KASUS 1
Seorang Ibu hamil, 30 tahun memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini
kehamilannya memasuki usia 28 minggu. Ibu tersebut mengeluh sering merasa mual dan nyeri
ulu hati dalam 1 minggu terakhir, selain itu Ia juga sering merasa sakit kepala. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan TD: 160/100, N: 86x/menit, P:24x/ menit. TFU pasien : 27 cm. Sejak
mengetahui dirinya hamil pasien rajin memeriksakan kandungannya, Pada ANC sebelumnya TD
ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama.
Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan proteinuria 2+. Tentukan Pengobatan
yang rasional dan tuliskan resepnya dengan benar.
a. Permasalahan
Sering merasa mual
Nyeri ulu hati dalam 1 minggu terakhir
Sakit kepala
TD: 160/100
N: 86x/menit
TFU: 27cm
proteinuria +2
Diagnosa: Preeklamsia
b. Tujuan terapi
Menurunkan tekanan darah
Memperbaiki keadaan umum pasien (tirah baring dan diet normal)
c. Daftar kelompok obat yang manjur sesuai tujuan terapi
Golongan obat antihipertensi:
-blocker
dan Blocker
Vasodilator
Calcium-channel Blocker
Diuretik
Central simpatolitik
d. Penilaian kelompok obat yang manjur
Golongan obat antihipertensi :
-blocker
Efficacy:
Mekanisme kerja: Mengikat reseptor beta dan secara kompetitif mengurangi pengikatan
reseptor oleh katekolamin dan agonis beta lainnya. Memblok reseptor beta di jantung,
pembuluh darah, sehingga menurunkan cardiac output.
Farmakokinetik: Golongan obat ini dapat diserap dengan baik setelah pemberian peroral,
kadar puncak plasma dicapai setelah 1-3 jam menelan obat. Cepat didistribusi dengan
volume distribusi yang besar. Waktu paruh umumnya 2-5 jam.
Safety:
Efek samping: Gangguan GIT, hipotensi, asidosis metabolik.
Suitability: Hati-hati pada kehamilan, dapat menyebabkan IUGR.
dan Blocker
Efficacy:
Mekanisme kerja: blocker vasodilatasi (termasuk uteroplacental blood vessel), blocker mencegah reflex takikardia.
Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi tahanan sistemik vascular tanpa perubahan
curah jantung maupun frekuensi jantung yang nyata.
Safety:
Efek samping: Hipertensi postural, kelemahan, sakit kepala, nyeri epigastrium, mual
muntah.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Vasodilator
Efficacy:
Mekanisme kerja: Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol, mengurangi tahanan vascular
sistemik.
Farmakokinetik: Waktu paruh hidralazin berkisar 2-4 jam, tetapi efek vascular tampak
lebih panjang.
Safety:
Efek samping: Sakit kepala, mual, anoreksia.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Calcium-channel Blocker
Efficacy:
Mekanisme kerja: Hambatan terhadap influx kalsium ke dalam sel otot polos arteri, sel
miokard kontraktilitas miokard berkurang, pembentukan dan perambatan impuls
elektrik jantung ditekan, dan mengurangi tonus arteri koroner dan pembuluh darah sitemik.
Safety:
Efek samping: Gangguan GI, hipotensi,oedem, palpitasi, sakit kepala, letargi,dll
Suitability: Hati-hati pada ibu hamil.
Diuretik
Efficacy:
Mekanisme kerja: Menurunkan tekanan darah dengan mengosongkan simpanan natrium
tubuh, menghambat reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal.
Farmakokinetik: Bekerja dalam 1-2 jam setelah pemberian oral dan memiliki durasi kerja
selama 12-24 jam.
Safety:
Efek samping: Gangguan GIT, hipotensi postural, reaksi hipersensitivitas.
Suitability:
Hati-hati pada kehamilan dan menyusui, dapat menyebabkan trombositopenia neonatal,
supresi sumsum tulang, jaundice.
Central simpatolitik
2
Efficacy:
Mekanisme kerja: Mengurangi resistensi vaskuler tanpa menyebabkan perubahan yang
banyak pada cardiac output atau heart rate.
Safety:
Efek samping: Depresi, hipotensi ortostatik, pusing, mulut kering.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Skoring golongan obat:
-blocker
dan Blocker
Vasodilator
Calcium-channel Blocker
Diuretik
Central simpatolitik
Kemanjuran
(Efficacy)
80
80
80
80
80
80
Keamanan
(Safety)
70
80
90
80
50
90
Kecocokan
(Suitability)
80
80
60
80
80
80
Biaya
(Cost)
Total
Skor
230
240
230
240
210
250
Dari hasil skoring di atas, kami memilih central symphatolytic sebagai antihipertensi pilihan
pada kasus di atas.
Obat-obat yang temasuk dalam golongan ini antara lain:
Methyldopa
Efficacy: idem dengan central symphatolytic
Safety:
Efek samping: Gangguan GIT, mulut kering, stomatitis, sakit kepala, bradikardia,
pankinsonisme.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Cost: Rp. 300
Clonidine
Efficacy: idem dengan central symphatolytic
Safety:
Efek samping: Mulut kering, sedasi, depresi, sakit kepala, nausea, konstipasi.
Suitability: Hati-hati pada ibu hamil, bisa menyebabkan penurunan detak jantung janin.
Cost: Rp. 260
Moxonidine
Efficacy: idem dengan central symphatolytic
Safety:
Efek samping: Mulut kering, sakit kepala, rash, gangguan tidur, nausea.
Suitability: Hati-hati pada ibu hamil.
Cost: agak mahal
Skoring jenis obat:
Methyldopa
Kemanjuran
(Efficacy)
90
Keamanan
(Safety)
80
Kecocokan
(Suitability)
90
Biaya (Cost)
Total Skor
80
340
3
Clonidine
90
80
70
85
325
Moxonidine
90
80
80
70
320
Dari hasil skoring di atas, kami memilih methyldopa sebagai terapi antihipertensi pada kasus di
atas.
Dosis metyldopa: Dosis awal 250 mg 2-3 kali sehari, dinaikkan secara berangsur-angsur dengan
interval paling sedikit 2 hari, maksimal 3 gram sehari.
Bentuk sediaan obat : tablet
no. IV
Pro
: Ny. Karmila
Umur : 30 tahun
Alamat: Jl. Surabaya no.5 Mataram
Metildopa diberikan sebanyak 4 tablet untuk dua hari terlebih dahulu, untuk melihat efeknya
kemudian dosisnya ditingkatkan bila dosis awal tersebut belum adekuat.
Kasus 2
Seorang ibu hamil 37 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sering merasa mual-mual
sampai muntah. Badannya juga terasa lemas dan mudah capek. Ia sebenarnya sudah melakukan
tes urine menggunakan alat yang dijual di apotik, dan hasilnya positif. Setelah dilakukan
pemeriksaan lab. Ulang di puskesmas hasilnya tetap positif. Jika dihitung dari HPHT Dokter
memperkirakan usia kehamilan ibu tersebut 7 minggu Kehamilan ini merupakan kehamilan
keempat. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD:160/90 , N 80x/Menit P 20x/ menit. Pasien
mengaku memang tekanan darahnya sudah tinggi sebelumnya. Pada beberapa kali pemeriksaan
Tekanan darahnya di atas normal. Hal tersebut terjadi sejak setahun terakhir, tetapi ia jarang
mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Tentukan pengobatan yang rasional dan tuliskan
resepnya dengan benar.
Permasalahan :
Mengurangi mual dan muntah, mengembalikan kondisi tubuh yang lemas dan mudah
capek
Metildopa
diberikan secara oral.
Sekitar 50% diabsorpsi
melalui gastrointestinal,
dengan efek
Safety
Suitability
antihipertensi maksimal
terjadi 4-6 jam setelah
pemberian (respon
lambat). Kadar plasma
tidak berkorelasi dengan
efek hipotensifnya.
Metildopa dapat
menembus sawar otak
dan juga plasenta. Obat
ini terdistribusi juga
dalam ASI, namun
jumlahnya tidak
signifikan.
Durasi
antihipertensi 12-24 jam
dan eliminasi terjadi
bifasik, dengan 95%
diekskresikan pada fase
awal (T plasma 2 jam),
sisanya diekskresi lebih
lambat.
bloker
MK : terhadap hipertensi
belum dimengerti, tetapi
diperkirakan menurunkan
CO, alter baroreceptor
sensitivity, dan memblok
periferal adenoreseptor
(BNF)
Vasodilator
; calcium
channel
blocker
nifedipine
MK : hambatan terhdap
influks kalsium ke dalam
sel otot polos arteri
sehingga melebarkan
arteriol perifer
Mengurangi tenaga
kontraksi miokard yang
selanjutnya mengurangi
kebutuhan oksigen
miokard
Headache, flushing,
scalp tingling,
tremulousness
ES: Pada kehamilan
mungkin dapat
menyebabkan
intrauterine growth
restriction, neonatal
hypoglycaemia dan
bradikardi. Resiko
semakin meningkat
pada hipertensi berat
Kategori C
ET : penekanan
terhadap jantung
yang hebat; henti
jantung, bradikardia,
penghambatan
atrioventrikular, dan
gagal jantung
kongestif (jarang)
ET minor : flushing,
edema, pusing,
hiperplasia gingiva,
Keterangan ; ketiga golongan obat ini lebih aman digunakan terutama untuk kesejahteraan fetus.
Penggunaan ACEI dan ARB merupakan kontraindikasi dalam kehamilan karena termasuk dalam
kategori X untuk ibu hamil (JNC 7). Penggunaan ACEI adalah kontraindikasi pada kehamilan
trimester kedua dan ketiga karena risiko hipotensi janin, anuria, dan kegagalan ginjal, kadang
disertai malformasi atau kematian janin (Katzung).
Skoring golongan obat yang kemungkinan dapat digunakan :
Golongan obat
Agonis sentral
bloker
Kalsium antagonis
Efikasi
70
75
80
Safety
90
75
75
Suitability
85
85
85
Total
245
240
240
Safety
Suitability
ES : Mulut kering,
letargi, hepatitis,
anemia hemolitik, tes
Coomb (+)
n obat
Metildopa
Penggunaannya pada
kehamilan 6-13
minggu tidak
menunjukkan
Klonidin
menggantikan norepinefrin
(NE) dan dilepas pada
perangsangan saraf untuk
berinteraksi dengan
adrenoseptor pascasinaptik.
Penggantian NE pada saraf
tepi ini tidak berperan
terhadap efek antihipertensi
metildopa, sebab metilnorepinefrin yang
dilepas adalah suatu agonis
yang sangat efektif
adrenoseptor alfa yang
memperantarai konstriksi
arteriol dan venul perifer.
Sebaliknya, seorangmethylnorepinephrine
bertindak dalam SSP untuk
menghambat outflow
adrenergik saraf dari batang
otak. Methylnorepinephrine
mungkin bertindak sebagai
agonis pada reseptor
adrenergik a2 presynaptic di
batang otak, penipisan NE
rilis dan dengan demikian
mengurangi output sinyal
adrenergik vasokonstriktor
ke sistem saraf simpatik
perifer.
Kerja antihipertensi
metildopa dihasilkan oleh
perangsangan adrenoseptor
alfa oleh
-metildopamin atau metilnorepinefrin
menurunkan tekanan
darah dengan mengurangi
CO yang disebabkan oleh
penurunan frekuensi jantung
dan relaksasi vena-vena
kapasitan dengan suatu
penurunan resistensi
vaskular perifer
bersifat larut lemak
dan secara cepat memasuki
peningkatan kelainan
anomali pada janin
Kategori B untuk
bumil
Aman pada semua
trimester kehamilan
Agonis sentral
Metildopa
Klonidin
Efikasi
80
80
Safety
90
75
Suitability
85
85
Antagonis 5-HT3
Pyridoxine
Bekerja dengan
menghambat reseptor
serotonin pada sistem
serebral dan saluran
pencernaan. Obat ini
ditoleransi dengan
baik dan sangat
efektif
Suatu koenzim yang
digunakan sebagai
transaminasi dan
membantu berbagai
metabolisme.
Piridoksin diberikan
untuk kelainankelainan metabolisme
yang disebabkan oleh
kekurangan
piridoksin. Contohnya
homosistinuria,
dapat menyebabkan
konstipasi, diare, dan
sakit kepala
Total
255
240
suitability
dapat diberikan pada
ibu hamil dengan
keluhan mual dan
muntah. Memiliki
aktivitas prokinetik
sehingga
meningkatkan
pengosongan lambung
dan cocok untuk
pasien refluks
gastroesofagus.
dapat diberikan pada
ibu hamil dengan
keluhan mual dan
muntah, tetapi lebih
cocok digunakan pada
pengobatan mual
muntah karena
kemoterapi
Efek samping
piridoksin adalah
sensorineuropati
apabila diberikan
dalam dosis yang
tinggi.
10
anemia sideroblastik
hereditar dan
hiperoksaluria primer.
Digunakan untuk
Premenstrual Tension,
muntah-muntah, dan
mual muntah akibat
terapi radiasi
Efikasi
Keamanan
Kecocokan
Jumlah
85
70
80
235
75
75
70
80
65
85
210
260
Dosis metildopa :
Awalnya 250 mg 2-3 kali sehari, meningkat secara bertahap pada interval minimal 2 hari (bila
perlu). Dosis maksimal 3 gr/hari
Dosis :
Untuk mengatasi mual dan mutah saat kehamilan dosis yang dianjurkan 10 mg, 2 hingga 3 kali
sehari
11
Resep
dr. Lee Young Jae
SIP No: 110/456/UP/DINKES
Praktek:
Jl.koperasi no.18A Mataram
Tlp:640555
__________________________________________________
__
Mataram, 8 Mei 2010
R/ Tab Metildopa 250 mg
NO.XXVIII
S. b.d.d tab I p.c.
_______________________ Paraf
R/ Tab Piridoksin 10 mg
No. IX
S.p.r.n.1 d.d tab I p.c
_______________________ Paraf
Pro
: Ny. Han Ji Eun
Umur : 37 tahun
Alamat : Jalan Kebo Ireng No. 5 Mataram
12
Kasus 3
Seorang laki-laki 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan bengkak di kaki (edema) dan sering
tegang di belakang kepala. Pasien juga mengeluhkan sering mengalami nyeri pada sendi-sendi
jari tangan dan kaki. Dokter memberinya obat untuk asam urat dan dia rutin meminumnya.
Pasien membawa hasil pemeriksaan laboratorium 2 minggu yang lalu, ditemukan kadar asam
urat 9,6 mmg/100 ml. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Tekanan darah 150/100 mm Hg, N:
82x/ menit, P :20x/ menit. Dari anamnesis, Pasien mengatakan ia sudah mengetahui bahwa
menderita tekanan darah tinggi, tetapi belum pernah minum obat tekanan darah tinggi.
1. Masalah
:
bengkak di kaki (edema) dan sering tegang di belakang kepala
sering mengalami nyeri pada sendi-sendi jari tangan dan kaki
2. Diagnosis
: Gout dengan Hipertensi grade 2
3. Tujuan terapi
: Menurunkan tekanan darah
4. Terapi
A. Pemilihan Terapi untuk hipertensi
Golongan Obat Efikasi
Keamanan
Kecocokan
Harga
Jumlah
ACE Inhibitor 85
70
80
80
315
Angiotensin-II
90
80
80
60
300
reseptor bloker
Vasodilators
80
70
70
70
290
Diuretik
85
65
60
80
290
Keterangan:
1. ACE-inhibitor
Efikasi : Menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga
terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan ekskresi air
dan natrium dan retensi kalium. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan darah.
Selain mengubah angiotensin I menjadi Angiotensin II, ACE juga berperan dalam
degradasi bradikinin menjadi bentuk kinin non aktif.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi, batuk kering,
hiperkalemia, edema angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria. Efek toksik ringan
meliputi perubahan rasa pengecapan, ruam kulit, alergi dan demam obat.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien hipertensi berat dengan edema karena ACE
inhibitor memiliki aktivitas natriuresis melalui penurunan sekresi aldosteron.
Harga: Harga relatif terjangkau.
2. Angiotensin-II reseptor bloker
Efikasi : menghambat reseptor angiostensin II type I yang berperan pada otot polos
pembuluh darah sehingga menyebabkan vasodilatasi dan ekskresi air dan natrium.
Reseptor angiotensin type I terletak di otot polos pembuluh darah dan di otot jantung,
ginjal, otak dan kelenjar adrenal.
Keamanan : Efek samping biasanya ringan.hipotensi termasuk dizziness.
Hiperkalemia kadang-kadang terjadi. Obat ini dilaporkan tidak memiliki efek
samping batuk kering dan angioedema seperti yang sering ditemukan pada ACEinhibitor.
13
Kecocokan : Dapat diberikan pada pasien hipertensi berat dengan edema karena
Angiotensin-II reseptor bloker memiliki aktivitas natriuresis melalui penurunan
sekresi aldosteron.
Harga: Lebih mahal dibandingkan golongan ACE inhibitor sehingga sebaiknya
dihindari karena penggunaan jangka panjang.
3. Vasodilator
Efikasi: Merupakan relaksan otot polos vaskuler yang bekerja langsung pada
pembuluh darah dan menurunkan tahanan vaskuler perifer sehingga tekanan darah
menurun.
Keamanan: Pusing, nyeri kepala yang berdenyut, takikardia reflektoris dengan gejala
palpitasi, perasaan panas di muka dan leher serta gatal-gatal. Gangguan lambung
seperti mual dan muntah juga banyak terjadi.
Kecocokan: Obat dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat dan menderita
gout, tetapi sebaiknya dihindari pada pasien yang mengalami edema.
Harga: Harga relatif terjangkau.
4. Diuretik
Efikasi: Menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi volume darah dan
secara langsung berefek pada pembuluh darah melalui mekanisme yang belum
diketahui secara pasti. Golongan thiazide dan loop diuretik dapat digunakan untuk
mengurangi edema.
Keamanan: Efek samping yang paling sering terjadi adalah hipokalemia. Pada
golongan K+ sparing diuretik, penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan hiperkalemia.
Kecocokan: Cocok diberikan pada penderita hipertensi di atas usia 50 tahun. Pada
penderita Gout dapat menyebabkan terjadinya hiperurisemia dan gout akut sehingga
penggunaannya sebaiknya dihindari.
Harga: Harga relatif terjangkau.
Berdasarkan skoring, golongan obat yang digunakan adalah ACE inhibitor.
Skoring obat ACE inhibitor:
Obat
Efikasi
Keamanan
Kecocokan
Harga
Jumlah
Kaptopril
90
70
80
80
315
Lisinopril
90
70
80
65
305
Enalapril
90
70
80
55
295
Keterangan:
1. Kaptopril
Efikasi: Menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan ekskresi air dan
natrium dan retensi kalium. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan darah. Selain
mengubah angiotensin I menjadi Angiotensin II, kaptopril juga berperan dalam degradasi
bradikinin menjadi bentuk kinin non aktif.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi, batuk kering, hiperkalemia,
edema angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria, takikardia, serum sickness,
penurunan berat badan, stomatitis, maculopapular rash, photosensitivity, flushing and
asidosis.
14
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien hipertensi berat dengan edema karena kaptopril
memiliki aktivitas natriuresis melalui penurunan sekresi aldosteron.
Harga: Kaptopril 12,5 mg Rp 88,-/tablet
2. Lisinopsil
Efikasi: sama dengan kaptopril, tetapi obat ini diabsorpsi dengan lambat. Kadar puncak
dalam darah kira-kira 7 jam. Waktu paruh 12 jam.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi, batuk kering, hiperkalemia,
edema angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria, less commonly takikardia, palpitasi,
CVA, infark miokard, Raynauds syndrome, bingung, perubahan mood, vertigo,
gangguan tidur, astenia, dan impotensi.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien hipertensi berat dengan edema karena kaptopril
memiliki aktivitas natriuresis melalui penurunan sekresi aldosteron.
Harga: Interpril 5 mg Rp 1.600,-/tablet
3. Enalapril
Efikasi: sama dengan kaptopril.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi, batuk kering, hiperkalemia,
edema angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria, dispnea, depresi, astenia, penglihatan
kabur.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien hipertensi berat dengan edema karena kaptopril
memiliki aktivitas natriuresis melalui penurunan sekresi aldosteron.
Harga: Meipril 5 mg Rp 2.576,-/tablet
Obat yang dipilih adalah Kaptopril:
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis: awal 12,5 mg
Cara pemberian: per oral
Interval: 2 kali sehari
Lama pemberian: seumur hidup
Kesimpulan
Obat anti hipertensi yang kami berikan untuk pasien tersebut adalah golongan ACE inhibitor
yaitu kaptopril. Pasien dengan tekanan darah 150/100 mmHg dan belum pernah mengkonsumsi
obat antihipertensi sebaiknya diberikan pengobatan monoterapi untuk mencegah penurunan
tekanan darah secara mendadak yang dapat menyebabkan anoksia otak.
15
Resep
dr. Muhammad
SIP No: 110/456/UP/DINKES
Praktek :
JL. Sriwijaya, No.8 Mataram
Tlp:640555
Matara
m, 23 Mei 2010
R/ Tab. Captopril 12,5 mg No. XIV
S. 2 d.d. tab. I a.c.
Paraf
16
Kasus 4
Sorang Wanita 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas . Sesak nafas
terutama dirasakan setelah bekerja agak berat. Pasien juga sering kali terbangun pada
malam hari karena sesak. Pada saat rasa sesak muncul ia harus tidur menggunakan 2
bantal untuk menguranginya. Sebenarnya keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 bulan yang
lalu, namun memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien belum pernah mengalami keluhan
yang sama sebelumnya. Dari pemeriksaan ditemukan TD: 180/100 N: 86x/ menit, P
20x/ menit, kardiomegali (+), bunyi pernapasan daerah bawah paru melemah. Pasien
memang mempunyai riwayat hipertensi sejak 4 tahun terakhir, tetapi tidak teratur
mengkonsumsi obat. Tentukan pengobatan yang rasional dan tuliskan resepnya. (IV)
Keluhan-keluhan:
1. sesak nafas karena edema pulmonum. Sesak nafas pada NYHA kelas II
2. hipertensi grade II = TD 180/100
3. Kardiomegali
4. tidak teratur minum obat
Diagnosis:
Gagal jantung kronis akibat Hipertensi
Patofisiologi:
Hipertensi yang semakin memburuk. Terjadi karena peningkatan tekanan arterial, yang
terjadi karena pengobatan hipertensi yang tidak teratur pada pasien dengan hipertensi
esencial. Dapat mengakibatkan dekompensasi kordis.
Tujuan pengobatan:
Penanganan gagal jantung dapat dibagi menjadi 5 komponen yaitu : 1. Perbaiki
keadaan umum; 2. Koreksi faktor penyebab; 3. Hilangkan faktor pemberat; 4.
Pencegahan perburukan fungsi jantung dan 5. Control stadium gagal jantung
kongestif
17
Pasien ini kemungkinan berada pada stadium C karena telah terjadi perubahan struktur jantung
disertai dengan adanya tanda-tanda gagal jantung kongestif.
Berdasarkan keadaan pasien maka langkah-langkah terapi yaitu:
1. atasi sesak nafas yang dialami Os pemberian diuretic karena terjadi edema pulmonum.
Diuretic diberikan sampai edema hilang.
2. atasi hipertensinya
3. cegah perburukan fungsi jantung dengan memberikan obat yang dapat memperbaiki
kontraktilitas jantung.
Pemilihan obat-obatan:
1. Diuretic
2. anti HT
3. inotropik positif
Golongan diuretic
* Golongan penghambat karbonik anhidrase tidak sesuai indikasi pada kasus.. untuk
penanganan glaucoma.
* golongan osmotic diuresis tidak dimasukkan sepert manitol, untuk peningkatan tekanan
cranial, intraokuler
Golongan Obat
Efikasi
Safety
Suitability
Tiazide
menghambat reasorpsi
Pada kasus ini jika
dapat diberikan pada
NaCl pada bagian luminal dosis lebih tinggi
pasien karena tidak
sel epitel tubulus kontortus dpat mmenyebabkan ada gangguan pada
18
distal.
Penggunaannya dapat pada
hipertensi, gagal jantung
kongestif.
Loop diuretics
Efikasi
90
90
80
Safety
80
85
75
hiponatremia karena
terjadi peningkatan
ADH yang
menginduksi
hipovolemia,
penurunan kapasitas
penurunan ginjal,
menyebabkan haus.
Dapat menyebabkan
alkalosis metabolic,
hipokalemia dan
hiperurisemia.
Pada kasus ini jika
dosis terlalu tinggi
dapat menyebabkan
alkalosis metabolic,
ototoksisitas,
hiperurisemia,
hipomagnesia,
menyebabkan alergi.
ginjal
Penggunaan secara
bersama dengan
obat yang
mengganggu system
rennin angiostensin
(blocker , ACE
inhibitor dapat
meningkatkan
kemungkinan
hiperkalemia.
Suitability
90
90
90
Total
260
265
245
19
Obat
Furosemide
Bumetanide
Torasemide
Obat
Furosemide
Bumetanide
Torasamide
Efikasi
Jika diberikan
secara IV, peak
effect dalam
waktu 30 menit.
Untuk edema,
hipertensi
resisten
Jika diberikan
secara IV, peak
effect dalam
waktu 30 menit.
Untuk edema.
Safety
Gangguan pada
GIT, hipotensi,
hiperurisemia,
gout n IDEM
Suitability
Sesuai untuk
pasien dengan
indikasi edema
pulmonum
Cost
10 ampul, 2 ml
15.400
2,5
IDEM +sakit
kepala, fatigue,
mialgia,
genekomastia,
sakit kepala,
dizziness
4 ml-ampul
1,79
IDEM, Edema ,
hipertensi
IDEM + mulut
kering dan
jarang terjadi
limb parestesia
Sesuai untuk
pasien dengan
indikasi edema
pulmonum.
Sediaan injeksi
lebih cepat,
dosis lebih
rendah.
Sesuai untuk
pasien dengan
indikasi edema
pulmonum
Efikasi
90
80
80
Safety
90
85
85
Suitability
90
90
90
Cost
80
90
70
Sediaan tablet
1,79 8,09
Total
350
330
325
Dipilih :
Bentuk sediaan : cair injeksi 5 mg/ml
Dosis : 20-80 mg
Interval pemberian : single dose atau dibagi menjadi dua
Cara pemberian : intravena atau intra muscular
Obat kombinasi dengan furosemide yaitu :
ACEIs, BBs, ARBs and aldosterone blockers are recommended along with loop diuretics.
Golongan obat
Efficacy
Safety
Suitability
Vasodilator
Mengurangi tekanan Efek samping : sakit Cocok digunakan
antihypertensive
dg merelaksasi otot
kepala,
pada pasien ini.
Drugs
polos arteriol. Oleh
mual,hipotensi,
Paling baik kerjanya
karena itu,
palpitasi, takikardi,
jika dikombinasi
mengurangi tahanan dan angina pectoris
dengan obat
vaskuler sistemik.
antihipertensi lain
Untuk penggunaan
yang melawan
jangka panjang, dan
respon kompensasi
hipertensi gawat.
kardiovaskular
20
ACE inhibitor
Angiotensin
receptors blockers
Sympathoplegic
agents
Scoring
Golongan obat
Vasodilator
antihypertensive
Drugs
ACE inhibitor
Angiotensin
receptors blockers
Sympathoplegic
agents
Mengurangi
resistensi vaskuler
perifer dan
menurunkan volume
darah dengan
menghambat enzim
angiotensin.
Mengurangi
resistensi vaskuler
perifer dan
menurunkan volume
darah dengan
menghambat
pembentukan
angiotensin II
Mengurangi
resistensi vascular
tepi, menghambat
fungsi jantung dan
meningkatkan
penyimpanan darah
vena dalam
pembuluh darah
besar (mengurangi
curah jantung).
Dapat diberikan
sesuai umur pasien
Pada angiotensin II
Sesuai diberikan
receptor blocker, efek untuk umur pasien
samping ringan. Bias
terjadi simptomatik
hypotension seperti
dizziness
Efek samping: dapat
menimbulkan sedasi,
mimpi buruk, depresi
mental, vertigo,
mulut kering
Efficacy
70
Safety
80
Suitability
80
Total
250
90
90
80
70
90
90
260
250
60
80
85
225
Pemilihan Obat:
ACE inhibitor
Nama obat
Efficacy
Captopril
Mild-moderate
essential
hypertension,
severe
hypertension
resistant karena
Safety
IDEM +
takikardia,
serum sickness,
wight loss,
stomatitis,
makulopapular
Suitability
Pasien tidak
mengalami
angioedema jadi
bias diberikan.
Cost
21
treatment lain;
congestive heart
failure dengan
disfungsi
ventrikel kiri
Untuk hipertensi
esensial, gagal
jantung
congestive
rash,
photosensitivity,
flushing,
acidosis
Enalapril maleat
Hipertensi,
simptomatik
heart failure
Fosinopril
sodium
Hipertensi dan
gagal jantung
kongestif
Lisinopril
Hipertensi,
gejala gagal
jantung
IDEM +
dispnea, depresi,
asthenia, blurred
vision
IDEM +chest
pain ,
musculoskeletal
pain
IDEM
Quinapril
Hipertensi
esensial, CHF
IDEM + chest
pain, edema,
flatulen,
deperesion,
insomnia
Efficacy
85
80
80
80
Safety
80
80
80
80
Suitability
90
90
90
90
Total
175
170
170
170
80
80
80
80
90
90
170
170
Cilazapril
Scoring
Nama obat
Captopril
Cilazapril
Enalapril maleat
Fosinopril
sodium
Lisinopril
Quinapril
IDEM + dispnea
; bronchitis
Pasien tidak
mengalami
angioedema dan
tidak ada ascites
jadi bias
diberikan.
Pasien tidak
mengalami
gangguan hepar,
bias diberikan
Pasien tidak ada
angioedema bias
diberikan
Pasien tidak ada
angioedema jadi
bisa diberikan
pada pasien
Pasien tidak ada
angioedema jadi
bisa diberikan
pada pasien
Note: pada pasien tidak ada data tambahan mengenai terjadinya atrial fibrilasi maupun
sinus aritmia. Jadi terapi awal hanya diberikan diuretic + angiotensin receptors blocker +
blocker
Efikasi
Safety
Sustainability
Cost
Cardiac
Menghambat Na/K
Toksisitas dari Obat ini
glycoside
atpease sehingga
digitalis adalah menghambat
meningkatkan kadar
arritmia, mual
ekstraselurar
kalsium intrasel, sehingga muntah dan
potasium dan
meningkatkan ejeksi
diare
kalsium,
ventrikel, menurunkan
pemakaian
ukuran end sistolik dan
diuretik maka
end diastolik dan
meningkatkan
meningkatkan perfusi
kadar toksisitas
ginjal
yang
diakibatkan
digitalis yaitu
penurunan kadar
potassium yang
signifikan,
apabila terjadi
maka dapat
diberikan
potasium oral
Beta agonist
Dobutamin dan dopamin
Dapat
Dapat
sangat berguna untuk
meningkatkan
meningkatkan
serangan akut dari gagal
kadar
tekanan darah
jantung kongestif tetapi
konsumsi
tidak berguna untuk yang oksigen
kronis
miokardium
dan takikardia
PDE inhibitor
Amirinone dan milrinone Pada
Tidak baik
meningkatkan kadar
konsentrasi
untuk gagal
cAMP dengan
yang tinggi
jantung kronik
menghambat enzim yang
dapat
karena dapat
mendegradasi cAMP yaitu meningkatkan
meningkatkan
enzim phospodiseterase,
sensitifitas
morbiditasnya
selain meningkatkan
kontraktilitas
kadar kontraktilitas
protein,
jantung juga
toksisitasnya
menyebabkan vasodilatasi terdiri dari
pembuluh darah
arritmia, mual,
muntah. Dan
23
perubahan
enzim hati juga
dilaporkan
Digoksin
Dopamin
Amirinone
Efikasi
90
80
90
Safety
70
70
70
Sustainability
80
60
70
Cost
No. II
No. II
Paraf
#
R/ captoril tab 25 mg
S. 2 d.d. tab
No. X
24
Note: pada pasien tidak ada data tambahan mengenai terjadinya atrial fibrilasi maupun
sinus aritmia. Jadi terapi awal hanya diberikan diuretic + angiotensin receptors blocker
Dr. Z
SIP No: 110/456/UP/DINKES
Praktek:
Rumah:
Jl. Penjitilar no. 8A Mataram
Jl. Sriwijaya no.26 Mataram
Tlp: 640555
Tlp: 640444
Mataram, 9 Mei 2010
R/ R/ digoksin Tab 0,25 mg
s. H I 3 d.d. I
s. H II 1 d.d. I
#
No. III
No. X
Paraf
25
KASUS 5
Seorang laki-laki, umur 30 tahun, datang dengan keluhan dada berdebar-debar, selalu keringatan,
dan lapar. Keluhan ini dia alami sejak 6 bulan terkhir. Dia menyangka keluhan itu hanya karena
cuaca. Tapi sekarang di musim hujan,keluhannya makin memberat. Berat-badannya juga makin
menurun. Hasil pemeriksaan fisik, ada benjolan di leher, TD 165/100 mmHg, nadi 110 x/menit,
pernapasan 18 x /menit, suhu 37,3 C. Tentukan pengobatan yang rasional dan tuliskan resepnya.
a. Permasalahan
Dada berdebar-debar
Selalu keringatan dan lapar
BB menurun
Keluhan sejak 6 bulan terakhir
Pemeriksaan fisik: Ada benjolan di leher, TD 165/100 mmHg, nadi 110 x/menit,
pernapasan 18 x /menit, suhu 37,3C
Diagnosa: Hipertensi akibat peningkatan kadar tiroksin
b. Tujuan terapi
Menurunkan tekanan darah
Menurunkan kadar tiroksin
c. Daftar kelompok obat yang manjur sesuai tujuan terapi
Golongan obat antihipertensi:
Diuretika
-blocker
Combined dan blocker
Calsium channel blocker
Vasodilator
Sentral simpatolitik
ACE Inhibitor
Angiotensin II Receptor Blocker
d. Penilaian kelompok obat yang manjur
Golongan obat antihipertensi:
Diuretika
Efficacy:
Mekanisme kerja: Menurunkan tekanan darah dengan mengosongkan simpanan natrium
tubuh, menghambat reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal.
Farmakokinetik: Bekerja dalam 1-2 jam setelah pemberian oral dan memiliki durasi kerja
selama 12-24 jam.
Safety:
Efek samping: Gangguan GIT, hipotensi postural, reaksi hipersensitivitas.
Suitability: Cocok diberikan untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
-blocker
Efficacy:
26
Mekanisme kerja: Mengikat reseptor beta dan secara kompetitif mengurangi pengikatan
reseptor oleh katekolamin dan agonis beta lainnya. Memblok reseptor beta di jantung,
pembuluh darah, sehingga menurunkan cardiac output.
Pada hipertiroidisme juga menghambat konversi perifer dari tiroksin menjadi
triiodotironin.
Farmakokinetik: Golongan obat ini dapat diserap dengan baik setelah pemberian peroral,
kadar puncak plasma dicapai setelah 1-3 jam menelan obat. Cepat didistribusi dengan
volume distribusi yang besar. Waktu paruh umumnya 2-5 jam.
Safety:
Efek samping: Gangguan GIT, hipotensi, asidosis metabolik.
Suitability: Cocok diberikan untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Combined dan blocker
Efficacy:
Mekanisme kerja: blocker vasodilatasi, -blocker mencegah reflex takikardia.
Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi tahanan sistemik vascular tanpa perubahan
curah jantung maupun frekuensi jantung yang nyata.
Safety:
Efek samping: Hipertensi postural, kelemahan, sakit kepala, nyeri epigastrium, mual
muntah.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Calsium channel blocker
Efficacy:
Mekanisme kerja: Hambatan terhadap influx kalsium ke dalam sel otot polos arteri, sel
miokard kontraktilitas miokard berkurang, pembentukan dan perambatan impuls
elektrik jantung ditekan, dan mengurangi tonus arteri koroner dan pembuluh darah sitemik.
Safety:
Efek samping: Gangguan GI, hipotensi,oedem, palpitasi, sakit kepala, letargi, dll
Suitability: Cocok diberikan untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Vasodilator
Efficacy:
Mekanisme kerja: Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol, mengurangi tahanan vascular
sistemik.
Farmakokinetik: Waktu paruh hidralazin berkisar 2-4 jam, tetapi efek vascular tampak
lebih panjang.
Safety:
Efek samping: Sakit kepala, mual, anoreksia.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Central simpatolitik
Efficacy:
Mekanisme kerja: Mengurangi resistensi vaskuler tanpa menyebabkan perubahan yang
banyak pada cardiac output atau heart rate.
Safety:
Efek samping: Depresi, hipotensi ortostatik, pusing, mulut kering.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
ACE Inhibitor
27
Efficacy:
Mekanisme kerja: Menghambat kerja angiotensin converting enzyme yaitu enzim yang
berfungsi untuk mengubah Angiotensin I menjadi Angiotensin II yaitu dengan efek yang
ditimbulkan berkurangnya level angiotensin II dan aldosteron dalam darah dan
kemungkinan meningkatnya kadar kinin [vasodilator agent (bradikinin)].
Safety:
Efek samping: Hipotensi, batuk, kerusakan ginjal, terutama pada orang yang memang
memiliki kelainan pada fungsi ginjal.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Angiotensin II Receptor Blocker
Efficacy:
Mekanisme kerja: Dengan menghambat reseptor angiotensin II. Agen ini menurunkan
tekanan darah dengan mengurangi tahanan vaskular perifer. Cardiac Output dan Heart Rate
tidak diubah secara nyata.
Safety:
Efek samping: Kerusakan ginjal, terutama pada orang yang memiliki kelainan pada fungsi
ginjal.
Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.
Skoring golongan obat:
Diuretika
-blocker
Combined 1 dan blocker
Calsium channel blocker
Vasodilator
Central simpatolitik
ACE Inhibitor
Angiotensin II Receptor
Blocker
Kemanjuran
(Efficacy)
80
95
80
80
80
80
80
Keamanan
(Safety)
70
80
80
80
80
80
65
Kecocokan
(Suitability)
80
80
80
80
80
80
70
75
75
70
Total Skor
230
255
240
240
240
240
215
220
Kemanjuran
(Efficacy)
85
75
80
Keamanan
(Safety)
70
70
70
Kecocokan
(Suitability)
80
80
80
Biaya
(Cost)
95
70
85
Total Skor
330
295
315
Dari skoring di atas, obat golongan -blocker yang dipilih adalah propranolol.
Dosis propanolol: 20 40 mg setiap 6 jam. Propranolol dihentikan secara berangsur-angsur
sampai tingkat kadar tiroksin kembali normal.
29
Pro
Umur : 30 tahun
Alamat: Jl. Surabaya no.5 Mataram
30
Kasus 6
Seorang laki-laki 50 datang ke praktek dokter langganannya untuk melakukan cek kesehatan
rutin. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan Tekanan darah: 170/100 N: 80x/ menit dan P
20x/ menit. Dari pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Pasien tersebut memang sudah
mengalami hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan rutin memeriksakan diri serta meminum obat
penurun tekanan darah yang diberikan dokter. Dia juga menderita DM tipe II. Pasien datang
dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan 2 hari yang lalu, ditemukan
GDS: 200 mg/dl, Kolesterol: 113 mg/dl UR : 0,87 mg/dl , Cr: 21 mg/dl, Uric acid : 9,8 mg/dl .
Tentukan pengobatan yang rasional, serta tuliskan resep yang benar.
Permasalahan :
hipertensi
DM tipe II
GDS 200 mg/dl, kolesterol 113 mg/dl, UR 0.87 mg/dl, uric acid 9.8 mg/dl, cr 21
mg/dl
Diagnosa
: Hipertensi dengan DM
Tujuan terapi :
Golongan Obat
Angiostensin antagonis
Nama Obat
ACE- inbitor: Captopril
Receptor blocker: losartan, valsartan,
irbesartan, candesartan.
nifedipin
Keterangan
a. ACE-inhibitor
Efficacy: bekerja dengan menghambat angiotensin
converting enzim.
Dengan adanya penghambat ACE maka Angiotensin
II akan menurun, Bradikinin meningkat yang
selanjutnya akan meningkatkan Nitrit oxide. Adanya
peningkatan Nitrit okside ini maka terjadi
peningkatan vasodilatasi serta peningkatan transport
glukosa pada sel sel otot. Dengan demikian
Penghambat ACE mempengaruhi resistensi insulin
melalui dua proses yaitu pada hemodinamik dan
metabolisme gulkosa. Adanya mekanisme tersebut,
Penghambat ACE dapat menjadi pilihan utama pada
penderita dengan keadaan resistensi insulin
31
Calcium antagonist
safety
80
75
70
Suitability
80
80
75
Keterangan
Efficacy: mekanisme kerja merupakan selective inhibitor
dari mikrotubul, mengurangi migrasi dari leukosit dan
pagositosis, menurunkan produksi dari leukotrin B4 dan
32
Allopurinol
Scoring
Golongan obat
NSAIDS
colchicine
Allopurinol
Efficacy
70
70
80
safety
80
70
80
Suitability
70
75
80
Dr. AMINUDDIN
SIP No: 110/456/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Panjitilar no. 80A Mataram
Tlp: 640555
Mataram, 20 Mei 2010
R/ Tab Captopril mg 25
No. XXVIII
S b. d. d. tab I a.c.
Paraf
R/ Tab Allopurinol mg 100
S 1. d. d. I p.c.
No. VII
Paraf
Pro
: Ny. Tuti
Umur : 35 thn
Alamat: Jl. Barito Mataram
33
Kasus 7
Seorang laki-laki, umur 60 tahun, datang dengan keluhan sakit dan tegang di tengkuk, yang
dialami sejak 1 bulan terakhir. Dia tidak pernah mengontrol kesehatannya, hanya membeli obat
di warung saja. Pasien ini juga menderita bengek dan seorang perokok berat. Bengeknya
sering kambuh bila dingin atau kecapekan. Hasil pemeriksaan fisik : TD 170/115 mmHg, nadi
88 x/menit, pernapasan 18 x /menit, suhu 37 C.
1. Masalah:
sakit dan tegang di tengkuk
bengek yang sering kambuh bila dingin atau kecapekan
TD 170/115 mmHg
2. Diagnosis: Hipertensi Grade II dengan Asma
3. Tujuan terapi:
menurunkan tekanan darah
mengontrol keluhan bengek
4. Terapi:
A. Terapi untuk menurunkan tekanan darah:
Golongan obat
Efikasi
Keamanan
Kecocokan
Diuretik
80
65
80
Ca-channel
85
60
90
blocker
ACE inhibitor
90
65
60
Angiotensin-II
95
65
60
Reseptor
Antagonist
Total
325
335
215
220
Keterangan:
1. Diuretik
Efikasi: Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi simpanan natrium tubuh. Pada
awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume darah dan
curah jantung dan resistensi vaskuler mungkin meningkat. Setelah 6-8 minggu, curah
jantung kembali normal sedangkan resistensi vaskuler perifer menurun. Diuretik efektif
menurunkan tekanan darah sebesar 10-15 mmHg pada sebagian besar penderita.
Keamanan: Efek samping yang paling sering timbul adalah hipokalemia (kecuali diuretik
yang hemat kalium).
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat yang digunakan dalam
kombinasi untuk mengontrol kecenderungan terjadinya retensi natrium yang disebabkan
oleh obat-obat tertentu.
2. Ca-channel blocker
Efikasi: Menghambat kanal kalsium (terutama tipe-L yang dominan pada otot jantung
dan otot polos) sehingga terjadi penurunan aliran kalsium transmembran. Akibatnya
terjadi relaksasi otot polos yang lama dan penurunan kontraktilitas otot jantung.
34
Keamanan: Efek samping yang ringan meliputi flushing, pusing, hiperplasia ginggiva,
mual, dan konstipasi. Hambatan terhadap influks kalsium yang berlebihan dapat
menyebabkan penekanan terhadap jantung yang hebat, meliputi bradikardi,
penghambatan atrioventikular, gagal jantung kongestif, dan henti jantung.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat dengan asma, karena
obat dalam golongan ini mempunyai aktivitas bronkodilatasi.
3. ACE inhibitor
Efikasi: Menghambat Angiotensin converting enzyme yang menghidrolisa angiotensin I
menjadi angiotensin II dan menghambat inaktivasi bradikinin yang merupakan suatu
vasodilator yang poten. Dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi tahanan
vaskuler perifer. Curah jantung dan denyut jantung tidak diubah secara nyata.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi berat, gagal ginjal akut,
hiperkalemia, angioedema, dan batuk kering, kadang-kadang disertai mengi.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat. Sebaiknya dihindari
pada pasien yang mengalami asma karena obat ini mempunyai efek samping
menimbulkan batuk kering. Pasien di atas 55 tahun kurang responsif dengan obat ini.
4. Angiotensin-II Reseptor Antagonist
Efikasi: Menghambat reseptor angiotensin II secara kompetitif sehingga terjadi
penghambatan pada aktivitas vasokontriktor dan retensi natrium dari angiotensin. Dapat
menurunkan tekanan darah pada keadaan renin plasma yang tinggi.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi, pusing, terutama pada pasien
dengan volume intravaskular rendah, hiperkalemia, dan angioedema.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat dan merupakan
alternatif bagi pasien yang tidak toleran terhadap efek samping batuk kering yang
ditimbulkan oleh ACE inhibitor. Pasien di atas 55 tahun kurang responsif dengan obat ini.
Berdasarkan skoring, obat yang digunakan adalah Calcium Channel Blocker.
Skoring Obat Calcium Channel Blocker:
Golongan obat
Efikasi
Keamanan
Kecocokan
Harga
Total
Verapamil
90
60
80
75
305
Diltiazem
90
65
80
80
315
Dihidropiridin 90
90
80
90
350
Keterangan:
1. Verapamil
Efikasi: Menghambat kanal kalsium (terutama tipe-L yang dominan pada otot jantung
dan otot polos) sehingga terjadi penurunan aliran kalsium transmembran. Akibatnya
terjadi relaksasi otot polos yang lama dan penurunan kontraktilitas otot jantung.
Keamanan: Memiliki efek paling kuat terhadap jantung serta dapat menurunkan denyut
jantung dan curah jantung.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat.
Harga: tablet 80 mg Rp 440,19
2. Diltiazem
Efikasi: Menghambat kanal kalsium (terutama tipe-L yang dominan pada otot jantung
dan otot polos) sehingga terjadi penurunan aliran kalsium transmembran. Akibatnya
terjadi relaksasi otot polos yang lama dan penurunan kontraktilitas otot jantung.
Keamanan: Memiliki kerja menengah terhadap jantung.
35
3. Dihidropiridin
Efikasi: Menghambat kanal kalsium (terutama tipe-L yang dominan pada otot jantung
dan otot polos) sehingga terjadi penurunan aliran kalsium transmembran. Akibatnya
terjadi relaksasi otot polos yang lama dan penurunan kontraktilitas otot jantung.
Keamanan: Lebih selektif sebagai vasodilator dan memiliki efek depresi jantung yang
lemah dibandingkan dengan verapamil dan diltiazem.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat.
Harga: nifedipin tablet 10 mg Rp 134,81
Berdasarkan skoring, obat yang dipilih adalah Dihidropiridin (Nifedipin)
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis: awal 10 mg
Cara pemberian: per oral
Interval: tiga kali sehari
Lama pemberian: seumur hidup
Pada hipertensi berat (Grade II) direkomendasikan untuk menggunakan pengobatan kombinasi
diuretik dan Calcium Channel Blocker.
Skoring obat diuretik:
Golongan obat
Efikasi
Keamanan
Kecocokan
Total
Thiazid
85
60
75
220
Loop diuretic
90
60
60
210
Diuretik hemat
80
65
55
200
kalium
Keterangan:
1. Thiazid
Efikasi: Menghambat reabsorpsi Na+ dari bagian lumen sel epitel tubulus kontortus distal.
Obat ini bekerja dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian per oral dan mempunyai lama
kerja 12-24 jam.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan yaitu gangguan gastrointestinal yang ringan,
hipotensi postural, perubahan kadar lipid plasma, gangguan metabolik dan elektrolit
termasuk hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, hiperkalsemia, hiperglikemia, dan
gout.
Kecocokan: Dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi berat dalam kombinasi
dengan Calcium Channel Blocker.
2. Loop diuretic
Efikasi: Menghambat reabsorpsi Na+ pada ascending limb dari ansa Henle dan
merupakan diuretik kuat. Obat ini bekerja dalam waktu 1 jam setelah pemberian per oral
dan diuresis yang lengkap terjadi dalam waktu 6 jam.
Keamanan: Efek samping yang ditimbulkan adalah gangguan gastrointestinal yang
ringan, hipotensi, hiperglikemia, hiperurisemia dan gout, gangguan elektrolit termasuk
hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, dan metabolik alkalosis.
36
Kesimpulan:
Pasien ini diberikan obat antihipertensi yaitu kombinasi diuretik Thiazide dan calcium channel
blocker golongan Dihidropiridin yaitu Nifedipin. Untuk mengontrol asma yang dialami pasien
diberikan obat golongan simpatomimetik yaitu long acting beta 2 agonis (formoterol) dan
dikombinasikan dengan pemberian kortikosteroid (budesonide) secara inhalasi.
Resep:
dr. Yunita, SpPD
SIP No: 006/030/UP/DINKES
Praktek:
Jl.Pariwisata No.54 C, Mataram
Tlp: 626262
Mataram, 23 Mei 2010
R/ Tab. Hidrochlorothiazide 25 mg No. XIV
S. 1 d.d. tab. I d.c.
Paraf
R/ Tab. Nifedipin 10 mg No. XIV
S. 3 d.d. tab. I a.c.
Paraf
R/ Turbohaler Symbicort 160/4,5 mcg No. I
S. 2 d.d. inh. II
Paraf
Pro: Tn. Amir
Umur : 60 tahun
Alamat : Jl. Pemuda No.3, Mataram
Informasi pada pasien:
Mengurangi kebiasaan pasien dari perokok berat menjadi perokok ringan. Modifikasi gaya hidup
dengan berolahraga minimal 3 kali seminggu, diet rendah garam, dan makanan dengan cukup
gizi dan vitamin.
39
Kasus 8
Seorang laki-laki 50 datang ke praktek dokter langganannya untuk melakukan cek kesehatan
rutin. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan Tekanan darah: 165/100 N: 80x/ menit dan P
20x/ menit. Dari pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Pasien tersebut memang sudah
mengalami hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan rutin memeriksakan diri serta meminum obat
penurun tekanan darah yang diberikan dokter. Dia juga menderita DM tipe II. Pasien datang
dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan 2 hari yang lalu, ditemukan
GDS: 250 mg/dl, Kolesterol: 235 mg/dl, UR: 2,00 mg/dl , Cr: 28 mg/kg/24 jam. Tentukan
pengobatan yang rasional dan tuliskan resepnya.
Permasalahan
Laki-laki 50 tahun dengan :
Tekanan darah : 165/100 mmHg hipertensi grade II
Nadi : 80 x/ menit
RR: 20x/menit
Pasien mengalami hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan rutin memeriksakan diri serta
meminum obat yang di berikan dari dokter
Pasien juga menderita DM tipe 2
Hasil cek lab yang di lakukan 2 hari yang lalu :
GDS : 250 mg/dl DM tipe II
- Kolestrol : 235 mg/dl (Normal : <200, Tinggi : >240) borderline high (200-239
mg/dl).
UR: 2,00 mg/dl normal : 2,5 8,0 mg/dL
- Cr urin : 28mg/kg/24 jam ( normal : 15-25/kg BB/24 jam) penurunan fungsi
ginjal
Penghitungan fungsi ginjal:
U V
Rumus : CCT =
ml/menit
P
Patofisiologi
Pada orang dengan diabetes mellitus, hipertensi berhubungan dengan resistensi insulin dan
abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik yang meningkatkan
morbiditas. Abnormalitas metabolik berhubungan dengan peningkatan diabetes mellitus pada
kelainan fungsi tubuh/ disfungsi endotelial. Sel endotelial mensintesis beberapa substansi
bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Substansi ini termasuk nitrit oksida,
spesies reaktif lain, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II.
Pada individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambat atherogenesis dan
melindungi pembuluh darah. Namun bioavailabilitas pada endothelium yang diperoleh dari nitrit
oksida diturunkan pada individu dengan diabetes mellitus.
Hiperglikemia menghambat produksi endothelium, mesintesis aktivasi dan meningkatkan
produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif yang merusak formasi nitrit
oksida. Produksi nitrit oksida dihambat lebih lanjut oleh resistensi insulin, yang menyebabkan
40
pelepasan asam lemak berlebih dari jaringan adipose. Asam lemak bebas, aktivasi protein kinase
C, menghambat phosphatidylinositol-3 dan meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif.
Semua mekanisme ini secara langsung mengurangi bioavailabilitas.
Tujuan Terapi :
Menurunkan tekanan darah untuk mencegah komplikasi mikrovaskuler dan
makrovaskuler Karena pasien menderita diabetes tekanan darah diturunkan sistol <
130 mmHg, diastol <80 mmHg.
Menurunkan kadar gula darah
Menurunkan Kadar kolesterol
Obat yang digunakan
Antihipertensi Menurut JNC VII, pengobatan dengan ACE inhibitor, beta blocker,
angiotensin reseptor bloker, dan calcium antagonist mempunyai manfaat pada terapi
hipertensi pada diabetes tipe 1 dan tipe 2. Tetapi berdasarkan patofisiologi hipertensi pada
pasien diabetes, maka obat yang dipilih untuk digunakan adalah ACE inhibitor dan angiotensin
reseptor bloker.
Beta bloker, terutama beta-1 selektif agen, bermanfaat pada diabetes sebagai bagian pada terapi
beberapa obat, tetapi sebagai monoterapi nilai mereka kurang jelas. Beta bloker menyebabkan
efek samping yang tidak diinginkan pada homeostasis glukosa pada diabetes, termasuk
sensitivitas insulin yang buruk, dan penutup potensi epinefrin menengahi gejala dari
hipoglikemia. Hal ini menyebabkan kami tidak memilih beta blocker dalam terapi kasus ini
walaupun tidak menjadi kontraindikasi mutlak.
Antihipertensi
ACE inhibitor
ACE-inhibitor menghambat perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi
bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam
Effication
Suitability
Kalium
Cocok digunakan pada penderita hipertensi dengan DM terutama pasien
41
Suitability
Safety
Cost
Skoring
ACE inhibitor
Angiotensin-II
Effication
85
85
Suitability
80
80
safety
80
80
Cost
75
60
Jumlah
320
305
Receptor Antagonis
Berdasarkan skoring, obat yang kami gunakan adalah ACE inhibitor. Semua jenis ACE inhibitor
memiliki efek anti hipertensi yang sama, perbedaanya terletak pada lama kerja dan kemampuan
mengontrol tekanan darah selama 24 jam.
Obat yang di gunakan
42
Captopril
ACE-inhibitor menghambat perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi
bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam
Effication
Suitability
Safety
Cost
Dosis obat :
Captopril : - 25mg diberikan 2 kali sehari
1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Anti hiperlipidemia
Golongan obat Efficacy
Bile acid
Menurunkan
Safety
ES: kembung,
binding resins
kolesterol LDL,
konstipasi
tetapi memiliki
Interaksi: Menurunkan
absorpsi vitamin
Suitability
Aman pd psien tsb
kolesterol HDL
HMG-CoA
dan trigliserida
Mencegah kerja
ES: Terjadi
Reductase
peningkatan sedang
Inhibitor
Reductase, yaitu
kadar serum
enzim di hati
aminotransferase,
yang berperan
rabdomiolisis,
pada sintesis
Meningkatkan resiko
43
kolesterol
penyakit
kardiovaskuler pada
Derivat asam
Berikatan dengan
penderita DM
ES: kemerahan pada
fibrat
peroxisome
proliferator-
activated receptor
hipokalemia,
alpha (PPAR-)
peningkatan kadar
protein sehingga
aminotransferase
menurunkan
trigliserida
plasma dan
sintesis
trigliserida di
hati;
meningkatkan
kadar kolesterol
HDL
Mempengaruhi
penghambatan
dyspepsia, kemerahan
sekresi VLDL
dan menurunkan
jarang menyebabkan
Cholesterol
produksi LDL
Menghambat
hipotensi
ES: sakit kepala, nyeri
uptake
selektif
perut, diare.
inhibitor
penyerapan
(Ezetimib)
kolesterol, baik
Asam nikotinik
Asam lemak
Menurunkan
ES: mual
omega-3
sintesis VLDL
Skoring :
Golongan
Efficacy
Safety
Suitability
Total
obat
Bile acid-
75
80
90
245
85
65
90
240
Inhibitor
Derivat asam
90
70
90
250
fibrat
Asam
80
75
90
245
nikotinik
Cholesterol
85
85
90
260
80
85
65
230
binding
resins
HMG-CoA
Reductase
uptake
inhibitor
(Ezetimib)
Asam lemak
omega-3
Pada umumnya ezetimib tidak digunakan secara tunggal, tetapi dikombinasikan dengan obat
penurun lipid lain misalnya HMG-CoA Reductase Inhibitor.
Pilihan Obat
Golongan
Efficacy
Safety
Suitability
obat
Gemfibrozil
Meningkatka
ES: kemerahan
Aman pd
n lipolisis
pada kulit,
psien tsb
trigliserida
gejala saluran
lipoprotein
melaui
aritmia,
lipoprotein
hipokalemia,
45
lipase
peningkatan
kadar
aminotransferas
Fenofibrat
Cara kerjanya
e
EF: terdapat
Aman pd
hampir sama
gangguan
psien tsb
dengan
gasterointestinal,
gemfibrozil,
anorexia, jarang
tetapi agak
menyebabkan
lebih kuat
kolestatis,
dalam
pusing,
menurunkan ,
kerusakan ginjal
kadar LDL
Nama obat
Gemfibrozil
Fenofibrat
Efficacy
80
85
Safety
75
80
Suitability
90
90
Total
245
255
Pilihan Obat:
Fenofibrat
Dosis : 200-300 mg/hari
Anti Diabetic
Golongan obat
Insulin
Efficacy
Safety
Mekanisme kerja Efek
Suitability
Obat ini
secretagogues
yang utama
sampingnya
merupakan
adalah
menyebabkan
pilihan utama
menstimulasi
hipoglikemia
untuk pasien
pengeluaran dari
dan penambahan
dengan berat
insulin endogen
BB.
badan
Cost
Rp. 116.460
normal
dan kurang,
namun masih
boleh
diberikan
46
kepada
pasien
dengan berat
Thiazolidinedione
Mekanisme
badan lebih.
Sesuai diberikan
kerjanya
hepatotoksik dan
pada pasien.
dengan cara
efek sampingnya
meningkatka
menyebabkan
n sensitifitas
edema
Rp. 275.000
jaringan
terhadap
insulin.
Menstimulasi
PPAR-
receptor.
Golongan ini
mempunyai
efek
menurunkan
resistensi
insulin
dengan
meningkatka
n jumlah
protein
pengangkut
glukosa,
sehingga
meningkatka
n ambilan
glukosa di
47
-Glucosidase
perifer.
Menghambat -
Efek
inhibitor
glucosidase.
sampingnya
diberikan
dapat
dengan
menyebabkan
pada pasien.
Obat ini
mengurangi
flatulence, diare
mempunyai
absorpsi glukosa
dan abdominal
efek yang
di usus halus,
pain. Tidak
minimal
sehingga
menimbulkan
terhadap
mempunyai efek
hipoglikemia.
fasting blood
Sesuai
Rp. 108.800
sugar
menurunkan
kadar glukosa
darah sesudah
makan
Golongan obat
Insulin
Efficacy
80
Safety
70
Suitability
85
Cost
75
secretagogues
Thiazolidinedione
80
60
70
60
s
-Glucosidase
80
70
70
80
inhibitor
Obat golongan biguanides misalnya metformin dikontraindikasikan bagi pasien dengan
gangguan fungsi ginjal dengan serum creatinin > 1,5 mg/dl.
Perbandingan berdasarkan obat
Golongan obat
Efficacy
Safety
Suitability
Cost
Glimepiride
Efek utama
Aman diberikan
Sesuai diberikan Rp. 90.000 / 5
meningkatkan
sekresi insulin
sesuai kondisi
tablet
pasien.
oleh beta
Repaglinide
pancreas
Sama dengan
Aman diberikan
Sesuai diberikan
Rp. 68.750 / 5
sulfonylureas,
sesuai kondisi
tablet
pasien.
48
durasi kerjanya
lebih pendek
obat
Glimepiride
Repaglinide
Efficacy
80
60
Safety
80
80
Suitability
80
80
Cost
70
75
49
Dr. Ratna
SIP No: 110/456/UP/DINKES
Praktek:
Rumah:
Jl. Penjitilar no. 8A Mataram
Jl. Sriwijaya no.26 Mataram
Tlp: 640555
Tlp: 640444
Mataram, 6 Mei 2010
R/ Fenofibrat 300 mg
S. u.d.d. tab. I. haust
#
R/ Anpiride 1mg tab
S.u.d.d. tab I d.c
#
R/ Captopril 25 mg
S.b.d.d tab I a.c
#
No. VII
Paraf
No. XXX
Paraf
No. LX
Paraf
Pro: Mahmud
Umur: 50 thn
Alamat: Jl. Barito no. 16 Mataram
50