Anda di halaman 1dari 21

Migrain tanpa Aura

Disusun Oleh :
Nadya Irena Habib
1607101010123
Pembimbing :
Dr. Sri Hastuti, Sp. S(K)

BAGIAN/ SMF NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2020
Definisi
• Migrain  nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam, karekteristik
nyeri kepala unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas
nyeri sedang berat, di perhebat oleh aktivitas fisik rutin,
dapat disertai nausea, photofobia dan fonofobia.
• Migrain termasuk salah satu jenis nyeri kepala primer.
Epidemiologi
1. Prevalensi migren diperkirakan antara 3% - 35% dalam satu negara.
2. Usia dan jenis Kelamin Migren banyak menyerang pada usia
dewasa muda (produktif), 13-16 tahun. Berdasarkan jenis kelamin
migren lebih sering menyerang wanita daripada laki-laki, Pada laki-
laki dan wanita prevalensi paling tinggi didapatkan pada usia 25-55
tahun dan mencapai puncak pada usia pertengahan.
3. Umur awitan penyakit  Umur awitan pada pria jarang lebih dari 30
tahun sedang pada wanita jarang lebih dari 40 tahun.
4. Genetik  Resiko seorang anak menderita migren sebesar 70% bila
kedua orang tuanya menderita migren, bila salah satu orang tua
menderita migren maka resikonya 45% dan bila keluarga dekat maka
resiko mendapat migren 30%.
Etiologi
 Hormonal
 Kelelahan Fisik dan Mental
 Trauma
Klasifikasi
Migraine dengan Aura Migraine tanpa Aura

• Adanya gangguan pada fungsi • Sakit kepalanya hampir sama


saraf, terutama visual, diikuti oleh dengan migraine dengan aura.
nyeri kepala unilateral. • Nyerinya pada salah satu bagian
• Mual, muntah, kejadian ini terjadi sisi kepala dan bersifat pulsatil
berurutan dan manifestasi nyeri dengan disertai mual.
kepala biasanya tidak lebih dari • Fotofobia dan fonofobia.
60 menit yaitu sekitar 5-20 menit. • Nyeri kepala berlangsung selama
4-72 jam.
Manifestasi Klinik
1. Nyeri kepala berdenyut di satu sisi dengan durasi
Migraine serangan selama 4-72 jam.
tanpa Aura 2. Nyeri bertambah berat dengan aktivitas fisik dan
diikuti dengan nausea, fotofobia dan fonofobia.

1. Gejala depresi, mudah tersinggung, gelisah, mual


atau hilangnya nafsu makan.
2. Kesemutan atau kelemahan pada lengan dan
tungkainya.
3. Hilangnya penglihatan pada daerah tertentu (bintik
Migraine dengan
buta atau skotoma) atau melihat cahaya yang
Aura berkelap-kelip.
4. Nyeri karena migraine bisa dirasakan pada salah
satu sisi kepala atau di seluruh kepala.
5. Migraine bisa sering terjadi selama waktu yang
panjang tetapi kemudian menghilang selama
beberapa minggu, bulan bahkan tahun.
FASE-FASE SERANGAN MIGRAIN

Treatment Phase
Pre-headache Headache Post-headache
Resolution
Premonitory/ Aura Recovery/
Prodrome
Mild Moderate Postdrome
to Severe Symptoms
Focal
Warning neurological occurring
Migraine Intensity

symptoms symptoms hours/days after


occurring up to 48 preceding headache
hours prior headache Unilateral pulsing pain resolution
to headache (<1 hour) worse with movement
4-72 hours
Symptoms:
• Sensitivity to light, sound, smells
• Nausea/vomiting
Symptoms : Symptoms: • Pain head and neck Symptoms:
• Tiredness
• Food cravings • Visual •Scalp tenderness
• Confusion
• Mood changes • Sensory •Pallor
•Decreased appetite
• Yawning •Speech •Depression
• Stiff or sore
• Fatigue disturbance •No energy
•Nausea •Difficulty concentrating muscles
•Low mood/Euphoria
•Sensitivity

Time
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan
CTscan atau MRI
Penunjang

Pungsi Lumbal
The International Classification of Headache Disorders 3 rd edition, 2018

MIGRAIN TANPA AURA


Kriteria diagnosis :
1.Sedikitnya terdapat 5 serangan
2.Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam (tanpa diterapi apapun
atau terapi gagal)
3.Nyeri kepala dengan sedikitnya 2 dari 4 gejala berikut.
 Lokasi unilateral
 Kualitasnya berdenyut-denyut (pulsating)
 Intensitas sedang hingga berat
 Diperberat dengan aktivitas fisik
4.Selama nyeri kepala, terdapat salah satu keluhan berikut.
 Nausea dan/atau vomitus
 Fotopobia dan fonopobia
5.Penyebab lainnya telah dieksklusikan
The International Classification of Headache Disorders 3 rd edition, 2018

MIGRAIN dengan AURA


Kriteria diagnosis :
1.Sedikitnya terdapat 2 serangan
2.Terdapat 1 atau lebih gejala aura reversible berikut ini.
 Visual / sensoris / bicara dan bahasa / motorik / batang otak / retina
3.Sedikitnya terdapat 3 dari 6 gejala berikut ini.
 Sedikitnya terdapat 1 gejala aura yang timbul bertahap selama ≥5
menit
 Dua atau lebih gejala aura timbul
 Setiap gejala aura berlangsung selama 5-60 menit
 Minimal 1 gejala aura unilateral
 Minimal 1 gejala aura positif
 Aura timbul diikuti atau bersamaan dengan nyeri kepala
4.Penyebab lainnya telah dieksklusikan
aura
GEJALA VISUAL SKOR RISIKO
Durasinya 5 – 60 menit 3
Berkembang bertahap lebih dari 5 menit 2
Skotoma 2
Garis zigzag (fortifikasi) 2
Unilateral (homonimus) 1
Diagnosis MIGRAINE with AURA ≥5
MIGRAIN TIPE LAIN
1. Migren with prolonged aura
2. Basilar migren (Menggantikan basilar artery
migriane)
3. Migraine aura without headache
4. Migraine infraction
RED FLAGS pada MIGRAIN
Harus dipertimbangkan neuroimaging jika :
Onset pertama kali pada usia >50 tahun
Onset thunderclap (Nyeri berat yang timbul tiba-
tiba dan terus memberat)
Gejala fokal dan nonfokal
Tanda-tanda neurologis abnormal
Nyeri kepala pada perubahan posisi tubuh
Valsava headache
Terdiagnosis juga dengan HIV dan keganasan
Nyeri kepala dengan penyakit sistemik (disertai
demam, kaku kuduk, ruam-ruam kemerahan)
TATALAKSANA MIGRAIN
 Tindakan umum
 Beristirahat di kursi.
 Tidur minimal selama 2 jam setelah nyeri hilang dalam
ruangan gelap dan tenang tanpa makan dan minum.
 Serangan akut
 Ergotamin tartat (gynergen)
 Dosis: 0,25 – 0,5 mg IM maks 1 mg/24 jam atau 2 mg
saat nyeri timbul, maks 10 mg / minggu.
 Konta indikasi: sepsis/infeksi, penyakit vaskuler perifer /
jantung.
 Efek Samping : baal dan kesemutan pada ekstremitas,
tegang, nyeri otot.
 Dihydrorgotamin (DHE 45)
 Dosis : 1 mg IM
 Bila perlu ulangi pemberian setiap jam.
• Terapi profilaktif
1.Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk
mengurangi frekuensi berat dan lamanya
serangan, meningkatkan respon pasien
terhadap pengobatan, serta pengurangan
disabilitas.
2.Menghindari faktor pencetus
3.Olahraga
Komplikasi migrain
1. Status migrainosus
 Serangan migrain yang berlangsung ≥72 jam,
tidak remiten, nyeri memberat (debilitating)
2. Aura persisten tanpa infark
 Migrain dengan aura dan aura yang persisten >1
minggu
 Neuroimaging → tidak ada infark
3. Infark migrainosus
4. Kejang dipicu aura migrain (migraine aura-
triggered seizure)

The International Classification of Headache Disorders 3 rd edition


Prognosis
 Migraine dapat remisi dan menghilang secara utuh pada akhirnya,
terutama karena faktor penuaan/usia. Penurunan kadar estrogen
setelah menopause bertanggungjawab atas remisi ini bagi beberapa
wanita.
 Migraine dapat meningkatkan faktor risiko seseorang terkena stroke,
baik bagi pria maupun wanita terutama sebelum usia 50 tahun.
Sekitar 19% dari seluruh kasus stroke terjadi pada orang-orang
dengan riwayat migraine.

 Migraine meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Para peneliti


menemukan bahwa 50% pasien dengan Patent Foramen Ovale
menderita migraine dengan aura dan operasi perbaikan pada pasien
Patent Foramen Ovale dapat mengontrol serangan migraine.8
Daftar Pustaka
1. Gilroy, J. Basic neurology. 3rd ed. Michigan: McGraw-Hill. 2000. p 123-126.
2. Srivasta S. Pathophysiology and treatment of migraine and related headache. [Internet]; 2010
Mar 29 [cited 2010 Sept 15]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1144656-
overview
3. Katzung, Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 10th edition. Boston: McGraw Hill. 2007. p
289
4. Chawla J. Migraine Headache: Differential Diagnoses & Workup. [Internet]; 2010 Jun 3 [cited
2010 Sept 15]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1142556-diagnosis
5. The International Classification of Headache Disorders 3 rd edition, 2018
6. Brunton, LL. Goodman and Gilman’s Pharmacology. Boston: McGraw-Hill. 2006.
7. Gladstein. Migraine headache-Prognosis. [Internet]; 2010 Jun 3 [cited 2010 Sept15].Available
from: http://www.umm.edu/patiented/articles/how_serious_migraines_000097_2.htm
8. Prof.DR. Mahar Marjono & Prof .DR. Priguna Shidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar,
9. Edisi 12. Dian Rakyat Sylvia.A.Price & Lorraine M. Wilson.Patofisiologi , edisi 6 jilid 2 EGC
10. Perhimpunan dokter spesialis Saraf indonesia, Buku Pedoman Standar Pelayanan medik (SPM)
& Standar Operasional (SPO).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai