Anda di halaman 1dari 52

1.

Furocemid
 Indikasi : Udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada
udem pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis
yang kuat dan cepat.
 Dosis Literatur : Oral: Udem. Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari,
penunjang 20-40 mg sehari, tingkatkan sampai 80 mg sehari pada udem yang
resistensi. Anak, 1-3 mg/kg BB sehari, maksimal 40 mg sehari. Oliguria. Dosis
awal 250 mg sehari. Jika diperlukan dosis lebih besar, tingkatkan bertahap
dengan 250 mg, dapat diberikan setiap 4-6 jam sampai maksimal dosis tunggal 2
g.
 Interaksi obat : Glukokortikoid, karbenoksolon, atau laksatif: meningkatkan
deplesi kalium dengan risiko hipokalemia. Antiinflamasi non-steroid (AINS),
probenesid, metotreksat, fenitoin, sukralfat: mengurangi efek dari furosemid.
Glikosida jantung: meningkatkan sensitivitas miokardium. Obat yang dapat
memperpanjang interval QT: meningkatkan risiko aritmia ventrikular. Salisilat:
meningkatkan risiko toksisitas salisilat. Antibiotik aminoglikosida, sefalosporin,
dan polimiksin: meningkatkan efek nefrotoksik dan ototoksik. Sisplastin:
memungkinkan adanya risiko kerusakan pendengaran. Litium: meningkatkan
efek litium pada jantung dan neurotoksik karena furosemid mengurangi eksresi
litium. Antihipertensi: berpotensi menurunkan tekanan darah secara drastis dan
penurunan fungsi ginjal. Probenesid, metotreksat: menurunkan eliminasi
probenesid dan metotreksat. Teofilin: meningkatkan efek teofilin atau agen
relaksan otot. Antidiabetik dan antihipertensi simpatomimetik: menurunkan efek
obat antidiabetes dan antihipertensi simpatomimetik. Risperidon: hati-hati
penggunaan bersamaan. Siklosporin: meningkatkan risiko gout. Media kontras:
risiko pemburukan kerusakan ginjal. Kloralhidrat: mungkin timbul panas,
berkeringat, gelisah, mual, peningkatan tekanan darah dan takikardia.
 Efek Samping : sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi,
hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin darah. Umum:hemokonsentrasi,
hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, peningkatan kolesterol darah,
peningkatan asam urat darah, gout, enselopati hepatik pada pasien dengan
penurunan fungsi hati, peningkatan volume urin. Tidak umum:trombositopenia,
reaksi alergi pada kulit dan membran mukus, penurunan toleransi glukosa dan
hiperglikemia, gangguan pendengaran, mual, pruritus, urtikaria, ruam, dermatitis
bulosa, eritema multiformis, pemfigoid, dermatitis eksfoliatif, purpura,
fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia, leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi
anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah, diare, nefritis tubulointerstisial,
demam. Sangat jarang: anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis,
tinnitus, pankreatitis akut, kolestasis intrahepatik, peningkatan
transaminase. Tidak diketahui frekuensinya: hipokalsemia, hipomagnesemia,
alkalosis metabolik, trombosis, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal
toksik, pustulosis eksantema generalisata akut (Acute Generalized
Exanthematous Pustulosis/AGEP), reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala
sistemik (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptom/DRESS),
peningkatan natrium urin, peningkatan klorida urin, peningkatan urea darah,
gejala gangguan fungsi mikturisi, nefrokalsinosis dan/atau nefrolitiasis pada bayi
prematur, gagal ginjal, peningkatan risiko persistent ductus arteriosus pada bayi
prematur usia seminggu, nyeri lokal pada area injeksi.
 Kontra indikasi : Gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik,
defisiensi elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.
1. Clopidogrel
 Indikasi : Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh
darah perifer. Non-ST segment elevation acute coronary syndrome dengan
pemakaian bersama asetosal.
 Dosis Literatur : Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit
pembuluh darah perifer : dewasa dan usia lanjut : dosis yang direkomendasikan
75 mg satu kali sehari. Pasien dengan non-ST dosis awal 300 mg sekali
pemberian dan dilanjutkan dengan 75 mg satu kali sehari dengan asetosal (75
mg- 325 mg satu kali sehari)
 Interaksi obat : asetosal, heparin, ains, warfarin, trombolitik.
 Efek Samping : lemah, demam,hernia, gangguan pembukaan darah, gangguan
sel darah, gangguan saluran cerna, gangguan kulit dan kelanjar, gangguan sistem
saraf otonom, gangguan kardiovaskuler, gangguan sistem saraf sentral dan
perifer, gangguan fungsi hati dan empedu.
 Kontra Indikasi : pada pasien yang mengalami perdarahan patologis seperti
ulkus peptikum dan gangguan hati berat.

2. Miniaspi
 Komposisi : Acetylsalicylic acid 80 mg
 Indikasi : Sebagai pencegahan pada proses pembekuan pembuluh darah seperti
pada pasien infark miokard, pasien angina yang tidak stabil atau pencegahan
serangan iskemik serebral yang bersifat sementara.
 Dosis Literatur : Tablet Miniaspi 80-160 mg/hari
 Interaksi : Mencegah agregasi plaletet pada infark miokard dan angina tdak
stabil. Mencegah serangan iskemik otak sepintas.
 Efek Samping : Iritasi lambung, mual, muntah, Pemakaian lama dapat
menyebabkan pendarahan lambung, tukak lambung, Reaksi hipersensitif
(serangan dyspnue, reaksi kulit), Dapat menyebabkan berkurangnya jumlah
trombosit (trombositopenia).
 Kontra Indikasi :
- Penderita alergi (termasuk asma), tukak lambung, pernah atau sering
mengalami pendarahan dibawah kulit
- Penderita yang sedang terapi dengan antikoagulan
- Penderita hemofilia dan trombositopenia
- Penderita yang hipersensitif
- Anak dibawah umur 12 tahun

3. Candesartan 8mg
 Indikasi : Digunakan untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi
atau hipertensi, gagal jantung, membantu mencegah stroke, serangan
jantung, melindungi ginjal dari kerusakan akibat diabetes.
 Dosis literature : 8 mg per hari, dan dapat ditingkatkan sesuai respons tubuh
pasien terhadap obat. Dosis maksimal adalah 32 mg per hari, 1 kali sehari atau
dapat dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi. Dosis pemeliharaan adalah 8
mg per hari..
 Kontraindikasi : Hipersensitivitas, Gangguan hati berat, Jangan berikan
bersamaan dengan aliskiren pada pasien dengan diabetes.
 Interaksi : NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dan mengakibatkan
kerusakan fungsi ginjal termasuk kemungkinan gagal ginjal akut. Dapat
meningkatkan konsentrasi lithium serum. K-sparing diuretik, suplemen K
atau pengganti garam yang mengandung K dapat meningkatkan risiko
hiperkalemia. Berpotensi Fatal: Pemberian dengan aliskiren pada pasien
diabetes dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal, hipotensi dan
hiperkalemia.
 Efek Samping : Efek samping CANDERIN yang mungkin terjadi antara lain
pusing, kelelahan, dan vertigo

4. Simvastatin
 Indakasi : Terapi tambahan pada diet untuk menurunkan kolestrol pada
hiperkolesterolemia primer atau dislipidemia campuran. Mengurangi insiden
kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada
pasien dengan penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau
lebih.
 Dosis literature : Awal 5-10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari. Dosis
dapat disesuaikan dengan interval 4 minggu. Maksimal 40 mg/hari sebagai dosis
tunggal (malam hari).
 Interaksi obat : Insiden miopati meningkat bila statin diberikan pada dosis
tinggi atau diberikan bersama fibrat, atau asam nikotinat pada dosis
hipolipidemiknya, atau imunosupresan seperti cyclosporine.
 Efek samping : - Miositis yang bersifat sementara
- Sakit kepala, perubahan fungsi ginjal dan efek saluran cerna (nyeri
lambung, mual dan muntah), perubahan uji fungsi hati, parestesia, dan efek
pada saluran cerna meliputi nyeri abdomen, flatulens, konstipasi, diare,
mual dan muntah.
- Ruam kulit dan reaksi hipersensivitas (jarang)
- Efek pada otot. Bila diduga terjadi miopati dan terjadi peningkatan kadar
kreatinin kinase > 5 kali batas atas nilai normal, atau terjadi gejala gangguan
otot yang parah, maka statin harus dihentikan.
 Kontraindikasi : Pasien dengan penyakit hati yang aktif, kehamilan (karena itu
diperlukan kontrasepsi yang memadai selama pengobatan dan selama 1 bulan
setelahnya), menyusui, dan hipersensisitif.
1. Amlodipin
 Indikasi : Hipertensi, profilaksis angina.
 Dosis literature : Hipertensi: Dosis awal 1x5mg/hari: Dosis maksimal 10mg/hari.
Pasien lanjud usia atau gangguan fungsi awal 1x2,5mg/hari.
 Interaksi Obat : Sakit kepala, pusing, mengantuk, perasaan lelah sakit perut; atau
Flushing (kehangatan, kemerahan di kulit, atau sensasi kesemutan).
 Efek samping : Edema pretibial, gangguan tidur, saakit kepala, letih, hipotensi,
tremor, aritmia, takikardi, mual, nyeri perut, ruam kulit, wajah memerah.
 Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap CCB dihidroperidin, syok kardiogenik,
angina pectori tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan.
1. Concor
 Komposisi : Bisoprolol
 Indikasi : Hipertensi, angina, gagal jantung kronik.
 Dosis Literatur : Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada
pagi hari sebelum atau sesudah makan. Dalam kasus sedang/tidak terlalu berat,
satu tablet sehari mungkin cukup. Kebanyakan kasus dapat terkontrol dengan
pemberian 2 tablet/hari (10mg), kecuali pada sejumlah kecil kasus memerlukan
dosis 4 tablet/hari (20 mg). Pada pasien dengan disfungsi ginjal atau disfungsi
hati berat, maksimum dosis per hari adalah 2 tablet/hari (10 mg); Gagal
Jantung Kronik (CHF). 1,25 mg sehari sekali untuk satu minggu, jika dapat
ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 2,5 mg sehari sekali untuk
minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan
menjadi 3,75 mg sehari sekali untuk minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi
dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sehari sekali untuk 4 minggu
berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 7,5
mg sehari sekali untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik
dapat ditingkatkan menjadi 10 mg sehari sekali untuk terapi pemeliharaan.
Setelah pemberian awal 1,25 mg, pasien harus diamati selama lebih kurang 4
jam (terutama berkaitan dengan tekanan darah, detak jantung, gangguan
konduksi, tanda-tanda memburuknya gagal jantung).
 Interaksi : Lidocain, reserpine, digoksin, antiinflamasi non steroid
 Efek Samping : Rasa dingin, mual muntah, diare, konstipasi, kelelahan,
pusing, sakit kepala.
 Kontra Indikasi : Cisapride, dofetilide, isocarboxazid.

1. Metformin
 Indikasi :
- Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan
kelenihan berat badan dimana kadar gla tidak bias dikontrol dengan diet
saja.
- Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan sebagai obat
kombinasi dengan Sulfonilurea.
- Untuk terapi tambahan dengan penderita diabetes dengan ketergatungan
terhadap insulin yang simtomnya sulit dikontrol.
 Dosis literatur : Dosis harian 500-3000 mg/hari. (diberikan dalam 2-3
dosis terbagi). Dosis maksimal 3000mg/hari. Obat diberikan Bersama atau
sesudah makan.
 Interaksi obat : Kemungkinan terjadi interaksi antara metformin dan
antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperluan penyesuaian dosis
antikoagulaan. Terjadi penurunan klirens ginjal metformin pada penggunaan
bersama dengan simetidin, maka dosis harus di kurangi.
 Efek samping : Metformin dapat diterima baik dengan hanya sedikit ganggua
gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat
dihindari apabila metformin diberikan Bersama makanan atau dengan mengurangi
dosis sebagai temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes
dapat dikontrol. Bila tampek gejala-gejala itoleransi, penggunaan metformin tidak
perlu langsung dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang
pada penggunaan selanjudnya. Anoreksia, mual, muntah, diare. Berkurangnya
absorpsi vitamin B12.

Kontraindikasi : Koma diabetic dan ketoasidosis. Gangguan fungsi ginjal yan
serius, karena semua obat-obatan terutama dieksresi melalui ginjal.
1. Ambroxol
 Indikasi : Untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat produksi dahak yang
berlebihan pada kondisi seperti bronkiektasis dan emfisema.
 Dosis literature : Dosis dewasa dan usia lebih dari 12 tahun : 3 kali sehari 3 sendok
takar (15 ml) Dosis usia anak lebih dari 3 tahun : 2 kali sehari 1 sendok takar (5
ml).
 Interaksi obat : Penggunaan ambroxol bersamaan dengan antibiotik, seperti
cefuroxime, amoxicillin, doxycyclin, dan erythromycin, dapat meningkatkan
konsentrasi antibiotik di dalam jaringan paru-paru. Penggunaan ambroxol
bersamaan dengan obat penekan refleks batuk, tidak disarankan.
 Efek samping : Ambroxol kadang dapat menyebabkan efek samping berupa
gangguan pada sistem pencernaan, seperti rasa mual, muntah dan nyeri ulu hati.
Namun efek samping ini umumnya tergolong ringan.
 Kontraindikasi : Hipersensitif
2. Domperidon
 Indikasi : terapi mual dan muntah (akibat terapi levodopa atau
bromokriptin,kemoterapi, atau radioterapi kanker), dispepsia fungsional
 Dosis : didpepsia fungasional Dewasa 3 x 10mg sehari mual muntah akut
(termasuk mual muntah karena levodopa dan bromokriptin) dewasa Dewasa 3-4
x 10-20mg sehari. Anak mual muntah akibat kemoterapi dan radioterapi
0,2mg/kg bb diberikan setiap 8 jam
 Interaksi ibat : pemberian obat antikolinergik secara bersamaan dapat
mengantagonisme efek domperidon. Obat antasida dan obat antisekresi jika
diberikan bersamaan dapat menurunkan bioavabilitas domperidon
 Efek samping : kadar prolaktin naik (kemungkinan galaktorea dan
ginekomasti), penurunan libido,ruam dan reaksi alergi lain distonia akut
 Kontraindikasi : jika stimulasiterhadap motilitas lambung dianggap
membahayakan tumor hipofisis, prolaktinoma
3. Omeprazole
 Indikasi : Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis
(misal : sindroma Zollinger Ellison)
 Dosis literature : Tukak lambung dan duodenum : dosis awal 1×2 mg/hari
selama 4-8 minggu dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau
kambuh. Dosis pemeliharaan 1×20 mg/hari. Eradikasi H. Pylori : 20 mg 2×1
tablet/kaplet sehari. Refluks gastroesofageal : 1×20 mg sehari selama 4-8
minggu. Sindroma Zollinger – Ellison : 1×60 mg sehari.
 Interaksi Obat : Antibiotik seperti Ampicillin, pengencer darah seperti
Warfarin, Rivaroxaban, dan Apixaban, Atazanavir, Benzodiazepam seperti:
Diazepam (Valium), Cilostazol, Clopidogrel (Plavix), Cyclosporine, Digoxin,
Disulfiram, Diuretika, suplemen zat besi, Ketoconazole, Methotrexate,
Nelfinavir, Phenytoin, Saquinavir, Tacrolimus dan Voriconazole.
 Efek samping : Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri
abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot dan sendi, pandangan kabur, edema
perifer, perubahan hematologic (termasuk eosinofilia, trombositopenia,
leucopenia), perubahan enzim hati dan gangguan fungsi hati, depresi, mulut
kering.
 Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap omeprazole
1. Asam folat
 Indikasi : Pencegahan dan pengobatan defisiensi folat. Suplemen folat juga
dibutuhkan pada wanita hamil karen kebutuhan asam folat pada wanita yang
hamil mengalami peningkatan. Kebutuhan folat pada wanita hamil minimal 500
mcg/hari. Defisiensi folat pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya
defek neutral tube
 Dosis literature : Defisiensi folat:
- Dosis awal: 5mg setiap hari selama 4 bulan.
- Dosis pemeliharaan: 2mg setiap 1-7 hari tergantung penyakitdasarnya.

Dosis pada kehamilan:

- Untuk mencegah berulangnya neural tube defect: 5mg setiap hari (dikurangi
hingga 4mg setiap hari bila tersedia sediaan yang sesuai)
- Untuk mencegah timbulnya neural tube defect untuk pertama kali pada
wanita yang merencanakan kehamilan: 400mcg setiap hari sebelum
konsepsi dan pada 12 minggu pertama kehamilan.
- Suplementasi harus diteruskan hingga minggu ke-12 kehamilan. Wanita
yang menerima terapi antiepilepsi harus konsultasi pada dokter sebelum
mulai maka asam folat.
 Interaksi Obat : Obat antituberkulosis (TB), antiepilepsi, pil KB, methotrexate,
pyrimethamine, sulfonamida, atau trimethoprim: menurunkan kadar asam folat
dalam darah. Phenytoin: menurunkan kadar phenytoin dalam darah.
 Efek samping : Kembung, Sulit tidur, Mual, Kurang nafsu makan, Merasa,
tertekan, atau sebaliknya yaitu terlalu bersemangat, Ada rasa yang aneh di mulut.
 Kontraindikasi : -

2. Sodium bicarbonas
 Indikasi : menetralisir asam darah, urine yang terlalu asam dan asam lambung
 Dosis :
- Asidosis metabolik : 4,8g per hari atau lebih
- Alkalinisasi urine : hhingga 10g per hari
- Sakit maag : 1-5g, diminum bila ada keluhan
 Efek samping : mual, perut kembung, kram perut, darah menjadi basa,
peningkatan kadar natrium.
1. Sukralfat
 Indikasi : tukak lambung, tukak duodenum
 Dosis : tukak lambung dan duodenum : Tab 4 x 1 gr/hari (2jam sebelum makandan
sebelum tidur malam) selama 4-6 minggu. Max 8gr/hari. Larutan suspensi :
2sdt 4x/hari. Profilaksis stress-related ulcer : 6 x 1 gr maks 8gr/hari. Anak ,15
tahun : tidak dianjurkan
 Interkasi : menurunksn absopsi ciprofloxacin, warfarin, ofofloxacin,tetracycline,
phyentoin, ketoconazole, tiroksin, berikan sucralfat 2 jam setelah pemberian obat
tersebut
 Efek samping : konstipasi, diare,mual, gangguan pencernaan,gangguan
lambung,mulut kering,ruam, reaksi hipersensifitas, nyeri punggung,pusing sakit
kepala,vertigo dan mengantuk
1. Levofloxacine
 Indikasi : infeksi sinusitis maksilaris akut,eksaserbasi bakterisl akut pada
bronkitis kronik comunitty acquired pnemonia,infeksi kulit dan struktur kulit
tak terkomplikasi, ISK terkomplikasi, dan plelnefritis akut karena
mikroorganisme yang sensitif
 Dosis : dosis dewasa
- Dosis lazim 250-500mg/hari di berikan 1xsehari secara oral atau iv
- Sinusitis maksllaris akut 500mg/hari selama 10-14 hari(peroral)
- Eksersarbasi akut bronkitis kronik : 500,g/hari selama 7 hari
- Pnemonia yang didapat dari lingkungan (CAP) 500mg/hari selama
7-14 hari (peroral)
- ISK terkomlikasi : 250mg/ hari selama 10 hari (selama 3 hari ISK
tanpa terkompilaksi)
- Infeksi kulit & struktur kulit tak terkomplikasi : 500mg/hari selama
7-10 hari
 Efek samping : diare,mual,vaginitis,flatulens,pruitis,ruam nyeri
abdomen,genital moniasis, pusing, dispepsia, insomnia,gangguan
pengecapan,muntah,anroksesia, lelah,sakit kepala, syndrom steven jhonson
1. Cefixime cap
 Indikasi :
- Infeksi saliran kemih tidakterkomplikasi yang disebabkan oleh e.coli
dan p.mirabilis
- Faringitis dan tonsilitis yang disebakan oleh streptococcus pyogenes
 Dosis Literarur :
- Dewasa & anak >12 tahun atau berat kurang lebih 30 kg: 2 x 50-100
mg sehari.
- Gonorea : 400 mg dosis tunggal.
- Anak BB <30kg: 2x1,5 – 3mg/kg BB sehari.
- Demam tiphoid pada anak , 10-15 mg/kgBB/hari selama 2 pekan
 Interaksi: Berhati-hati jika menggunakan Cefixime dengan :
- Antikoagulan, karena dapat memperpanjang waktu pembekuan darah.
- Probenecid, karena dapat meningkatkan kadar cefixime dalam darah.
- Carbamazepine, karena dapat meningkatkan kadar obat tersebut di
dalam darah.
- Nifedipine, karena dapat meningkatkan kadar cefixime yang diserap.
- Vaksin tifus (typhoid), karena dapat mengganggu kinerja vaksin
tersebut.
 Efek Samping : Ganguan saluran cernah (diare,nyeri abdomen, mual, muntah,
dispepsia, kembung, pseudomembranosa kolitis, anoreksia, rasa terbakar,
sembelit) ; reaksi hipersensitivitas (ruam kulit, urtikaria,pruritus); ganguan
fungsi hati (peningkatan sementara nilai SGPT,SGOT,ALP) ; gangguan SSP
(pusing,sakit kepala); lain-lain (syok,pruritus genital,kandidiasis, nekrolisis
epidermal toksik, superinfeksi, nefropati toksik,disfungsi ginjal atau hati
perdarahan ,kolitis );gangguan hematologi (trombositopenia,leukopenia,
easinofillia).
 Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap cephalosporin
2. Asam mefenamat
 Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasud nyeri karena trauma , nyeri otot
dan nyeri sesudah operasi.
 Dosis Literarur : Dewasa dan anak-anak > 14 tahun. Dosis awal : 500 mg,
kemudian dianjurkan 250 mg tiap6 jamsesuai dengan kebutuhan.
 Interaksi : Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, asam
mefenamat bisa menimbulkan reaksi yang berbahaya atau mengurangi efek
obat tersebut. Berikut adalah beberapa obat-obatan yang sebaiknya dihindari
saat menggunakan asam mefenamat :
- Obat pengatur tekanan darah, seperti ACE inhibitor, obat golongan
angiotensin receptor blockers (ARBs), dan beta-blockers.
- Obat diuretik, yaitu obat untuk mempercepat pembentukan dan
pengeluaran urine.
- Obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, seperti aspirin, ibuprofen, dan
naproxen.
- Obat antikogulan dan pengencer darah, seperti warfarin dan obat-
obatan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
- Obat antasida yang mengandung magnesium hidroksida.
 Efek Samping :
- Sistem pencernaan : mual, muntah,diare, dan rasa sakit pada
abdominal,
- Sistem hematoopoetik : leukopenia,eosinophilia, thrombocytopenia,
dan agranulocytopenia,
- Sistem saraf :rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan
insomnia.
 Kontra Indikasi :
- Pasien yang hipersensitif terhadap Mefenamic Acid.
- penderita yang dengan Aspirinmengalami bronkospasme,
alergirhinitis dan urtikaria.
- Penderita dengan tukak lambung dan usus.
- Penderita dengan gangguan ginjal yang berat.
1. Ramipril
 Indikasi : hipertensi, terutama pada penderita hipertensi dengan diabetes
mellitus. Hipertensi dengan proteinuria, gagal jantung, pasca infark miokard
dengan gangguan fungsi diastolik
 Dosis : Hipertensi: Dosis awal 1x2,5mg/hari: Dosis maksimal 10mg/hari.
 Interaksi obat : pemberian bersamaan dengan diuretik hemat kalium dapat
menimbulkan hiperkalemia. Pemberiann bersama antasida mengurangi
absorbsi ramipril. Pemberian bersamaan OAINS akan mengurangi efek dari
ramipril dan menambahkan resiko hiperkalemia
 Efek samping : hipotensi, gangguan fungsi ginal, batuk kering yang
menetapp, angioedema, ruam kulit, gangguan pengecap, gangguan saluran
cerna, hiperkalemia, hipoglikemia, dan kelainan darah termasuk
trombositopenia, leukopeni, dan neutropenia.
Kontraindikai : hipersensitif, wanita hamil (bersifat teratogenik), menyusui
(diekskrei ke dalam ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi ginjal bayi),
hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral pada keadaan ginjal
tunggal
1. Captopril
 Indikasi : Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi
berat digunakan bila terapi standart tidak efektif atau tidak digunakan.
Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan bersama dengan diuretic dan bila
mungkin dengan digitalis.
 Dosis literature :
- Hiperteensi ringan sampai sedang
Dosis awal 12,5mg 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan 25mg 2 kali sehari,
yang dapat ditingkatkan selang 2-4minggu, hingga diperoleh respon yang
memuaskan. Dosis maksimum 50mg 2 kali sehari. Diuretic thiazide dapat
ditambahkan jika belum respon yang memuaskan. Dosis diuretic dapat
ditingkatkan selang 1-2 minggu hingga diperoleh respon optimum atau
dosis maksimum yang dicapai.
- Hipertensi berat Dosis awal 12,5 mg 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
bertahap menjadi maksimum 50mg kali sehari. Captopril harus digunakan
bersama obat antihipertensi lain dengan dilakukan penyesuaian dosis. Dosis
captopril jangan melebihi 150mg.
- Gagal jantung Captopril digunakan bila terapi dengan diuretic tidak
memadai untuk mengontrol gejala-gejala. Dosis awal 6,25mg atau 12,5mg
dapat meminimalkan efek hipotensif sementara. Dosis pemeliharaan 25mg
2-3kali, dapat ditingkatkan bertahap dengan selang paling sedikit 2 miggu.
Dosis maksimum 150mg sehari.
- Usia lanjut Dianjurkan penggunaan dosis awal yang rendah, mengingat
kemungkinan menurunnya fungsi ginjal atau organ lain pada penderita usia
lanjut.
- Anak-anak Dosis awal 0,3mg/kg berat badan sampai maksimum 6mg/kg
berat badan per hari dalam 2-3 dosis, tergantung respon.
 Interaksi obat :
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs); dapat menurunkan keefektifan
captopril dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
- Dextran sulfate, diuretik, atau nitrat; meningkatkan risiko hipotensi (tekanan
darah rendah).
- Everolimus atau sirolimus; berpotensi meningkatkan risiko angioedema.
- Aliskiren atau angiotensin II receptor blockers; berisiko meningkatkan
potensi efek samping, seperti gangguan ginjal, hiperkalemia (kadar kalium
berlebih dalam darah), serta hipotensi.
- Eplerenone, diuretik hemat kalium, suplemen kalium, atau trimethoprim;
dapat meningkatkan risiko hiperkalemia.
- Obat-obatan yang mengandung emas; bisa meningkatkan risiko hipotensi,
mual, muntah, dan flushing (sensasi hangat, kulit memerah, serta geli).
- Insulin atau obat diabetes lain; berpotensi menyebabkan hipoglikemia
(kadar gula darah yang rendah).
- Lithium atau thiopurine; efek sampingnya meningkat akibat captopril
 Efek samping :
- Proteinuria, penigkatan ureum darah dan kreatinin.
- Idiosinkratik, rashes, terutama pruritus.
- Neutropenia, anemia, trombositopenia.
- Hipotensi.
 Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap captopril atau
pengahambat ACE lainnya (misalnya pasien yang mengalami angioderma
selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya). Wanita hamil atau yang
berpotensi hamil. Gagal ginjal. Stenosis aortic.

LANSOPRAZOLE INJEKSI 30 MG (IONI, EDISI 2017)

Dosis Pada umumnya, Untuk orang dewasa,


LANSOPRAZOLE injeksi 30 mg di campur dengan
larutan isotonic Natrium Klorida Atau injeksi Glukosa
5 % dan diadministrasikan melalui Infus intavena dua
kali sehari.

Indikasi Pasien dengan Penyakit Ulkus Lambung, Ulkus


Duodenum, ulkus stres akut, dan lesi mukosa lambung
akut yang disertai pendarahan.

Mekanisme Kerja Lansoprazole terlebih dahulu ditransfer ke daerah


penghasil asam dari sel mukosa lambung, dan berubah
menjadi bentuk aktif dari reaksi melalui konversi oleh
asam.

 Lansoprazole dapat meningkatkan Ph lambung,


sehingga meningkatkan pembekuan darah dan
kapasitas agregasi platelet dan menghambat
aktivitas lambung, sehingga menekan
pendarahan.
 Lansoprazole dianggap meningkatkan Ph
lambung dengan menghambat sekresi asam,
sehingga meningkatkan perbaikan mukosa yang
terluka, yang terhambat dalam kondisi asam.
 Lanzoprasole Menghambat aktivitas
pembentukan cidera Mukosa dilambung karna
pemberia aspirin dan indometasin.

Kontra indikasi  Pasien dengan riwayat hipersensivitas terhadap


salah satu bahan obat ini.
 Pasien yang menerima Atazanavir Sulfate

Efek Samping Efek samping utama termasuk perubahan abnormal


pada data laboratorium seperti : ALT (GPT)
(6,2%),AST (GOT), (5,7%), LDH (2,0%) dan y-GTP
(1,5%)

Peringatan & Lansoprazole 30 mg injelksi terbukti memiliki efek


perhatian hemostatic tinggi berdasarkan data hingga 3 hati
setelah mulai pengobatan, setelah pasien mampu untuk
mengkonsumsi obat secara oral
Interaksi Lanzoprazole Injeksi 30 mg dimetabolisme terutama
dihati oleh CYP2C19 dan CYP3A4 metabolisme-obat
Efek antisekresi lambung dari lansoprazole injeksi 30
mg dapat mendukung atau menghambat penyerapan
obat penyerta.

SUCRALFATE SUSPENSI 100 mL (IONI ED 2017)

Dosis 4 kali sehari 2 sendok takar, sewaktu lambung kosong


(1 jam sebelum makan dan sebelum tidur)

Bila disertai dengan rasa nyeri hebat dapat diberikan


bersama antasida dengan perbedaan waktu pemberian
satu setengah jam sebelum atau sesudah sucralfate.

Penyembuhan dapat terjadi pada minggu pertama


sampai sampai kedua setelah pemberian, tetapi
pengobatan diteruskan 4-8 minggu kecuali bila dites
dengan sinar X atau endoscopy telah benar-benar
sembuh.

Indikasi Gastritis, Gastric ulcer dan duodenum ulcer.

Mekanisme Kerja Sucralfate hamper tidak terabsorbsi pada saluran


gastrointestinal, bekerja sebagai non systemic
cytoprotective agent.

Sucralfate Membentuk kompleks dengan protein ulcer


sebagai lapisan penghalang terhadap difusi asam,
pepsin dan garam empedu.

Kontra indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap Sucralfate

Efek Samping  Kemungkinan menimbulkan konstipasi


 Efek lain yang jarang terjadi adalah Diare,
Mual, mulut terasa kering, dizziness,
kemerahan pada kulit

Peringatan &  Penderita tdiak boleh memakan antasida dalam


perhatian waktu satu jam sebelum atau sesudah makan
sucralfate suspensi.
 Bila diberikan bersama obat-obat lain terutama
tertasiklin dianjurkan diberi interval waktu 2
jam dengan sucralfate
 Pemberian pada wanita hamil, hanya dilakukan
pada saat yang benar-benar diperlukan.
 Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal

Interaksi Dapat mengurangi Penyerapan tetracyclines, ranitidine,


ketoconazole, teofilina, fenitoin, simetidin,
siprofloksasin, norfloxacin dan digoxin.

CLOPIDOGREL TABLET 75 MG (IONI ED 2017)

Dosis Dosis clopidogrel yang direkomendasikan adalah 75mg


sekali sehari dengan atau tanpa makanan.
Indikasi Clopidogrel diindikasikan untuk mengurangi kejadian
aterosklerotik (infrak miokard, stoke dan vascular death)
pada pasien dengan riwayat aterosklerotik oleh stroke,
infark miokard atau penyakit arteri perifer.

Mekanisme Kerja Clopidogrel adalah penghambat agregasi trombosit. Ada


beragam obat yanf dapat menghambat fungsi trombosit
dan telah menunjukan kemampuan menurunkan
morbilitas pada penderita kardiovaskuler arterosklerotik
yang ditunjukakan dengan terjadinya stroke atau
serangan iskemik sementara (TIA) infrak miokart atau
kebutuhan bypass atau angioplasti. Hal ini
mengindikasikan bahwa trombosit berperan dalam
inisiasi dan /atau evolusi dari kejadian-kejadian
diatasdan dengan menghambat proses tersebut diatas
ternyata dapat mengurangi angka kejadian

Kontra indikasi Hipertensif terhadap bahan aktif atau komponen dari


clopidogrel

-Pendarahan aktif seperti ulkus peptikum atau pendaran


intrakranial

Efek Samping  Gangguan sistem saraf otonom: sinko, palpitasi.


Gangguan umum, seluruh tubuh: astenia, hernia.
Efek samping yang jarang (<1%) reaksi alergi,
iskemik nekrosis
 Gangguan kardiovaskular: gagal jantung efek
samping yang jarang (<1%) edema secara umum.
 Gangguan sistem saraf pusat dan tepi: keram
kaki, hipoestesi, nauralgia, parestesi, vertigo.
 Gangguan sistem gastrointestinal: konstipasi ,
muntah. Efek samping yang jarang (<1%)
perforasi ulkus gaster, gastritis hemoragik , ilkus
hemoragik Gl bagian atas .
 Gangguan frekuensi dan irama jantung: fibrilasi
atrium.
 Gangguan saluran empedu dan hati: peningkatan
enzim hati.
 Gangguan nutrisi dan metabolok: gout,
hiperurisemia, peningkatan nitrogen non-protein
(NPN).
 Gangguan sistem muskuloskeletal: artritis,
artrosisi.
 Gangguan pada trombosit, pembekuan dan
pendarahan: perdarahan Gl, hematoma,
penurunan trombosit efek samping yang jarang
terjadi (<1%) : hemartrosis, hematuria,
hemoptisis, perdarahan luka oprasi, perdarahan
mata, perdarahan paru, alergik purpura,
trombosiponia.
 Gangguan pisikiatri: ansietas, insomnia.
 Gangguan sel darah merah: anemia. Efek
samping yang jarang (<1%) : aemia hiporkromik.
 Gangguan sistem pernafasan: pneumonia,
sinusitis. Efek yang jarang terjadi (<1%) :
hemotoraks.

Peringatan & Pada pasien dengan infrak miokar akut, terapi dengan
perhatian clopidogrel tidak boleh dimulai dalam beberapa hari
pertama setelah kejadian infrak miokard.

 sama seperti obat anti trombosit lainny, pada


pasien yang memiliki resiko peningkatan
pendarahan akibat taruma, oprasi atau kondisi
patologis lainya, clopidogrel harus digunakan
secara hati-hati juga pada pasien yang diobati
dengan asan asetilsalisilat, NSAIDI, heparin
penghambat glokoproteinllb/lla atau trombolitik.
Pasien harus diawasi dengan hati-hati untuk stiap
prndarahan , termasuk perdarahan yang
tersembunyi terutama selama minggu pertama
pengobatan dan/atau setelah tindakan bedah
jantung yang invasif. Jika pasien akan dioprasi
dan tidak diharapkan adanya efek anti-trombosit,
maka clopidogrel harus dihentikan 7 hari sebelum
operasi.
 Clopidogrel memperpanjang waktu perdarahan
dan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien
yang memiliki lesi yang cenderung berdarah
(terutama gastrointestinal dan intraokular) .
pasien haru diinformasikan kemungkinan
perpanjangan lamanya perdarahan pada saat
pemberian clopidogrel tunggal atau kombinasi
dengan asam asetilsalisilat) dan pasien harus
melaporkan pada dokter bila terjadi perdarahan
yang tidak normal tempat atau durasi)
pasienharus menginformasikan dokter dan dokter
gigi bahwa mereka mengonsumsi clopidogrel
sebelum operasi dijadwalkan dan sebelum
pemberian obat lainnnya.
 pengalaman terapeutik dengan clopidogrel pada
pasien dengan kerusakan ginjal masih terbatas.
Oleh karena itu clopidogrel harus digunakan hati-
hati pada pasien tersebut.
 pengalaman terbatas pada pasien dengan penyakit
hati moderat yang memiliki diatesis perdarahan.
Oleh karena itu pada populasi ini clopidogrel
harus digunakan dengan hati-hati.
 Karena adanya resiko perdarahan dan efek
samping hematologik, bila selama pengobatan
timbul gejalah klinis yang mengarah pada
perdarah, perlu dipertimbangkan dengan tepat
untuk melakukan penentuan jumlah sel darah
dan/atau uji lainnya yang sesuai.

Kehamilan dan laktasi :

Kehamilan: studi reproduksi pada tikus dan kelinci


mengatakan bahwa tidak ada kejadian gangguan fertilitas
atau gangguan pada fetus disebabkan oleh clopidogrel.
Bagaimanapun tidak ada studi terkontrol yang adekuat
pada wanita hamil. Pada beberapa data, clopidogrel tidak
direkomendasikan pada ibu hamil.

Interaksi Pemberian bersamaan dengan warfarin tidak


direkomendasikan karena dapat meningkatkan intensitas
perdarahan.

 obat yang kemungkinan dapat mengonduksi lesi


gastrointestinal (seperti obat anti inflamasi
nonsteroid) harus digunakan hati-hati pada pasien
yang menggunakan clopidogrel.
 pasien studi klinik terhadap subyek sehat,
clopidogrel tidak memerlukan penyesuain dosis
heparin atau mengubah efek heparin dalam
proses pembekuan.
 Penghambat glikoprotein lb/llla, clopidogrel
harus digunakan hati-hati pada pasien dengan
kemungkinan resiko peningkatan perdarahan
akibat trauma pembedahan atau kondisi patologis
lainnya pada pemakain bersama dengan
penghambat glikoprotein lb/llla.
 Asam asetilsalisilat tidak memodifikasi efek
clopidogrel dalam menghambat agregasi
trombosit yang diinduksi oleh ADP, namun
clopidogrel memperkuat efek asam asetisalisilat
pada agregasi trombosit yang diinduksi oleh
kolagen.

 Trombolitik keamanan pemakaian bersama


dengan clopidogrel dengan rt-PA dan heparin
dinilai pada pasien miokard. Insiden perdarahan
yang bermakna secara klinis sama dengan insiden
yang terjadi bila rt-PA dan heparin diberikan
bersama dengan asam asetilsalislat . keamanan
pemberian clopidogrel bersama dengan obat
trombolitik lainnya belum diketahui dan harus
digunakan secara hati-hati.

MINIASPI TABLET 80 MG (IONI ED 2017)

Dosis 80-160 mg/hari

Indikasi Sebagai pencegahan pada proses pembekuan


;pembuluh darah seperti pada pasien infark miokard,
pasien angina yang tidak stabil, atau pencegahan
serangan iskemik serebral yang bersifat sementara.

Mekanisme Kerja Asam asetyl salisilat adalah penghambat kerja dari


enzim siklo-oksigenase. Reaksinya diperkirakan
disebabkan oleh proses asetil salisilat yang ireversibel.

Dalam platelet darah, penghambat enzim tersebut


mencegah terbentuknya tromboksan A2, suatu senyawa
yang berfungsi sebagai vasokonstriktor yang
menyebabkan penimbunan platelet dan kemungkinan
besar menyebabkan pembekuan darah. Dalam dinding
pembuluh darah penghambat enzim tersebut mencegah
pembekuan prostasiklin yang berfungsi sebagao
vasodilator dan mempunyai unsur-unsur anti agregasi.

Kontraindikasi  Penderita alergi (termasuk asma), tukak


lambung, pernah atau sering mengalami
pendarahan dibawah kulit (konsultasikan
dengan dokter).
 Penderita hemophilia dan trombositopenia.
 Jangan digunakan pada penderita varicella
cacar air/chicken dan gejala flu.
 Penderita yang hipersensitif.

Efek Samping  Iritasi lambung, mual,muntah.


 Pemakaian lama dapat menyebabkan
pendarahan lambung, tukak lambung.
 Dapat menyebabkan berkurangnya jumlah
trombosit (trombositopenia)
Peringatan &  Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita
perhatian dengan gangguan fungsi hati, kehamilan,
wanita menyusui, dehidrasi. Jangan digunakan
pada trimester akhir kehamilan.
 Erlu konsultasi dengan dokter lebih dahulu
sebelum memberikan asam asetilsalisilat pada
pasien yang juga dapat obat antikoagulan.
 Sebaiknya obat ini diminum sebelum atau
bersama degna makanan.
 Penggunaan pada penderita alcohol dapat
meningkatkan pendarahan dilambung

Interaksi  Jangan diberikan bersama-sama antikoagulan


oral karena dapat meningkatkan efek
antikoagulan.
 Asam asetilsalisilat dosis besar dapat
meningkatkan efek hipoglikemi oral terutama
chlorpropamide.
 Jangan diberikan bersama-sama dengan
kortikosteroid atau obat anti inflamasi non
steroid.
 Penggunaan bersama
spironolactone,furosemide dan uricosuric, akan
mengurangi efek obat tersebut.

AMLODIPINE BESILATE TABLET 5 MG (IONI ED 2017)

Dosis Awal 5 mg/hari. Bila perlu dapat ditingkatkan s/d 10


mg/hari. Pasien lanjut usia dan pasien dengan
insufisiensi hati, awal 2,5mg/hari.
Indikasi Hipertensi, angina stabil, vasospatic (Prinzmetal’s atau
variant) angina.

Mekanisme Kerja Amlodipine merupakan antagonis calcium golongan


dihydropiridine (antagonis ion kalsium) yang
menghambat influx ion calcium melalui membrane ke
dalam otot polos vascular dan otot jantung sehingga
mempengaruhi kontraksi otot polos vascular dan otot
jantung. Amlodipine bekerja langsung sebagai
vasodilator arteri perifer dan dapat menyebabkan
penurunan resistensi vascular serta penurunan tekanan
darah.

Kontra indikasi Hipertensi berat, hamil, sinus sindrom, atrioventrikular


blok II atau III.

Efek Samping Palpitasi, edema peripheral, takikardia, bradikardia,


aritmia, ventricular asistoles, sakit kepala, lemah,
dermatitis, ruam, pruritis, urtikaria, dyspepsia, dan
nyeri.

Peringatan &  Pasien dengan gangguan fungsi hati : waktu


perhatian paruh amlodipine menjadi lebih panjang,
sehingga perlu pengawasan.
 Pasien gagal ginjal : perubahan dalam
konsentrasi plasma Amlodipine tidak
berhubungan dengan derajat kerusakan ginjal,
sehingga amlodipine dapat diberikan dengan
dosis biasa.
 Pasien gagal jantung : secara umum obat
golongan antagonis calcium harus diberikan
secara hati-hati pada pasien gagal jantung.

Interaksi  Amlodipine dapat diberikan bersama dengan


penggunaan diuretic golongan tiazid, alpa
blocker, beta blocker, ACE, nitrat, nitrogliserin,
sublingual, antiinflamasi non steroid, antibiotic,
serta obat hipoglikemia oral.
 Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap
ikatan protein dari obat-obatan : digoksin,
phenytoin, warfarin, dan indometasin.

CANDESARTAN TABLET 8 MG (IONI ED 2017)

Dosis Dosis pada hipertensi :

 Dosis awal candesartan adalah 4 mg per hari.


Dosis dinaikkan sesuai dengan respon
pengobatan sampai maksimum 16 mg sehari.
Efek antihipertensi maksimal akan dicapai
dalam waktu 4 minggu setelah pengobatan.

Dosis pada gagal jantung :

 Dosis awal yang direkomndasikan adalah 4 mg


per hari. Peningkatan dosis dengan 32 mg sekali
per hari atau dosis tertinggi yang dapat
ditoleransi, dilakukan dengan menggadakan
dosis dngan interval minimal 2 minggu.

Indikasi Hipertensi, pengobatan pada pasien gagal jantung dan


gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri ketika obat
penghambat ACE tidak ditolerir.

Mekanisme Kerja Angiotensin II adalah hormone vasoaktif utama pada


pasien sistem renin-angiotensin-aldosteron.
Candesartan cilexeil adalah antagonis reseptor
angiotensin II, yang selective terhadap reseptor AT1,
ikatannya sangat kuat dan terlepas dari reseptor secara
perlahan-lahan. Candesartan cilexetil tidak mempunyai
efek agonis.

Kontra indikasi Pasien yang hipersensitif pada terhadap candesartan


atau komponen yang terkandng dalam formulasinya.

Wanita hamil dan menyusui. Gangguan hati yang berat


atau kolestasis.

Efek Samping Biasanya menetap dan ringan: Efek CNS (kepeningan);


Efek CV (hipotensi orthostatik yang berhubungan
dengan dosis, yang mungkin terjadi secara khusus pada
pasien yang kekurangan volume); kerusakan ginjal.
Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema,
mengangkat LFTs (liver function tests); myalgia.

Peringatan & Pada pasien dimana fungsi ginjal dan vascular tone
perhatian sangat tergantung pada aktivitas sistem renin-
angiotensin-aldosteron (seperti pasien gagal jantung
kongestif atau penyakit ginjal yang mempengaruhi
sistem ini dikaitkan dengan timbulnya hipotensi akut,
azotemia, oliguria atau jarang terjadi yaitu gagal ginjal
akut.
Interaksi Seperti pada obat antihipertensi lainnya, efek
antihipertensi candesartan dapat diturunkan dengan
non-streroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
seperti indometasin

BISOPROLOL TABLET 5 MG (IONI ED 2017)

Dosis Dosis : 1 tab (5 mg)/hr pagi hr. Dosis rata-rata: 5-10


mg/hr; bbrp pasien perlu peningkatan dosis s/c 20
mg/hr. Gagal jantung kronik stabil Awal 1.25 mg 1
x/hr pd minggu pertama & dosis ditritasi scr bertahap.
Pemeliharaan: 10 mg 1 x/hr.

Indikasi Indikasi :Pengobatan gagal jantung sedang-berat kronik


stabil dg penurunan fungsi ventrikular sistolik pd
pemberian ACE inhibitor & diuretik & glikosida
jantung (salah satunya). Pengobatan hipertensi atau
angina pektoris.

Mekanisme Kerja Bisoprolol adalah sangat selektif β1 memblokir


adrenoceptor agen, kurang merangsang intrinsik dan
relevan membran menstabilkan aktivitas. Itu hanya
menunjukkan rendah afinitas untuk β2-reseptor otot
halus Lungs dan pembuluh serta untuk β2-reseptor
prihatin dengan peraturan metabolik. Oleh karena itu,
bisoprolol ini umumnya tidak diharapkan untuk
mempengaruhi airway perlawanan dan β2-dimediasi
efek metabolik. Its β1-selektivitas melampaui terapi

Kontra indikasi Gagal jantung akut atau gagal jantung selama episode
dekompensasi memerlukan terapi inotropik IV, syok
kardiogenik, blok AV derajat 2 & 3, sindrom sick
sinus, blok sinoatrial, bradikardia (< 60 denyut/mnt),
hipotensi (TD sistolik < 100 mmHg), asma bronkial
berat atau PPOK berat, peny oklusif arteri perifer
stadium lanjut & sindrom Raynaud, feokromositoma
tanpa pengobatan, asidosis metabolik.

Efek Samping Efek samping sebagai berikut dijelaskan menggunakan


frekuensi berikut: sangat umum (≥10%); Umum (≥1%
dan < 10%); jarang (≥0.1% dan < 1%); langka (≥0.01%
dan < 0,1%) dan sangat jarang (< 0,01%) termasuk
laporan terisolasi.

Metabolisme dan gangguan nutrisi: langka: meningkat


trigliserida.

Gangguan kejiwaan: Jarang: depresi. Rare: Mimpi


buruk, halusinasi.

Gangguan sistem saraf: Common: pusing *, sakit


kepala *. Jarang: Gangguan tidur.

Gangguan mata: Langka: aliran air mata berkurang.

Peringatan & Bronkospasme, pengobatan bersama dg anestesi


perhatian inhalasi, DM dg fluktuasi lebar pd nilai glukosa darah,
puasa ketat, dlm terapi desensitisasi, blok AV derajat 1,
angina Prinzmetal, peny oklusif arteri perifer, psoriasis.
Dpt menutupi gejala tirotoksikosis.

Interaksi Antagonis Ca, klonidin, MAOI (kecuali MAO-B


inhibitor), obat antiaritmia klas I & klas III, obat
parasimpatomimetik, β-bloker lain (termasuk tetes
mata), insulin & obat diabetik oral, obat anestesi,
glikosida digitalis, obat penghambat sintesis
prostaglandin, derivat ergotamin, obat simpatomimetik,
antidepresan trisiklik, barbiturat, fenotiazin, obat
antihipertensi lain, rifampisin.

PARACETAMOL TABLET 500 MG (IONI ED 2017)

Dosis Dewasa; 300 mg-1g per sekali minum, dengan


maksimum 4 g perhari

-anak 6-12 tahun: 150-300 mg, dengan dosis


maksimum1-2 g/hari

-anak 1-6 tahun: 60-120 mg sekali dan bayi

-dibawah 1 tahun: 60 mg sekali.

Indikasi Nyeri ringan sampai sedang dan demam.

Mekanisme Kerja Mekanisme kerja

Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di


hipotalamus dan menghambat sintesa prostaglandin di
sistem saraf pusat. Paracetamol bekerja dengan
mengurangi produksi prostaglandin dengan
mengganggu enzim cyclooksigenase (COX).
Parasetamol menghambat kerja COX pada sistem
syaraf pusat yang tidak efektifdan sel edothelial dan
bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi.
Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang
dihasilkanotak inilah yang membuat paracetamol dapat
mengurangi sakit kepala dan dapat menurunkan demam
tanpa menyebabkan efek samping.

Kontra indikasi Kerusakan fungsi hati dan hipersensitivitas.

Efek Samping Penggunaan jangka panjang menyebabkan ruam kulit,


kelainan darah, pancreatitis.

Peringatan & Perhatian


perhatian
Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati
&amp; ginjal,dan ketergantungan pada
alkohol.Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari
penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari
penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan
obat yang kronis.

Interaksi Interaksi

Alkohol, antikonvulsan, isoniazid :Meningkatkan


resiko hepatotoksis. Antikoagulan oral: Dapat
meningkatkan efek warfarin.

Fenotiazin : Kemungkinan terjadi hipotermia.


ISOSORBIDE DINITRATE TABLET 5 MG (IONI ED 2017)

Dosis Angina pectoris akut dan manajemen profilaksis pada


situasi yang kemungkinan besar memprovokasi
serangan angina setengah samapai 1 tablet

Jika efek tercapai setelah dosis tunggal selama


serangan akut,dosis tambahan dapat diberikan pada
interval 5-10 menit :tidak lebih dari 3 dosis harus
diberikan dalam periode 15-30 menit.

Indikasi Diindikasikan untuk meringankan angina pectoris akut


dan manajemen profilaksis pada situasi yang
kemungkinan besar memprovokasi serangan angina.

Mekanisme Kerja Sifat farmakologi utama isosorbid dinitrat mononitrat


adalah relaksasi otot polos vascular, yang
mengakibatkan vasodilatasi umum. Nitrat
dimetabolisme menjadi radikal bebas nitrat oksida pada
atau dekat membrane plasma sel otot polos vascular.

Kontr indikasi Anemia berat atau dengan reaksi hipersensitivitas atau


idiosinkratik terhadap obat ini, syok atau tekanan darah
yang sangat rendah.

Efek Samping  Kaburnya penglihatan, mulut kering,sakit


kepala, ruam kulit, kemerahan pada wajah dan
leher,mual,muntah,hipotensi ortostatik,gelisah
dan takikardi.
 Nitrat dapat mrnyebabkan sensasi terbakar atau
kesemutan bila diberikan secara sublingual.

Peringatan &  Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan


perhatian hipotensi berat, hipovolemia,anemia berat,
gagal jantung, akibat obstuksi (termasuk
pericarditis konstriktif).
 Harus dengan hati-hati pada pasien dengan
kerusakan hati atau ginjal yang parah,
hipotiroidisme, malnutrisi, hipotermia, atau
pada pasien dengan tekanan intracranial
meningkatkan (misalnya, trauma kepala,
pendarahan otak ).

Interaksi  Pemberian bersamaan dengan Alkohol dapat


menyebabkan hipotensi.
 Disopiramid dapat mengurangi efektivitas
isosorbid dinitrat.aksi antimuskarinik dari
disopiramid dapat menyebabkan menurunnya
sekresi air liur seningga menghambat disolusi
tablet sublingual.

ATORVASTATIN TABLET 20 MG (IONI ED 2017)

Dosis Dosis awal 10mg sekali sehari, kisaran dosis 10 hingga


80 mg sekali sehari dosis dapat diberikan setiap waktu
sepanjang hari dengan atau tanpa makanan .

Pasien anak usia 10-17 tahun: Dosis awal atorvastatin


10mg/hari , dosis maksimum 20mg/ hari.

Indikasi Atorvastatin diindikasikan sebagai terapi tambahan


disamping diet, untuk menurunkan kolesterol total,
LDL-C, apolipoprotein-B dan kadar trigliserida pada
pasien dengan hyperkolesterolemia primer,
hiperlipedemia kombinasi, serta hiperkolesterolemia
familial heterozigot dan homozigot, bila diet dan
penatalaksanaan non-farmakologi lainnya kurang
berhasil.

Mekanisme Kerja Atorvastatin diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian


per oral.konsentrasi maksimum atorvastatin 40mg
dalam plasma rata-rata tercapai dalam 0,64 jam.
Walaupun makanan dapat menurunkan angka dan
tingkat penyerapan atorvastatin, penurunan LDL-C
tidak berbeda antara pemberian atorvastatin dengan
atau tanpa makanan. Konsentrasi atorvastatin dalam
plasma lebih rendah apabila diberikan pada malam
hari, namun penurunan LDL-C tidak tergantung pada
obat yang diberikan.

Kontra indikasi Pasien dengan hipersensivitas terhadap komponen obat


ini

 Pasien dengan penyakit hati aktif atau


peningkatan transaminase serum lebih dari tiga
kali batas atas normal yang menetapdan tidak
dapat dijelaskan.
 kehamilan, menyusui atau berpotensi hamil
yang tidak menggunakan kontrasepsi yang
adekuat. Atorvastatin harus diberikan pada
wanita usia subur hanya juka sangat tidak
mungkun hamil dan telah diinformasikan
potensi bahaya terhadap janin.

Efek Samping Gangguan sistem saraf, gangguan telinga dan labirin,


gangguan gastrointestinal, gangguan hepatobiler,
gangguan kulit dan jaringan subkutan,gangguan sistem
reproduksi dan payudara, kardiovaskular.

Efek pada anak : gangguan darah dan sistem limfe,


gangguan sistem imun, injuri, keracunan dan
komplikasi prosedur, gangguan metabolosme dan
nutrisi.

Peringatan & Gangguan sistem saraf, gangguan telinga dan labirin,


perhatian gangguan gastrointestinal, gangguan hepatobiler,
gangguan kulit dan jaringan subkutan,gangguan sistem
reproduksi dan payudara, kardiovaskular.

Efek pada anak : gangguan darah dan sistem limfe,


gangguan sistem imun, injuri, keracunan dan
komplikasi prosedur, gangguan metabolosme dan
nutrisi .

Interaksi Pemberian bersama atorastati dengan penghambat


sitocrom p450 3A4 dapat menyebabkan peningkatan
konsentrasi plasma arorvastatin .

Atorvastatin dan eritropoetin : konsentrasi plasma


atorvastatin yang lebih tinggi.

Diltiazem hidrochloride pemberian bersama


atorvastatin konsentrasi plasma atorvastatin yang lebih
tinggi.

Antacid pemberian bersama dengan atorvastatin


menurunkan konsentrasi plasma atorvastatin.

DOMPERIDONE TABLET 10 MG (IONI ED 2017)


Dosis Dewasa dan usia lanjut : 1-2 tablet 3 kali sehari da 1-2
tablet sekali sebelum tidur malam tergantung respon
klinik. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu dengan
interval waktu 4-8 jam.

Indikasi Dewasa:

 Untuk mual-muntah akut, tidak dianjurkan


pencegahan rutin pada muntah setelah operasi.
 Untuk mual muntah yang disebabkan oleh
pemberian levodopa dan bromocriptine,
penggunaan domperidon dianjurkan tidak lebih
dari 12 minggu.
 Untuk pengobatan gejalah dispepsia fungsional
tidak dianjurkan untuk pemberian jangka
panjang.

Anak:

 Tidak dianjurkan, kecuali untuk mual muntah


pada kemoterapi kanker dan radio terapi.

Mekanisme Kerja Domperidon merupakan antagonis dopamin yang


mempunyai kerja antiematik.

Kontra indikasi  Penderita hipertensif terhadap Domperidon


 Anak-anak kecuali untuk mencegah mual dan
muntah sehubungan dengan kemoterapi kanker
dan radioterapi.
 Penderita denagan prolaktinoma tumor hipofise
yang mengeluarkan prolactin.

Efek Samping  Jarang dilaporkan:


sedasi, reaksiekstrapiramidaldistonik,
parkinson, tardive dyskenesia (pada pasien
dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi
dengan obat anti parkinson.
 peningkatan prolactin serum sehingga
menyebabkan galatorrhal dan ginekomastia.
 mulut kering, sakit kepala, diare, rash kulit, rasa
haus, cemas dan gatal.

Peringatan & Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui


perhatian  Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang
 Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan
fungsi hati dan ginjal

Interaksi  Domperidone mengurangi efek


hipoprolaktinemia dan bromocriptine
 pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan
analgrtik opioidsecara bersamaan dapat
mengantagonisir efek domperidone
 pemberian antasida secara bersamaan dapat
menurunkan bioavaibilitas domperidone

 Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13%


1
menjadi 23% bila diminum 1 jam setelah
2

makan.

CEFTRIAXONE SODIUM INJEKSI 1 gr (IONI ED 2017)

Dosis Penanganan infeksi diberikan secara IV/IM 1 g satu


kali sehari, dapat ditingkatkan hinga 2-4 g perhari
untuk meringankan infeksi. Untuk profilaksis dapat
diberikan 1 g 0.5-2 jam sebelum operasi. Untuk
gonorrhoea diberikan dosis tunggal 250 mg secara IM.

Indikasi Ceftriaxone merupakan antibiotik yang digunakan


untuk penanganan infeksi pada penyakit chancroid,
endokarditis, gastroentritis, gonorhoea, menigitis,
pneumonia, tifoid, Selain itu juga digunakan sebagai
terapi profilaksis operasi.

Mekanisme Kerja Ceftriaxone adalah antibakteri generasi ketiga


sefalosporin. Ceftriaxone dapat menghambat bakteri
gram positif maupun gram negatif. Termasuk golongan
betalaktam yang bekerja dengan menghambat sintesis
dinding sel bakteri.

Kontra indikasi Hipersensitivitas terhadap ceftriaxone atau sefalosporin


lain, jaundice, hipoalbuminaemia, asidosi,
hiperbilirubinemia pada prematur.

Efek Samping Gangguan saluran pencernaan, diare, alergi,


hiperbilirubinemia, deposit kalsium pada urin, ginjal
dan paru-paru.

Peringatan & Pasein dengan riwayat alergi penicillin, penderita


perhatian gangguan kandung kemih, gagal ginjal, ibu hamil dan
menyusui.
Interaksi Berinteraksi dengan antikoagulan dan alkohol

ACETYLCYSTEINE KAPSUL 200 MG (IONI ED 2017)

Dosis Dewasa : 1 kapsul 3 kali sehari.

Indikasi Terapi mukolitik untuk penyakit bronkopulmonalis


akut dan kronik dengan keharidarn sekresi mukoid atau
mukoprulen tebal, misalknya bronchitis akut,
bronchitis kronis, emfisema paru, bronklietasis.

Mekanisme Kerja Acetylcysteine memiliki kerja pengenceran, melalui


kelompok sulfhidril bebas, pada sekresi mukoid atau
mukoprulen tebal, isalnya brokitis akut, bronchitis
kronis, emfisema paru, bronkiektasis.

Kontra indikasi Pasien yang hipersensitivitas terhadap acetylcysteine

Efek Samping Gangguan GI, sakit kepala, gatal-gatal, urtikaria, erupsi


kulit (eksantema ruam), bronkospasme,takikardia,
tekanan darah rendah

Peringatan & Untuk pasien dengan riwayat gastritis harus diberikan


perhatian Acetylcystein harus diberikan setelah makan.

Interaksi  Pemakaian bersama N-acetylcysteine kapsul


dan antitusif dapat menyebabkan terhentinya
sekresi yang membahayakan, bersamaan
dengan berkurangnya batuk. Oleh karena itu
kombinasi obat ini dibutuhkan dengan beberapa
perhatian.
 Pengguanaan secara bersamaan N-
Acetylcysteine kapsul dapat menyebabkan pe
ningkatan vasodilatasi dan aliran darah dari
gliserol trinitrat (nitrogliserin).

LANSOPRAZOLE KAPSUL 30 MG (IONI ED 2017)

Dosis  Ulkus duodenum dan refluks esophagitis : 30


mg sekali sehari selama 4 minggu
 Ulkus gaster benigna : 30 mg sekali sehari
selama 8 minggu.
 Pengobatan ulkus gaster kibat penggunaan
NSAID : 30 mg sekali sehari selama 8 minggu

Indikasi  Ulkus duodenum


 Ulkus gaster begigna
 Refluks esophagitis
 Pengobatan ulkus gaster akibat penggunaan
NSAID

Mekanisme Kerja Lansoprazole adalah golongan obat yang menghambat


pompa proton. Lansoprazole bekerja secara spesifik
mengahambat (H/K) ATPase (pompa proton) dari sel
parientel lambung, tahap akhir pada pembentukan
asam.

Kontra indikasi Penderita yang hypersensitive tehadap komponen obat.

Efek Samping Sakit kepala, pusing, lelah dan perasaan tidak


enak,diare,konstipasi,nyeri
abdomen,mual,muntah,kembung, mulut kering, ruam
kulit

Peringatan &  Hati-hati pada pasien disfungsi hati.tidak boleh


perhatian lebih dari 30 perhari
 Pengobatan dan penghambat sekresi asam
kemungkinan dapat menyebabkan sedikit
meningkatkan resiko infeksi gastrointestinal
seperti salmonella dan campylobacter

Interaksi  Antasida dan sucralfate dapat mengurangi


bioavailabilitas lansoprazole dan jangan berikan
antara satu jam setelah minum lansoprazole.

KSR (POTASSIUM CHLORIDE) TABLET 30 MG (IONI ED 2017)

Dosis 1 atau 2 tab 3x sehari

Indikasi Untuk pengobatan dan pencegahan spesifik pada


hipokalemia

Mekanisme Kerja setiap tab mengandung 600 mg potassium chloride


yang setara dengan 8 mili-equivalents eac potassium
(kt) dan chloride (ci). Pelepasan yang lambat dan
berkelanjutan selama 6 jam menghalangi konsentrasi
kalium klorida yang tinggi terhadap area dinding usus
yang terlokalisasi mungkin mengiritasi atau merusak
mukosa. Pelepasan berkelanjutan memberikan kondisi
untuk pengobatan semua jenis defisiensi kalium, dapat
digunakan untuk semua kelompok umur untuk
menggantikan anion klorida essensial dan kalium
sehingga mencegah alkalosis hipokalemia. Selama
pemberian KRS pemantauan laboratorium terhadap
kadar elektrolit serum harus dilakukan secara berkala.
Indikasi meningkatan toleransi lambung maksimum
dan penyerapan efektif.

Kontraindikasi Gagal ginjal lanjut, penyakit Addison yang tidak


diobati, dehidrasi akut, hiperkalemia. Dihadapan
obstruksi pada saluran pencernaan (mis. Akibat
kompresi esofagus akibat pelebaran atrium kiri atau
dari stenosis usus). Dalam situasi seperti itu dapat
menimbulkan Perforasi ulserasi.

Efek Samping Dapat memicu gangguan percernaan (mis : mual,


muntah, sakit perut, diare).

Peringatan & Jika pasien mengalami mual muntah, sakit perut , perut
perhatian kembung, pendarahan gastrointestinal harus segera
dihentikan. Untuk mencegah resiko hiperkalemia.
Tidak boleh diberikan dengan diuretic hemat kalium
seperti spironolactone, triamterene atau amiloride.

EPERISONE HYDROCHLORIDE TABLET 50 MG (IONI ED 2017)

Dosis Sehari 3 kali 1 tablet, diminum sesudah makan

Indikasi Untuk pengobatan simpatomatik pada kondisi yang


berhubungan dengan spasme musculoskeletal.

Mekanisme Kerja Epirisone HCL merupakan preparat yang memiliki efek


farmakologis berupa relaksasi otot skeletal, vasodilatasi
dan peningkatan aliran darah, efek analgesic dan
menghambat refleks nyeri pada medula spinalis, dan
membantu gerakan volunteer.
Kontraindikasi Pederita yang hipersensisitif terhadap bahan aktif obat
ini.

Efek Samping  Shock : Shok dapat terjadi. Pasien perlu


perhatian khusus. Jika terjadi efek samping ini
perlu penyesuaian dosis
 Dapat menyebabkan gangguan fungsi hati
(peningkatan GOT, GPT) dan ginjal
(proteunemia dan peningkatan BUN).
 Mual,muntah,anoreksia,perasaan tidak enak
pada lambung,nyeri abdomen,diare, konstipasi,
mulut kering,
 Kemerahan pada muka, keringat berlebihan dan
edema.

Peringatan & Hati-hati pada pemberian untuk pasien dengan kelainan


perhatian hati dan ginjal. Apabila timbul rasa cemas,pusing,
mengantuk, maka dosis dapat di turunkan.
Interaksi Dapat menyebabkan gangguan akomodasi okuler pada
pemberian tolperisone suatu obat yang mirip epirisone,
dengan methocarbamol.

Domperidon (IONI, 2017)


Dosis Dewasa dan usia lanjut : 1-2 tablet 3 kali sehari da 1-2 tablet sekali
sebelum tidur malam tergantung respon klinik. Pengobatan jangan
melebihi 12 minggu dengan interval waktu 4-8 jam.
Indikasi Dewasa:
─Untuk mual-muntah akut, tidak dianjurkan pencegahan rutin pada
muntah setelah operasi.
-Untuk mual muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa
dan bromocriptine, penggunaan domperidon dianjurkan tidak lebih
dari 12 minggu.
-Untuk pengobatan gejalah dispepsia fungsional tidak dianjurkan
untuk pemberian jangka panjang.
Anak:
Tidak dianjurkan, kecuali untuk mual muntah pada kemoterapi
kanker dan radio terapi.
Mekanisme kerja Domperidon merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja
antiematik.
Kontra indikasi -Penderita hipertensif terhadap Domperidon
-Anak-anak kecuali untuk mencegah mual dan muntah sehubungan
dengan kemoterapi kanker dan radioterapi.
-Penderita denagan prolaktinoma tumor hipofise yang
mengeluarkan prolactin.
Efek samping -Jarang dilaporkan: sedasi, reaksiekstrapiramidaldistonik,
parkinson, tardive dyskenesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut)
dan dapat diatasi dengan obat anti parkinson.
-peningkatan prolactin serum sehingga menyebabkan galatorrhal
dan ginekomastia.
-mulut kering, sakit kepala, diare, rash kulit, rasa haus, cemas dan
gatal.
Peringatan dan perhatian -Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui
-Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang
-Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan
ginjal.
Interaksi -Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dan
bromocriptine
-pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan analgrtik
opioidsecara bersamaan dapat mengantagonisir efek domperidone
-pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan
bioavaibilitas domperidone
-Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila
diminum ½ jam setelah makan.

Clopidogrel (IONI, 2017)


Dosis Dosis clopidogrel yang direkomendasikan adalah 75mg sekali sehari
dengan atau tanpa makanan.
Indikasi Clopidogrel diindikasikan untuk mengurangi kejadian aterosklerotik
(infrak miokard, stoke dan vascular death) pada pasien dengan riwayat
aterosklerotik oleh stroke, infark miokard atau penyakit arteri perifer.
Mekanisme kerja Clopidogrel adalah penghambat agregasi trombosit. Ada beragam obat
yanf dapat menghambat fungsi trombosit dan telah menunjukan
kemampuan menurunkan morbilitas pada penderita kardiovaskuler
arterosklerotik yang ditunjukakan dengan terjadinya stroke atau
serangan iskemik sementara (TIA) infrak miokart atau kebutuhan
bypass atau angioplasti. Hal ini mengindikasikan bahwa trombosit
berperan dalam inisiasi dan /atau evolusi dari kejadian-kejadian
diatasdan dengan menghambat proses tersebut diatas ternyata dapat
mengurangi angka kejadian
Kontra indikasi -Hipertensif terhadap bahan aktif atau komponen dari clopidogrel
-Pendarahan aktif seperti ulkus peptikum atau pendaran intrakranial
Efek samping -Gangguan sistem saraf otonom: sinko, palpitasi. Gangguan umum,
seluruh tubuh: astenia, hernia. Efek samping yang jarang (<1%) reaksi
alergi, iskemik nekrosis
-Gangguan kardiovaskular: gagal jantung efek samping yang jarang
(<1%) edema secara umum.
-Gangguan sistem saraf pusat dan tepi: keram kaki, hipoestesi,
nauralgia, parestesi, vertigo.
-Gangguan sistem gastrointestinal: konstipasi , muntah. Efek samping
yang jarang (<1%) perforasi ulkus gaster, gastritis hemoragik , ilkus
hemoragik Gl bagian atas .
-Gangguan frekuensi dan irama jantung: fibrilasi atrium.
-Gangguan saluran empedu dan hati: peningkatan enzim hati.
-Gangguan nutrisi dan metabolok: gout, hiperurisemia, peningkatan
nitrogen non-protein (NPN).
-Gangguan sistem muskuloskeletal: artritis, artrosisi.
-Gangguan pada trombosit, pembekuan dan pendarahan: perdarahan Gl,
hematoma, penurunan trombosit efek samping yang jarang terjadi
(<1%) : hemartrosis, hematuria, hemoptisis, perdarahan luka oprasi,
perdarahan mata, perdarahan paru, alergik purpura, trombosiponia.
-Gangguan pisikiatri: ansietas, insomnia.
-Gangguan sel darah merah: anemia. Efek samping yang jarang (<1%) :
aemia hiporkromik.
-Gangguan sistem pernafasan: pneumonia, sinusitis. Efek yang jarang
terjadi (<1%) : hemotoraks.
Peringatan dan -Pada pasien dengan infrak miokar akut, terapi dengan clopidogrel tidak
perhatian boleh dimulai dalam beberapa hari pertama setelah kejadian infrak
miokard.
-sama seperti obat anti trombosit lainny, pada pasien yang memiliki
resiko peningkatan pendarahan akibat taruma, oprasi atau kondisi
patologis lainya, clopidogrel harus digunakan secara hati-hati juga pada
pasien yang diobati dengan asan asetilsalisilat, NSAIDI, heparin
penghambat glokoproteinllb/lla atau trombolitik. Pasien harus diawasi
dengan hati-hati untuk stiap prndarahan , termasuk perdarahan yang
tersembunyi terutama selama minggu pertama pengobatan dan/atau
setelah tindakan bedah jantung yang invasif. Jika pasien akan dioprasi
dan tidak diharapkan adanya efek anti-trombosit, maka clopidogrel
harus dihentikan 7 hari sebelum operasi.
-Clopidogrel memperpanjang waktu perdarahan dan harus digunakan
dengan hati-hati pada pasien yang memiliki lesi yang cenderung
berdarah (terutama gastrointestinal dan intraokular) . pasien haru
diinformasikan kemungkinan perpanjangan lamanya perdarahan pada
saat pemberian clopidogrel tunggal atau kombinasi dengan asam
asetilsalisilat) dan pasien harus melaporkan pada dokter bila terjadi
perdarahan yang tidak normal tempat atau durasi) pasienharus
menginformasikan dokter dan dokter gigi bahwa mereka mengonsumsi
clopidogrel sebelum operasi dijadwalkan dan sebelum pemberian obat
lainnnya.
-pengalaman terapeutik dengan clopidogrel pada pasien dengan
kerusakan ginjal masih terbatas. Oleh karena itu clopidogrel harus
digunakan hati-hati pada pasien tersebut.
-pengalaman terbatas pada pasien dengan penyakit hati moderat yang
memiliki diatesis perdarahan. Oleh karena itu pada populasi ini
clopidogrel harus digunakan dengan hati-hati.
-Karena adanya resiko perdarahan dan efek samping hematologik, bila
selama pengobatan timbul gejalah klinis yang mengarah pada perdarah,
perlu dipertimbangkan dengan tepat untuk melakukan penentuan jumlah
sel darah dan/atau uji lainnya yang sesuai.
Kehamilan dan laktasi :
Kehamilan: studi reproduksi pada tikus dan kelinci mengatakan bahwa
tidak ada kejadian gangguan fertilitas atau gangguan pada fetus
disebabkan oleh clopidogrel. Bagaimanapun tidak ada studi terkontrol
yang adekuat pada wanita hamil. Pada beberapa data, clopidogrel tidak
direkomendasikan pada ibu hamil.
Laktasi: studi pada tikus menunjukan bahwa clopidogrel dan/atau
metabolotnya diekskresi melalui ASI. Tidak diketahui apakah
diekskresikan melalui ASI pada manusia.
Interaksi -Pemberian bersamaan dengan warfarin tidak direkomendasikan karena
dapat meningkatkan intensitas perdarahan.
-obat yang kemungkinan dapat mengonduksi lesi gastrointestinal
(seperti obat anti inflamasi nonsteroid) harus digunakan hati-hati pada
pasien yang menggunakan clopidogrel.
-pasien studi klinik terhadap subyek sehat, clopidogrel tidak
memerlukan penyesuain dosis heparin atau mengubah efek heparin
dalam proses pembekuan.
-Penghambat glikoprotein lb/llla, clopidogrel harus digunakan hati-hati
pada pasien dengan kemungkinan resiko peningkatan perdarahan akibat
trauma pembedahan atau kondisi patologis lainnya pada pemakain
bersama dengan penghambat glikoprotein lb/llla.
Asam asetilsalisilat tidak memodifikasi efek clopidogrel dalam
menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP, namun
clopidogrel memperkuat efek asam asetisalisilat pada agregasi
trombosit yang diinduksi oleh kolagen.
-Trombolitik keamanan pemakaian bersama dengan clopidogrel dengan
rt-PA dan heparin dinilai pada pasien miokard. Insiden perdarahan yang
bermakna secara klinis sama dengan insiden yang terjadi bila rt-PA dan
heparin diberikan bersama dengan asam asetilsalislat . keamanan
pemberian clopidogrel bersama dengan obat trombolitik lainnya belum
diketahui dan harus digunakan secara hati-hati.

ATORVASTATIN CALCIUM (IONI, 2017)


Dosis Dosis awal 10mg sekali sehari, kisaran dosis 10 hingga 80 mg sekali
sehari dosis dapat diberikan setiap waktu sepanjang hari dengan atau
tanpa makanan .
Pasien anak usia 10-17 tahun: Dosis awal atorvastatin 10mg/hari , dosis
maksimum 20mg/ hari.
Indikasi Atorvastatin diindikasikan sebagai terapi tambahan disamping diet,
untuk menurunkan kolesterol total, LDL-C, apolipoprotein-B dan kadar
trigliserida pada pasien dengan hyperkolesterolemia primer,
hiperlipedemia kombinasi, serta hiperkolesterolemia familial
heterozigot dan homozigot, bila diet dan penatalaksanaan non-
farmakologi lainnya kurang berhasil.
Mekanisme kerja Atorvastatin diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian per
oral.konsentrasi maksimum atorvastatin 40mg dalam plasma rata-rata
tercapai dalam 0,64 jam. Walaupun makanan dapat menurunkan angka
dan tingkat penyerapan atorvastatin, penurunan LDL-C tidak berbeda
antara pemberian atorvastatin dengan atau tanpa makanan. Konsentrasi
atorvastatin dalam plasma lebih rendah apabila diberikan pada malam
hari, namun penurunan LDL-C tidak tergantung pada obat yang
diberikan.
Kontra indikasi -Pasien dengan hipersensivitas terhadap komponen obat ini
-Pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum
lebih dari tiga kali batas atas normal yang menetapdan tidak dapat
dijelaskan.
-kehamilan, menyusui atau berpotensi hamil yang tidak menggunakan
kontrasepsi yang adekuat. Atorvastatin harus diberikan pada wanita usia
subur hanya juka sangat tidak mungkun hamil dan telah diinformasikan
potensi bahaya terhadap janin.
Efek samping Gangguan sistem saraf, gangguan telinga dan labirin, gangguan
gastrointestinal, gangguan hepatobiler, gangguan kulit dan jaringan
subkutan,gangguan sistem reproduksi dan payudara, kardiovaskular.
Efek pada anak : gangguan darah dan sistem limfe, gangguan sistem
imun, injuri, keracunan dan komplikasi prosedur, gangguan
metabolosme dan nutrisi .
Peringatan dan Atorvastatin harus digunakan hati-hati pada pasien penyakit hati aktif
perhatian atau peningkatan transaminase yang menetap yang tidak dapat
dijelaskan merupakan kontraindikasi penggunaan atorvastatin.
Pasien dengan stroke hemoragik mempunyai peningkatan resiko untuk
trjadinya stoke hemoragik berulang.
Interaksi Pemberian bersama atorastati dengan penghambat sitocrom p450 3A4
dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma arorvastatin .
Atorvastatin dan eritropoetin : konsentrasi plasma atorvastatin yang
lebih tinggi.
Diltiazem hidrochloride pemberian bersama atorvastatin konsentrasi
plasma atorvastatin yang lebih tinggi.
Antacid pemberian bersama dengan atorvastatin menurunkan
konsentrasi plasma atorvastatin.

ISDN (IONI, 2017)


Dosis Sublingual, 5-10 mg. Oral, sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120
mg; gagal jantung kiri 40-160 mg, sampai 240 mg bila diperlukan. Infus
intravena, 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin
diperlukan.
Indikasi Profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri.
Mekanisme kerja
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi/ hipovolemia, kardiomiopati
obstruktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, pendarahan otak
glaucoma sudut sempit.
Efek samping Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural,
takikardia.
Peringatan dan
perhatian
Interaksi Berpotensi memicu efek fatal, seperti hipotensi berat, pingsan, atau
serangan jantung. Meningkatkan efek hipotensi jika digunakan bersama
dengan obat antihipertensi atau antipsikotik. Menurunkan efek obat
ISDN jika digunakan bersama dengan disopyramide jenis sublingual.
Omeprasole (IONI, 2017)
Dosis Tukak lambung dan duodenum : dosis awal 1×2 mg/hari selama 4-8
minggu dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau
kambuh. Dosis pemeliharaan 1×20 mg/hari. Eradikasi H. Pylori : 20 mg
2×1 tablet/kaplet sehari. Refluks gastroesofageal : 1×20 mg sehari
selama 4-8 minggu. Sindroma Zollinger – Ellison : 1×60 mg sehari.

Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis (misal


: sindroma Zollinger Ellison)

Mekanisme kerja Omeprasole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole yang bekerja


menekan sekresi asam lambung dengan menghambat aktivitas H+/K
ATPase pada permukaan kelenjar sel parietal gastrik pada Ph kurang
dari 4.
Kontra indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap omeprazole.

Efek samping Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu,
paraestesia, nyeri otot dan sendi, pandangan kabur, edema perifer,
perubahan hematologic (termasuk eosinofilia, trombositopenia,
leucopenia), perubahan enzim hati dan gangguan fungsi hati, depresi,
mulut kering.

Peringatan dan Pada penggunaan


perhatian
Interaksi Antibiotik seperti Ampicillin, pengencer darah seperti Warfarin,
Rivaroxaban, dan Apixaban, Atazanavir, Benzodiazepam seperti:
Diazepam (Valium), Cilostazol, Clopidogrel (Plavix), Cyclosporine,
Digoxin, Disulfiram, Diuretika, suplemen zat besi, Ketoconazole,
Methotrexate, Nelfinavir, Phenytoin, Saquinavir, Tacrolimus dan
Voriconazole.
Methil prednisolon (IONI, 2017)
Dosis 10-250 mg IM/IV sampai dengan setiap 4 jam PRN.
Indikasi Abnormalitas fungsi adrenokortikal, untuk pengobatan
insufisiensi adrenokortikal akut dan kronik primer.
Hidrokortison dan kortison lebih dipilih sebagai pengganti
karena aktivitas mineralokortikoidnya yang berarti
penggantian sodium dan cairan juga dibutuhkan pada
beberapa pasien penggantian mineralkotikoid tambhan juga
mungkin diprlukan.
Efek samping Masalah dengan penglihatan, pembengkakan, bb
meningkat,napas pendek, depresi parah depresi dan
perilaku,feseberdarah atau hitam, batuk berdahak.
Peringatan dan Jika memiliki infeksi jamur jangan pakai
perhatian methylprednisolon , batasi mengonsumsin alkoholsaat
sedang dalam perawatan obat ini, methilprednisolon
membuat perut dan usus lebih rentan pada efek iritasi
alkohol aspirin dan beberapa obat artritis, efek ini
mengakibatkan tuka pada lambung.
Interaksi Aspirin, c ylosporin, insulin atau obat diabetes oral, obat-
obat TB, obat untukkejang-kejang , obat-obat antijamur.

Paracetamol (IONI, 2017)


Dosis Dewasa sehari 3 – 4 x 1 1-2 kaplet. Anak 6-12 tahun sehari 3
– 4 x ½ - 1 kaplet
Indikasi Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi,
dan menurunkan demam.
Mekanisme kerja Parasetamol menunjukkan aksi analgesik dengan
penyumbatan perifer pada dorongan nyeri.
Kontra indikasi Penderita gangguan fungsi hati yang berat, penderita
hipersensitif terhadap obat ini.
Efek samping Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati. Reaksi sensitifitas.
Peringatan dan Hati-hati pada penderita penyakit ginjal, dapat meningkatkan
perhatian resiko kerusakan hati pada penderita yang mengkonsumsi
alkohol.
Interaksi MAO non selektif, alkohol, karbamazepin, agonis-antagonis
opiot.

Anda mungkin juga menyukai