A. Nasal Decongestan
Indikasi:
Mengurangi gejala hidung tersumbat, bersin, rinorea, lakrimasi yang berkaitan dengan
rinitis alergi dan flu.
Peringatan:
Glaukoma, ulkus peptik stenosing, obstruksi piloroduodenal, hipertropi prostat atau
obstruksi leher kandung kemih, penyakit kardiovaskular, peningkatan tekanan intraokular,
diabetes melitus, pasien yang menerima pengobatan digitalis, hipotensi, lansia, gangguan
fungsi ginjal (GFR < 30 ml/min), gangguan fungsi hati berat, kehamilan, dan menyusui.
Interaksi:
Ketokonazol, eritromisin, atau simetidin: peningkatan konsentrasi plasma loratadin.
Penghambat MAO: dapat menimbulkan reaksi hipertensi. Metildopa, mekamilamin,
reserpin, dan alkaloid veratrum: pseudoefedrin dan loratadin mengurangi efek sebagai
antihipertensi. Digitalis: dapat meningkatkan aktivitas ektopik pacemaker. Antasida:
meningkatkan absorpsi pseudoefedrin. Kaolin: menurunkan absorpsi pseudoefedrin.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas, pasien yang menerima pengobatan penghambat MAO atau baru berhenti
pengobatan dalam 14 hari, glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertensi berat, penyakit
arteri koroner berat, hipertiroid, dan anak di bawah 12 tahun
Efek Samping:
Umum: insomnia, mulut kering, sakit kepala, dan somnolen (kantuk). Jarang: cemas,
pusing, lelah, mual, abdominal distress, anoreksia, haus, takikardi, faringitis, rinitis,
jerawat, pruritus, ruam, urtikaria, artalgia, bingung, disfonia, hiperkinesia, hipoestesia,
penurunan libido, parestesia, tremor, vertigo, kemerahan, hipotensi postural, keringat
berlebihan, gangguan penglihatan, sakit telinga, tinitus, gangguan perasa, agitasi, apati,
depresi, euporia, paroneiria, peningkatan nafsu makan, perubahan buang air besar,
dispepsia, eruktasi, hemoroid, perubahan warna lidah, gangguan pada lidah (tongue
disorder), mual, gangguan hati sementara, dehidrasi, peningkatan berat badan, hipertensi,
palpitasi, migrain, bronkospasma, batuk, dispnea, epistaksis, hidung tersumbat, bersin,
iritasi pada hidung, disuria, gangguan mikturisi, nokturia, poliuria,retensi urin, astenia,
sakit pada punggung, kram tungkai bawah, malaise, rigor, alopesia, anafilaksis,
angioedema, dan kejang.
Dosis:
Oral: Dewasa dan anak > 12 tahun, 1 tablet 2 kali sehari.
PSEUDOEFEDRIN HIDROKLORIDA
Indikasi: Pasien dengan hidung dan sinus paranasal yang tersumbat, pilek, di mana obat
ini dapat mengurangi gejala sumbatan dan pilek serta nyeri yang dapat
ditimbulkan oleh proses sumbatan tersebut.
PSEUDOEFEDRIN + DESLORATADIN
Untuk melegakan gejala nasal dan non nasal pada rhinitis alergi, termasuk hidung
tersumbat.
Peringatan:
Tidak untuk digunakan pada anak dibawah usia 12 tahun. Hentikan pengobatan jika terjadi
hipertensi, takikardi, palpitasi, aritmia jantung, mual atau gejala neurologis lainnya.
Interaksi:
Obat ini menurunkan efek antihipertensi jika dikonsumsi bersama penghambat beta
adrenergik, metildopa, mecamilamin, reserpin dan alkaloid veratrum. Pseudoefedrin yang
dikonsumsi bersama dengan digitalis dapat meningkatkan aktivitas pacemaker etopi.
Tidak dianjurkan kombinasi dengan bromokriptin, kabergolin, lisurdin, pergolida.
Penggunaan bersamaan dengan penghambat MAO dapat menyebabkan vasokonstriksi dan
peningkatan tekanan darah. Penggunaan bersama antasid meningkatkan kecepatan
absorpsi pseudoefedrin sulfat, sedangkan kaolin menurunkannya.
Kontraindikasi:
Hipersensitif, glaukoma sudut sempit, retensi urin, pasien yang menerima pengobatan
penghambat MAO atau baru berhenti pengobatan dalam 14 hari, hipertensi berat, penyakit
arteri koroner berat, riwayat stroke hemoragik atau risiko terjadi stroke hemoragik.
Dosis
Dosis umum dewasa untuk hidung tersumbat (pilek)
Usia 2 – 5 tahun:
Usia 6 – 12 tahun:
B. Antitusif
1. Keodein (F.I): metilmorfin, *Codipront
Alkaloida candu ini memiliki sifat menyerupai morfin, tetapi efek analgetis dan
meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu pula efek depresinya terhadap
pernapasan. Obat ini banyak digunakan sebagai pereda batuk dan penghilang rasa sakit,
biasanya dikombinasi dengan asetosal yang memberikan efek potensiasi. Dosis
analgetis yang efektif terletak di anatara 15 – 60 mg. Sama dengan morfin, kodein juga
dapat membebaskan histamine (histamine-liberator).
Peringatan :
Kontraindikasi :
1. Hipersensitivitas terhadap codeine, opioid lain atau eksipien lainnya
2. Depresi pernapasan akut
3. Penyakit saluran pernafasan obstruktif-misalnya emfisema
4. Asma-Opioidtidak boleh diberikan selama serangan asma
5. Gagal hati
6. Pada ibu menyusui
7. Pada pasien penderita CYP2D6 ultra rapid metabolisers
8. Cedera kepala
9. Resiko ileus paralitik
Efek sampingnya jarang terjadi pada dosis biasa dan terbatas pada obstipasi, mual dan
muntah, pusing, dan termangu-mangu. Pada anak kecil dapat terjadi konvulsi dan
depresi pernapasan. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek sentral tersebut.
Walaupun kurang hebat dan lebih jarang daripada morfin, obat ini dapat pula
mengakibatkan ketagihan.
Dosis: oral sebagai aalgetikum dan pereda batuk 3-5 dd 10-40 mg dan maksimum 200
mg sehari. Pada diare 3-4 dd 25-40 mg.
2. Noskapin
Alkaloida candu alamiah ini tidak memiliki rumus fenantren, seperti kodein dan
morfin, melainkan termasuk dalam kelompok benzilisokinolin seperti alkaloda candu
lainnya (papaverin dan tebain). Efek meredakan batuknya tidak sekuat kodein, tetapi
tidak mengakibatkan depresi pernapasan atau obstipasi, sedangkan efk sedatifnya dapat
diabaikan. Risiko adiksinya ringan sekali. Berkat sifat baik ini, kini obat ini banyak
digunakan dalam berbagai sediaan obat batuk popular. Noskapin tidak bersifat analgetis
dan merupakan pembebas histamine yang kuat dengan efek bronchokonstriksi dan
hipotensi (selewat) pada dosis besar.
Peringatan :
Kontraindikasi :
1. Hipersensitivitas
2. Kehamilan
Efek sampingnya jarang terjadi dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit, dan perasaan
lelah letih tidak bersemangat.
Dosis: oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg sehari
3. Dekstrometofan: methoxylevorphanol, Detusif, *Romilar/exp, *Benadryl DMP
Dekstrometorfan (DXM atau DM) adalah obat dari kelas morphinan dengan
sedatif, disosiatif, dan stimulan (pada dosis tinggi). Untuk batuk jangka panjang dan
juga batuk yang mengeluarkan dahak tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini.
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek sampingnya hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termangu-mangu,
pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung-usus.
Dosis: oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) p.c., anak-anak 2-6 tahun 3-4 dd 8 mg, 6-12
tahun 3-4 dd 15 mg.
C. Antihistamin
1. Prometazin: (phenargen exp)
Sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedative
dan antikolinergik yang kuat.
Peringatan:
1. Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter.
2. Promethazine tidak boleh diberikan kepada anak yang berusia di bawah dua tahun.
Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan prostat, gangguan ginjal,
gangguan hati, epilepsi, glaukoma, gangguan pernapasan, dan penyumbatan usus.
3. Konsultasikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat apa pun. Jangan
mengonsumsi promethazine bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk
dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang
membahayakan.
4. Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin saat menjalani pengobatan dengan
promethazine karena obat ini dapat bisa menimbulkan efek samping pandangan
kabur dan rasa kantuk.
5. Alkohol dapat menyebabkan rasa kantuk semakin parah, karena itu jauhi alkohol
selama mengonsumsi promethazine.
6. Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari tujuh hari tanpa anjuran dari dokter.
7. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Mekanisme Kerja:
Promethazine sebagai antihistamin tergolong ke dalam H1-antagonis. Seperti
antihistamin H1-antagonis lainnya promethazine berkompetisi dengan histamine bebas
untuk berikatan dengan reseptor H1 yang berada di saluran gastrointestinal, uterus,
pembuluh darah besar, dan otot bronkus. Rasa mual dapat teratasi akibat adanya
aktivitas dari pusat antikolinergik yang dapat juga berimplikasi pada aktivitas di area
chemoreceptor medullar.
Efek samping
Antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan akomodasi pada
manula.
Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) d.c., anak-anak diatas 1 tahun 2-4 dd 0,2 mg/kg.
2. Oksomemazin
Indikasi:
Peringatan:
Dosis : 2-3 dd 15 mg, anak-anak 1-2 tahun 2,5-10 mg sehari, 2-5 tahun 10-20 mg
sehari, 5-10 tahun 2-3 dd 10 mg.
3. Difenhidramin (Benadryl)
Sebagai zat antihistamin (H-Blocker), senyawa ini bersifat hipnotis-sedatif dan dengan
demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat menimbulkan perangsangan
paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lender karena efek antikolinergiknya.
Dosis : 3-4 dd 25-50 mg
Difenhidramin merupakan antihistamin turunan etanolamin, generasi pertama
antihistamin. Difenhidramin bekerja dengan cara menghalangi kinerja senyawa
histamin alami tubuh yang menyebabkan munculnya gejala alergi. Selain gejala alergi,
Difenhidramin juga dapat digunakan untuk menekan batuk, menangani mabuk
perjalanan, serta sebagai obat tidur. Difenhidramin
Indikasi Difenhidramin: Symptomatic gejala alergi yang disebabkan oleh pelepasan
histamin termasuk alergi hidung dan alergi dermatosis, tambahan untuk epinefrin dalam
pengobatan anafilaksis, bantuan tidur malam hari, pencegahan atau pengobatan mabuk,
antitusif, manajemen sindrom Parkinsonian termasuk obat-induced gejala
ekstrapiramidal; topikal untuk menghilangkan nyeri dan gatal yang terkait dengan
gigitan serangga, luka ringan dan luka bakar, atau ruam karena racun
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap difenhidramin atau komponen lain dari
formulasi asthma akut karena aktivitas antikolinergik antagonis H1 dapat mengentalkan
sekresi bronkial pada saluran pernapasan sehingga memperberat serangan asma akut.
Pada bayi baru lahir karena potensial menyebabkan kejang atau menstimulasi SSP
paradoksikal
Dosis dan cara Pemakaian:
1. Dosis oral:
Dewasa dan remaja: 25-50 mg 3-4 kali sehari, dengan interval 4-6 jam, bila
perlu. Dosis maksimal 300 mg/hr.
Usia lanjut (usila): Mulai dengan dosis dewasa serendah mungkin. Usia lanjut
lebih sensitif terhadap efek antikolinergik.
Anak-anak > 9.1 kg: 12.5-25 mg 3-4 kali per hari, dengan interval 4-6 jam.
Sebagai alternatif, berikan 5 mg/kg/hr, terbagi dalam 3-4 dosis.
Dosis maksimal 300 mg/hr.Anak-anak 9.1 kg: 6.25-12.5 mg 3-4 kali per hari,
dengan interval 4-6 jam.
Alternatif lain, berikan 5 mg/kg/hr, terbagi dalam 3-4 dosis. Dosis maksimal
300 mg/hr.
2. Intravena atau intramuscular:
Dewasa dan remaja: 10-50 mg IM atau IV setiap 4-6 jam, bila perlu. Dosis
tunggal 100 mg dapat diberikan bila perlu.
Dosis maksimal 400 mg/hr.Usila: Mulai dengan dosis dewasa terkecil. Usila
lebih sensitif terhadap efek antikolinergik.
Anak-anak: 5 mg/kg/hr IM atau IV, terbagi dalam 3-4 dosis. Untuk pengobatan
rinitis alergi atau selesma: Dosis oral: Dewasa dan remaja: 25-50 mg tiap 4-6
jam, maksimal 300 mg sehari.
3. Usia lanjut: Mulai dengan dosis dewasa serendah mungkin .
4. Usia lanjut lebih sensitif terhadap efek antikolinergik
Anak-anak 6-12 tahun: 12.5-25 mg tiap 4-6 jam, maksimal 150 mg sehari.
Anak-anak < 6 tahun dengan berat > 9.1 kg: 12.5-25 mg 3-4 kali per hari, dengan
interval 4-6 jam. Alternatif lain, 5 mg/kg/hr, terbagi dalam 3-4 dosis. Dosis
maksimal 150 mg/hr.
Anak-anak < 6 tahun dengan berat 9.1 kg: 6.25-12.5 mg 3-4 kali per hari, dengan
interval 4-6 jam. Alternatif lain, 5 mg/kg/hr, terbagi dalam 3-4 dosis. Dosis
maksimal 150 mg/hr.
Efek Samping Difenhidramin:
Pernapasan: sekret bronki mengental.
4.Loratadine
Kegunaan Loratadine
Mengatasi peradangan pada selaput lendir hidung (rinitis) akibat reaksi alergi.
Meredakan gejala hidung berair atau tersumbat, bersin-bersin, mata gatal atau berair,
dan batuk akibat reaksi alergi.
Mengurangi bentol atau ruam merah yang gatal pada kulit akibat reaksi alergi
(urtikaria).
Rinitis Alergi
Sering terjadi
Jarang terjadi
Mebhydrolin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala alergi yang
disebabkan oleh pelepasan zat histamin, Beberapa gejala alergi tersebut antara lain :
Dosis mebhydrolin berbeda-beda untuk tiap pasien. Biasanya, dosis ditentukan dokter
berdasarkan kondisi penyakit dan respons tubuh tiap pasien.
Dokter umumnya meresepkan 100-300 miligram mebhydrolin per hari yang dibagi
dalam dua dosis bagi pasien dewasa. Dosis mebhydrolin untuk anak-anak berusia 6-12
tahun biasanya disesuaikan dengan berat badan mereka. Namun, umumnya dokter
meresepkan 100-200 miligram mebhydrolin per hari terbagi dalam dua dosis untuk
pasien anak-anak usia 6-12 tahun.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping mebhydrolin
antara lain :
Efek samping yang paling umum dari obat golongan anti histamin termasuk
mebhydrolin adalah sedasi, mengantuk dan retardasi psikomotor. Efek ini bersifat
sementara dan akan segera hilang jika pemakaian obat dihentikan.
Efek samping yang jarang misalnya kebingungan, kegelisahan, gugup, tremor,
kejang, dan halusinasi.
Efek samping yang lain misalnya mual, muntah, sakit kepala dan efek
antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, diare, anemia hemolitik,
leukopenia, agranulositosis, trombositopenia penglihatan kabur, dan gangguan
pencernaan.
Indikasi
Kontraindikasi
6. Promethazine
Promethazine adalah obat bebas terbatas yang termasuk ke dalam golongan obat
phenothiazines. Obat ini digunakan untuk menangani gejala alergi, mual, muntah,
insomnia ringan, serta pencegahan motion sickness atau mabuk kendaraan.
Peringatan
1. Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter
2. Tidak beloh diberikan kepada anak yang berusia di bawah dua tahun. Harap berhati-
hati jika anda menderita gangguan prostat, gangguan ginjal, gangguan hati, epilepsi,
glaukoma, gangguan pernapasan dan penyumbatan usus
3. Konsultasikan pada dokterjika anda sedang mengkonsumsi obat apa pun. Jangan
mengkonsumsi promethazine bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk
dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang
membahayakan
4. Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin saat menjalani pengobatan dengan
promethazine karena obta ini dapat bisa menimbulkan efek samping pandangan
kabur dan kantuk
5. Alkohol dapat menyebabkan rasa kantuk semakin parah karena itu jauhi alkohol
selama mengkonsumsi promethazine
6. Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari tujuh hari tanpa anjuran dari dokter
7. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis segera temui dokter
Interaksi
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek
samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam
dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan
resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan
memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.
Dosis
Oral atau rectal: 12.5 mg sebelum makan dan 25 mg saat akan tidur, bila
diperlukan. Alternatif, 25 mg dosis tunggal diberikan saat akan tidur atau 6.25
mg sampai 12.5 mg tiga kali sehari
IM atau IV: 25 mg, dapat diulangi dalam waktu 2 jam bila diperlukan.
3. Standar dosis dewasa untuk Alergi Rhinitis
Acute Vertigo:
Pemeliharaan:
Lebih dari atau setara dengan 2 tahun: oral atau rectal: 0.1 mg/kg/dosis setiap 6
jam selama siang dan 0.5 mg/kg/dosis saat menjelang tidur sesuai kebutuhan
Lebih dari atau setara dengan 2 tahun: oral atau rectal, IM atau IV: 0.25 sampai
1 mg/kg/dosis (tidak lebih dari 25 mg) 4 sampai dengan 6 kali sehari sesuai
kebutuhan
Sedasi: oral, IM, IV, atau rectal: 0.5 sampai 1 mg/kg/dosis (tidak lebih dari 25 mg)
setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Lebih dari atau setara dengan 2 tahun: pra operasi analgesia/hypnotic adjunct: IM,
IV: 1.1 mg/kg sekali dikombinasikan dengan analgesik atau hypnotic (dosis
dikurangi) dan dengan agent sejenis atropine (pada dosis yang sesuai). Catatan:
dosis promethazine tidak boleh melewati separuh dari dosis yang disarankan bagi
orang dewasa.
Berikut efek lain yang mungkin saja terjadi selama mengonsumsi obat ini:
Umum terjadi: mengantuk, pandangan kabur, mulut terasa kering, sakit kepala,
tinnitus (dengung pada telinga),konstipasi, sulit buang air kecil, fotosensitivitas (kulit
menjadi sensitif terhadap sinar matahari).
Kemungkinan fatal, segera hubungi dokter: berkedut atau gerakan tak terkendali
pada mata Anda, lidah, wajah, lengan, atau kaki; gemetar yang tak terkendali,
meneteskan air liur, kesulitan menelan, masalah pada keseimbangan atau saat berjalan;
merasa cemas dan resah, gelisah; demam tinggi, kaku pada otot berkeringat, detak
jantung cepat atau tidak teratur, napas cepat; merasa akan pingsan; kejang-kejang; kulit
pucat, mudah luka atau berdarah, tenggorokan sakit, gejala flu; penglihatan menurun
pada malam hari, mata berair, sensitif terhadap cahaya meningkat; halusinasi; mual dan
nyeri perut, ruam kulit; jarang buang air kecil; nyeri sendi atau bengkak disertai dengan
demam, kelenjar bengkak, nyeri otot, tingkah laku atau pikiran yang berbeda dari
biasanya, warna kulit tidak merata; atau detak jantung lambat, denyut nadi lemah,
pingsan, napas lambat.
D. Muskolitik
Bekerja dengan mengencerkan sekret pada saluran nafas dengan jalan memecah
benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida pada sputum. Efek perubahan akan
timbul melalui reaksi kimia yang akan merubah viskositas mukopolisakarida sputum.
Agen mukolitik ada 3 macam, yakni : bromheksin, ambroksol dan asetilsistein.
Bromheksin
Merupakan derifat sintetik vasicine dalam bentuk sinetis. Biasa diberikan untuk
penderita bronkhitis atau kelainan saluran nafas yang lain. Di UGD diberikan pada
pasien dengan gangguan bronkus agar dahak keluar.
Indikasi
Tukak lambung, kehamilan, menyusui, penghentian pengobatan jika terjadi lesi kulit
ataumukosa
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Dosis
Oral : diminum saat perut kosong (1 jam sebelum- 2 jam sebelum makan). Tablet 8
mg atau sirup 4 mg/5ml: Dewasa dan anak-anak >10 tahun : 1 tablet atau 10 ml sirup
3 kali sehari, anak 5-10 tahun : ½ tablet atau 5 ml sirup 3 kali sehari, anak 2-5 tahun:
½ tablet atau 5 ml sirup 2 kali sehari
Cairan injeksi 4 mg/2ml: 1 ampul(waktu pemberian 2-3 menit) sebanyak 22-3 kali
sehari, dapat diberikan sebagai cairan infus IV bersama glukosa, fruktosa, garam
fisiologi dan larutan ringer.
Efek samping
Ambroxol
Merupakan metabolit bromheksin yang mekanisme kerjanya sama dengan
bromheksin. Namun masih diperlukan banyak penelitian lanjutan untuk mengetahui
efektifitas obat ini.ambroxol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan
mukolitik yaitu obat yang berfungsi untuk mengencerkan dahak. Ambroxol umumnya
digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat produksi dahak yang
berlebihan pada kondisi seperti bronliektasis dan emfisema.
Peringatan
Dosis
Untuk dewasa dosis biasanya diberikan sebanyak 30 hingga 120 mg perhari. Dosis
disesuaikan dengan kondisi pasien, tingkat keparahan dan respon tubuh tergadap obat.
Pada pasien anak-anak , dosis juga akan disesuaikan dengan berat badan mereka.
Interaksi Obat
Efek Samping
1. Gangguan pencernaan ringan
2. Mual dan muntah
3. Sakit ulu hati
4. Dyspepsia
Indikasi
1. Bronkitis
2. Bronkitis asmatik
3. Emfisema
4. Bronkiektasis
5. Tracheobronchitis
Asetilsistein
Indikasi
Peringatan
Pasien yang sulit mengeluarkan sekret, penderita asma bronkial, berbahaya untuk
pasien asma bronkial akut
Kontraindikasi
Efek samping
Dosis
E. Ekspektoran
Ekspektoran adalah golongan obat yang akan merangsang pengeluaran sekret ataupun
dahak dari saluran pernafasan. Mekanisme kerjanya diduga berhubungan dengan stimulasi
mukosa lambung yang selanjutnya akan timbul reflek yang merangsang sekresi kelenjar
saluran nafas melalui nervus vagus, sehingga nantinya akan menurunkan viskositas
sputum hingga dahak akan mudah keluar.
1. Kaliumiodida
Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan mencairkannya, tetapi
sebagai obat batuk (Hampir) tidak efektif
Efek Samping : gangguan tiroid , Struma, Ucticaria dan iod-acne, juga hiperkaliemia(
pada fungsi ginjal buruk).
Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks. 6 g sehari.
2. Amoniumklorida
Efek Sampingnya
Acidosis ( khusus pada anak-anak dan pasien ginjal) dan gangguan lambung (mual,
muntah), berhubung sifatnya yang merangsang mukosa, mengantuk , hipokalemia,
kekurangan kalsium, kejang dan gangguan kesadaran atau mental
Peringatan
1. Hindari konsumsi jika alergi terhadap obat ini
2. Segera ke dokter jika sudah menggunakan obat ini lebih dari 7 hari namun kondisi
tidak membaik
3. Beri tahu dokter jika anda memiliki riwayat asma, bronkitis kronis, emfisema, batuk
disertai dahak yang banyak atau batuk darah
4. Beri tahu dokter jika sedang menjalani pengobatan dengan obat lain, termasuk
suplemen dan produk herba
5. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakannya segera temui dokter
Efek Samping :
Iritasi Lambung (mual,muntah) yang dapat dikurangi bila diminum dengan segelas air,
pusing, mengantuk, sakit kepala, ruam dan pembentukan batu ginjal
Dosis:
Untuk dewasa, dosis yang digunakan yaitu 200-400 mg setiap 4 jam bila dibutuhkan.
Bila menggunakan tablet evtended release dosisnya yaitu 600-1200 mg 2 kali sehari
bila dibutuhkan. Dosis maksimal sehari yaitu 2400 mg
Penggunaannya pada anak hanya diperbolehkan pada usia di atas 4 tahun. Untuk
anak usia 4-6 tahun, dosis yang digunakan yaitu 50-100 mg setiap 4 jam bila
dibutuhkn dengan dosis 600mg/hari. Lalu untuk anak 6-12 tahun sebanyak 100-200
mg setiap 4 jam nila dibutuhkan dengan dosis maksimal 1200mg/hari
4. Gliserilguaikolat
Menurut penelitian belum ada bukti manfaat obat dengan dosis tertentu akan baik bagi
pasien, hanya persepsi saja. Ada efek samping jika obat dikonsumsi dalam dosis besar,
yakni efek sedatif, mual dan muntah. Sediaan yang beredar di pasaran adalah dalam
bentuk sirup 100 mg/5 ml, dengan dosis dewasa yang disarankan adalah 2-4 kali 200-
400 mg per hari
INDIKASI :
Meredakan batuk berdahak ( sebagai ekspektoran).
KONTRA INDIKASI :
Penderita yang hipersensitif terhadap Glyceryl Guaiacolate.
EFEK SAMPING :
Jarang terjadi yaitu : mual, mengantuk.
POSOLOGI :