• Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas (reality testing ability),
bermanifestasi dalam gejala : kesadarn diri (awareness) yang terganggu, daya
nilai norma social (judgment) terganggu dan daya tilikan diri (insight) terganggu.
• Psikosis manic-depresif
• Gangguan kepribadian
• Psikosis involusional
• Dalam dosis rendah dapat digunakan untuk mual, muntah maupun cegukan
atau gangguan non psikosis dengan gejala agitasi tegang, gelisah, cemas
dan insomnia.
Clorpromazine (Largactil, Promactil, Cepezet)
Dosis:
Cara Pemberian :
• Untuk efek cepat diberikan per injeksi (im) dengan penderita dalam posisi
berbaring (untuk mencegah timbulnya orthostatic hypotension yang sering
terjadi)
Trifluoperazine (Stelazine, Stelosi)
Dosis : Awal : 12,5 mg/ 2minggu, Bila efek samping ringan / tidak ada,
ditingkatkan 25 mg/3-6 minggu
Indikasi :
• -Gangguan skizofrenia kronik untuk memperbaiki sosialisasi.
Dosis : 2-8 mg /hari
Efek samping :
• -Jarang timbul gangguan ekstra piramidalis pada dosis terapeutik
Kontraindikasi :
• -Koma
• -Hipersensitif
• -Depresi endogen
• -Penyakit parkinsom
• Obat antipsikotik tipikal biasanya menyebabkan gejala ekstra piramidalis (Sindrom
Parkinsonisme) :
• -Tremor (pada ekstremitas dan lidah)
• -Kaku kuduk
• -Hiper salivasi
• -Rigiditas
• -Jalan seperti robot, karena kaku otot tungkai
• -Ekspresi muka monoton (muka topeng)
• -Bicara pelo
Bila terjadi Gangguan ekstra piramidalis (sindroma parkinsonisme),
maka pemberian obat distop dan diganti dengan obat lain atau dosis obat
diturunkan. Bila obat pengganti tidak tersedia atau obat tersebut sangat
diperlukan, maka untuk menghilangkan sindroma parkinsonisme diberikan
obat-obat anti sindroma parkinsonisme. Obat-obat anti Sindroma
Parkinsonisme :
1.Triheksifenidil
• Diberikan per oral dengan dosis 3 x 2 – 4 mg/hari.
2 .Dipenhidramin
• Dapat diberikan per-oral atau per-enteral dengan dosis 50-100 mg/hari.
3.Sulfas atropin
• Dapat diberikan per-oral atau per-enteral
• Tablet 0,5 mg ; 3x1
• Injeksi 0,25 mg/amp. ; 3x1 amp.
3.Benzodiazepin .
Obat-obat APG I yang masih sering digunakan adalah Haloperidol,
Fluophenazine, Trifluoperazine dan Clorpromazine. Cara pemberian APG I
dapat secara per oral, injeksi short acting maupun injeksi long acting
(depot). Injeksi short acting pemberiannya secara intramuscular (IM),
biasanya digunakan untuk pasien yang agitasi atau menolak minum obat.
Efek klinis cepat diperoleh setelah pemberian