ASPEK FARMAKODINAMIKA :
a) Indikasi : mengobati diare, mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan feses
yang cair, dan meredakan rasa mulas akibat diare.
b) Mekanisme Aksi : memperlambat kerja usus besar. Usus besar akan semakin banyak
menyerap air dan feses yang tadinya cair pun akan berubah menjadi lebih padat. Efek
sakit perut yang biasa dirasakan saat diare juga bisa berkurang dengan konsumsi obat
ini.
c) Efek Samping Obat : Efek samping diapet dapat berupa pusing serta gejala
gastrointestinal seperti nyeri perut, kembung, konstipasi, serta gejala hipersensitivitas
seperti ruam dan bengkak.
d) Kontraindikasi : Hipersentivitas atau alergi terhadap terhadap salah satu bahan aktif
obat ini.
e) Interaksi Obat : Belum ada laporan klinis bermakna yang tersedia hingga saat ini
mengenai interaksi obat yang dapat terjadi apabila ada obat lain yang dikonsumsi
bersamaan dengan diapet. Disarankan untuk konsultasi kepada dokter apabila ada
obat lain yang dikonsumsi bersamaan dengan diapet agar dapat diawasi
penggunaannya.
f) Keamanan pada ibu hamil : Menurut FDA, Diapet masuk dalam kategori C. Artinya,
studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
akan tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pada penanganan
gastroenteritis dengan gejala diare, obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
c) Efek samping :
1. Sakit perut yang parah, diare yang berair atau berdarah;
2. nyeri baru atau tidak biasa di pergelangan tangan, punggung, pinggul, atau
paha;
3. Kejang (kejang);
4. masalah ginjal – demam, mual, sedikit atau tidak buang air kecil, darah dalam
urin, pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat;
Magnesium rendah – pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, tremor (gemetar)
atau gerakan otot menyentak, merasa gelisah, kram otot, kejang otot di tangan dan
kaki, batuk atau perasaan tersedak; atau gejala lupus yang baru atau memburuk –
nyeri sendi, dan ruam kulit di pipi atau lengan Anda yang memburuk di bawah sinar
matahari. Mengambil lansoprazole dalam jangka panjang dapat menyebabkan Anda
mengembangkan pertumbuhan perut yang disebut polip kelenjar fundus. Bicarakan
dengan dokter Anda tentang risiko ini.Jika Anda menggunakan lansoprazole selama
lebih dari 3 tahun, Anda dapat mengalami kekurangan vitamin B-12. Bicaralah
dengan dokter Anda tentang cara mengelola kondisi ini jika Anda
mengembangkannya.
Efek samping umum lansoprazole mungkin termasuk :
1.mual, sakit perut;
diare, sembelit; atau
Sakit kepala.
e) Interaksi Obat :
1. Lansoprazole dimetabolisme di hati, oleh sebab itu ada kemungkinan interaksi
dengan obat-obat yang dimetabolisme di hati.
2. Terutama harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat-obat
kontrasepsi oral dan preparat seperti phenytoin, theophylline, dan warfarin.
3. Antasida dan sucralfate akan mengurangi bioavailabilitylansoprazole dan
jangan diberikan antara satu jam setelah makan lansoprazole.
c) Efek Samping Obat : Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda
reaksi alergi terhadap Imodium AD ( gatal -gatal , sulit bernapas, bengkak di wajah
atau tenggorokan) atau reaksi kulit yang parah (demam, sakit tenggorokan , terbakar
di mata, nyeri kulit, merah atau ungu ruam kulit yang menyebar dan menyebabkan
melepuh dan mengelupas).
Berhenti minum obat ini dan segera hubungi dokter jika Anda memiliki:
- diare yang berair atau berdarah;
-sakit perut atau kembung;
-diare yang sedang berlangsung atau memburuk; atau
-detak jantung cepat atau berdebar, berdebar di dada, sesak napas, dan pusing tiba-tiba
(seperti Anda akan pingsan).
Efek samping umum Imodium AD mungkin termasuk:
-sembelit ;
-pusing, mengantuk;
-mual ; atau
-keram perut.
f) Keamanan pada ibu hamil : Menurut FDA, loperamide masuk dalam kategori C.
Artinya, studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, akan tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pada penanganan
gastroenteritis dengan gejala diare, obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
a) Indikasi : Obat ini digunakan untuk tukak lambung dan tukak duodenum,
refluksesofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum
karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam
lambung
d) Kontraindikasi :
Hipersensitivitas kandungan obat. Riwayat porifiria akut. Gangguan fungsi paru-paru.
Gangguan irama jantung.
a) Indikasi : Dramamine digunakan untuk mengobati atau mencegah mual , muntah , dan
pusing yang berhubungan dengan mabuk perjalanan . Dramamine juga dapat
digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam panduan pengobatan ini.
c) Efek Samping Obat : Efek samping seperti mulut kering, sembelit , dan kebingungan
lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Efek samping umum dari Dramamine mungkin termasuk:
-kantuk;
-mulut kering, hidung, atau tenggorokan;
-sembelit;
-penglihatan kabur; atau
-merasa gelisah atau bersemangat (terutama pada anak-anak).
a) Indikasi :Obbat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah dan gangguan
pengosongan lambung yang ditandai dengan rasa begah dan penuh pada perut.
c) Efek Samping Obat : Sakit kepala, ruam kulit, rasa haus, mulut kering, diare, reaksi
ektrapiramidal, diskinesiatardif, rasa cemas, distonik parkinson, peningkatan prolaktin
serum, tegang, gatal
f) Keamanan pada ibu hamil : Kategori C (FDA) : studi pada binatang percobaan
memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.
a) Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengatasi susah buang air besar/BAB (sembelit),
khususnya diberikan pada penderita yang harus tinggal di tempat tidur, orang dewasa,
lansia, anak-anak dan wanita hamil
b) Mekanisme Aksi :Microlax bekerja dengan cara melunakkan tinja, dan melumasi
bagian bawah rektum agar tinja lebih mudah dikeluarkan.
c) Efek Samping Obat : Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan
sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan
berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin
terjadi dalam penggunaan obat adalah: Menyebabkan diare dan kekurangan cairan
d) Kontraindikasi : Obat ini jangan digunakan pada penderita penyakit wasir akut dan
penderita radang usus besar
e) Interaksi Obat : Salah satu kandungan Microlax, yaitu sorbitol, dapat menimbulkan
efek interaksi obat berupa kerusakan jaringan usus jika digunakan dengan
calciumpolystyrenesulfonate atau sodium polystyrenesulfonate.
f) Keamanan pada ibu hamil : Kategori B (FDA): Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.
a) Indikasi : Mengobati
1. Ulkus duodenum dan ulkus lambung
2. Ulkus atau erosi pada lambung dan duodenum yang disebabkan oleh AINS
3. Eradikasi Helicobacterpylori pada penyakit ulkus peptik
4. Esofagitisrefluks
5. Sindrom Zollinger – Ellison
d) Kontraindikasi Omeprazole :
Omeprazole adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap omeprazole dan
obat golongan penghambat pompa proton lain. Peringatan pada pemberian
omeprazole adalah risiko infeksi Clostridiumdifficile dan kanker lambung pada
penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi. Omeprazoledikontraindikasikan pada
pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap omeprazole ataupun obat
penghambat pompa proton lainnya. Omeprazole juga dikontraindikasikan pada pasien
yang mengonsumsi nelfinavir karena dapat terjadi penurunan konsentrasi obat
nelfinavir
a) Indikasi : Zinc dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada kasus diare, sehingga
membantu menurunkan episode diare, memperbaiki pervalensi dan resiko diare
berkepanjangan serta menunjukkan penurunan insiden diare persisten.
a) Indikasi : Mengobati sakit maag, rasa panas atau terbakar pada uluhati atau
kerongkongan, Pirosis, Gastritis, Perut kembung.
c) Efek Samping Obat : Sembelit, diare, mual, muntah dan deplesi fosfat
f) Keamanan pada ibu hamil : Di Indonesia, antasida yang tersedia hanyalah yang
mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Pada ibu hamil,
penggunaan antasida jenis ini belum dikategorikan oleh Food
andDrugsAdministration (FDA). Penggunaan antasida yang mengandung aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida pada ibu hamil untuk meringankan gejala
heartburn seperti pada penyakit gastroesophagealrefluxdisease (GERD) boleh bila
manfaatnya lebih besar dari risiko yang mungkin muncul. Beberapa ahli juga
mengatakan bahwa antasida jenis ini tidak dikonsumsi selama trimester pertama
kehamilan atau pada ibu yang merencanakan kehamilan.