Furocemid
Indikasi : Udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada
udem pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis
yang kuat dan cepat.
Dosis Literatur : Oral: Udem. Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari,
penunjang 20-40 mg sehari, tingkatkan sampai 80 mg sehari pada udem yang
resistensi. Anak, 1-3 mg/kg BB sehari, maksimal 40 mg sehari. Oliguria. Dosis
awal 250 mg sehari. Jika diperlukan dosis lebih besar, tingkatkan bertahap
dengan 250 mg, dapat diberikan setiap 4-6 jam sampai maksimal dosis tunggal 2
g.
Interaksi obat : Glukokortikoid, karbenoksolon, atau laksatif: meningkatkan
deplesi kalium dengan risiko hipokalemia. Antiinflamasi non-steroid (AINS),
probenesid, metotreksat, fenitoin, sukralfat: mengurangi efek dari furosemid.
Glikosida jantung: meningkatkan sensitivitas miokardium. Obat yang dapat
memperpanjang interval QT: meningkatkan risiko aritmia ventrikular. Salisilat:
meningkatkan risiko toksisitas salisilat. Antibiotik aminoglikosida, sefalosporin,
dan polimiksin: meningkatkan efek nefrotoksik dan ototoksik. Sisplastin:
memungkinkan adanya risiko kerusakan pendengaran. Litium: meningkatkan
efek litium pada jantung dan neurotoksik karena furosemid mengurangi eksresi
litium. Antihipertensi: berpotensi menurunkan tekanan darah secara drastis dan
penurunan fungsi ginjal. Probenesid, metotreksat: menurunkan eliminasi
probenesid dan metotreksat. Teofilin: meningkatkan efek teofilin atau agen
relaksan otot. Antidiabetik dan antihipertensi simpatomimetik: menurunkan efek
obat antidiabetes dan antihipertensi simpatomimetik. Risperidon: hati-hati
penggunaan bersamaan. Siklosporin: meningkatkan risiko gout. Media kontras:
risiko pemburukan kerusakan ginjal. Kloralhidrat: mungkin timbul panas,
berkeringat, gelisah, mual, peningkatan tekanan darah dan takikardia.
Efek Samping : sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi,
hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin darah. Umum:hemokonsentrasi,
hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, peningkatan kolesterol darah,
peningkatan asam urat darah, gout, enselopati hepatik pada pasien dengan
penurunan fungsi hati, peningkatan volume urin. Tidak umum:trombositopenia,
reaksi alergi pada kulit dan membran mukus, penurunan toleransi glukosa dan
hiperglikemia, gangguan pendengaran, mual, pruritus, urtikaria, ruam, dermatitis
bulosa, eritema multiformis, pemfigoid, dermatitis eksfoliatif, purpura,
fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia, leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi
anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah, diare, nefritis tubulointerstisial,
demam. Sangat jarang: anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis,
tinnitus, pankreatitis akut, kolestasis intrahepatik, peningkatan
transaminase. Tidak diketahui frekuensinya: hipokalsemia, hipomagnesemia,
alkalosis metabolik, trombosis, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal
toksik, pustulosis eksantema generalisata akut (Acute Generalized
Exanthematous Pustulosis/AGEP), reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala
sistemik (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptom/DRESS),
peningkatan natrium urin, peningkatan klorida urin, peningkatan urea darah,
gejala gangguan fungsi mikturisi, nefrokalsinosis dan/atau nefrolitiasis pada bayi
prematur, gagal ginjal, peningkatan risiko persistent ductus arteriosus pada bayi
prematur usia seminggu, nyeri lokal pada area injeksi.
Kontra indikasi : Gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik,
defisiensi elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.
1. Clopidogrel
Indikasi : Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh
darah perifer. Non-ST segment elevation acute coronary syndrome dengan
pemakaian bersama asetosal.
Dosis Literatur : Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit
pembuluh darah perifer : dewasa dan usia lanjut : dosis yang direkomendasikan
75 mg satu kali sehari. Pasien dengan non-ST dosis awal 300 mg sekali
pemberian dan dilanjutkan dengan 75 mg satu kali sehari dengan asetosal (75
mg- 325 mg satu kali sehari)
Interaksi obat : asetosal, heparin, ains, warfarin, trombolitik.
Efek Samping : lemah, demam,hernia, gangguan pembukaan darah, gangguan
sel darah, gangguan saluran cerna, gangguan kulit dan kelanjar, gangguan sistem
saraf otonom, gangguan kardiovaskuler, gangguan sistem saraf sentral dan
perifer, gangguan fungsi hati dan empedu.
Kontra Indikasi : pada pasien yang mengalami perdarahan patologis seperti
ulkus peptikum dan gangguan hati berat.
2. Miniaspi
Komposisi : Acetylsalicylic acid 80 mg
Indikasi : Sebagai pencegahan pada proses pembekuan pembuluh darah seperti
pada pasien infark miokard, pasien angina yang tidak stabil atau pencegahan
serangan iskemik serebral yang bersifat sementara.
Dosis Literatur : Tablet Miniaspi 80-160 mg/hari
Interaksi : Mencegah agregasi plaletet pada infark miokard dan angina tdak
stabil. Mencegah serangan iskemik otak sepintas.
Efek Samping : Iritasi lambung, mual, muntah, Pemakaian lama dapat
menyebabkan pendarahan lambung, tukak lambung, Reaksi hipersensitif
(serangan dyspnue, reaksi kulit), Dapat menyebabkan berkurangnya jumlah
trombosit (trombositopenia).
Kontra Indikasi :
- Penderita alergi (termasuk asma), tukak lambung, pernah atau sering
mengalami pendarahan dibawah kulit
- Penderita yang sedang terapi dengan antikoagulan
- Penderita hemofilia dan trombositopenia
- Penderita yang hipersensitif
- Anak dibawah umur 12 tahun
3. Candesartan 8mg
Indikasi : Digunakan untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi
atau hipertensi, gagal jantung, membantu mencegah stroke, serangan
jantung, melindungi ginjal dari kerusakan akibat diabetes.
Dosis literature : 8 mg per hari, dan dapat ditingkatkan sesuai respons tubuh
pasien terhadap obat. Dosis maksimal adalah 32 mg per hari, 1 kali sehari atau
dapat dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi. Dosis pemeliharaan adalah 8
mg per hari..
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, Gangguan hati berat, Jangan berikan
bersamaan dengan aliskiren pada pasien dengan diabetes.
Interaksi : NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dan mengakibatkan
kerusakan fungsi ginjal termasuk kemungkinan gagal ginjal akut. Dapat
meningkatkan konsentrasi lithium serum. K-sparing diuretik, suplemen K
atau pengganti garam yang mengandung K dapat meningkatkan risiko
hiperkalemia. Berpotensi Fatal: Pemberian dengan aliskiren pada pasien
diabetes dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal, hipotensi dan
hiperkalemia.
Efek Samping : Efek samping CANDERIN yang mungkin terjadi antara lain
pusing, kelelahan, dan vertigo
4. Simvastatin
Indakasi : Terapi tambahan pada diet untuk menurunkan kolestrol pada
hiperkolesterolemia primer atau dislipidemia campuran. Mengurangi insiden
kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada
pasien dengan penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau
lebih.
Dosis literature : Awal 5-10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari. Dosis
dapat disesuaikan dengan interval 4 minggu. Maksimal 40 mg/hari sebagai dosis
tunggal (malam hari).
Interaksi obat : Insiden miopati meningkat bila statin diberikan pada dosis
tinggi atau diberikan bersama fibrat, atau asam nikotinat pada dosis
hipolipidemiknya, atau imunosupresan seperti cyclosporine.
Efek samping : - Miositis yang bersifat sementara
- Sakit kepala, perubahan fungsi ginjal dan efek saluran cerna (nyeri
lambung, mual dan muntah), perubahan uji fungsi hati, parestesia, dan efek
pada saluran cerna meliputi nyeri abdomen, flatulens, konstipasi, diare,
mual dan muntah.
- Ruam kulit dan reaksi hipersensivitas (jarang)
- Efek pada otot. Bila diduga terjadi miopati dan terjadi peningkatan kadar
kreatinin kinase > 5 kali batas atas nilai normal, atau terjadi gejala gangguan
otot yang parah, maka statin harus dihentikan.
Kontraindikasi : Pasien dengan penyakit hati yang aktif, kehamilan (karena itu
diperlukan kontrasepsi yang memadai selama pengobatan dan selama 1 bulan
setelahnya), menyusui, dan hipersensisitif.
1. Amlodipin
Indikasi : Hipertensi, profilaksis angina.
Dosis literature : Hipertensi: Dosis awal 1x5mg/hari: Dosis maksimal 10mg/hari.
Pasien lanjud usia atau gangguan fungsi awal 1x2,5mg/hari.
Interaksi Obat : Sakit kepala, pusing, mengantuk, perasaan lelah sakit perut; atau
Flushing (kehangatan, kemerahan di kulit, atau sensasi kesemutan).
Efek samping : Edema pretibial, gangguan tidur, saakit kepala, letih, hipotensi,
tremor, aritmia, takikardi, mual, nyeri perut, ruam kulit, wajah memerah.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap CCB dihidroperidin, syok kardiogenik,
angina pectori tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan.
1. Concor
Komposisi : Bisoprolol
Indikasi : Hipertensi, angina, gagal jantung kronik.
Dosis Literatur : Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada
pagi hari sebelum atau sesudah makan. Dalam kasus sedang/tidak terlalu berat,
satu tablet sehari mungkin cukup. Kebanyakan kasus dapat terkontrol dengan
pemberian 2 tablet/hari (10mg), kecuali pada sejumlah kecil kasus memerlukan
dosis 4 tablet/hari (20 mg). Pada pasien dengan disfungsi ginjal atau disfungsi
hati berat, maksimum dosis per hari adalah 2 tablet/hari (10 mg); Gagal
Jantung Kronik (CHF). 1,25 mg sehari sekali untuk satu minggu, jika dapat
ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 2,5 mg sehari sekali untuk
minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan
menjadi 3,75 mg sehari sekali untuk minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi
dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sehari sekali untuk 4 minggu
berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 7,5
mg sehari sekali untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik
dapat ditingkatkan menjadi 10 mg sehari sekali untuk terapi pemeliharaan.
Setelah pemberian awal 1,25 mg, pasien harus diamati selama lebih kurang 4
jam (terutama berkaitan dengan tekanan darah, detak jantung, gangguan
konduksi, tanda-tanda memburuknya gagal jantung).
Interaksi : Lidocain, reserpine, digoksin, antiinflamasi non steroid
Efek Samping : Rasa dingin, mual muntah, diare, konstipasi, kelelahan,
pusing, sakit kepala.
Kontra Indikasi : Cisapride, dofetilide, isocarboxazid.
1. Metformin
Indikasi :
- Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan
kelenihan berat badan dimana kadar gla tidak bias dikontrol dengan diet
saja.
- Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan sebagai obat
kombinasi dengan Sulfonilurea.
- Untuk terapi tambahan dengan penderita diabetes dengan ketergatungan
terhadap insulin yang simtomnya sulit dikontrol.
Dosis literatur : Dosis harian 500-3000 mg/hari. (diberikan dalam 2-3
dosis terbagi). Dosis maksimal 3000mg/hari. Obat diberikan Bersama atau
sesudah makan.
Interaksi obat : Kemungkinan terjadi interaksi antara metformin dan
antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperluan penyesuaian dosis
antikoagulaan. Terjadi penurunan klirens ginjal metformin pada penggunaan
bersama dengan simetidin, maka dosis harus di kurangi.
Efek samping : Metformin dapat diterima baik dengan hanya sedikit ganggua
gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat
dihindari apabila metformin diberikan Bersama makanan atau dengan mengurangi
dosis sebagai temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes
dapat dikontrol. Bila tampek gejala-gejala itoleransi, penggunaan metformin tidak
perlu langsung dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang
pada penggunaan selanjudnya. Anoreksia, mual, muntah, diare. Berkurangnya
absorpsi vitamin B12.
Kontraindikasi : Koma diabetic dan ketoasidosis. Gangguan fungsi ginjal yan
serius, karena semua obat-obatan terutama dieksresi melalui ginjal.
1. Ambroxol
Indikasi : Untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat produksi dahak yang
berlebihan pada kondisi seperti bronkiektasis dan emfisema.
Dosis literature : Dosis dewasa dan usia lebih dari 12 tahun : 3 kali sehari 3 sendok
takar (15 ml) Dosis usia anak lebih dari 3 tahun : 2 kali sehari 1 sendok takar (5
ml).
Interaksi obat : Penggunaan ambroxol bersamaan dengan antibiotik, seperti
cefuroxime, amoxicillin, doxycyclin, dan erythromycin, dapat meningkatkan
konsentrasi antibiotik di dalam jaringan paru-paru. Penggunaan ambroxol
bersamaan dengan obat penekan refleks batuk, tidak disarankan.
Efek samping : Ambroxol kadang dapat menyebabkan efek samping berupa
gangguan pada sistem pencernaan, seperti rasa mual, muntah dan nyeri ulu hati.
Namun efek samping ini umumnya tergolong ringan.
Kontraindikasi : Hipersensitif
2. Domperidon
Indikasi : terapi mual dan muntah (akibat terapi levodopa atau
bromokriptin,kemoterapi, atau radioterapi kanker), dispepsia fungsional
Dosis : didpepsia fungasional Dewasa 3 x 10mg sehari mual muntah akut
(termasuk mual muntah karena levodopa dan bromokriptin) dewasa Dewasa 3-4
x 10-20mg sehari. Anak mual muntah akibat kemoterapi dan radioterapi
0,2mg/kg bb diberikan setiap 8 jam
Interaksi ibat : pemberian obat antikolinergik secara bersamaan dapat
mengantagonisme efek domperidon. Obat antasida dan obat antisekresi jika
diberikan bersamaan dapat menurunkan bioavabilitas domperidon
Efek samping : kadar prolaktin naik (kemungkinan galaktorea dan
ginekomasti), penurunan libido,ruam dan reaksi alergi lain distonia akut
Kontraindikasi : jika stimulasiterhadap motilitas lambung dianggap
membahayakan tumor hipofisis, prolaktinoma
3. Omeprazole
Indikasi : Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis
(misal : sindroma Zollinger Ellison)
Dosis literature : Tukak lambung dan duodenum : dosis awal 1×2 mg/hari
selama 4-8 minggu dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau
kambuh. Dosis pemeliharaan 1×20 mg/hari. Eradikasi H. Pylori : 20 mg 2×1
tablet/kaplet sehari. Refluks gastroesofageal : 1×20 mg sehari selama 4-8
minggu. Sindroma Zollinger – Ellison : 1×60 mg sehari.
Interaksi Obat : Antibiotik seperti Ampicillin, pengencer darah seperti
Warfarin, Rivaroxaban, dan Apixaban, Atazanavir, Benzodiazepam seperti:
Diazepam (Valium), Cilostazol, Clopidogrel (Plavix), Cyclosporine, Digoxin,
Disulfiram, Diuretika, suplemen zat besi, Ketoconazole, Methotrexate,
Nelfinavir, Phenytoin, Saquinavir, Tacrolimus dan Voriconazole.
Efek samping : Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri
abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot dan sendi, pandangan kabur, edema
perifer, perubahan hematologic (termasuk eosinofilia, trombositopenia,
leucopenia), perubahan enzim hati dan gangguan fungsi hati, depresi, mulut
kering.
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap omeprazole
1. Asam folat
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan defisiensi folat. Suplemen folat juga
dibutuhkan pada wanita hamil karen kebutuhan asam folat pada wanita yang
hamil mengalami peningkatan. Kebutuhan folat pada wanita hamil minimal 500
mcg/hari. Defisiensi folat pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya
defek neutral tube
Dosis literature : Defisiensi folat:
- Dosis awal: 5mg setiap hari selama 4 bulan.
- Dosis pemeliharaan: 2mg setiap 1-7 hari tergantung penyakitdasarnya.
- Untuk mencegah berulangnya neural tube defect: 5mg setiap hari (dikurangi
hingga 4mg setiap hari bila tersedia sediaan yang sesuai)
- Untuk mencegah timbulnya neural tube defect untuk pertama kali pada
wanita yang merencanakan kehamilan: 400mcg setiap hari sebelum
konsepsi dan pada 12 minggu pertama kehamilan.
- Suplementasi harus diteruskan hingga minggu ke-12 kehamilan. Wanita
yang menerima terapi antiepilepsi harus konsultasi pada dokter sebelum
mulai maka asam folat.
Interaksi Obat : Obat antituberkulosis (TB), antiepilepsi, pil KB, methotrexate,
pyrimethamine, sulfonamida, atau trimethoprim: menurunkan kadar asam folat
dalam darah. Phenytoin: menurunkan kadar phenytoin dalam darah.
Efek samping : Kembung, Sulit tidur, Mual, Kurang nafsu makan, Merasa,
tertekan, atau sebaliknya yaitu terlalu bersemangat, Ada rasa yang aneh di mulut.
Kontraindikasi : -
2. Sodium bicarbonas
Indikasi : menetralisir asam darah, urine yang terlalu asam dan asam lambung
Dosis :
- Asidosis metabolik : 4,8g per hari atau lebih
- Alkalinisasi urine : hhingga 10g per hari
- Sakit maag : 1-5g, diminum bila ada keluhan
Efek samping : mual, perut kembung, kram perut, darah menjadi basa,
peningkatan kadar natrium.
1. Sukralfat
Indikasi : tukak lambung, tukak duodenum
Dosis : tukak lambung dan duodenum : Tab 4 x 1 gr/hari (2jam sebelum makandan
sebelum tidur malam) selama 4-6 minggu. Max 8gr/hari. Larutan suspensi :
2sdt 4x/hari. Profilaksis stress-related ulcer : 6 x 1 gr maks 8gr/hari. Anak ,15
tahun : tidak dianjurkan
Interkasi : menurunksn absopsi ciprofloxacin, warfarin, ofofloxacin,tetracycline,
phyentoin, ketoconazole, tiroksin, berikan sucralfat 2 jam setelah pemberian obat
tersebut
Efek samping : konstipasi, diare,mual, gangguan pencernaan,gangguan
lambung,mulut kering,ruam, reaksi hipersensifitas, nyeri punggung,pusing sakit
kepala,vertigo dan mengantuk
1. Levofloxacine
Indikasi : infeksi sinusitis maksilaris akut,eksaserbasi bakterisl akut pada
bronkitis kronik comunitty acquired pnemonia,infeksi kulit dan struktur kulit
tak terkomplikasi, ISK terkomplikasi, dan plelnefritis akut karena
mikroorganisme yang sensitif
Dosis : dosis dewasa
- Dosis lazim 250-500mg/hari di berikan 1xsehari secara oral atau iv
- Sinusitis maksllaris akut 500mg/hari selama 10-14 hari(peroral)
- Eksersarbasi akut bronkitis kronik : 500,g/hari selama 7 hari
- Pnemonia yang didapat dari lingkungan (CAP) 500mg/hari selama
7-14 hari (peroral)
- ISK terkomlikasi : 250mg/ hari selama 10 hari (selama 3 hari ISK
tanpa terkompilaksi)
- Infeksi kulit & struktur kulit tak terkomplikasi : 500mg/hari selama
7-10 hari
Efek samping : diare,mual,vaginitis,flatulens,pruitis,ruam nyeri
abdomen,genital moniasis, pusing, dispepsia, insomnia,gangguan
pengecapan,muntah,anroksesia, lelah,sakit kepala, syndrom steven jhonson
1. Cefixime cap
Indikasi :
- Infeksi saliran kemih tidakterkomplikasi yang disebabkan oleh e.coli
dan p.mirabilis
- Faringitis dan tonsilitis yang disebakan oleh streptococcus pyogenes
Dosis Literarur :
- Dewasa & anak >12 tahun atau berat kurang lebih 30 kg: 2 x 50-100
mg sehari.
- Gonorea : 400 mg dosis tunggal.
- Anak BB <30kg: 2x1,5 – 3mg/kg BB sehari.
- Demam tiphoid pada anak , 10-15 mg/kgBB/hari selama 2 pekan
Interaksi: Berhati-hati jika menggunakan Cefixime dengan :
- Antikoagulan, karena dapat memperpanjang waktu pembekuan darah.
- Probenecid, karena dapat meningkatkan kadar cefixime dalam darah.
- Carbamazepine, karena dapat meningkatkan kadar obat tersebut di
dalam darah.
- Nifedipine, karena dapat meningkatkan kadar cefixime yang diserap.
- Vaksin tifus (typhoid), karena dapat mengganggu kinerja vaksin
tersebut.
Efek Samping : Ganguan saluran cernah (diare,nyeri abdomen, mual, muntah,
dispepsia, kembung, pseudomembranosa kolitis, anoreksia, rasa terbakar,
sembelit) ; reaksi hipersensitivitas (ruam kulit, urtikaria,pruritus); ganguan
fungsi hati (peningkatan sementara nilai SGPT,SGOT,ALP) ; gangguan SSP
(pusing,sakit kepala); lain-lain (syok,pruritus genital,kandidiasis, nekrolisis
epidermal toksik, superinfeksi, nefropati toksik,disfungsi ginjal atau hati
perdarahan ,kolitis );gangguan hematologi (trombositopenia,leukopenia,
easinofillia).
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap cephalosporin
2. Asam mefenamat
Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasud nyeri karena trauma , nyeri otot
dan nyeri sesudah operasi.
Dosis Literarur : Dewasa dan anak-anak > 14 tahun. Dosis awal : 500 mg,
kemudian dianjurkan 250 mg tiap6 jamsesuai dengan kebutuhan.
Interaksi : Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, asam
mefenamat bisa menimbulkan reaksi yang berbahaya atau mengurangi efek
obat tersebut. Berikut adalah beberapa obat-obatan yang sebaiknya dihindari
saat menggunakan asam mefenamat :
- Obat pengatur tekanan darah, seperti ACE inhibitor, obat golongan
angiotensin receptor blockers (ARBs), dan beta-blockers.
- Obat diuretik, yaitu obat untuk mempercepat pembentukan dan
pengeluaran urine.
- Obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, seperti aspirin, ibuprofen, dan
naproxen.
- Obat antikogulan dan pengencer darah, seperti warfarin dan obat-
obatan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
- Obat antasida yang mengandung magnesium hidroksida.
Efek Samping :
- Sistem pencernaan : mual, muntah,diare, dan rasa sakit pada
abdominal,
- Sistem hematoopoetik : leukopenia,eosinophilia, thrombocytopenia,
dan agranulocytopenia,
- Sistem saraf :rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan
insomnia.
Kontra Indikasi :
- Pasien yang hipersensitif terhadap Mefenamic Acid.
- penderita yang dengan Aspirinmengalami bronkospasme,
alergirhinitis dan urtikaria.
- Penderita dengan tukak lambung dan usus.
- Penderita dengan gangguan ginjal yang berat.
1. Ramipril
Indikasi : hipertensi, terutama pada penderita hipertensi dengan diabetes
mellitus. Hipertensi dengan proteinuria, gagal jantung, pasca infark miokard
dengan gangguan fungsi diastolik
Dosis : Hipertensi: Dosis awal 1x2,5mg/hari: Dosis maksimal 10mg/hari.
Interaksi obat : pemberian bersamaan dengan diuretik hemat kalium dapat
menimbulkan hiperkalemia. Pemberiann bersama antasida mengurangi
absorbsi ramipril. Pemberian bersamaan OAINS akan mengurangi efek dari
ramipril dan menambahkan resiko hiperkalemia
Efek samping : hipotensi, gangguan fungsi ginal, batuk kering yang
menetapp, angioedema, ruam kulit, gangguan pengecap, gangguan saluran
cerna, hiperkalemia, hipoglikemia, dan kelainan darah termasuk
trombositopenia, leukopeni, dan neutropenia.
Kontraindikai : hipersensitif, wanita hamil (bersifat teratogenik), menyusui
(diekskrei ke dalam ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi ginjal bayi),
hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral pada keadaan ginjal
tunggal
1. Captopril
Indikasi : Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi
berat digunakan bila terapi standart tidak efektif atau tidak digunakan.
Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan bersama dengan diuretic dan bila
mungkin dengan digitalis.
Dosis literature :
- Hiperteensi ringan sampai sedang
Dosis awal 12,5mg 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan 25mg 2 kali sehari,
yang dapat ditingkatkan selang 2-4minggu, hingga diperoleh respon yang
memuaskan. Dosis maksimum 50mg 2 kali sehari. Diuretic thiazide dapat
ditambahkan jika belum respon yang memuaskan. Dosis diuretic dapat
ditingkatkan selang 1-2 minggu hingga diperoleh respon optimum atau
dosis maksimum yang dicapai.
- Hipertensi berat Dosis awal 12,5 mg 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
bertahap menjadi maksimum 50mg kali sehari. Captopril harus digunakan
bersama obat antihipertensi lain dengan dilakukan penyesuaian dosis. Dosis
captopril jangan melebihi 150mg.
- Gagal jantung Captopril digunakan bila terapi dengan diuretic tidak
memadai untuk mengontrol gejala-gejala. Dosis awal 6,25mg atau 12,5mg
dapat meminimalkan efek hipotensif sementara. Dosis pemeliharaan 25mg
2-3kali, dapat ditingkatkan bertahap dengan selang paling sedikit 2 miggu.
Dosis maksimum 150mg sehari.
- Usia lanjut Dianjurkan penggunaan dosis awal yang rendah, mengingat
kemungkinan menurunnya fungsi ginjal atau organ lain pada penderita usia
lanjut.
- Anak-anak Dosis awal 0,3mg/kg berat badan sampai maksimum 6mg/kg
berat badan per hari dalam 2-3 dosis, tergantung respon.
Interaksi obat :
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs); dapat menurunkan keefektifan
captopril dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
- Dextran sulfate, diuretik, atau nitrat; meningkatkan risiko hipotensi (tekanan
darah rendah).
- Everolimus atau sirolimus; berpotensi meningkatkan risiko angioedema.
- Aliskiren atau angiotensin II receptor blockers; berisiko meningkatkan
potensi efek samping, seperti gangguan ginjal, hiperkalemia (kadar kalium
berlebih dalam darah), serta hipotensi.
- Eplerenone, diuretik hemat kalium, suplemen kalium, atau trimethoprim;
dapat meningkatkan risiko hiperkalemia.
- Obat-obatan yang mengandung emas; bisa meningkatkan risiko hipotensi,
mual, muntah, dan flushing (sensasi hangat, kulit memerah, serta geli).
- Insulin atau obat diabetes lain; berpotensi menyebabkan hipoglikemia
(kadar gula darah yang rendah).
- Lithium atau thiopurine; efek sampingnya meningkat akibat captopril
Efek samping :
- Proteinuria, penigkatan ureum darah dan kreatinin.
- Idiosinkratik, rashes, terutama pruritus.
- Neutropenia, anemia, trombositopenia.
- Hipotensi.
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap captopril atau
pengahambat ACE lainnya (misalnya pasien yang mengalami angioderma
selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya). Wanita hamil atau yang
berpotensi hamil. Gagal ginjal. Stenosis aortic.
Peringatan & Pada pasien dengan infrak miokar akut, terapi dengan
perhatian clopidogrel tidak boleh dimulai dalam beberapa hari
pertama setelah kejadian infrak miokard.
Peringatan & Pada pasien dimana fungsi ginjal dan vascular tone
perhatian sangat tergantung pada aktivitas sistem renin-
angiotensin-aldosteron (seperti pasien gagal jantung
kongestif atau penyakit ginjal yang mempengaruhi
sistem ini dikaitkan dengan timbulnya hipotensi akut,
azotemia, oliguria atau jarang terjadi yaitu gagal ginjal
akut.
Interaksi Seperti pada obat antihipertensi lainnya, efek
antihipertensi candesartan dapat diturunkan dengan
non-streroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
seperti indometasin
Kontra indikasi Gagal jantung akut atau gagal jantung selama episode
dekompensasi memerlukan terapi inotropik IV, syok
kardiogenik, blok AV derajat 2 & 3, sindrom sick
sinus, blok sinoatrial, bradikardia (< 60 denyut/mnt),
hipotensi (TD sistolik < 100 mmHg), asma bronkial
berat atau PPOK berat, peny oklusif arteri perifer
stadium lanjut & sindrom Raynaud, feokromositoma
tanpa pengobatan, asidosis metabolik.
Interaksi Interaksi
Indikasi Dewasa:
Anak:
makan.
Peringatan & Jika pasien mengalami mual muntah, sakit perut , perut
perhatian kembung, pendarahan gastrointestinal harus segera
dihentikan. Untuk mencegah resiko hiperkalemia.
Tidak boleh diberikan dengan diuretic hemat kalium
seperti spironolactone, triamterene atau amiloride.
Efek samping Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu,
paraestesia, nyeri otot dan sendi, pandangan kabur, edema perifer,
perubahan hematologic (termasuk eosinofilia, trombositopenia,
leucopenia), perubahan enzim hati dan gangguan fungsi hati, depresi,
mulut kering.