Anda di halaman 1dari 10

PENGHAMBAT ALPHA BLOCKER

DI SUSUN OLEH :

1. GINA RATNASARI (153110052)


2. ELIYANTI (153110042)
3. DWI SURTIANINGSIH (153110037)
4. AFRA ARTIKA (153110005)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNUVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG
PENGHAMBAT ALPHA BLOCKER
Golongan Alpha – blocker bekerja dengan cara
menghambat kerja adrenalin pada otot- otot dinding
pembuluh darah
Adrenalin menyebabkan pembuluh darah menyempit
sehingga tekanan darah meningkat
Dengan penghambatan adrenalin menyebabkan pembuluh
darah melebar sehingga tekanan darah menurun
Biasanya pemberian Alpha-Blocker menimbulkan mulut
kering dan rasa pahit
Obat golongan ini antara lain : Dexazosin,Prazosin,
Terazosin
Dexazosin
Doxazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergic blockers. Doxazosin mengendurkan pembuluh vena dan arteri sehingga darah bisa
lebih mudah melewatinya. Obat ini juga mengendurkan otot di daerah prostat dan leher kandung kemih sehingga mempermudah buang air kecil.

Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), atau untuk meningkatkan proses buang air kecil pada penderita pelebaran prostat/BPH (benign
prostatic hyperplasia).

Dosis:
Dosis awal: 1 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
Boleh tingkatkan dosis dengan jarak 1-2 minggu sebesar 2 mg/hari melalui mulut (per oral) dan kemudian menjdi sebesar 4 mg melalui mulut (per
roal), 1 kali sehari.

Efek Samping:
Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan) yang mungkin
didahului oleh tachycardia.
Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS (kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI (mabuk); Efek CV
(palpitasi).
Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare, muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur,
vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil, incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan); Efek hepatik
(LFTs yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia, ruam kulit, impotensi, priapism).

Instruksi Khusus:
Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk menghindari hipotensi postural.
Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita obstruksi mekanikal.
Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).
Struktur Obat Dexazosin
Prazosin
 Prazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergic blockers. Prazosin bekerja dengan mengendurkan pembuluh darah
dan otot di sekitar uretra. Hal ini menurunkan tekanan darah dan meningkatkan gejala urinari yang dihubungkan dengan
pembesaran prostat (BPH).

Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau BPH (benign prostatic hyperplasia).

Dosis: Dosis awal:


 0.5 mg melalui mulut (per oral), 2-3 kali sehari
 Tingkatkan dosis secara bertahap setiap 3-7 hari hingga
 Dosis rumatan: 3-15 mg/hari melalui mulut (per oral), dengan dosis dibagi.
 Dosis maksimum: 20 mg/hari

Efek Samping:
 Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis pertama dan bisa menyebabkan syncope (penyingkatan ucapan)
yang mungkin didahului oleh tachycardia.
 Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi: Efek CNS (kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi); Efek GI
(mabuk); Efek CV (palpitasi).
 Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI (konstipasi, diare, muntah); mulut kering); Efek CNS (depresi,
kegelisahan, gangguan tidur, vertigo, halusinasi, paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil, incontinence); Efek
ophthalmic (pengaburan penglihatan); Efek hepatik (LFTs yang tidak normal, pankreatitis); Efek lainnya (arthralgia, ruam kulit,
impotensi, priapism).

Instruksi Khusus:
 Mulai pengobatan dengan dosis rendah, terutama pada malam hari untuk menghindari hipotensi postural.
 Tidak direkomendasikan untuk pengobatan gagal jantung pada penderita obstruksi mekanikal.
 Gunakan dengan hati-hati pada orang yang lebih tua, pada pasien gagal ginjal atau hati, atau pada pasien nyeri dada (angina).
Struktur Obat Prazosin
Terazosin
Terazosin hidroklorida adalah senyawa kristal putih, sangat larut dalam air dan garam isotonic
Terazosin hidroklorida merupakan senyawa penghambatadrenoreseptor selektif alfa-1, merupakan turunan quinazoline
Indikasi: 
 pengobatan simptomatik hiperplasia prostat jinak (efek jangka panjang terazosin HCl adalah pada pembedahan,
obstruksi urin akut atau komplikasi hiperplasia prostat lain); pengobatan hipertensi (secara tunggal atau dikombinasi
dengan antihipertensi lain seperti obat diuretik dan beta-bloker).
Peringatan: 
 kanker prostat; gejala hipotensi ortostatik, penurunan tekanan darah, pusing, hipotensi postural, sinkop dan vertigo;
hindari mengemudi dan mengoperasikan mesin berbahaya 12 jam setelah dosis awal, setelah peningkatan dosis dan
setelah penghentian terapi
Interaksi: 
 digunakan hati-hati dengan antihipertensi lain, khususnya antagonis kalsium, verapamil untuk mencegah
kemungkinan peningkatan hipotensi yang signifikan. Saat menggunakan tablet terazosin HCl dan antihipertensi lain
secara bersamaan, dosis harus dikurangi dan penentuan dosis perlu diulangi.
Efek Samping: 
 lihat keterangan di atas; peningkatan berat badan, paraesthesia, dispnea, thrombositopenia, kegugupan, penurunan
libido, nyeri punggung (back pain) nyeri pada anggota gerak. Dosis awal dapat menyebabkan collapse dikarenakan
efek hipotensif (karena itu harus diminum saat beristirahat di atas tempat tidur. Pasien harus diperingatkan untuk
berbaring jika gejala seperti pusing, kelelahan, atau berkeringat dan untuk tetap berbaring sampai gejala tersebut
mereda.
Dosis: 
Hiperplasia prostat jinak, awal: tidak boleh lebih dari 1 mg pada waktu istirahat. Pasien diawasi selama penggunaan
awal untuk meminimalisir risiko respon hipotensi berat. Dosis lanjutan: dosis ditingkatkan bertahap menjadi 2 mg, 5
mg atau 10 mg satu kali sehari untuk memperoleh perbaikan gejala dan/atau tingkat aliran. Umumnya dosis yang
diberikan untuk memperoleh respon klinik adalah 10 mg sekali sehari. Namun pengobatan dengan 10 mg selama
minimal 4-6 minggu dapat diberikan untuk memperoleh efek yang bermanfaat. Beberapa pasien tidak memperoleh
respon klinik meskipun telah dilakukan penetapan dosis. Beberapa pasien merespon dosis 20 mg perhari, namun
jumlah pasien tidak cukup untuk menggambarkan kepastian dosis ini. Diperlukan data pendukung untuk penggunaan
dosis yang lebih tinggi pada pasien yang tidak cukup kuat atau tidak merespon dosis 20 mg perhari. Jika terazosin HCl
dihentikan selama beberapa hari, pengobatan diulangi dengan regimen dosis awal.
Hipertensi, dosis terazosin HCl dan interval dosis (12 atau 24 jam) harus disesuaikan dengan respon tekanan darah
masing-masing pasien. Dosis awal: dosis awal tidak boleh lebih dari 1 mg pada waktu istirahat. Regimen dosis awal
dipertimbangkan dengan ketat untuk meminimalisir efek hipotensi yang berat. Dosis lanjutan: dosis ditingkatkan
perlahan untuk memperoleh respon tekanan darah yang diinginkan. Umumnya rentang dosis 1 mg hingga 5 mg
digunakan satu kali sehari, meskipun beberapa pasien mungkin mendapat manfaat dari dosis yang tinggi, 20 mg sehari.
Dosis di atas 20 mg tidak boleh diberikan untuk memperoleh efek tekanan darah dan dosis di atas 40 mg tidak pernah
dipelajari. Tekanan darah harus dimonitor pada akhir interval dosis untuk memastikan pengawasan dilakukan pada
interval dosis. Diperlukan pengukuran tekanan darah 2-3 jam setelah penggunaan untuk melihat jika respon maksimal
dan minimal sama, dan untuk mengevaluasi gejala seperti pusing atau palpitasi akibat respon hipotensi yang berlebihan.
Jika respon banyak berkurang pada 24 jam, peningkatan dosis atau penggunaan regimen dua kali sehari dapat diberikan.
Jika penggunaan terazosin dihentikan selama beberapa hari atau lebih lama, pengobatan diulangi dengan regimen dosis
awal. Pada uji klinik, kecuali untuk dosis awal, dosis diberikan pada pagi hari.
Struktur Obat Terazosin
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai