Anda di halaman 1dari 19

Case report sesion

Penggunaan Antipsikotik Generasi


Pertama Pada Pasien Skizofrenia
Paranoid
Antipsikotik Generasi Pertama (APG I)

Antipsikotik generasi pertama (APG I) mempunyai cara kerja dengan


memblok reseptor D2 khususnya di mesolimbik dopamine pathways, oleh
karena itu sering disebut juga dengan Antagonis Reseptor Dopamine (ARD)
atau antipsikotik konvensional atau tipikal. Dapat menurunkan gejala positif
hingga 60-70% dan hanya sedikit berpengaruh pada gejala negative.
Mekanisme Kerja Obat

• Mekanisme kerja obat antipsikotik tipikal adalah memblokade dopamine pada


reseptor pasca-sinaptik neuron di otak khususnya di sitem limbic dan system
ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis), sehingga efektif untuk
gejala positif.

• Dopamine merupakan neurotransmitter yang disekresikan oleh neuron-


neuron yang berasal dari substansia nigra di batang otak. Neuron-neuron ini
terutama berakhir pada region striata ganglia basalis. Pengaruh dopamine
biasanya bersifat inhibisi. Pada skizofrenia diduga terjadi produksi dopamine
yang berlebihan akibat sekresi dari sekelompok neuron proyeksi dopamine.
• Antipsikotik tipikal mempunyai cara kerja dengan memblok D2 khususnya di
mesolimbik dopamine pathways, oleh karena itu sering disebut juga dengan
antagonis reseptor dopamine (ARD) atau antipsikotik konvensional.

• Antipsikotik selain menyebabkan terjadinya blockade reseptor D2 pada


keempat jalur dopamine, juga menyebabkan terjadinya blokade reseptor
kolinergik muskarinik sehingga timbul efek samping antikolinergik berupa
mulut kering, pandangan kabur, konstipasi dan kognitif tumpul. Resptor
histamine (H1) juga terblok sehingga timbul efek samping mengantuk dan
meningkatkan berat badan. Selain itu antipsikotik juga memblok reseptor
alfa1 adrenergik sehingga dapat menimbulkan efek samping pada
kardiovaskular berupa hipotensi ortostatic, mengantuk, pusing dan tekanan
menurun.
Indikasi Penggunaan

Gejala sasaran (target syndrome) : SINDROM PSIKOSIS.

• Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas (reality testing ability),
bermanifestasi dalam gejala : kesadarn diri (awareness) yang terganggu, daya
nilai norma social (judgment) terganggu dan daya tilikan diri (insight) terganggu.

• Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, bermanifestasi dalam gejala POSITIF


: gangguan asosiasi pikiran (inkoherensia), isi pikiran yang tidak wajar (waham),
gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (tidak sesuai dengan
situasi), perilaku yang aneh atau tidak dapat terkendali (disorganized) dan gejala
NEGATIF : gangguan perasaan (afek tumpul, respon emosi minimal), gangguan
hubungan social (menarik diri, pasif, apatis) gangguan proses berpikir (lambat,
terhambat), isi pikiran yang stereotip dan tidak ada inisiatif, perilaku yang sangat
terbatas dan cenderung menyendiri (abulia).

• Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala :


tidak mampu bekerja, menjalin hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.
Jenis-Jenis APG 1

No NamaObat Sediaan DosisAnjuran

1 Chlorpromazine Tab 25-100 mg


Amp 50 mg/cc

2 Tab 0,5-1,5mg – 5mg 5-15 mg/h


Haloperidol Amp 5mg/cc 5-10 mg (im) setiap 4-6 jam
Amp 50mg/cc 50mg (im) setiap 2-4 minggu

3. Perphenazine Tab 2-4-8 mg 12-24 mg/h


4 Tab 2,5 – 5 mg 10 – 15 mg/h
Fluphenazine
Vial 25 mg/cc 25mg (im) setiap 2-4 minggu
5. Trifluoperazine Tab 1 – 5 mg 10 – 15 mg/h

6. Thioridazine Tab 50 – 100mg 150 – 300 mg/h


7. Pimozide Tab 4 mg 2 – 4 mg/h
8. Tab 1-2-3 mg
2-6 mg/h
Risperidone Vial 25 mg/cc
25-50 mg (im) setiap 2 minggu
Vial 50 mg/cc
APG I mempunyai peranan yang cepat dalam menurunkan gejala positif
seperti halusinasi dan waham, tetapi juga menyebabkan kekambuhan setelah
penghentian pemberian APG I.

Kerugian pemberian APG I :

• Mudah terjadi EPS dan tardive dyskinesia

• Memperburuk gejala negative dan kognitif

• Peningkatan kadar prolaktin

• Sering menyebabkan terjadinya kekambuhan

• Keuntungan pemberian APG I adalah jarang menyebabkan terjadinya


Sindrom Neuroleptik Malignant (SNM) dan cepat menurunkan gejala
negative.

Keuntungan pemberian APG I adalah jarang menyebabkan terjadinya


Sindrom Neuroleptik Malignant (SNM) dan cepat menurunkan gejala negative.
Clorpromazine (Largactil, Promactil, Cepezet)

Indikasi pemakaian obat ini :

• Skizofrenia dengan gejala agitasi, ansietas, tegang, bingung, insomnia,


waham, halusinasi

• Psikosis manic-depresif

• Gangguan kepribadian

• Psikosis involusional

• Psikosis pada anak,

• Dalam dosis rendah dapat digunakan untuk mual, muntah maupun cegukan
atau gangguan non psikosis dengan gejala agitasi tegang, gelisah, cemas
dan insomnia.
Clorpromazine (Largactil, Promactil, Cepezet)

Dosis:

• Dosis permulaan 25-100 mg/hari

• Dosis ditingkatkan sampai 300 mg/hari

• Bila gejala belum hilang dosis dapat ditingkatkan perlahan-lahan hingga


600-900mg/hari

Cara Pemberian :

• Diberikan per oral dengan dosis terbagi

• Untuk efek cepat diberikan per injeksi (im) dengan penderita dalam posisi
berbaring (untuk mencegah timbulnya orthostatic hypotension yang sering
terjadi)
Trifluoperazine (Stelazine, Stelosi)

Indikasi :Skizofrenia,Psikosis paranoid(gangguan waham menetap


),Psikosis manic-depresif,Gangguan tingkah laku pada Retardasi Mental

Dosis : Dosis awal 2 – 3 x 2,5mg, Dosis pemeliharaan 3 x 5- 10 mg

Efek samping :Ngantuk, pusing lemas,Gangguan ekstra


piramidalis,Occulogyric crisis,Hiperefleksi,Kejang-kejang,grandmal

Kontra indikasi : Depresi SSP, Koma, Gangguan liver,Dycrasia


darah,Hipersensitif
Fluphenazine

Dosis : 2,5-10 mg/hari dengan dosis terbagi, Bila diperlukan dosis


dapat dinaikan sampai 20 mg/hari, Untuk kasus-kasus kronis diberikan
Fluphenazine decanoat (fluphenazine silarutkan dalam minyak),
sebagai long acting anti psychotic ---Modecate injeksi (25 mg/amp).

Dosis : Awal : 12,5 mg/ 2minggu, Bila efek samping ringan / tidak ada,
ditingkatkan 25 mg/3-6 minggu

Efek samping :Tersering gangguan EPS, Tardive diskinesia persistent,


Ngantuk, Mimpi-mimpi aneh

Kontra indikasi :Hipersensitif, Depresi SSP berat


Pherphenazine (Trifalon)

Indikasi :Gejala positif skizofrenia, Dalam dosis


rendah digunakan untuk nausea, vomitus dan
cegukan

Dosis : 3 x 4-8 mg/hari

Efek samping :Sering timbul gangguan EPS,


Gangguan endokrin, seperti : laktasi meningkat,
ginekomastia, menstruasi terganggu, sukar
ejakulasi

Kontra indikasi :Hipersensitif, Koma, Depresi


berat, Gangguan liver, Gangguan darah
Thioridazine

Indikasi :Gejala positif skizofrenia, Depresi dengan


agitasi, ansietas dan afek hipotim

Dosis :Awal (initial) : 3x 50 – 100 mg/hari,


Pemeliharaan (maintenance) : 200 – 800 mg/hari

Efek samping : Sedasi, mulut kering, gangguan


akomodasi, vertigo, hipotensi ortostatik, Jarang
timbul gangguan EPS

Kontraindikasi :Koma, Depresi SSP berat,


Diskrasia darah, Hipersensitif
HALOPERIDOL

Secara farmakologi, struktur haloperidol berbeda dengan fenotiazin,


tetapi butirofenon memperlihatkan banyak sifat farmakologi
fenotiazin.Secara farmakokinetik, haloperidol cepat diserap dari saluran
cerna.
Dosis Haloperidol dapat dimulai dari 1 atau 2 mg dengan pemberian
2 atau 3 kali perhari, kemudian peningkatan dosis disesuaikan dengan
gejala yang belum terkontrol, beberapa kepustakaan mengatakan dosis per
hari yangn efektif antara 5-20 mg.Pada anak-anak atau usia lanjut dosis
dapat diturunkan dan dapat dimulai dengan 0,5-1,5 mg per hari dengan
pemberian 2 atau 3 kali per hari.
Haloperidol deconate (injeksi long acting) setelah disuntikkan
dilepas secara lambat ke dalam pembululh darah, sehinggga pemberian
tiap 3-4 minggu per kali, karena waktu paruhnya panjang.
Kontraindikasi pemberian Haloperidol adalah pasien dalam keadaan
koma, depresi SSP yang disebabkan alkohol atau obat lain, sindrom
parkinsom, usia lanjut dengan Parkinson Like Symptomps, wanita menyusui
dan sensitif terhadap Haloperidol.
Interaksi Haloperidol akan menghambat metabolisme antidepresan
trisikllik, dapat mengganggu efek antiparkinsom dan levodopa, tekanan
intra okuler bola mata dapat terjadi apabila diberikan bersama dengan
antikolinergik. Metabolisme Haloperidol meningkat bila diberikan bersama
dengan carbamazepine.

Efek samping yang paling sering adalah efek ekstrapiramidalis (EPS)


seperti Parkinsom Like Symptoms, akatisia, diskinesia, distonia,
hyperreflexia, rigiditas, opistotonus, dan kadang-kadang krisi okulogirik.
Efek samping yang lain adalah tardive dyskinesia pada pemakaian
haloperidol yang lama atau penghentian haloperidol tiba-tiba. Efek samping
lain yang ringan seperti sedasi dan autonomik. Pemberian haloperidol
dalam waktu lama dapat terjadi peningkatan berat badan dan penurunan
fungsi kognitif.
PIMODINE (Orap)

Indikasi :
• -Gangguan skizofrenia kronik untuk memperbaiki sosialisasi.
Dosis : 2-8 mg /hari
Efek samping :
• -Jarang timbul gangguan ekstra piramidalis pada dosis terapeutik
Kontraindikasi :
• -Koma
• -Hipersensitif
• -Depresi endogen
• -Penyakit parkinsom
• Obat antipsikotik tipikal biasanya menyebabkan gejala ekstra piramidalis (Sindrom
Parkinsonisme) :
• -Tremor (pada ekstremitas dan lidah)
• -Kaku kuduk
• -Hiper salivasi
• -Rigiditas
• -Jalan seperti robot, karena kaku otot tungkai
• -Ekspresi muka monoton (muka topeng)
• -Bicara pelo
Bila terjadi Gangguan ekstra piramidalis (sindroma parkinsonisme),
maka pemberian obat distop dan diganti dengan obat lain atau dosis obat
diturunkan. Bila obat pengganti tidak tersedia atau obat tersebut sangat
diperlukan, maka untuk menghilangkan sindroma parkinsonisme diberikan
obat-obat anti sindroma parkinsonisme. Obat-obat anti Sindroma
Parkinsonisme :
1.Triheksifenidil
• Diberikan per oral dengan dosis 3 x 2 – 4 mg/hari.
2 .Dipenhidramin
• Dapat diberikan per-oral atau per-enteral dengan dosis 50-100 mg/hari.
3.Sulfas atropin
• Dapat diberikan per-oral atau per-enteral
• Tablet 0,5 mg ; 3x1
• Injeksi 0,25 mg/amp. ; 3x1 amp.
3.Benzodiazepin .
Obat-obat APG I yang masih sering digunakan adalah Haloperidol,
Fluophenazine, Trifluoperazine dan Clorpromazine. Cara pemberian APG I
dapat secara per oral, injeksi short acting maupun injeksi long acting
(depot). Injeksi short acting pemberiannya secara intramuscular (IM),
biasanya digunakan untuk pasien yang agitasi atau menolak minum obat.
Efek klinis cepat diperoleh setelah pemberian

Anda mungkin juga menyukai