Anda di halaman 1dari 39

CEPHALGIA

Oleh:
Kadek Diah Pramesti Ken Wardana
FAB 118 059
Pembimbing:
dr. Bambang Supriadi,Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
2019
NYERI

Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh


proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer,
perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas
ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan
inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan
pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses
tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan
persepsi.
Rasa nyeri pada kepala timbul karena tekanan, traksi,
displacement/proses kimiawi & inflamasi thdp nosiseptor
pd struktur yg peka nyeri (pain sensitive)
BAGIAN PEKA NYERI
Ekstrakranial Intrakranial
• Otot oksipital, temporal, • Meninges (terutama
dan frontal,kulit kepala dura basalis dan
meninges yang
• Arteri-arteri subcutis mendindingi sinus
• Periosteum tengkorak venosus)
• Fascia kepala leher, mata, • Arteri-arteri besar pada
telinga luar-tengah,dll basis otak
Tulang tengkorang dan jaringan otak, tidak peka nyeri
EPIDEMIOLOGI
(Journal Cephalalgia, Review Article: Cephalalgia,2007)
• Secara global populasi orang dewasa 46% nyeri kepala umum, 11% migraine, 42%
tension-type headache dan 3% for chronic daily headache.
• Nyeri Kepala masuk dlm 10 kondisi disabilitas u/ 2 gender dan 5 terbesar u/ wanita
(WHO)

(Journal of Headache Pain Vol 11 : Prevalence of Headache in Europe,2010)


205.000 Partisipan di Eropa, Nyeri Kepala terjadi pada 53% Partisipan Dewasa (61%
Wanita, 45%Pria)
(Journal of Headache Pain Vol 19: Epidemiology of Headache Disorder,2018)
297 Partisipan di Norwegia, TTH (51,9%) Idiopathi Stabbing Headache (35%), Migrain
Headache (17,2%)
Klasifikasi

Cephalgia primer
• Nyeri kepala  tanpa disertai adanya penyebab
struktural organik.
Cephalgia sekunder
• Nyeri kepala  disertai adanya penyebab
struktural organik yang menyebabkan peningkatan
TIK.
KLASIFIKASI NYERI KEPALA

PRIMER SEKUNDER

1. Migrain Nyeri kepala dengan


2. Tension-type headache 1. Head dan/atau neck trauma
2. Cranial or cervical vascular disorder
3. Cluster headache dan
3. Kelainan intracranial nonvaskular
trigeminal autonomic 4. A substance or its withdrawal
cephalalgias 5. Infeksi
4. Nyeri kepala primer lain 6. Kelainan homeoeostasis
7. Kelainan cranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi,
mulut, atau kelainan struktur cranial atau fasial
8. Kelainan psikiatri
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan
selama 4-72 jam.

• Nyeri sedang-berat
• Unilateral
• Berdenyut
• Fotofobia dan atau fonofobia
• Disertai mual
• Rasa nyeri semakin parah dengan aktivitas
• Bisa disertai aura
FASE-FASE SERANGAN MIGRAIN

Pre-headache Post-headache
Treatment Phase
Headache Resolution

Aura Recovery/
Prodrome Moderate
Mild Postdrome
Mild to Severe
Focal neurological Moderate Symptoms
to Severe
Migraine Intensity

Warning symptoms symptoms occurring hours/days


occurring up to 48 preceding after headache
hours prior headache resolution
Unilateral pulsaitng
Unilateral pulsingpain
painworse
worsewith
to headache (<1 hour) movement
with movement
4-72 hours
Symptoms:
Symptoms:
• Sensitivity to light,
• Sensitivity sound,
to light, smells
sound, smells
Symptoms : • Nausea/vomiting
• Nausea/vomiting Symptoms:
• Food cravings Symptoms: • Pain head andandneck
• Pain head neck • Tiredness
• Mood changes • Visual • Scalp tenderness
• Scalp tenderness • Confusion
• Yawning • Sensory • Pallor
• Pallor • Decreased appetite
• Fatigue • Speech disturbance • Depression
• Depression • Stiff or sore
• Nausea • No• No
energy
energy muscles
• Sensitivity • Difficulty concentrating
• Difficulty concentrating • Low mood/Euphoria

Time
AURA
SKOR
GEJALA VISUAL
RISIKO

Durasinya 5 – 60 menit 3

Berkembang bertahap lebih


2
dari 5 menit

Skotoma 2
• Kriteria diagnosis : • Kriteria diagnosis :
1. >5 serangan 1. >2 serangan
2. Berlangsung 4-72 jam 2. >1 gejala aura reversible:
3. Setidaknya 2 dari gejala : • Visual / sensoris / bicara dan bahasa / motorik /
- Lokasi unilateral batang otak / retina
- Pulsating 3. >3 dari 6 gejala berikut ini.
- Intensitas sedang hingga berat - Sedikitnya terdapat 1 gejala aura selama ≥5
- Diperberat dengan aktivitas fisik menit
4. Minimal 1 : - >2 gejala aura timbul
- Nausea dan/atau vomitus - Aura berlangsung selama 5-60 m
- Fotopobia, fonopobia 4. Penyebab lainnya telah dieksklusikan
5. Penyebab lainnya telah dieksklusikan

MIGRAIN TANPA
MIGRAIN DENGAN
AURA
AURA
Red Flags pada Migrain
Harus dipertimbangkan neuroimaging jika :
▪ Onset pertama pada >50 tahun
▪ Onset thunderclap
▪ Tanda-tanda neurologis abnormal
▪ Nyeri kepala pada perubahan posisi tubuh
▪ Valsava headache
▪ HIV dan keganasan
▪ Penyakit sistemik (disertai demam, kaku kuduk, ruam-ruam
kemerahan)
TATALAKSANA MIGRAIN
1. Terapi Abortif Migrain
a. Abortif non spesifik : analgetik, OAINS
b. Abortif selektif : triptan, dihidroergotamin, diberikan jika analgetik atau
OAINS tidak respon

• Analgetik dan OAINS


a. Aspirin 500-1000 mg/ 4-6 jam
b. Ibuprofen 400-800 mg/ 6 jam
c. PCT 500-1000 mg/ 6-8 jam untuk terapi migrain akut ringan sampai sedang
d. Kalium diklofenak (powder) 50-100 mg per hari dosis tunggal
• Antiemetik : Metokloperamid 10 mg atau domperidone 10 mg oral dan 30
mg rektal

• Triptan oral : pada migran berat jika belum apat dikendalikan dengan analgesik
sederhana
a. Sumatriptan 30mg, Eletriptan 40-80 mg atau Rizatriptan 10 mg

• Ergotamin
Ergotamin tidak direkomendasikan untuk migrain akut
Terapi profilaksis migrain
1. Beta Blocker 2. Antiepilepsi
• Propanolol 80-240 mg per hari (profilaksis • Topiramat 25-200 mg/hari untuk
lini pertama) profilaksi migrain episodik dan kronik
• Timolol 10-15 mg dua kali/hari dan • Asam valproat 400-1000 mg/hari untuk
metropolol 45-200 mg/hari, alternatif profilaksi migrain episodik

3. Antidepresi 4. OAINS
• Amitriptilin 10-75 mg • Ibuprofen 200 mg
(profilaksis migrain) (2 kali sehari)
TENSION-TYPE HEADACHE
• Nyeri kepala memiliki karakteristik bilateral, rasa menekan atau mengikat
dengan intensitas ringan sampai sedang.
• Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa
ada fotofobia atau fonofobia.

▪ Terbagi menjadi 2 subtipe mayor, yaitu tipe EPISODIK (mekanisme perifer)


dan KRONIK (mekanisme sentral)
1. Meningkatnya kontraksi dan iskemia otot kepala dan leher

2. Vasokontriksi pembuluh darah

3. Aliran darah berkurang

4. Meningkatkan metabolisme anaerob

5. Kadar asam laktat dalam otot menumpuk

6. NYERI KEPALA TIPE TTH


TTH Episodik
1. Terdapat >10 episode serangan dengan rata rata <1hr/bln
(<12hr/thn),
2. Minimal 2 dari 4 gejala berikut ini.
▪ Lokasi bilateral
▪ Kualitasnya seperti ditekan atau diikat
▪ Intensitasnya ringan - sedang
▪ Tidak diperberat oleh aktivitas fisik
3. Mual atau muntah (-), lebih dari satu keluhan fono/fotofobia
4. Penyebab/penyakit lainnya telah disingkirkan

TTH kronik bila nyeri kepala timbul > 15 hari per bulan, berlangsung > 3
bulan (≥180 hari/tahun)
Classification of TTH divided by
frequency
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
1. Kontrol diet

2. Terapi fisik

3. Hindari pemakaian harian obat


analgetik, sedatif dan ergotamin

4. Behaviour treatment
TERAPI FARMAKOLOGI
Akut Kronis

Analgetik: AKUT
1.Aspirin 1000 mg/hari,
2.Asetaminofen 1000 mg/hari,
3.NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat,
ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
4.Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
5.Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein.
Tipe kronis
1. Antidepresan
2. Antiansietas
Jenis trisiklik: amytriptiline, sebagai
Golongan benzodiazepin dan butalbutal
obat terapeutik maupun sebagai
sering dipakai. Bersifat adiktif
pencegahan tension-type headache.
CLUSTER TYPE HEADACHE
Nyeri kepala yang paling hebat dan insidensnya jarang.

Umumnya terjadi pada regio yang sama berulang-ulang, terjadi pada malam hari
hingga membangunkan pasien dari tidur

Akan ada jeda selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.


25
Kriteria diagnosis CTH

Minimal terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria.


1. Nyeri unilateral yang hebat/sangat hebat pada orbital, supraorbital,
dan/atau temporal yang berlangsung 15-180 menit (jika tidak
diterapi).
2. Terjadi dengan frekuensi antara 1-8 kali/hari.
3. Penyebab/penyakit lainnya telah disingkirkan.
Terdapat salah satu atau kedua tanda berikut ini.
a. Minimal 1 tanda berikut ini, ipsilateral dari nyeri kepala.
▪ Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi
▪ Kongesti nasal dan/atau rhinorrhea
▪ Edema palpebra
▪ Berkeringat di wajah atau dahi
▪ Miosis dan/atau ptosis
b. Sensasi gelisah atau agitasi

CTH Tipe Episodik CTH Tipe Kronis


Paling sedikit dua periode klaster Serangan berulang lebih dari 1 tahun
yang berlangsung 7–365 hari dan tanpa periode remisi atau dengan
dipisahkan oleh periode remisi periode remisi yang berlangsung
bebas nyeri > 1 bulan. kurang dari 1 bulan.
Tatalaksana CTH
Farmakologi Profilaksis
•Verapamil (pilihan pertama) 120–160 mg t.i.d-q.i.d, selain itu bisa juga dengan
Nimodipin 240 mg/hari atau Nifedipin 40-120 mg/hari

Terapi Akut :
1. Inhalasi oksigen (masker): O2 100% 7 lpm selama 15 menit
2. Dihidroergotamin 0,5-1,5 IV
3. Sumatriptan inj SC 6 mg, dapat diulang setelah 24 jam
4. Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg PO
5. Anestesi lokal : 1ml lidokain intranasal 4%
6. Indometasin (rectal supp)
7. Opioid (rektal, nasal spray) hindari pemakaian jangka lama
8. Ergotamine aeroasol 0,36 – 1,08 mg (1-3 inhalasi)
9. Gabapentin atau Topiramat
Supresi Periodik Klaster

• Prednison 40–75 mg/hari untuk 3 hari (tapering off)


• Ergotamine tartrate tab 1 mg  dosis: 1–2 tab 1⁄2–1 jam sebelum prediksi serangan
(Efektif pada 1–2 periode klaster pertama)
• Dihidroergotamin; Injeksi 1 mg i.m  2 kali/hari 1⁄2–1 jam sebelum prediksi
serangan
• Capsaicin. Suspensi capsaicin intranasal; 2 tetes di 2 nostril
• Methysergide : 1–2 mg, 2–3 kali/ hari
• Chlorpromazine: 75–700 mg/hari

Jika pengobatan konservatif dan preventif gagal, bisa


dipertimbangkan untuk dilakukan “histamine desensitization” atau
tindakan operasi.
NYERI KEPALA PRIMER LAINNYA

Nyeri kepala primer lainnya terdiri dari :


▪ Primary cough headache
▪ Primary exercise headache
▪ Primeary headache associated with sexual activity
▪ Primary thunderclap headache
▪ Cold-stimulus headache
▪ External pressure headache
▪ Primary stabbing headache
▪ Nunmular headache
▪ Hypnic headache
▪ New daily persistent headache
PRIMARY COUGH
HEADACHE

▪ Valsava headache.
▪ Nyeri kepala timbul setelah batuk atau stimulus lainnya, mencapai
puncaknya langsung dan berkurang dalam beberapa detik hingga
menit.
▪ Biasanya bilateral dan di posterior, usia >40 tahun.
▪ Tatalaksana : Indomethacin 50-200 mg/hari
PRIMARY EXERCISE HEADACHE
▪ Nyeri kepala yg dipicu oleh aktivitas dan tidak ada kelainan
intrakranial apapun.
▪ Biasanya setelah aktivitas berat, berlangsung <48 jam.
▪ Sekitar 70% penderita menderita inkompentens katup vena
jugularis interna → aliran darah vena retrograd → kongesti
vena-vena intrakranial
NYERI KEPALA SEKUNDER
1.Nyeri kepala karena trauma pada kepala dan / atau leher
2.Nyeri kepala karena gangguan vaskular pada kranial atau servikal
3.Nyeri kepala karena gangguan non vaskular pada intrakranial
4.Nyeri kepala karena suatu substansi atau withdrawal
5.Nyeri kepala karena infeksi
6.Nyeri kepala karena gangguan homeostasis
7.Nyeri kepala atau nyeri wajah karena gangguan pada kranial, leher, mata,
8.telinga, hidung, rongga sinus, gigi, mulut, atau struktur wajah atau kranial
9.lainnya
10.Nyeri kepala karena gangguan psikiatri
ALLPPT Modern Portfolio
Layout Presentation

ONLINE DIAGNOSIS
Clean Text
Slide
for your
Presentation

ALLPPT.com
ANAMNESIS
NYERI
KEPALA
REDFLAG
NYERI
KEPALA
ALLPPT
Layout

DIAGNOSIS NYERI
Clean Text
Slide

ALGORITMA
for your

K E PA L A
Presentation
Daftar Pustaka

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Panduan Praktik Klinis Neurologi. Jakarta,
2016.
2. Chris tanto, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Media Aesculapius. Jakarta. 2014.
3. Hidayati Badriyah. Pendekatan Klinisi Dalam Manajemen Nyeri Kepala. FK Universitas
Airlangga. Surabaya. 2015
4. Becker, WJ. Guideline for primary care management of headache in adult. Canadian Family
Psychian. Vol:61. 2015
5. Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The
International Classification of Headache Disorders, 3rd edition.
6. Hainer B. Approach to Acute Headache in Adults. American Family Psychian. 2013

38
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai