Antagonis H2 secara selektif mehambat reseptor H2. Reseptor ini terdapat pada sel parietal dengan
menghambat reseptor ini akan mencegah gastrin, yang menyebabkan pelepasan histamin lokal dan
menstimulasi reseptor ini, menstimulasi produksi asam hidroklorida kerja obat ini juga mengurangi
produksi pepsin oleh chief cell (sel utama)
Efek merugikan
Efek merugikan yang paling sering dikaitkan dengan antagonis H2 adalah sebagai berikut:
Efek GI, yaitu diare atau konstipasi
Efek SPP, yaitu pusing, sakit kepala, somnolen, kebingungan, atau halusinasi
(diperkirakan terkait dengan kemungkinan efek resiptor H2 dalam SPP)
Aritmia jantung dan hipotensi (terkait dengan penghambatan resiptor H2 dijantung
lebih sering terlihat pada pemberian melalui intravena dan intramuscular atau pada
penggunaan yang lama) dan Ginekomostia dan impotensi.
Yang dapat merupakan kontraindikasi atau peringatan dalam penggunaan obat ini riwayat alergi
terhadap antagonis H2 apapun gangguan funsi ginjal atau hati, kehamilan atau laktasi, serta
deskripsi yang detail mengenai masalah GI, termasuk lamanya gangguan evaluasi medis. Lakukan
penapisan terhadap adanya lesi kulit, orientasi dan efek, nilai dasar denyut nadi dan tekanan darah,
pemeriksaan abdomen, serta uji fungsi hati dan ginjal.
Diagnosis Keperawatan
Pasien yang mendapatkan antagonis H2 mungkin memiliki diagnosis keperawatan berikut ini yang
berhubungan dengan terapi obat:
Nyeri akut yang berhubungan dengan efek obat pada SPP dan GI
Gangguan persepsi sensori (kinestetik, auditori) yang berhubungan dengan efek pada sistem
saraf pusat (SPP)
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan aritmia jantung
Kurang pengetahuan mengenai terapi obat
Implementasi
Beri obat oral bersama atau sebelum makan dan sebelum tidur (waktu pemberian yang pasti
bervariasi pada setiap produk), untuk memastikan kadar terapeutik ketika efek obat paling
dibutuhkan
Atur pengurangan dosis obat untuk keadaan disfungsi hati dan ginjal, untuk mencegah
toksisitas yang serius
Pantau pasien secara kontinu bila obat diberikan secara intravena, untuk memungkinkan
deteksi dini dari efek merugikan yang berpotensi, termasuk arutmia jantung
Kasi pasien secara seksama terhadap adanya interaksi obat-obat potensial apabila obat
diberikan dalam kombinasi dengan obat lain, karena adanya efek obat pada sistem enzim
hati
Lakukan tindakan yang memberi kenyamanan dan keamanan, termasuk pemberian
analgesik, kemudahan akses kekamar mandi, bantuan dalam melakukan ambulasi, dan
orientasi secara terhadap apabila terjadi efek GI atau SPP, untuk memastikan keamanan
pasien dan meningkatkan toleransi pasien terhadap obat dan efek obat
Aturlah pemeriksaan tindak lanjut yang teratur, untuk mengevaluasi efek obat dan masalah
yang mendasarinya
beri penyuluhan secara menyeluruh kepada pasin, tentang nama dan dosis obat, tindakan
untuk menghindari efek merugikan, tanda bahaya yang dapat mengindikasikan adanya
masalah
berikan dukungan dan semangat, untuk membantu pasien dalam menghadapi penyakit dan
menjalani program pengobtan
Evaluasi
pantau respon pasien terhadap obat (redanya gejala GI, ulkus sembuh, pencegahan
perkembangan ulkus lambung).
pantau adanya efek merugikan (pusing, kebingungan, halusinasi, perubahan GI, aritmia
jantung, hipotensi, ginekomastia).
Evaluasi keefektifan rencana penyuluhan (pasien dapat menyebutkan nama dan dosis obat,
efek merugikan yang perlu diperhatikan dan tindakan khusus untuk menghindari efek
merugikan)
Pantau keefektifan tindakan yang memberi rasa nyaman dan kepatuhan dalam menjalani
program pengobatan (lihat pedoman asuhan keperawatan antagonis histamin-2)