Anda di halaman 1dari 45

OBAT ANTIPSIKOTIK

Imaniar Ranti
Psikofarmaka

Gangguan
Gangguan Gangguan
cemas dan
psikotik Mood
insomnia

Antipsikotik / Antidepresan Anticemas dan


Neuroleptik dan antimanik antiinsomnia

Jenis / penggolongan Obat


Mekanisme Kerja Obat
Efek Samping Penggunaan Obat
Aplikasi Klinis Penggunaan Obat
Gangguan psikotik
• Patofisiologi:
• Aktifitas Dopamin ↑ 🡪 jalur mesolimbic 🡪 gejala positif
• Aktifitas Dopamin ↓ 🡪 jalur mesokorteks 🡪 gejala
negatif
• Aktifitas serotonin ↑
• Aktifitas ɑ-adrenegik ↑
• Aktifitas GABA ↓
Dopamin
• Jalur mesolimbik 🡪 rasa senang dan
kepuasan
• Jalur mesokortikal 🡪 fungsi kognitif,
fungsi eksekutif, emosi dan afek
• Jalur nigostriatal 🡪 bagian dari
sistem syaraf ekstrapiramidal yang
mengatur gerakan motorik
volunteer
• Jalur tuberoinfundibular 🡪
keseimbangan kadar prolactin
plasma
Obat Antipsikotik

• Neuroleptik / major tranquilizers


• Indikasi : gangguan psikotik, manik dgn psikotik, waham kebesaran, paranoia, halusinasi, delirium, dll
• Jenisnya:
• Tipikal Neuroleptik
• Potensi rendah 🡪 Chlorpromazine, Prochlorperazine, Thiorizadine
• Potensi tinggi 🡪 Haloperidol, fluphenazine, Pimozide
• Atipikal Neuroleptik
• Chlozapine, Olanzapine, Quetiapine, Risperidone, Aripripazole, Ziprasidone
Tipikal / Konvensional Antipsikotik
• Target: Dopamin-2 (D2) reseptor
antagonis
�jalur dopamine mesolimbic
Mekanisme Kerja Antipsikotik
Tipikal

Fungsi: menurunkan aktifitas dopamine 🡪 menghilangkan gejala positif skizofrenia


Efek
Cognit Afekt
penggunaan if if
antipsikotik
tipikal pada
jalur
mesokortek
s

Memperburuk
gejala negative
skizofrenia,
penurunan
fungsi kognitif
dan efektif
Efek penggunaan
antipsikotik tipikal
pada jalur
nigrotriatal

Ekstrapiramidal
syndrome
Longterm effect:
Tardive
dyskinesia
Efek penggunaan
antipsikotik tipikal
pada jalur
tuberoinfunsibular

Peningkatan
kadar prolactin
• Galaktorhea
• Amenorea
• Fertilitas
terganggu
• Tulang rapuh
e
Antipsikotik Atipikal
• Serotonin-dopamine antagonis
(5HT2 antagonis)
• clozapine, risperidone, paliperidone,
olanzapine, quetiapine, and
ziprasidone
• Rapid dissociation of D2
antagonism
• iloperidone, asenapine
• D2 partial agonism
• Amisulpride, aripiprazole, bifeprunox
• 5HT1A partial agonists
• Ziprasidone, quetiapine, and
clozapine
Serotonin / 5-hidroksitriptamin (5HT)
FIGURE 10-23 5HT-DA interactions. Serotonin-dopamine interactions in the
nigrostriatal dopamine pathway.
Serotonin inhibits dopamine release, both at the level of the dopamine cell bodies in
the brainstem substantia
nigra and at the level of the axon terminals in the basal ganglia-neostriatum. In both
Antipsikotik Atipikal (5HT2A antagonis)
Normal:
5HT2A: menghambat
pelepasan dopamine

Obat gol 5HT2A antagonis :


menstimulasi pelepasan
dopamin

Manfaat Klinis:
mengurangi gejala negative
Mengurangi risiko EPS
-4 mi
Amisulpride,
aripiprazole,
bifeprunox
• Absorpsi: baik, tidak dipengaruhi oleh makanan,
kecuali Ziprasidone dan Paliperidone akan mengalami
peningkatan absorpsi
• Kadar puncak plasma dicapai 1-4 jam (PO), dan 30-60
menit (IM)
Farmakokinetik • Obat yang tidak terikat oleh protein plasma akan
Obat mudah masuk menembus sawar darah otak
• Volume distribusinya besar
Antipsikotik
• Dimetabolisme oleh sistem sitokrom P450 di Hepar
• Kadar steady state dari chlorpromazine,haloperidol,
dan beberapa FGA 🡪 3 - 5 hari dengan t1/2 adalah 24
hours
• Sediaan IM 🡪 Fluphenazine decanoate, Haloperidol
decanoate, Risperidone 🡪 injeksi lepas lambat (ada
didalam tubuh 2-4 minggu)
3 Fase Intervensi Farmakologik
Aplikasi 1. Memulai medikasi antipsikotik
Klinis 2. Monitoring seseorang dalam terapi
antipsikotik
Antipsikotik 3. Menghentikan medikasi antipsikotik
Memulai medikasi antipsikotik

4 Prinsip Intervensi Psikofarmaka:


1. Diagnosa: “target syndrome”
2. Drug 🡪 efek primer dan efek sekunder
3. Dosis
4. Duration
1. TARGET SYNDROME

- Target Syndrome: gejala psikotik


- Secepatnya memulai terapi antipsikotik untuk mengontrol gejala-
gejala psikotik
- Usahakan hanya menggunakan 1 jenis obat

• Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis


yang dominan dan efek samping obat.
2. DRUG
- Tentukan dahulu gejala yang akan dihilangkan
🡪 Efek primer: efek klinis terhadap target syndrome
🡪 Efek sekunder: efek samping
- Ex: Chlorpromazine 🡪 sedative (efek sekunder), antipsikotik (efek primer)
- Pertimbangkan jenis antipsikotik
- Usahakan hanya menggunakan 1 jenis antipsikotik
- Usahakan menggunakan antipsikotik yang pernah digunakan dan berhasil dengan baik
- Pertimbangkan Sediaan obat: Oral/ Inj / Inj Long Acting
- Obat oral sebaiknya ditawarkan secara rutin pada orang dengan gangguan psikotik.
- Kasus Gawat Darurat: oral/injeksi
- Kasus menolak obat: long acting
3. DOSIS

Dosis Dosis
Dosis efektif Dosis optimal Tappering off
anjuran/awal pemeliharaan
3. DOSIS

• Mulai dengan “dosis awal” sesuai dengan “dosis anjuran”, dinaikkan


setiap 2-3 hari 🡪 sampai mencapai “dosis efektif” (Sindrom Psikosis
berkurang) 🡪 dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan 🡪“dosis
optimal” 🡪 dipertahankan sekitar 8 – 12 minggu (stabilisasi) 🡪
diturunkan setiap 2 minggu 🡪 “dosis maintenance” 🡪 dipertahankan 6
bulan sampai 2 tahun (diselingi “drug holiday” 1-2 hari/minggu) 🡪
tapering off (dosis diturunkan tiap 2 – 4 minggu) 🡪 stop.
3. DOSIS

Fase:
• Terapi “symtomatic” (acute case): “Upward titration”.
Dosis awal yang lebih kecil ditingkatkan sampai mencapai dosis
efektif, kemudian dinaikkan sampai dengan dosis optimal
• Terapi “disease monitoring”. (chronic case): “Downward titration”.
Dosis optimal dipertahankan kemudian diturunkan sampai dengan
dosis pemeliharaan dan selanjutnya tapering off.
3. DOSIS

Medikasi Haloperidol Klorpromazin Fluphenazine Haldol


Decanoate Decanoas
Dosis Awal 1,5 -3 mg/hr 50-75 mg/hr 12,5 mg/2mg 25 mg/2mg

Dosis 3 – 20 mg/hr 75- 300 12,5- 100mg/2-5 50 mg/2-4 mg


Efektif mg/hr mg
Cara Oral (tab, Oral; IM Injeksi IM Injeksi IM
Pemberian drops); IM
3. DOSIS

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :


• Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu
• Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam
• Waktu paruh : 12 – 14 jam (pemberian obat 1-2 x/hari)
• Antipsikotik + Antasida = efektivitas obat
antipsikosis menurun disebabkan
gangguan absorbsi.
Interaksi • Antipsikotik + antikonvulsan = ambang
konvulsi menurun, terutama pd

Obat penggunaan Haloperidol.


• Antipsikotik + Antidepresan trisiklik =
efek samping antikolinergik meningkat
• Antipsikotik + Antipsikotik lain = potensial
efek samping obat dan tidak ada bukti
lebih efektif
4. DURATION

a. Fase Akut (4-8 minggu)


- Simptom jelas
- Perlu perhatian segera
- Tujuan:
- mencegah pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain
- mengendalikan perilaku merusak
- mengurangi gejala psikotik yang berat
- Mulai dari dosis anjuran, naik perlahan dlm 1-3 mgg sampai dosis optimal yg
dpt mengendalikan gejala
4. DURATION

b. Fase Stabilisasi
- Tujuan:
- mempertahankan remisi gejala
- mengontrol, meminimalisasikan risiko kekambuhan
- Dosis optimal dipertahankan selama 8-10 minggu sebelum masuk ke
tahap rumatan
- Resiko relaps jika terapi dihentikan atau terdapat stresor berat
- Injeksi Long Acting dapat diberikan di fase ini
4. DURATION

c. Fase Rumatan
- Relatif remisi
- Tujuan:
- mencegah terjadinya relaps
- membantu pasien untuk meningkatkan fungsi peran
- Dosis diturunkan bertahap sampai dosis minimal yg tdk menyebabkan
kekambuhan🡪 dosis diturunkan setiap 2 minggu sampai ke dosis pemeliharaan
-Dipertahankan sampai 1-2 tahun, diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu.
Diturunkan perlahan setiap 2-4 minggu sampai dapat dihentikan
Monitoring Jika respons tidak adekuat :
• Kaji ulang diagnosis (dan kemungkinan diagnosis
seseorang komorbid).
• Pastikan kepatuhan pengobatan; pertimbangkan
dalam injeksi antipsikotik depo/kerja panjang untuk
memperbaiki kepatuhan.
• Pertimbangkan untuk menaikkan medikasi saat
terapi ini atau menggantinya dengan medikasi lain.
• Pertimbangkan antipsikotik generasi kedua
antipsikotik sebagai alternatif untuk haloperidol atau
klorpromazin.
Summary of main side effects of typical neuroleptics
Efek Samping Antipsikotik

Efek Samping Gejala Penanganan


Akatisia/Kegelisahan motorik berat Kondisi subyektif dirasakan pasien: tdk Penurunan dosis
(53%) nyaman, gelisah, merasa selalu harus Penggantian Antipsikotik
menggerrak2an kakinya, tdk tahan duduk Management: Beta blockers
Bbrp hari atau minggu setelah lama, ingin selalu jalan2 (propranolol)- (20 mg-120 mg/
pemberian obat day), Benzodiazepines (e.g.,
lorazepam), Anticholinergics
(e.g., benzotropine, benzhexol)
Parkinsonisme Tremor, wajah seperti topeng, Trihexyphenidyl
(39%) kaku/rigiditas, postur tubuh kaku
Distonia Kekakuan dan kontraksi otot secara tiba2, Diphenhydramine
biasanya mengenai leher, lidah, muka dan Sulfas Atropine
Minggu I pengobatan atau punggung, Torticolis, opistotounus, krisis Diazepam
peningkatan dosis okulogirik, trismus, spasme laring
Neuroleptic malignant syndrome (NMS)
• is an uncommon but potentially fatal complication of FGAs
• Clinical features include hyperthermia, severe muscular rigidity, autonomic instability including hyperthermia,
tachycardia, increased blood pressure, tachypnea, and diaphoresis, and changing levels of consciousness.
• Magement:
• antiparkinsonian medications
• correcting fluid and electrolyte imbalances,
• Antipyretic
• managing cardiovascular symptoms such as hyper- or hypotension.
• Dantrolene 0.8 to 2.5 mg/kg every 6hours, with a maximum of 10 mg/kg daily (IV) or 100 to 200 mg daily (oral)
• Bromocriptine can then be added at doses of 20 to 30 mg daily in four divided doses.
• Amantadine may be helpful if the other agents are not sufficient.
• Untuk psikotik akut , lanjutkan terapi
antipsikotik hingga 1-2 tahun setelah
remisi total.

• Untuk pasien dengan multiepisode:


Menghentikan terapi pemeliharaan (maintenance)
medikasi diberikan paling sedikit selama 5 tahun-
antipsikotik seumur hidup

• Jika memungkinkan, KONSUL KE


SPESIALIS terkait keputusan penghentian
medikasi antipsikotik.
Penghentian obat yang
mendadak dapat timbul gejala :
gangguan lambung, mual,
muntah, diare, pusing, gemetar
dan lain-lain.
“Cholinergi
c Rebound” Terapi 🡪 pemberian
“anticholinergic agent” (injeksi
Sulfas Atropin 0,25 mg (im),
tablet Trihexyphenidyl 3 x 2
mg/hari).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai