Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FARMAKOLOGI – PRAKTIKUM PERTEMUAN 4

Nama Kelompok “Obat Pencernaan” :


1. Helen Giska Febria (2214401057)
2. Lili Rahmadani (2214401064)
3. MardioSutawijaya (2214401067)
4. MeirosaAdela (2214401069)
5. Vira Santi (2214401089)
6. Anisa Meirianti (2214401097)

ASPEK FARMAKODINAMIKA :

1. Nama Obat : Diapet

a) Indikasi : mengobati diare, mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan feses
yang cair, dan meredakan rasa mulas akibat diare.

b) Mekanisme Aksi : memperlambat kerja usus besar. Usus besar akan semakin banyak
menyerap air dan feses yang tadinya cair pun akan berubah menjadi lebih padat. Efek
sakit perut yang biasa dirasakan saat diare juga bisa berkurang dengan konsumsi obat
ini.

c) Efek Samping Obat : Efek samping diapet dapat berupa pusing serta gejala
gastrointestinal seperti nyeri perut, kembung, konstipasi, serta gejala hipersensitivitas
seperti ruam dan bengkak.

d) Kontraindikasi : Hipersentivitas atau alergi terhadap terhadap salah satu bahan aktif
obat ini.
e) Interaksi Obat : Belum ada laporan klinis bermakna yang tersedia hingga saat ini
mengenai interaksi obat yang dapat terjadi apabila ada obat lain yang dikonsumsi
bersamaan dengan diapet. Disarankan untuk konsultasi kepada dokter apabila ada
obat lain yang dikonsumsi bersamaan dengan diapet agar dapat diawasi
penggunaannya.
f) Keamanan pada ibu hamil : Menurut FDA, Diapet masuk dalam kategori C. Artinya,
studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
akan tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pada penanganan
gastroenteritis dengan gejala diare, obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

2. Nama obat : Lansoprazole

a) Indikasi : Di AS, Lansoprazole (lansoprazolesistemik) adalah anggota golongan obat


inhibitor pompa proton dan digunakan untuk mengobati Pneumonia Aspirasi,
Esofagus Barrett, Ulkus Duodenum, Profilaksis Ulkus Duodenum, EsofagitisErosive,
Gastritis/Duodenitis, GERD, Infeksi HelicobacterPylori, Hiatal Hernia,
LaryngopharyngealReflux , MultipleEndocrineAdenomas, Ulkus Lambung yang
Diinduksi NSAID, Profilaksis Ulkus yang Diinduksi NSAID, Ulkus Perut,
MastositosisSistemik dan Sindrom Zollinger-Ellison.

b) Mekanisme obat : Penghambat sekresi asam lambung yang efektif. Lansoprazole


secara spesifik menghambat (H+/K+) ATPase (pompa proton) dari sel parietal di
mukosa lambung.

c) Efek samping :
1. Sakit perut yang parah, diare yang berair atau berdarah;
2. nyeri baru atau tidak biasa di pergelangan tangan, punggung, pinggul, atau
paha;
3. Kejang (kejang);
4. masalah ginjal – demam, mual, sedikit atau tidak buang air kecil, darah dalam
urin, pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat;
Magnesium rendah – pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, tremor (gemetar)
atau gerakan otot menyentak, merasa gelisah, kram otot, kejang otot di tangan dan
kaki, batuk atau perasaan tersedak; atau gejala lupus yang baru atau memburuk –
nyeri sendi, dan ruam kulit di pipi atau lengan Anda yang memburuk di bawah sinar
matahari. Mengambil lansoprazole dalam jangka panjang dapat menyebabkan Anda
mengembangkan pertumbuhan perut yang disebut polip kelenjar fundus. Bicarakan
dengan dokter Anda tentang risiko ini.Jika Anda menggunakan lansoprazole selama
lebih dari 3 tahun, Anda dapat mengalami kekurangan vitamin B-12. Bicaralah
dengan dokter Anda tentang cara mengelola kondisi ini jika Anda
mengembangkannya.
Efek samping umum lansoprazole mungkin termasuk :
1.mual, sakit perut;
diare, sembelit; atau
Sakit kepala.

d) Kontraindikasi : Penderita hipersensitif terhadap Lansoprazole dan komponen obat ini

e) Interaksi Obat :
1. Lansoprazole dimetabolisme di hati, oleh sebab itu ada kemungkinan interaksi
dengan obat-obat yang dimetabolisme di hati.
2. Terutama harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat-obat
kontrasepsi oral dan preparat seperti phenytoin, theophylline, dan warfarin.
3. Antasida dan sucralfate akan mengurangi bioavailabilitylansoprazole dan
jangan diberikan antara satu jam setelah makan lansoprazole.

f) Keamanan pada ibu hamil :


Peringatan Kehamilan Lansoprazole (keamanan pada ibu hamil)
Model hewan telah mengungkapkan bukti kematian janin dan berat janin yang lebih
rendah terkait dengan dosis tinggi; Namun, penelitian ini gagal mengungkap bukti
teratogenik. Tidak ada data terkontrol pada kehamilan manusia.
AU TGA kehamilan kategori B3: Obat-obatan yang telah dikonsumsi oleh wanita
hamil dan wanita usia subur dalam jumlah terbatas, tanpa peningkatan frekuensi
malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin
manusia yang telah diamati. Studi pada hewan telah menunjukkan bukti terjadinya
peningkatan kerusakan janin, yang signifikansinya dianggap tidak pasti pada manusia.
Kategori kehamilan FDA AS Tidak Ditetapkan: FDA AS telah mengubah aturan
pelabelan kehamilan untuk produk obat resep agar mewajibkan pelabelan yang
menyertakan ringkasan risiko, pembahasan data yang mendukung ringkasan tersebut,
dan informasi yang relevan untuk membantu penyedia layanan kesehatan membuat
keputusan peresepan dan menasihati wanita tentang penggunaan obat-obatan selama
kehamilan. Kategori kehamilan A, B, C, D, dan X sedang dihapus. Penggunaan tidak
dianjurkan kecuali benar-benar dibutuhkan. Kategori kehamilan AU TGA: B3
Kategori kehamilan FDA AS: Tidak ditetapkan.

3. Nama Obat : Imodium Loperamide

a) Indikasi : Imodium AD digunakan untuk mengobati diare. Imodium AD juga


digunakan untuk mengurangi jumlah feses pada orang yang menjalani ileostomi
(pengaturan ulang usus melalui lubang bedah di perut).

b) Mekanisme Aksi : Imodium AD (loperamide) memperlambat ritme pencernaan


sehingga usus kecil memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap cairan dan nutrisi
dari makanan yang Anda makan.

c) Efek Samping Obat : Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda
reaksi alergi terhadap Imodium AD ( gatal -gatal , sulit bernapas, bengkak di wajah
atau tenggorokan) atau reaksi kulit yang parah (demam, sakit tenggorokan , terbakar
di mata, nyeri kulit, merah atau ungu ruam kulit yang menyebar dan menyebabkan
melepuh dan mengelupas).
Berhenti minum obat ini dan segera hubungi dokter jika Anda memiliki:
- diare yang berair atau berdarah;
-sakit perut atau kembung;
-diare yang sedang berlangsung atau memburuk; atau
-detak jantung cepat atau berdebar, berdebar di dada, sesak napas, dan pusing tiba-tiba
(seperti Anda akan pingsan).
Efek samping umum Imodium AD mungkin termasuk:
-sembelit ;
-pusing, mengantuk;
-mual ; atau
-keram perut.

d) Kontraindikasi : Hipersensitivitas. Nyeri perut tanpa diare. Konstipasi. Menghambat


peristaltik, gangguan fungsi hati. Anak < 12 tahun.
e) Interaksi Obat : Loperamide dilaporkan pernah meyebabkan efek samping fatal
berupa reaksi anafilaksis dan ventrikluar takikardia. Loperamide dilaporkan
berinteraksi dengn quinidin dan ritonavir

f) Keamanan pada ibu hamil : Menurut FDA, loperamide masuk dalam kategori C.
Artinya, studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, akan tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pada penanganan
gastroenteritis dengan gejala diare, obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

4. Nama Obat : Ranitidine

a) Indikasi : Obat ini digunakan untuk tukak lambung dan tukak duodenum,
refluksesofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum
karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam
lambung

b) Mekanisme Aksi : Ranitidin menghambat sekresi asam lambung dengan 2


mekanisme,” Mekanisme pertama, ranitidin menduduki reseptor H2 yang berfungsi
menstimulasi sekresi asam lambung sehingga histamin yang diproduksi oleh sel ECL
gaster dapat dihambat.

c) Efek Samping Obat :


• Sakit kepala.
• Sembelit.
• Diare.
• Mual.
• Muntah.
• Sakit perut

d) Kontraindikasi :
Hipersensitivitas kandungan obat. Riwayat porifiria akut. Gangguan fungsi paru-paru.
Gangguan irama jantung.

e) Interaksi Obat : Ranitidin dapat berinteraksi dengan warfarin, procainamide,


triazolam, midazolam, dan sukralfat. Ranitidin dapat meningkatkan serum konsentrasi
antikoagulankoumarin, seperti warfarin, dan menyebabkan abnormalitas waktu
protrombin. Ranitidin dapat mengurangi ekskresi dan meningkatkan kadar plasma
procainamide.

f) Keamanan pada ibu hamil :


FDA memasukkan ranitidin dalam Kategori B. Artinya, studi pada binatang
percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil

5. Nama Obat : Dramamine

a) Indikasi : Dramamine digunakan untuk mengobati atau mencegah mual , muntah , dan
pusing yang berhubungan dengan mabuk perjalanan . Dramamine juga dapat
digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam panduan pengobatan ini.

b) Mekanisme Aksi : Mengurangi efek histamin kimia alami dalam tubuh.

c) Efek Samping Obat : Efek samping seperti mulut kering, sembelit , dan kebingungan
lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Efek samping umum dari Dramamine mungkin termasuk:
-kantuk;
-mulut kering, hidung, atau tenggorokan;
-sembelit;
-penglihatan kabur; atau
-merasa gelisah atau bersemangat (terutama pada anak-anak).

d) Kontraindikasi : Hipersensitifitas pada komponen dalam produk, Diabetes melitus tipe


1, Gagal jantung berat, Riwayat kanker kandung kemih.
e) Interaksi Obat : Dramamine dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut bila diberikan
secara bersamaan: Antibiotik. Depresan sistem sarap pusat lainnya. Golongan obat
MAOI dan agen antimuskarinik lainnya (misalnya atropin, TCA)

f) Keamanan pada ibu hamil : Menurut US Food andDrugAdministration,


dimenhydrinate tergolong dalam kategori B obat-obatan saat hamil. Ini artinya, obat
ini masih termasuk aman untuk mengatasi mabuk darat untuk ibu hamil, selama
dikonsumsi dalam dosis yang wajar.

6. Nama Obat : Vometa Flash

a) Indikasi :Obbat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah dan gangguan
pengosongan lambung yang ditandai dengan rasa begah dan penuh pada perut.

b) Mekanisme Aksi : Meningkatkan kontraksi antrum dan duodenum, sehingga


meningktkan pengosongan lambung. Obat ini sangat sedikit melewati sawar darah
otak, sehingga munculnya resiko gejala extra piramidal lebih rendah dibandingkan
metoclopramid.

c) Efek Samping Obat : Sakit kepala, ruam kulit, rasa haus, mulut kering, diare, reaksi
ektrapiramidal, diskinesiatardif, rasa cemas, distonik parkinson, peningkatan prolaktin
serum, tegang, gatal

d) Kontraindikasi : Tumor hipofisis pelepas prolaktin (prolaktinoma), perpanjangan


interval QTc yang ada, gangguan elektrolit yang signifikan (misalnya hipokalemia,
hipomagnesemia, hiperkalemia), penyakit jantung yang mendasari (misalnya CHF),
perdarahan gastrointestinal, obstruksi mekanis atau perforasi. Gangguan hati sedang
sampai berat. Penggunaan bersamaan dengan obat pemanjang QT, dan inhibitor
CYP3A4 yang poten, mis. Ketoconazole, makrolida (misalnya eritromisin), inhibitor
protease, atau nefazodone.

e) Interaksi Obat : Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromocriptine.


Pemberian obat anti kolinergikmuskarinik dan analgelik opioid secara bersamaan
dapat mengantagonisir efek Domperidone. Pemberian antasida secara bersamaan
dapat menurunkan bioavailabilitasDomperidone.
Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1½ jam
setelah makan.

f) Keamanan pada ibu hamil : Kategori C (FDA) : studi pada binatang percobaan
memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.

7. Nama Obat : Microlax

a) Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengatasi susah buang air besar/BAB (sembelit),
khususnya diberikan pada penderita yang harus tinggal di tempat tidur, orang dewasa,
lansia, anak-anak dan wanita hamil

b) Mekanisme Aksi :Microlax bekerja dengan cara melunakkan tinja, dan melumasi
bagian bawah rektum agar tinja lebih mudah dikeluarkan.

c) Efek Samping Obat : Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan
sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan
berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin
terjadi dalam penggunaan obat adalah: Menyebabkan diare dan kekurangan cairan

d) Kontraindikasi : Obat ini jangan digunakan pada penderita penyakit wasir akut dan
penderita radang usus besar

e) Interaksi Obat : Salah satu kandungan Microlax, yaitu sorbitol, dapat menimbulkan
efek interaksi obat berupa kerusakan jaringan usus jika digunakan dengan
calciumpolystyrenesulfonate atau sodium polystyrenesulfonate.
f) Keamanan pada ibu hamil : Kategori B (FDA): Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.

8. Nama obat : Omeprazole

a) Indikasi : Mengobati
1. Ulkus duodenum dan ulkus lambung
2. Ulkus atau erosi pada lambung dan duodenum yang disebabkan oleh AINS
3. Eradikasi Helicobacterpylori pada penyakit ulkus peptik
4. Esofagitisrefluks
5. Sindrom Zollinger – Ellison

b) Mekanisme Aksi Omeprazole:


Farmakodinamikomeprazole merupakan penghambat pompa proton yang bekerja
menghambat produksi asam lambung pada tahap akhir, yaitu menghambat pompa
ATP H+/K+ sel parietal yang mensekresi asam. Omeprazole memerlukan hidrogen
iron yang terkonsentrasi tinggi untuk dapat diaktivasi sebelum berikatan dengan
pompa proton

c) Efek samping Omeprazole :


Umumnya ringan dan dapat ditoleransi dengan baik, seperti diare, mual, pusing, dan
sakit kepala. Interaksi obat yang perlu diwaspadai adalah interaksi dengan
penghambat atau penginduksi enzim CYP2C19. Efek samping yang paling sering
terjadi akibat penggunaan omeprazole dengan frekuensi antara 1-10% adalah sakit
kepala, konstipasi, diare, nyeri perut, kembung, infeksi saluran pernapasan, dan ruam
makulopapular.

d) Kontraindikasi Omeprazole :
Omeprazole adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap omeprazole dan
obat golongan penghambat pompa proton lain. Peringatan pada pemberian
omeprazole adalah risiko infeksi Clostridiumdifficile dan kanker lambung pada
penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi. Omeprazoledikontraindikasikan pada
pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap omeprazole ataupun obat
penghambat pompa proton lainnya. Omeprazole juga dikontraindikasikan pada pasien
yang mengonsumsi nelfinavir karena dapat terjadi penurunan konsentrasi obat
nelfinavir

e) Interaksi Obat Omeprazole :


Peningkatan risiko terjadinya hipomagnesemia jika digunakan dengan obat
diuretik,seperti indapamide, furosemide, atau amiloride. Peningkatan kadar tacrolimus
atau methotrexate sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping

f) Keamanan pada Kehamilan :


FDA memasukkan omeprazole dalam Kategori C. Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat
yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

9. Nama Obat : Zinc Sulfate Monohydrate

a) Indikasi : Zinc dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada kasus diare, sehingga
membantu menurunkan episode diare, memperbaiki pervalensi dan resiko diare
berkepanjangan serta menunjukkan penurunan insiden diare persisten.

b) Mekanisme Aksi : Zinc sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan


pemeliharaan tubuh. Zat ini dapat ditemukan dalam reaksi biologis tubuh seperti pada
fungsi imun, penyembuhan luka, pembekuan darah, fungsi tiroid dan masih banyak
lagi. Zinc juga memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan mata.
Defisiensi dapat menyebabkan kemampuan penglihatan menurun atau bahkan
perubahan fisik retina pada kondisi defisiensi parah.Zinc juga diketahui memiliki
kemampuan melawan virus, seperti mengurangi gejala yang ditimbulkan rhinovirus
pada commoncold. Mineral ini juga dikaitkan dengan kemampuan melawan virus
herpes, meskipun peneliti belum dapat menjelaskan bagaimana cara kerjanya
c) Efek Samping Obat : Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan
sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan
berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin
terjadi dalam penggunaan obat adalah: Gangguan gastrointestinal: Sakit perut,
dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung, gastritis.

d) Kontraindikasi : Hindari penggunaan pada penderita dengan defisiensi Tembaga


(Copper)

e) Interaksi Obat : Farmakologi zinc sangat berhubungan dengan perannya dalam


pertumbuhan sel, metabolisme dan diferensiasi sel, serta pertahanan terhadap infeksi.
Absorpsi zinc di dalam saluran cerna paling efektif saat perut kosong, sedangkan
ekskresi utama terjadi di saluran cerna dan zinc akan dikeluarkan bersama feses.

f) Keamanan pada ibu hamil : Keamanan penggunaan suplementasi zinc dalam


kehamilan masuk dalam kategori C pada foodanddrugadministration (FDA) Amerika
Serikat, artinya studi reproduksi pada hewan menunjukkan efek buruk pada fetus,
namun belum ada cukup bukti ilmiah pada fetus manusia. Pemberian obat
memerlukan pertimbangan untung rugi bagi ibu dan janin.

10. Nama Obat : Polysilane

a) Indikasi : Mengobati sakit maag, rasa panas atau terbakar pada uluhati atau
kerongkongan, Pirosis, Gastritis, Perut kembung.

b) Mekanisme Aksi : menetralkan asam lambung sehingga bisa meredakan keluhan


akibat peningkatan asam lambung, seperti nyeri ulu hati atau mual.

c) Efek Samping Obat : Sembelit, diare, mual, muntah dan deplesi fosfat

d) Kontraindikasi : Hipersensitif dan penderita gangguan ginjal berat


e) Interaksi Obat : Berikut adalah interaksi jika digunakan bersamaan dengan obat-obat
lain : Penyerapan obat-obat seperti asam folat, zat besi, tetracycline, obat-obat
golongan H2-bloker, Warfarin, dan Quinidin terganggu jika digunakan bersamaan
dengan Polysilane tablet.

f) Keamanan pada ibu hamil : Di Indonesia, antasida yang tersedia hanyalah yang
mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Pada ibu hamil,
penggunaan antasida jenis ini belum dikategorikan oleh Food
andDrugsAdministration (FDA). Penggunaan antasida yang mengandung aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida pada ibu hamil untuk meringankan gejala
heartburn seperti pada penyakit gastroesophagealrefluxdisease (GERD) boleh bila
manfaatnya lebih besar dari risiko yang mungkin muncul. Beberapa ahli juga
mengatakan bahwa antasida jenis ini tidak dikonsumsi selama trimester pertama
kehamilan atau pada ibu yang merencanakan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai