1. Tujuan Terapi
Terapi BPH dilakukan pada penghilangan manifestasi penyakit yang
mengganggu pasien dan mencegah terjadinya komplikasi serius (Wells et
al., 2015).
4. Mekanisme Kerja
Tamsulosin adalah penghambat adrenoseptor α-1 selektif. Ini memblokir
adrenoseptor α-1, yang melimpah di prostat, kapsul prostat, uretra prostat,
dan leher kandung kemih, menghasilkan relaksasi adrenoseptor ini di leher
kandung kemih dan prostat. Dengan demikian, ada peningkatan laju aliran
urin dan penurunan gejala hipertrofi prostat jinak (BPH).
Dutasteride menghambat 5 α-reduktase, enzim yang bertanggung jawab
untuk konversi testosteron menjadi 5α-dihidrotestosteron (DHT). DHT
tampaknya androgen utama yang bertanggung jawab untuk stimulasi
pertumbuhan prostat.
(BPOM RI, 2018)
5. PIO
a. Dosis
Satu kapsul (0,5 mg dutasterid/0,4 mg tamsulosin hidroklorida)
Sekali sehari diminum 30 menit setelah makan di waktu yang sama
setiap harinya
Kapsul ditelan langsung secara utuh, tidak boleh dikunyah atau dibuka
kapsulnya
b. Efek Samping
Umum: pusing, ejakulasi abnormal.
Tidak umum: palpitasi, konstipasi, diare, muntah, astenia, rinitis, ruam,
pruritus, urtikaria, hipotensi postural. Jarang:alopesia, hipertrikosis,
pingsan, angiodema. Sangat jarang: reaksi alergi, udem lokal, suasana
hati depresi, nyeri dan pembengkakan testikular, priapisme, sindroma
Stevens-Johnson
c. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, wanita, anak dan remaja, gangguan fungsi hati berat,
riwayat hipotensi ortostatik (BPOM, 2018).
d. Interaksi
- Tamsulosin : Penghambat kuat hingga sedang CYP3A4
(ketokonazol, eritromisin) dan penghambat kuat CYP2D6
(paroksetin): meningkatkan konsentrasi dustaterid dalam darah.
Penghambat adrenergik α-1, penghambat fosfodiesterase tipe 5, agen
anestesi: meningkatkan efek hipotensi. Simetidin: menurunkan
klirens dan meningkatkan kadar tamsulosin HCl (BPOM, 2018).
- Dutasterid : Indikasi hipersensitif terhadap penghambat 5-α
reduktase lain, gangguan hati berat, wanita, anak (BPOM, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Gravas, S., Bachmann, A., Descazeaud, A., et al. 2014. Guidelines on the
Management of Non-Neurogenic Male Lower Urinary Tract Symptoms
(LUTS) incl. Benign Prostatic Obstruction. European Association of
Urology.
Wuest, M., Kaden, S., Hakenberg, O. W., et al. 2005. Effect of Rilmakalim on
Detrusor Contraction in the Presence and Absence of Urothelium. Naunyn-
Schiedeberg’s Arch Pharmacol, 373(3):203-12.