, dan terikat protein plasma
hanya 15 %. Ranitidine mengalami metabolism lintas pertama di hati dalam jumlah yang cukup
besar setelah pemberian oral. Ranitidine dan matabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal,
sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari ranitidine yang diberikan IV dan 30 % yang diberikan
secara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal.
Interaksi Makanan :
Makanan dan Antasida. Konsumsi bersama makanan atau antasida dengan ranitidin dapat
menyebabkan penurunan absorpsi ranitidin hingga 33% dan konsentrasi puncak dalam serum
menurun hingga 613-432 ng/mL.
 Cefadroxil
Indikasi :
Infeksi nafas, kulit, jaringan lunak , saluran cerna, saluran kemih dan
infeksi yang lain yang berkaitan dengan organism yang berkaitan .
Kontra indikasi :
Hipersensitif
Efek samping :
gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare dan
gejala kolitis pseudomembran.
Farmakokinetik :
Absorbsi di oral cepat dan diabsorbsi dengan baik oleh tractus GI.
Distribusi Vd 0,31 L/kg, melewati plasenta dan terkandung di ASI.
Binding protein 20%. Waktu paruh 1-2 jam, 20-24 jam di ginjal.
Waktu untuk mencapai puncak serum selama 70-90 menit. Eliminasi
lebih dari 90% dosis di ekskresi lewat urin selama 8 jam.
 Sotalic (Metoklopramid)
INDIKASI :
Diabetik gastroparesis Metoklopramid diindikasikan untuk meredakan
gejala diabetik gastroparesis akut dan yang kambuh kembali. Mual dan
muntah Metoklopramid digunakan untuk menanggulangi mual dan
muntah karena obat-obatan sesudah operasi. Esofagitis refluks
Metoklopramid digunakan pada pengobatan jangka pendek gejala rasa
terbakar yang berhubungan dengan esofagitis refluks.
Kontra Indikasi :
- Penderita yang hipersensitif atau tidak tahan terhadap Metoklopramid
- Metoklopramid tidak boleh digunakan pada penderita epilepsi atau
penderita yang memakai obat lain yang serupa karena dapat
menyebabkan gangguan ekstrapiramidal
- Adanya pendarahan obstrubsi atau perforasi pada saluran cerna
- Penderita dengan Pheochhromocytoma
EFEK SAMPING
Mengantuk, lemah, lelah, gelisah, ko’nstipasi, diare, urtikaria, mulut kering, glossal atau
periorbital udem, methaemogglobinaemia, gejala ekstrapiramidal seperti gejala parkinson,
diskinesia tardive, terutama npada usia lanjut dan anak-anak.
INTERAKSI OBAT
Bersifat antagonis terhadap kerja obat-obat golongan antikolinergik dan analgetik narkotik.
- Menambah efek sedasi bila diberikan bersama-sama dengan alkohol, sedatif, hipnotik, narkotik
atau trankuilizers.
- Meningkatkan absorbsi dari parasetamol, tetrasiklin, levodapa, etanol, siklosporin dan dapat
menurunkan absorbsi dari digoxin.
Penderita yang mendapat pengobatan MAO inhibitor.
FARMAKOLOGI
Metoklopramid HCl digunakan pada gangguan fungsi alat-alat pencernaan.
Metoklopramid meningkatkan motilitas lambung, merelaksasi sfingter pilorus dan bulbus
duodenum serta meningkatkan peristaltikduedenum dan jejunum sehingga mempercepat
pengosongan lambung.
Metoklopramid juga memiliki daya antiemitik. Metoklopramid merangsang motilitas saluran
pencernaan bagian atas tanpa merangsang sekresi lambung, empedu dan pankreas.
Dengan demikian Metroklopramid HCl berguna untuk pemakaian pada beberapa manifestasi
patologis dari alat-alat pencernaan baik fungsional maupun pada ulkus gastroduodenal,
pembedahan, anestesia, intoksikasi eksogen maupun endogen.
 Syr Sulcrafat
Indikasi :
Pengobatan jangka pendek pada duodenal ulcer
Kontraindikasi : Tidak diketahui kontraindikasi penggunaan
sulkrafat
Efek Samping :
Konstipasi, mulut kering, diare, mual,muntah, tidak nyaman
diperut, flatulent, pruritus, rash, mengantuk, pening, nyeri pada
bagian belakang dan sakit kepala
Interaksi Obat :
Inpepsa dapat mengurangi absorpsi obat-obatan : simetidin,
Ranitidin, ciprofloxacin, digoxin, ketokonazol, norfloxacin, fenitoin,
tetracylin dan teofilin. Sebaiknya diberikan selang waktu 2 jam.
Perhatian : Sirup Sulcrafat dapat menurunkan absorpsi
ranitidin. Sebaiknya diberikan selang waktu 2 jam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai