Anda di halaman 1dari 39

OBAT-OBAT

OBAT-OBAT
SISTEM
SISTEM SARAF
SARAF PUSAT
PUSAT

OLEH :
Apt. Ikha Rahardiantini, M. Farm
Tujuan
• Memahami fungsi sistem saraf

• Mengetahui obat-obat yang mempngruhi sistem


saraf dan implikasinya dalam keperawatan :
– Perangsang SSP
– Penekan SSP
– Analgesik narkotik dan nonnarkotik
– Antikonvulsi
– Antipsikotik, antiansietas, antidepresi
– Adrenergik dan penghambat adrenergik
– Kolinergik dan antikolinergik
– Parkinson
Pendahuluan
SISTEM SARAF
•Jaringan yang sangat kompleks dengan tugas utama untuk
mengatur semua aktivitas pada tubuh

•Mengatur setiap tindakan yang dilakukan tubuh dengan cara saling


mengirimkan sinyal dari berbagai bagian tubuh

•Terdiri : otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik,


dan seluruh saraf yang saling terhubung dengan organ dalam tubuh
Sistem Saraf:

1. Sistem Saraf Pusat/ SSP


(Otak & medula spinalis)

2. Sistem Saraf Tepi (SST)

 SS. Somatik (SSS) (Dilakukan secara sadar, bkrj pd otot


rangka utk mghslkn daya gerak ; memindahkan kaki)
 SS otonom (SSO) (Dilakukan secara tidak sengaja :
bernapas, berkedip)
Sistem Saraf Pusat
Otak memiliki empat bagian utama, yaitu:

1.Lobus Frontal : letaknya di bagian depan, berfungsi


mengatur cara berpikir, perencanaan,
pemecahan masalah, dan gerakan fisik

2.Lobus Parietal : letaknya di bagian tengah, berfungsi


menafsirkan informasi sensorik, seperti cita
rasa (dingin, panas, sakit), suhu, dan
sensasi sentuhan

3.Lobus Oksipital : letaknya di bagian belakang, berfungsi


memproses indera penglihatan/ mata

4. Lobus Temporal : letaknya di bagian samping, berfungsi


memproses informasi indera
penciuman, pengecap, pendengaran
dan penyimpanan memori
Fungsi SSP
 Mengatur fungsi tubuh
 Menerima informasi dari seluruh area tubuh
 mengkoordinasikan semua informasi tersebut untuk
menghasilkan respons tubuh

SS otonom trbg 2:
1. SS simpatis (respon bersifat eksitasi/
merangsang)
2. SS parasimpatis (respon bersifat inhibisi/
menghambat)
• Sistem saraf Simpatis (sistem
adrenergik) krn neurotransmiternya
norepinefrin

• Sistem saraf Parasimpatis (sistem


kolinergik) krn neurotransmiternya
asetilkolin
Susunan saraf

Susunan saraf pusat Susunan saraf tepi

Sistem saraf somatik Sistem saraf otonom

Sistem saraf simpatis


(adrenergik)

Sistem saraf parasimpatis


(kolinergik)
• Sistem saraf simpatis & parasimpatis akan
mengirim informasi dgn 2 jenis serabut saraf :
1. Saraf preganglionik
2. Saraf postganglionik

• Saraf preganglionik mentranmisi pesan dr


SSP ke ganglion
• Saraf postganglionik mentransmisi pesan
dari ganglion ke jaringan tubuh
OBAT-OBAT SSP
ada 2:

1. Bersifat merangsang SSP

a. Amphetamin
MK: merangsang pelepasan neurotransmiter
nor epinefrin & dopamin dari otak & SS
Simpatis
Es: insomnia, Hipertensi,
gangguan GI, anoreksia,
adiksi
b. Metil Fenidat
Mk: membantu memperbaiki GPP
(gangguan penurunan perhatian)
dgn me(-) hiperaktivitas &
memperbaiki lamanya perhatian

c. Analgetik spt gol xanthin


Ex: Aminophillin, theophillin, caffein
MK: merangsang pernafasan
Es: diuresis, iritasi GI, tremor,
insomnia, palpitasi, takikardia
Obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan

Amfetamin D : 5-20 mg tdd-qdd Utk narkolepsi, gangguan penurunan


Amfetamin sulfat A>6 th : 2,5-5 mg sehari perhatian (GPP) dosis harus minimal
(benzedin) untuk mengendalikan gejala pada
Untuk GPP, +dosisi jika perlu
GPP, toksisitas SSP dan jantung
dapat terjadi

Dekstroamfetamin Idem Idem, telah dipakai untuk obesitas


sulfat (dexedrine)
A: 2,5-5 mg/hari, +sampai 20 mg jika dan narkolepsi
Metamfetamin HCl perlu Utk GPP, dapat menimbulkan
(desoxyn) toksisitas SPP dan jantung

Obat-obat seperti A : 5 mg, bdd +jika perlu Untuk GPP pada anak-anak. Dosis
golongan amfetamin : dinaikkan tiap minggu sampai gejala
Tidak >60 mg
Metilfenidat (Ritalin) berkurang. Absorbsi dipengaruhi
D : 6-10 mg/hari
oleh makan untuk narkolepsi

Pemolin (cylert) Untuk GPP pada anak-anak. Kurang


A>6 th : 37,5 mg sehari dan dinaikkan
kuat dan efek samping lebih sedikit
tiap mg rata-rata 50-75 mg/hari
dibandingkan dengan desoxyn dan
ritalin
METILFENIDAT (M) (Ritalin)
PEMOLIN (P) (Sylert)
• KONTRAINDIKASI
hipertiroidisme, penyakit ginjal

• INTERAKSI
obat-obat dekongestan, antihipertensi, barbiturat,
makanan, obat,kopi, teh, minuman soda.

• FARMAKOKINETIK
absorbsi : PO (M) (P) : diabsorbsi dengan baik
distribusi : PP (P) 50%
metabolisme : t½. (M) : 1-3 jam (P): 10-14 jam
eliminasi : (M) ginjal (40%tidak diubah) (P) :
ginjal
• FARMAKODINAMIK
(M):mula:0,5-1 jam
P: 1-3 jam L:4-8 jam
(P): mula:0,5-1 jam
P:2-4 jam L:8 jam

• EFEK TERAPEUTIK
(P) memperbaiki hiperaktivitas yang disebabkan oleh GPP,
menambah rentang perhatian, mengobati keletihan. (M)
mengendalikan narkolepsi.

• EFEK SAMPING
anoreksia, gelisah, gugup, sakit kepala, pusing, insomnia,
muntah diare.

• REAKSI YANG MERUGIKAN


takikardi, palpitasi,meningkatkan hiperaktivitas.
2. Bersifat menekan SSP

• Obat-obat penekan SSP menimbulkan


penurunan aktivitas fungsional dalam
berbagai tingkat SSP.

• Klasifikasi penekan SSP adalah :


1. Sedatif-hipnotik
2. Anastesik umum dan lokal
3. Analgesik narkotik & non narkotik
4. Antikonvulsi
5. Antipsikotik dan antidepresan
1. Gol. Sedativ & Hipnotik :
me(-)I ketegangan / kecemasan, dgn
peningkatan dosis memberikan efek hipnotik.

 Trdiri:
1. Gol barbiturat Es: adiksi,
2. Gol Benzodiazepin hang over
3. Gol alkaloid & aldehid (efek sisa obat: mengantuk)

4. Gol Bromida
BARBITURAT
PENTOBARBITAL (NEMBUTAL)
PHENOBARBITAL (LUMINAL)

• KOTRAINDIKASI
Gangguan pernafasan, penyakit hati yang berat, kehamilan

• INTERAKSI
alkohol, sedatif-hipnotik lainnya, antikoagulan oral,
glukokortikoid, antidepresan trisiklik,quinidin.

• FARMAKOKINETIK
absorbsi : PO:90%, diabsorbsi perlahan-lahan
distribusi : PP:35-45%
metabolisme : t½ : 4 jam (tahap I), 30-50 jam (tahap II)
eliminasi : urin sebagai metabolit
• FARMAKODINAMIK
PO:mula:10-20menit
P:30-60 menit L:3-6 jam
IM mula:15-60menit
L:3-6 jam
IV :mula:segera
P:2-5 menit L:15-20 menit

• EFEK TERAPEUTIK
untuk mengobati insomnia, sedasi, medikasi pra-bedah

• EFEK SAMPING
letih, mengantuk, hang-over, pusing, mual, muntah, diare

• REAKSI YANG MERUGIKAN


depresi pernapasan, ketergantungan obat, dan toleransi
BENZODIAZEPIN
flurazepam (F) (dalmane)
temazepam (T) (restoril)
• Kontraindikasi
hipersensitivitas terhadap
benzodiazepin, kehamilan
• Interaksi
(F&T): alkohol, narkotik, antihistamin,
antidepresan.
(F): simetidin dan barbiturat
2. Gol anestesi trbg 2:

a. Anestesi lokal: hilangnya rs sakit pd


tpt dimana obat diberikan, tanpa
hilangnya kesadaran.
Ex: cabut gigi, operasi kecil
b. Anestesi umum: menekan SSP,
mengurangi rs sakit dgn hilangnya
kesadaran.
Ex : operasi besar
• 4 tahap anestesi:
1. Analgesik
Dimulai dr keadaan sadar sampai
hilangnya kesadaran. (sulit bicara, rasa
nyeri hilang, mimpi sampai berhalusinasi)

2. Eksitasi/delirium
Hilangnya kesadaran akibat
penekanan korteks serebri. Waktu
singkat
3. Surgikal
Dilakukan prosedur pembedahan

4. Paralisis medular
Tahap toksik dr anestesi.
Pernapasan hilang, perlu bantuan
ventilasi
• Farmakokinetik
absorbsi :PO(F&T) diabsorbsi dengan baik
distribusi : PP. (F):97% (T):96%
metabolisme : t½. (F)2-3 jam metabolit. Aktif 45-100 jam. (T):10-
20 jam
eliminasi : urin sebagai metabolit aktif
• Farmakodinamik
(F):mula:14-45mnt
P: 30-6- menit L:7-10 jam
(T):mula:30 mnt
P:2-3 jam L:10-18 jam
• Efek terapeutik
untuk mengobati insomnia
• Efek samping
(F&T) hang-over, sakit kepala, ngantuk, mual, muntah, diare. (F) :
bingung, depresi mental
• Reaksi yang merugikan
(F&T): toleransi, ketergantungan psikologis dan fisik. (F):leukopenia
3. Analgesik narkotik dan
nonnarkotik

• Analgesik nonnarkotik maupun narkotik


diresepkan untuk meredakan nyeri.

• Nyeri yang ringan s/d sedang pada otot


rangka dan sendi digunakan analgesik
nonnarkotik

• Nyeri yang sedang s/d berat pada


otot polos, organ dan tulang digunakan
analgesik narkotik
• Analgetik narkotik: penghilang rs
nyeri kuat, me(-)i kesdaran & mmberi
rs nyaman

• Analgetik Non narkotik : penghilang


rs sakit, tdk menurunkan kesdaran
krn tdk mmpengaruhi SSP & tdk
mnyebabkan ketagihan.
ASETAMINOFEN (analgesik nonnarkotik)
(Tylenol, Tempra, Panadol, sanmol)
• Kontraindikasi
penyakit hati dan ginjal yang berat
• Interaksi
kontrasepsi oral, narkotik, antikolinergik
• Farmakokinetik
absorbsi : PO : cepat diabsorbsi rektal : tdk tentu.
distribusi : PP : 20-50%
metabolisme : t½ :1-3,5 jam. Tahap pertama 30-50
jam
eleminasi : ginjal diekskresi sebagai metabolit
• Farmakodinamik
PO:mula:10-30 menit
P:1-2 jam L:3-5 jam
• Efek terapeutik
efek analgesik dan antipiretik
• Efek samping
anoreksia, muntah, diaforesis
• Reaksi yang merugikan
hipoglikemia berat, perdarahan, oliguria,
anemia hemolitik, lekopenia
MEPEREDIN (analgesik narkotik)
(Demerol)
• Kontraindikasi
alkoholisme, trauma kepala penekanan tekanan intrakranial,
penyakit hati dan ginjal dan paru yang berat
• Interaksi
alkohol, hipnotik sedatif, antihistamin
• Farmakokinetik
absorbsi :PO:50%
diabsorbsi IM:baik
diabsorbsi rektal :tdk tentu
distribusi :PP:60-70%
metabolisme :t½:3-8 jam. (tahap pertama):30-50 jam
eliminasi : ginjal terutama sebagai metabolit
• Farmakodinamik
PO:mula:15 menit
P:1 jam L:2-4 jam
IM:mula:10-15 menit
P:0,5-1jam L:2-4 jam
IV:mula:5 menit
P: 5-10 menit L:2-4 jam
• Efek terapeutik
meredakan nyeri yang sedang s/d berat
• Efek samping
mual, muntah, konstipasi, hipotensi, bradikardi,
sedasi, kekacauan mental
• Reaksi yang merugikan
distress, pernapasan, hipotensi yang berat,
toleransi, keterfantungan fisik dan psikologis
4. Antikonvulsi
• Serangan kejang pd epilepsi
disebabkan ol muatan listrik abnormal
dr neuron-neuron serebral & ditandai
dgn hilangnya kesadaran disertai
kejang

• Obat-obat yang dipakai untuk


serangan kejang epilepsi disebut anti
konvulsi
• Penggolongan obat anti konvulsi:

1. Gol barbital/ barbiturat


2. Gol hidantoin : fenitoin, mefenitoin
3. Gol suksinimida
4. Gol oksazalidon: trimetadion
5. Gol Benzodiazepin : karbamazepin
• Mk obat gol. Antikonvulsi:

1. Mencegah timbulnya pelepasan


muatan listrik yg abnormal
2.Mghindari tersebarnya aktivitas
berlebihan pd neuron2 otak
3.Mengubah neurohormon dgn
meningkatkan kadar GABA (Gamma
Amino Butyric Acid) dlm otak
FENITOIN
(DILANTIN)
• Kontraindikasi
blok jantung, gangguan psikiatrik kehamilan
• Interaksi
alkohol, antasid, penekanan SSP, antidepresan, antikoagulan,
anti histamin, rifampisin, makanan yang kaya akan asam folat
• Farmakokinetik
absorbsi : PO: lambat
diabsorbsi IM : laju
absorbsi tidak menentu
distribusi : PP:85-95%
metabolisme: t½:6-45 jam dengan rataan 22 jam
eliminasi : ginjal sebagai KCl, empedu dan GI jumlah diekskresi
cukup banyak
• Farmakodinamik
PO:mula:30-120 menit
P:1,5-3 jam L:6-12 jam
IV:mula:beberapa menit sampai 1 jam
P:2 jam L:>12 jam
• Efek terapeutik
mencegah serangan kejang grand-mal dan parsial
kompleks
• Efek samping
sakit kepala hiperplasia gusi, nistagmus pusing,
berkurangnya koord, sukar bicara, ruam kulit,
anoreksia, mual, muntah, konstipasi, hipotensi
(IV), urin(warna merah muda s/d merah
kecoklatan)
• Reaksi yang merugikan
agranulositosis, lekopenia, trombositopenia,
anemia megaloblastik, depresi (bunuh diri)
5. Antipsikotik, Antiansietas
dan Antidepresi
• Antipsikotik, Antiansietas dan
antidepresi digolongkan sebagai obat
penekan SSP yang dipakai untuk
mengendalikan gejala-gejala gangguan
mental
• Antipsikotik dibagi dalam 4 kelas:
fenotiazin(kelas terbesar), Tiosantin,
Butirofenon dan benzodiazepin
BUTIROFENON
Haloperidol(Haldol)
• Kontraindikasi
glaukoma, penyakit hati dan kardiovaskuler berat,
depresi sumsum tulang
• Interaksi
antihipertensi, alkohol, antidepresi, narkotik,
sedatif-hipnotik, simetidin dan litium
• Farmakokinetik
absorbsi :PO:70% diabsorbsi
distribusi : PP:80-90%
metabolisme:t½:20-24 jam
eliminasi : urin dan feses
• Farmakodinamik
PO:mula:2 jam
P:2-8 jam L: 8-19 jam
IM:mula:15-30 menit
P:30-45 menit
L:4-8 jam
• Efek terapeutik
mengobati psikosis akut dan kronik
• Efek samping
sedasi, EPS,fotosensitifitas, ruam kulit, mulut
kering, penglihatan kabur, retensi urin
• Reaksi yang merugikan
laringospasme, depresi pernapasan, serangan
kejang, takikardi, aritmia jantung

Anda mungkin juga menyukai