Anda di halaman 1dari 9

MP: Farmakologi

Kelas: XI-FARMASI
Tugas Kelompok

ADRENERGIK
&ADRENOLITIK
Presentased by kelompok 1:

1. Liananda Syatiani Putri


2. Deva Listinie Natalia
3. M. Haikal Gunawan
Adrenergik-Adrenolitik

01 Pengertian SSO, Adrenergik dan Adrenolitik


02 Penjelasan serta bagian-bagian

03 Contoh obat dan penjelasannya


Sistem Saraf Otonom (SSO)
SSO adalah susunan saraf tidak sadar yang mengatur
kerja otot pada organ dan kelenjar. Sistem ini adalah
mekanisme utama yang mengendalikan respons fight-or-
flight.

SSO dibagi menjadi 2 macam:


1) Sistem saraf simpatis (Adrenergik)
2) Sistem saraf parasimpatis (Kolinergik)
Sistem Saraf Simpatis (Adrenergik)

Untuk mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik dan


mental:
•peningkatan denyut jantung
•pelebaran pupil mata
•pelebaran saluran napas

Neurotransmiter utama Sistem Saraf Simpatis:


Epinefrin (Adrenalin)
Norepinefrin (Noadrenalin)
Sistem Saraf Simpatis (Adrenergik)
Reseptor adrenergik:
alfa-1 : bertambahnya sekresi ludah dan keringat
•alfa-2 : penurunan tekanan darah
•beta-1 : memperkuat frekuensi denyut jantung
•beta-2 : relaksasi otot polos

Adrenergik bertanggung jawab atas respons " fight-or-flight " dan


menggunakan epinefrin dan norepinefrin untuk menciptakan efeknya
dalam tubuh:
•efek jantung untuk respons fisik yang lebih efisien terhadap bahaya
•melebarkan pupil untuk visualisasi bahaya yang lebih baik.
•membuat bulu kuduk berdiri, terjadi ketika ada yang mengancam.
•kecemasan dan kegelisahan, membuat kewaspadaan.
Obat adrenergik (simpatomimetik)
PSEUDOEPHEDRINE
Indikasi: mengatasi gejala hidung tersumbat akibat flu, batuk pilek, alergi, sinusitis, atau
bronkitis.
Mekanisme kerja: dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah di rongga hidung.
Interaksi obat:
•penuruan efektifitas jika digunakan dengan asam fosfat kalium
•peningkatan resiko efek samping jika digunakan dengan kalium sitrat
•peningkatan tekanan darah jika digunakan dengan obat anti-depresan trisiklik seperti obat
penurun selera makan; amfetamin
•peningkatan resiko krisis hipertensi dan efek samping yang fatal jika digunakan dengan obat
golongan MAOI; isocarboxazid atau selegiline
Efek samping:
•Mual muntah. •Gelisah
•Mulut kering •Sulit tidur
•Pusing
Dosis:
•Dewasa dan anak usia >12 tahun Dosis awal 30–60 mg, tiap 4–6 jam. Max: 240 mg per hari.
•Anak usia 6–12 tahun Dosis awal 30 mg, tiap 6 jam. Max: 120 mg per hari.
•Anak usia 2–5 tahun Dosis awal 15 mg, tiap 6 jam. Max: 60 mg per hari.
Adrenolitik (penghambat Adrenergik)
merupakan golongan obat yangmenghambat respon terhadap perangsangan saraf
simpatetik. Mekanisme kerja dariobat ini meliputi:

•Berinteraksi dengan reseptor khas yaitu obat pemblok α-adrenergik yangmemblok efek
rangsangan pada a-reseptor dan obat pemblok β-adrenergik yang memblok efek rangsangan
pada β-reseptor

•Menghambat enzim yang terlibat pada proses biosintesis norepinefrin. Misalobat yang
menghambat enzim dopa-dekarboksilase dan alfa metil tirosin yangmenghambat enzim
tirosin dekarboksilase

•Pelepasan norepinefrin dari tempat penyimpanan pada ujung saraf simpatetik.Contoh : obat
pemblok saraf adrenergik

•Memmpengaruhi tempat penyimpanan katekolamin. Contoh : reserpin.


Obat Adrenolitik (penghambat Adrenergik)
DOXAZOSIN
Indikasi: meredakan keluhan dan gejala pembesaran prostat jinak (benign prostate
hyperplasia/BPH). Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati hipertensi.
Mekanisme kerja: bekerja dengan cara menghambat reseptor alfa yang ada di kandung kemih dan
kelenjar prostat, sehingga ketegangan otot bisa berkurang dan aliran urine lebih lancar.
Interaksi obat:
•Peningkatan risiko terjadinya hipotensi yang berat jika digunakan dengan phosphodiesterase type
5 (PDE5) inhibitors, seperti sildenafil, vardenafil, tadalavil
•Peningkatan efek penurunan tekanan darah jika digunakan dengan obat jenis penghambat alfa
yang lain, seperti prazosin
Efek samping:
•Kantuk •Rasa lelah yang tidak biasa
•Sakit kepala •Berat badan meningkat
•Pusing dan rasa melayang
Dosis:
a) Kondisi: Pembesaran kelenjar prostat atau benign prostatic hyperplasia (BPH)
Dosis awal: 1 mg, 1 kali sehari, dikonsumsi sebelum tidur. Dosis dapat ditingkatkan setelah 1–2
minggu, tergantung pada respons tubuh.
b) Kondisi: Hipertensi
Dosis awal: 1 mg, 1 kali sehari dikonsumsi sebelum tidur. Dosis dapat digandakan setelah 1–2
minggu, tergantung pada respons tubuh.
THANK
YOU
To see this presentation

Anda mungkin juga menyukai