Anda di halaman 1dari 1

Main menu

Beranda Artikel Obat Baru IONI

Info BPOM Situs Terkait Website POM

Obat Komparator

Cari

Depan » IONI » BAB 3 SISTEM SALURAN NAPAS » 3.4


Antihistamin, Hiposensitisasi dan Kedaruratan Alergi »
3.4.1 Antihistamin

3.4.1 Antihistamin
Semua antihistamin bermanfaat besar pada terapi alergi
nasal, rhinitis alergika dan mungkin juga pada rhinitis
vasomotor. Antihistamin mengurangi sekresi nasal dan
bersin tetapi kurang efektif untuk kongesti hidung.
Antihistamin topikal digunakan pada mata, hidung dan kulit.

Antihistamin oral juga dapat mencegah urtikaria dan


digunakan untuk mengatasi ruam kulit pada urtikaria, gatal,
gigitan dan sengatan serangga, serta alergi obat. Injeksi
klorfeniramin atau prometazin digunakan sebagai terapi
tambahan pada terapi darurat anaMlaksis dan angioedema
dengan adrenalin. Antihistamin (sinarisin, siklisin dan
prometasin teoklat) digunakan pada mual dan muntah.
Antihistamin kadang digunakan untuk insomnia.

Antihistamin berbeda-beda dalam lama kerja serta dalam


derajat efek sedatif dan antimuskarinik. Antihistamin
golongan lama relatif mempunyai kerja pendek tetapi
beberapa (misal prometazin) memiliki kerja sampai 12 jam,
sedangkan antihistamin non sedatif yang lebih baru memiliki
kerja panjang. Semua antihistamin golongan lama
menyebabkan sedasi, meskipun alimemazin (trimeprazin)
dan prometazin mempunyai efek sedasi yang lebih besar
dibanding klorfeniramin dan siklizin. Efek sedasi ini
kadang-kadang dibutuhkan untuk mengendalikan gatal
karena alergi. Tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa
antihistamin sedatif yang satu lebih baik dari yang lain
karena pasien mempunyai respons yang sangat berbeda
satu sama lain. Antihistamin non sedatif seperti setirizin,
levosetirizin, loratadin, desloratadin, feksofenadin,
terfenadin dan mizolastin lebih sedikit menyebabkan efek
sedasi dan gangguan psikomotor dibanding golongan lama
karena jumlah obat yang menembus sawar darah otak hanya
sedikit.

Operasi gigi. Antihistamin digunakan secara luas sebagai


anti muntah. Pada pasien dengan reUek gag yang berlebihan,
pemberian diazepam akan lebih efektif.

Peringatan dan Kontraindikasi: Antihistamin yang


menyebabkan kantuk mempunyai aktivitas antimuskarinik
yang nyata dan harus digunakan dengan hati-hati pada
hipertroM prostat, retensi urin, pasien dengan risiko
galukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit
hati dan epilepsi. Dosis mungkin perlu diturunkan pada
gangguan ginjal. Anak dan lansia lebih mudah mendapat
efek samping. Penggunaan pada anak di bawah 2 tahun tidak
dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter dan tidak boleh
digunakan pada neonatus. Banyak antihistamin harus
dihindari pada porMria, meskipun beberapa (misalnya
klorfenamin dan setirizin) diperkirakan aman.

Efek Samping Antihistamin: Mengantuk adalah efek


samping utama pada sebagian besar antihistamin golongan
lama, walaupun stimulasi yang paradoksikal dapat terjadi
meski jarang (terutama pada pemberian dosis tinggi atau
pada anak dan pada lanjut usia). Mengantuk dapat
menghilang setelah beberapa hari pengobatan dan jauh
kurang dengan antihistamin yang lebih baru.

Efek samping yang lebih sering terjadi dengan antihistamin


golongan lama meliputi sakit kepala, gangguan psikomotor,
dan efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering,
pandangan kabur, dan gangguan saluran cerna.

Efek samping lain yang jarang dari antihistamin termasuk


hipotensi, efek ekstrapiramidal, pusing, bingung, depresi,
gangguan tidur, tremor, konvulsi, palpitasi, aritmia, reaksi
hipersensitivitas (bronkospasme, angio-edema, dan
anaMlaksis, ruam kulit, dan reaksi fotosensitivitas), kelainan
darah, disfungsi hepar dan glaukoma sudut sempit.

Antihistamin Yang Tidak Menyebabkan Kantuk:


Walaupun mengantuk jarang dijumpai, namun pasien harus
diingatkan bahwa hal itu dapat terjadi dan dapat
mempengaruhi aktivitas yang memerlukan ketrampilan,
misalnya mengemudi-kan mobil. Pemakaian alkohol
berlebihan harus dihindari.

Antihistamin Yang Menyebabkan Kantuk:


Efek samping mengantuk akan mempengaruhi aktivitas yang
memerlukan ketrampilan, misalnya mengemudi mobil; efek
sedasi meningkat dengan pengaruh alkohol.

MonograJ:

AKRIVASTIN
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

Peringatan:
lihat keterangan di atas; mengganggu ketrampilan
mengemudi dan menjalankan mesin.

Kontraindikasi:
hipersensitif pada akrivastin atau triprolidin, hindari pada
gangguan ginjal.

Efek Samping:
insiden sedasi dan antimuskarinik rendah, nyeri kepala.

Dosis:
8 mg, 3 kali sehari. Anak di bawah 12 tahun dan Usia Lanjut
tidak dianjurkan.

ASTEMIZOL
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

Peringatan:
gangguan hati, sindrom QT kongenital, hipokalemia, pasien
yang mendapat obat obat antiaritmia, antipsikotik,
antidepresan trisiklik, terfenadin dan eritromisin yang
ternyata interval QT nya memanjang; hindari juga pemakaian
bersama obat yang menimbulkan gangguan keseimbangan
elektrolit, misalnya diuretik.

Interaksi:
ketokonazol (dan turunan azol lain), eritromisin (dan
makrolid lain), kuinidin.

Kontraindikasi:
kehamilan, menyusui.

Efek Samping:
insiden sedasi dan antimuskarinik rendah. Aritmia ventrikuler
pada dosis besar.

Dosis:
10 mg/hari (tidak boleh lebih); Anak di bawah 6 tahun tidak
dianjurkan, 6-12 tahun 5 mg/hari (tidak boleh lebih).

AZATADIN MALEAT
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

Peringatan:
lihat antihistamin di depan; glaukoma sudut sempit,
hipertropi prostat atau obstruksi struktural kandung kencing,
obstruksi piloroduodenal, penyakit kardiovaskuler,
hipertiroid, kenaikan tekanan intra okuler, anak kurang dari 1
tahun; pasien yang mempunyai lesi vokal di korteks
serebrum; sensitivitas silang dengan obat obat sejenis;
hindari menjalankan kendaraan atau mesin; hamil dan
menyusui.

Interaksi:
penghambat MAO memperlama kerja dan intensitas
antihistamin. Alkohol, anti depresan trisiklik, barbiturat atau
depresan SSP lain memperkuat efek sedatif. Efek anti
koagulan oral mungkin dihambat.

Kontraindikasi:
lihat antihistamin di depan; bayi baru lahir dan prematur;
pasien yang mendapat penghambat MAO; hipersensitivitas,
serangan asma akut.

Efek Samping:
lihat antihistamin di depan; mengantuk, pengaruh
kardiovaskuler dan SSP, kelainan darah, gangguan saluran
cerna, fotosensitiMtas, reaksi alergi, efek anti muskarinik,
kelemahan otot.

Dosis:
1 mg naikkan bila perlu sampai 2 mg, 2 kali/ hari, Anak di
bawah satu tahun tidak dianjurkan; 1-6 tahun 250 mikrogram
2 kali sehari; 6-12 tahun 0,5-1 mg 2 kali sehari.

BEPOTASTIN BESILAT
Indikasi:
Rinitis alergi, urtikaria.

Peringatan:
Gangguan fungsi ginjal, mengemudi, pengobatan steroid
jangka panjang: penurunan dosis steroid secara bertahap
dengan pengawasan memadai, hindari pemakaian jangka
panjang, rinitis alergi musiman: terapi dimulai sebelum
hingga berakhirnya musim dengan frekuensi alergen tinggi,
lansia, kehamilan, merencanakan kehamilan, menyusui, bayi,
dan anak.

Kontraindikasi:
Hipersensitivitas.

Efek Samping:
Umum: leukositosis, leukopenia, eosinoMlia, kantuk, malaise,
sakit kepala, pusing, rasa haus, mual, muntah, sakit perut,
diare, rasa tidak nyaman pada lambung, ruam, peningkatan
ALT (GPT), AST (GOT), gama-GTP, LDH, dan total bilirubin,
urin yang mengandung darah. Jarang: rasa berat pada
kepala, mulut kering, glositis, nyeri abdomen, bengkak,
proteinuria, glikosuria, urinary urobilinogen. Frekuensi tidak
diketahui: penurunan volume urin.

Dosis:
Oral: dewasa, dosis tunggal 10 mg dua kali sehari, dapat
disesuaikan dengan umur dan gejala. Gangguan fungsi ginjal:
dosis awal 5 mg.

BROMPHENIRAMIN
MALEAT
Indikasi:
mengatasi gejala alergi seperti hay fever, pruritus, urtikaria.

Peringatan:
lihat keterangan di atas.

Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas.

Efek Samping:
lihat keterangan di atas.

Dosis:
4-8 mg 3-4 kali sehari; Anak sampai 3 tahun 0,4-1 mg/kg bb
sehari dalam 4 dosis bagi, 3-6 tahun 2 mg 3-4 kali sehari, 6-12
tahun 2-4 mg 3-4 kali sehari.

DEKSKLORFENIRAMIN
MALEAT
Indikasi:
gejala alergi seperti rinitis alergi, urtikaria, saluran napas atas
sistemik.

Peringatan:
glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi piloro
duodenal, hipertroM prostat, obstruksi struktural kandung
kencing, penyakit kardiovaskuler, kenaikan tekanan
intraokuler, hipertiroidisme, hindari mengemudi dan
menjalankan mesin.

Interaksi:
penghambat MAO, alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat,
depresan SSP, antikolinergik.

Kontraindikasi:
bayi baru lahir, prematur, pasien dalam terapi penghambat
MAO, serangan asma akut.

Efek Samping:
sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik,
hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euforia, nyeri kepala,
stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah.

Dosis:
Dewasa: 2 mg, Anak: 2 - 6 tahun 0,5 mg; 6 - 12 tahun: 1 mg.
Diberikan 3 - 4 kali/hari.

DESLORATADIN
Indikasi:
gejala yang berkaitan dengan rinitis alergi seasonal (SAR),
urtikaria idiopatik kronis.

Peringatan:
eMkasi dan keamanan pada anak dibawah 2 tahun belum
diketahui, penurunan fungsi ginjal berat, obat yang
mengandung sukrosa, sorbitol, pasien dengan masalah
intoleransi fruktosa herediter, malabsorbsi glukosa-galaktosa
atau penurunan fungsi sukrosa-isomaltase.

Interaksi:

Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap desloratadin, kehamilan, menyusui.

Efek Samping:
umum: takikardi, mulut kering, pusing, hiperaktif psikomotor,
faringitis, anoreksia, konstipasi, sakit kepala, letih, insomnia,
somnolence , gangguan tidur, gugup;

Tidak umum: palpitasi, premature atrial contractions,


hiperkinesia, kulit memerah, kebingungan, rinitis, sinusitis,
epistaksis, iritasi hidung, rinorea, tenggorokan kering,
hiposmia, dispepsia, mual, nyeri abdomen, gastroenteritis,
feses abnormal, disuria, gangguan micturition, gangguan
frekuensi micturition, pruritus, rasa haus, glikosuria,
hiperglikemia, perburukan sakit kepala, peningkatan enzim
hati, agitasi, ansietas, iritabilitas;

Telah dilaporkan: pusing, halusinasi, somnolence, insomnia,


hiperaktif psikomotor, kejang, takikardi, nyeri abdomen,
mual, muntah, dispepsia, diare, peningkatan bilirubin,
mialgia, reaksi hipersentivitas (anaMlaksis, angioedema,
dispnea, pruritus, ruam, urtikaria).

Dosis:
Anak 6-11 tahun: 5 mL (2,5 mg) sirup 1 kali sehari dengan atau
tanpa makanan, anak 2-5 tahun 2,5 mL (1,25 mg) sirup 1 kali
sehari dengan atau tanpa makanan, dewasa dan anak di atas
12 tahun:10 mL (5 mg) sirup 1 kali sehari dengan atau tanpa
makanan.

DESLORATADIN +
PSEUDOEFEDRIN
SULFAT
Indikasi:
untuk melegakan gejala nasal dan non nasal pada rhinitis
alergi, termasuk hidung tersumbat.

Peringatan:
tidak untuk digunakan pada anak dibawah usia 12 tahun.
Hentikan pengobatan jika terjadi hipertensi, takikardi,
palpitasi, aritmia jantung, mual atau gejala neurologis
lainnya.

Interaksi:
obat ini menurunkan efek antihipertensi jika dikonsumsi
bersama penghambat beta adrenergik, metildopa,
mecamilamin, reserpin dan alkaloid veratrum. Pseudoefedrin
yang dikonsumsi bersama dengan digitalis dapat
meningkatkan aktivitas pacemaker etopi. Tidak dianjurkan
kombinasi dengan bromokriptin, kabergolin, lisurdin,
pergolida. Penggunaan bersamaan dengan penghambat
MAO dapat menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan
tekanan darah. Penggunaan bersama antasid meningkatkan
kecepatan absorpsi pseudoefedrin sulfat, sedangkan kaolin
menurunkannya.

Kontraindikasi:
hipersensitif, glaukoma sudut sempit, retensi urin, pasien
yang menerima pengobatan penghambat MAO atau baru
berhenti pengobatan dalam 14 hari, hipertensi berat,
penyakit arteri koroner berat, riwayat stroke hemoragik atau
risiko terjadi stroke hemoragik.

Efek Samping:
Umum: takikardia, mulut kering, pusing, hiperaktivitas
psikomotor, faringitis, anoreksia, sakit kepala, kelelahan,
insomnia, mengantuk, gangguan tidur, kecemasan.

Tidak umum: palpitasi, kontraksi atrial prematur,


hiperkinesia, kemerahan, kebingungan, pandangan kabur,
mata kering, rhinitis, sinusitis, epistaksis, iritasi nasal,
rinorea, kerongkongan kering, hiposmia, dyspepsia, mual,
nyeri perut, gastroenteritis, ketidaknormalan feses, gatal-
gatal, disuria, gangguan mikturia, sakit kepala memburuk,
rigor, peningkatan enzim hepatik, agitasi, kecemasan,
iritabilitas.

Dosis:
Dewasa ( > 12 tahun): dua kali sehari 1 tablet. Telan tablet
secara utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.

DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA
Indikasi:
antihistamin, antiemetik, anti spamodik; parkinsonisme,
reaksi ekstrapiramidal karena obat; anak dengan gangguan
emosi.

Peringatan:
glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi piloro
duodenal, gejala hipertropi prostat atau obstruksi struktural
kandung kencing; riwayat asma bronkial, kenaikan tekanan
intra okuler, hipertiroid, penyakit kardiovaskuler atau
hipertensi; hamil; hindari mengemudi dan menjalankan
mesin; lihat juga keterangan di atas.

Interaksi:
alkohol, depresan SSP, penghambat MAO.

Kontraindikasi:
bayi baru lahir atau prematur; menyusui; lihat juga
keterangan di atas.

Efek Samping:
pengaruh pada kardiovaskuler dan SSP; gangguan darah;
gangguan saluran cerna; efek anti muskarinik, reaksi alergi;
lihat juga keterangan di atas.

Dosis:
Dewasa 25-50 mg 3 kali sehari; Anak 5 mg/kg bb sehari.

DIMENHIDRINAT
Keterangan:
(LIHAT BAGIAN 4.6)

FEKSOFENADIN HCL
Indikasi:
gejala alergi yang berkaitan dengan rinitis alergi pada anak
6-11 tahun.

Peringatan:
hamil dan menyusui, gangguan ginjal dan hati.

Interaksi:
eritromisin, ketokonasol, antasid yang mengandung
aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida
(feksofenadin diberikan 2 jam setelah pemberian antasid).

Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap feksofenadin dan komponennya.

Efek Samping:
sakit kepala, mengantuk, kelelahan, mual, pusing; jarang
terjadi: urtikaria, pruritus, kulit kemerahan, reaksi
hipersensitif.

Dosis:
anak 6-11 tahun dosis rekomendasi: 30 mg 2 kali sehari. Tidak
untuk anak di bawah 6 tahun.

FENIRAMIN MALEAT
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

Peringatan:
hamil, menyusui, mengganggu ketrampilan mengemudi dan
menjalankan mesin, glaukoma sudut sempit, pasien dengan
lesi fokal di korteks serebrum: sensitivitas silang dengan
obat sejenis; lihat juga keterangan di atas.

Interaksi:
memperkuat efek trankuilizer; hipnotik, penghambat MAO,
alkohol; lihat juga keterangan di atas.

Kontraindikasi:
hipertroM prostat berat, serangan asma akut, bayi prematur;
lihat juga keterangan di atas.

Efek Samping:
mengantuk, keluhan saluran cerna, mulut kering, palpitasi,
retensi urin, halusinasi, gelisah, bingung pada dosis tinggi,
agitasi pada anak, kenaikan tekanan intra okuler; jarang:
diskrasia darah; lihat juga keterangan di atas.

Dosis:
oral: 22,5-30 mg 2-3 kali sehari.

HIDROKSIZIN
HIDROKLORIDA
Indikasi:
pruritus, ansietas (penggunaan jangka pendek).

Peringatan:
awal kehamilan: hindari mengemudi dan menjalankan mesin;
menyusui (lihat Lampiran 5); lihat juga keterangan di atas.

Interaksi:
alkohol, depresan SSP.

Kontraindikasi:
riwayat hipersensitivitas; lihat juga keterangan di atas.

Efek Samping:
sedasi; lihat juga keterangan di atas.

Dosis:
pruritus: dosis awal 25 mg malam hari dinaikkan bila perlu
sampai 25 mg 3-4 kali sehari; Anak 6 bulan-6 tahun, dosis
awal 5-15 mg/hari dinaikkan bila perlu sampai 50 mg sehari
dalam dosis terbagi; lebih dari 6 tahun dosis awal 15-25 mg
sehari dinaikkan bila perlu sampai 50-100 mg/hari dalam
dosis terbagi. Ansietas (hanya Dewasa): 50-100 mg, 4 kali
sehari.

HOMOKLORSIKLIZIN
HIDROKLORIDA
Indikasi:
gejala alergi seperti rinitis alergi, urtikaria.

Peringatan:
glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertroM prostat,
gangguan ketrampilan mengemudi dan menjalankan mesin,
hamil, pasien mendapat penghambat MAO, sensitivitas
silang pada obat sejenis.

Interaksi:
depresan SSP, antikolinergik, antidepresan trisiklik,
penghambat MAO, alkohol.

Efek Samping:
mengantuk, sedasi, gangguan saluran cerna, penglihatan
kabur, kesulitan buang air kecil, mulut kering, reaksi alergi,
efek pada SSP.

Dosis:
Dewasa 1-2 tablet (tiap tablet 10 mg), 3 kali/hari.

KLEMASTIN
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

Peringatan:
hati-hati mengemudi dan menjalankan mesin, pasien dengan
glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi
piloroduodenal, hipertroM prostat dengan retensi urin atau
obstruksi struktural kandung kencing, kehamilan (lihat
Lampiran 4), menyusui (lihat Lampiran 5); lihat juga
keterangan di atas.

Interaksi:
penghambat MAO, sedatif, hipnotik, alkohol.

Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas.

Efek Samping:
lesu, sedasi, mulut kering, nyeri kepala, pusing, ruam kulit,
mual, gastralgia, konstipasi; lihat juga keterangan di atas.

Dosis:
1 mg, 2 kali sehari: Anak dibawah 1 tahun tidak dianjurkan; 1-3
tahun: 250-500 mcg, 2 kali sehari; 3-6 tahun 500 mcg 2 kali
sehari; 6-12 tahun 0,5-1 mg, 2 kali sehari.

KLORFENIRAMIN
MALEAT
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria; pengobatan darurat
reaksi anaMlaktik.

Peringatan:
lihat keterangan di atas; glaukoma sudut sempit, kehamilan
(lihat Lampiran 4), menyusui (lihat Lampiran 5), retensi urin,
hipertropi prostat, pasien dengan lesi vokal vorteks
serebrum; hindari mengemudi dan menjalankan mesin,
sensitivitas silang dengan obat sejenis; penyuntikan dapat
menimbulkan iritasi dan menyebabkan hipotensi sekilas atau
stimulasi SSP.

Interaksi:
alkohol, depresan SSP, anti kolinergik, penghambat MAO.

Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas; serangan asma akut, bayi prematur.

Efek Samping:
lihat keterangan di atas; sedasi, gangguan saluran cerna,
efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinnitus,
euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan
darah.

Dosis:
oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari. Anak di bawah
1 tahun tidak dianjurkan; 1-2 tahun 1 mg 2 kali sehari; 2-5
tahun 1 mg tiap 4-6 jam, maksimal 6 mg/hari; 6-12 tahun 2 mg
tiap 4-6 jam, maksimal 12 mg/hari. Injeksi subkutan atau
intramuskular: 10-20 mg, diulang bila perlu maksimal 40 mg
dalam 24 jam.Injeksi intravena lambat, lebih dari 1 menit: 10-
20 mg dilarutkan dalam spuit dengan 5-10 ml darah atau
dengan NaCl steril 0,9% atau air khusus untuk injeksi.

LEVOSETIRIZIN
DIHIDROKLORIDA
Indikasi:
gejala alergi yang berkaitan dengan rhinitis alergi seasonal
(termasuk gejala okular), rhinitis alergi menahun, urtikaria
idiopati kronis.

Peringatan:
hati-hati penggunaan pada anak usia di bawah 6 tahun,
pengguna alkohol, pasien dengan masalah intoleransi
galaktosa herediter, deMsiensi laktase atau malabsorbsi
glukosa-galaktosa.

Interaksi:
teoMlin 400 mg/hari menurunkan 16 % klirens setirizin, pada
pasien sensitif penggunaan bersama alkohol atau penekan
SSP memberikan efek pada SSP, hal ini tidak ditunjukkan
oleh rasematnya, absorbsi menjadi lambat tetapi tidak
menurun dengan adanya makanan.

Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap levosetirizin atau komponen
penyusunnya atau derivat piperasinPenderita gangguan
ginjal berat dengan klirens kreatinin kurang dari 10
mL/menit, kehamilan (lihat Lampiran 4) dan menyusui (lihat
Lampiran 5).

Efek Samping:
sakit kepala, mengantuk, mulut kering, kelelahan, astenia.

Dosis:
Dewasa dan Anak di atas 6 tahun: 5 mg/hari, untuk anak di
bawah 6 tahun dimungkinkan penyesuaian dosis.

Lansia: penyesuaian dosis dimungkinkan pada lansia dengan


gangguan ginjal sedang sampai berat. Penyesuaian dosis
dimungkinkan pada gangguan ginjal dan hati. Tidak
diperlukan penyesuaian dosis pada penderita gangguan hati
saja. Pada penderita gangguan ginjal dosis bersifat individu.
Lama penggunaan pada hay fever: 3-6 minggu, pada kasus
terpapar serbuk bunga: 1 minggu, lama penggunaan secara
klinis 4 minggu, untuk rinitis alergi kronis dan urtikaria
pengalaman klinis penggunaan selama 1 tahun, 18 bulan
untuk pasien dengan pruritus yang berkaitan dengan
dermatitis atopik.

LORATADIN
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

Peringatan:
hamil, menyusui; lihat juga antihistamin di depan Insiden
sedasi dan antimuskarinik rendah.

Anda mungkin juga menyukai