Anda di halaman 1dari 114

HEADACHES

and

VERTIGO

Heru P Kuntono
PENDAHULUAN
• Nyeri kepala sering dikaitkan dengan ketegangan otot
leher, migraen dan nyeri myofascial tension
headache.
• Tension headache secara klinis merupakan bentuk
kondisi physical dan physiological stress yang dapat
memicu terjadinya aktivasi zat iritatif
(prostaglandin,bradikinine, dan histamin)  sehingga
otot leher menjadi tegang (Bolay, Moskowits, 2002)
DEFINISI
• Nyeri kepala = sefalgia :
Nyeri / sakit dalam kepala, diatas mata dan
telinga serta dibelakang telinga dan tengkuk

• Vertigo :
keluhan subjektif, rasa berputar dari
tubuh / kepala atau lingkungan sekitarnya.
KLASIFIKASI NYERI KEPALA

• NK primer : NK idiopatik
NK migren
NK tipe tegang
NK kluster
MIGRAINE
DEFINISI :

• Nyeri kepala yang bersifat familial dengan


karakteristik serangan yang berulang-ulang, serta
intensitas, frekuensi dan lamanya sangat bervariasi.

• Nyeri kepala biasanya unilateral, umumnya disertai


anoreksia, mual dan muntah, dalam beberapa kasus
didahului / bersamaan dengan gangguan neurologik
Migraine Prevalence:
Age and Gender
Migraine prevalence peaks in the 25-55 age
range

Lipton RB, et al. Neurology. 2007;68(5):343-349.


MIGRAINE
• Migraine without aura
– 4 to 72 hrs duration
– Unilateral, pulsing quality, mod to severe pain, aggravated by
usual physical activity
– At least one of :
nausea and/or vomiting, photophobia and phonophobia

• Migraine with aura


– Fully reversible visual and/or sensory and/or speech sxs but no
motor weakness
– Headache begins during the aura or follows aura within 60 mins
Konsep Baru Pathogenesis Migren
1. Gangguan sistim saraf pusat **7

2. Vasodilatasi dan
inflamasi saraf

(prostagladin E2
5. Saraf meningkat ) 8
Pusat
Sensitisitasi
***7

4. Aktivasi jaras
trigeminal via
transmisi saraf dorsal
horn (tulang belakang) 3. Stimulasi neuro peptida vasoaktive 7 
7
sensitisasi perifer dari nosiseptor meningel 7

Ref : 7. Roger Cady, 2008; 8. Dowden Health Media; * Volfast Product Monograph
International Headache Society
Criteria for Migraine
Migraine Is an Episodic Recurrent Headache
Lasting 4-72 Hours with:

Any 2 of these pain Any 1 of these


qualities: associated
• unilateral pain symptoms:
• throbbing pain
• pain worsened by
+ • nausea
• vomiting
movement • photophobia and
• moderate or severe phonophobia
pain
Features such as osmophobia and posterior head and neck pain can also be present
in a headache that meets IHS criteria for migraine.

Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society. The International Classification of
Headache Disorders. 2nd edition. Cephalalgia. 2004;24(suppl1):117-118,138.
Phases of a Migraine Attack

Treatment Phase
Pre-HA Headache Post-HA

Premonitory/ Aura Postdrome


Prodrome
Mild Moderate
to Severe Migraine
Migraine Intensity

Focal symptoms
Migraine neurologica occurring
symptoms l symptoms hours/days
occurring preceding Migraine when after
Migraine
hours/days headache headache is headache
when
prior (<1 hour) moderate to resolution
headache is
to headache severe
mild

Symptoms:
• Sensitivity to Symptoms:
Symptoms:
light • Same as mild Symptoms:
• Flashing
Symptoms : • Sensitivity to but • Tiredness
lights
• Food sound more intense • Confusion
or wavy
cravings lines • Nausea • Lowered
• Mood • Numbness • Pain in the back appetite
changes • Tingling in of • Stiff or sore
• Yawning face the head and muscles
• Fatigue • Disturbed neck
senses Time
Adapted from Cady RK. Headache. 2008;48(9):1415-1416. National Institutes of Health. National Institute of Neurological
Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society. Cephalalgia. Disorders and Stroke.
2004;24(suppl 1):117-118. http://www.ninds.nih.gov/disorders/headache/detail_headache.ht
Cady RK. Diagnosis and treatment of migraine. Clinical Cornerstone. 1999;1(6):21-32.
m.
Accessed December 7, 2009.
Possible Triggers of a Migraine Attack

– Trauma, stress psikogenik, gangguan tidur


– Kelelahan, Iklim
– Beberapa jenis makanan yang mengandung
tiramin / MSG
– Minuman (alkohol, coklat)
– Bau yang merangsang
– Menstruasi, pil kontrasepsi
– Perubahan barometrik
Wober C et al. J Headache Pain. 2006;7(4):188-195.
Friedman DI and De Ver Dye T. Headache. 2009;49(6):941-952.
Nonpharmacologic Therapies
Tested in Clinical Trials
Behavioral Treatments
Relaxation training*
Physical Treatments
Hypnotherapy
Acupuncture
Thermal biofeedback
training* Transcutaneous
Electromyographic electrical nerve
biofeedback therapy* stimulation (TENS)
Occlusal adjustment
Cognitive / behavioral
management therapy* Cervical manipulation

*Proven effective in clinical trials

Adapted from US Headache Consortium Headache Guidelines. www.aan.neurology.org. 2000


DIAGNOSIS MIGREN
• Idiopatik dan berulang
• Berlangsung 4 – 72 jam
• Satu sisi / unilateral
• Berdenyut
• Sedang sampai berat
• Tambah berat dengan ADL
• Berhubungan mual, potophobia, fonophobia
NK TEGANG OTOT DAN NYERI
MYOFACIAL
• Paling sering
• 38,3%= wanita; 46,9%= pria (Toreli, 2004)
• Seperti diikuat, diffus, ringan / sedang
• Berhubungan dg kecemasan dan depresi
• Nyeri tekan perikranial, bilateral
• Tidak mual, tidak tambah pada ADL rutin
• Beberapa menit smp hari (30” – 7 hari )
• 1-15 hari / bulan, TTH kronik > 15 hari/bulan
GAMBARAN KLINIS NYERI KEPALA TEGANG DAN MYOFACIAL
PADA OTOT LEHER
Otot Semispinalis Capitis
N. Occipitalis
major
M. Semispinalis
Capitis
M. Rectus capitis
posterior major

N. Suboccipitalis

Gambar Pembuluh saraf ( N. Occipitalis Major dan tertius serta arteri subclavia)
yang melintasi celah Otot Semispinalis Capitis
Problematik Otot Semispinalis Capitis dan Myofascial Trigger Point

1. TP Regio Parietalis

2. TP Regio Semispinalis

Pemendekan otot dan myofascial trigger point otot semispinalis


berpotensi menimbulkan entrapment pada saraf n. occipitalis
major dan n. suboccipitalis sehingga memicu terjadinya
headache
Arteria Vertebralis

A. Vertebralis

Gambar arteria vertebralis yang melintasi diantara obliquus capitis inferior dan
rectus capitis posterior
Pada Hipertonus Otot Semispinalis.

Hipertonus otot semispinalis yang kronis mempunyai potensi menjadi fibrositis


dan memberikan gejala klinis munculnya trigger poiint (myofascial trigger point)
pada otot tersebut. Kondisi ini sering menimbulkan entrapment pada arteria
vertebralis
Entrapment pada arteria vertebralis sering disertai dengan mual,
muntah, keringat dingin. Gambaran trigger point sering muncul
seperti gambar dibawah

Gambar Trigger point pada regio kepala parstemporalis dan ocipitalis


Otot Levator Scapula dan Myofascial Trigger Point

Otot levator scapula terletak dibawah otot trapesius pars descendent (upper
trapesius). Fungsi utama adalah untuk membantu elevasi scapula terutama pada
proses respirasi yang berperan sebagai otot bantu respirasi
Otot Levator Scapula dan Fibromyalgia

Otot levator scapula merupakan otot bantu nafas yang berkontraksi mengikuti
ritme pernafasan. Pada kondisi gangguan psikologis otot bantu nafas sering
bekerja berlebihan sehingga menimbulkan nyeri otot levator scapula. Beban
kerja otot ini sangat brkaitan dengan timbulnya fibromyalgia
Fibromyalgia

• Lokasi nyeri pada regio shoulder


glider dan buttock
• Nyeri tajam , ada tender point
• Pasien sering kelelahan, multiple
tendernes
• Kerap mengalami depresi & sulit
tidur
Otot Trapesius Upper dan Myofascial Trigger Point

Otot trapesius sebagian serabutnya juga berupa serabut otot tonish atau otot
postural.
Myofascial Trigger Point Otot Trapessius Upper

kelainan muskuler otot trapesius upper ini sangat potensial terjadi


pemendekan dan spasme yang diikuti munculnya myofascial trigger point
pada regio leher dan bahu serta kepala sisi temporal dan paretal
Otot Otot Scaleni Dan Otot Sternocleidomastoideus Serta
Trigger Point

Otot sternocledidomastoid merupakan salah satu otot bantu nafas yang bekerja
membantu ekspirasi untuk mempertahankan hiperinflasi toraks bagian superior.
Kondisi ini sering diikuti dengan myofascial trigger point otot
sternocleidomastoid. Pada pasien dengan status asmatikus otot bisa hipertropi
Pada kondisi lain pemendekan otot sternocleidomastoid dapat mengakibatkan
tortikolis.
NK KLUSTER
• Orbita, supraorbita, temporal, panas seperti di bor,
15-180 menit
• Disertai : sefalgia otonom
Ipsilateral edema kelopak mata, hiperlakrimasi,
hidung buntu, berair, berkeringat dahi / muka,
miosis, ptosis
• Kambuh : perubahan mata permanen
• Picu : alkohol, ketinggian, histamin
• Selama serangan : membanting muka & punggung,
nyeri berat
• Suicide
KLASIFIKASI NYERI KEPALA
• NK sekunder : NK simtomatik
Trauma
Tumor
Infeksi
Vaskuler
Psikogenik
KECURIGAAN NK SEKUNDER
• Pertama kali dialami umur > 50 thn
• NK berat tanpa riwayat NK sebelumnya
• Tanda perangsangan mening
• Lateralisasi
• Muntah tanpa sebab
• Febris dan hipertensi berat
• Diplopia, papil edema
NK  Penyakit Berat

• Meningitis

• Perdarahan subaraknoid

• Tumor otak
• Stroke perdarahan
• Arteritis giant cell
NYERI KEPALA DARI OKULAR
• Kontraksi otot ektraokular

• Glaucoma akut

• Iridosiklitis
PENCITRAAN NK ( HEAD CT SCANNING )
• NK pertama kali dan berat, mendadak
• NK meningkt frekuensi dan beratnya
• NK dipicu batuk, peregangan dan perubahan posisi
• Setelah serangan ada tanda / gejala fisik yang
menetap
• Peningkatan frekuensi NK + vomitus
• Meningismus, konfus, ggn kesadaran dan kejang -
kejang
Reseptor Alat Keseimbangan Tubuh Berperan Dalam Proses
Transduksi
Reseptor keseimbangan :
• Reseptor mekanis di vestibulum
• Reseptor cahaya di retina
• Reseptor mekanis di kulit , otot dan
persendian

t , ot ot
an isdi kuli
r m e k
ep to ?
Res end ia n ? ?
rs
dan pe

Myofascial trigger point dan problematik otot otot regio leher merupakan salah
satu transduksi yang dapat memicu terjadinya vertigo (dizziness dan giddiness =
pusing).
Catatan

Problematik nyeri kepala akibat myofascial


trigger point pada regio leher dan kepala
merupakan salah satu jenis transduksi dari
vertigo
VER
TIG
VERTIGO I G O
O
RT
V E
PENDAHULUAN
• Perkataan vertigo sebenarnya berasal dari bahasa
Yunani “vertere” yang berarti memutar.
• Vertigo bisa diartikan Giddiness atau dizzines
• Batasan dizzines lebih mencerminkan keluhan rasa
gerakan yang mum, tidak spesifik, rasa goyah, kepala
ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan oleh
penderitanya
• Vertigo merupakan suatu sindroma dari gejala sistem
somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat,
keringat dingin, mual dan muntah) dan pusing
PENGERTIAN VERTIGO

• Adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak


dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan
gejala lain yang timbul terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh (alat keseimbangan)
• Alat keseimbangan tubuh mendapat
persarafan dari saraf ascusticus yang terdiri
dari 2 bagian yaitu saraf pendengaran dan
saraf keseimbangan (n. vertibularis)
PENGERTIAN VERTIGO

o Halusinasi gerakan
o Sensasi perasaan berputar pada diri
kita atau lingkungan.
o Subyektif Vertigo :
Perasaan diri kita yang berputar
o Obyektif Vertigo :
Lingkungan kita yang berputar.
ANATOMI DAN ALAT
KESEIMBANGAN
1. Terletak di telinga dalam (labirin)
2. Terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran
3. Antara labirin tulang dan membran
ada cairan perilimpatik, sedangkan
didalam labirin membran terdapat
cairan indolimpatik
4. Organ keseimbangan terdiri dari 3
kanalis semisirkularis
(horisontal/lateral,anterior/superior,
posterior/interior) dan utrikulus dan
sakulus

Catatan
Utrikulus dan saklus merupakan labiritin statis
Kanalis semisirkularis merupakan labiritin kinetik yang berhubungan
dengan utrikulus disebut ampula
KLIK ANATOMI

KLIK

KLIK
SISTEM KESEIMB
ANGAN
Didalam Ampula terdapat krista
ampularis yang terdiri dari sel
reseptor keseimbangan dan
dilapisi oleh subtantia gelantin
disebut kapula, mengandung silia
sel membran atau bulu rambut.

Krista ampularis bergerak pada


aliran indolimpatik yang peka
terhadap gerak rotasi kepala.

Pergerakan yang terjadi akan


mempengaruhi reseptor dan
berperan dalam integrasi posisi
bola mata, visual, dan propioseptif
(Arsyad , 2008)
Organ vestibular berfungsi  transduksi, mekanik, otolit teraktivasi dan
gerakan endolimpatik dalam canalis semisirkularis  energi biolistrik 
informasi perubahan posisi tubuh, akibat percepatan linier/sudut

Arus informasi berlangsung intensif bila ada gerakan kepala dan tubuh.
Gerakan menimbulkan perpindahan cairan endolimpe membran dan
selanjutnya silia rambut menekuk, permeabilitas membran sel berubah  influx
ion kalsium  depolarisasi  pelepasan NT (glutamat)  N. vestibularis
pusat keseimbangan
Alat vestibular dan reseptor didalamnya mempunyai kontribusi lebih dari
50% sebagai sumber informasi, keseimbangan dan perubahan posisi
disusul oleh reseptor visual dan propioseptip
Reseptor keseimbangan terdiri dari :
• Reseptor mekanis  vestibulum
• Reseptor cahaya  retina
• Reseptor mekanis  kulit , otot dan persarafan (propioseptip)

Saraf afferen
• Saraf vestibularis
• Saraf optikus
• Saraf spino vestibulo serebelaris

Pusat keseimbangan
• Inti vestibularis
• Serebelum
• Korteks serebri
• Hipotalamus  pusat saraf otonom dibatasng otak (termasuk
pusat muntah)
• Inti okulomotorius
• Formasio retikularis
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Dipertahankan oleh mekanisme dinamis oleh organ
keseimbangan yang bekerjasama secara terintegrasi : sensorik,
proses sentral, efektor.

BATANG OTAK UNTUK


VESTIBULER INTEGRASI RESPON
VISUAL & KESEIMBANGAN
PROPIOSEPTIF KORTEK UNTUK
PERSEPSI
KESEIMBANGAN TUBUH DIKONTROL OLEH 3 SISTEM SENSORIS :
VESTIBULAR, VISUAL, PROPRIOSEPTIF

Eye
(Visual
Inner ear )
(vestibular system) Skin,Muscle and joint

(Proprioceptive)
Central Nervous system

Controls Postural
eye control via
movements muscles
Balance
dyfunction
Imbalance / Dizziness
Goebel JA. Otolaryngol Clin North Am 2000;33:483–93.
Shepard NT, Solomon D. Otolaryngol Clin North Am 2000;33:455–69
PERIPHERAL VESTIBULAR VERTIGO
DYSFUNCTION OF VESTIBULAR APPARATUS, VESTIBULAR
NERVE

Central nuclei

5 10
CENTRAL VESTIBULAR VERTIGO
DYSFUNCTION IN CENTRAL PROCESSING

Central nuclei

10 10

Video
KELUHAN & GANGGUAN KESEIMBANGAN

1. Adanya rasa goyang (unsteadiness)


2. Rasa goyang setelah gerakan (after motion)
3. Pening/mumet (dizzines)
4. Pusing berputar (vertigo)
5. Rasa tidak menapak (unfoodtedness)
6. Instabilitas postural (postural instability)
7. Gejala otonom
KLIK
Saat kepala berputar horizontal dari kiri ke kanan, impuls yang dkirim dari telinga
dalam bagian kanan meningkat dan impuls dari telinga dalam bagian kiri menurun.
Hal ini menyebabkan pergerakan mata yang lambat dari kiri (Fase nystagmus lambat)
yang diikuti oleh pusat kompensasi secara cepat, dan mata kembali lagi ke posisi
semula dengan cepat (Fase nystagmus cepat). Fase nystagmus cepat diklasifikasikan
dalam right-beating nystagmus, left-beating nystagmus, and down-beating
nystagmus, dll

Nystagmus vestibular dapat bersifet


perifer, disebabkan oleh kerusakan
telinga bagian dalam atau pusat,
disebabkan oleh gangguan dalam jalur
pusat. Nystagmus dianggap sebagai
pathologi, kecuali pada nystagmus yang
berhubungan dengan gerakan kepala
KLIK VIDEO
Vertigo
Sensasi seperti dunia berputar disekitar seseorang atau seperti dirinya
sendiri berputar disuatu ruangan. Bisa terjadi terus menerus atau
serangan hebat.

Pusing
Gangguan rasa yang berhubungan dengan ruangan, sensasi yang tidak
stabil dengan rasa gerakan kepala.

Sakit kepala

Presyncop
Perasaan seperti mau pingsan
PENYEBAB VERTIGO
VESTIBULAR
Sentral : kelainan di otak

Perifer : kelainan di telinga dalam, nervus


vestibularis
CENTRAL VERTIGO
Vertigo pusat disebabkan oleh tumor, gangguan sirkulasi
darah, infark, migrain, atherosklerosis, multiple sclerosis pada
area otak yang mengontrol keseimbangan. Vertigo pusat tidak
sama dengan vertigo pada umumnya yang disebabkan oleh
gangguan telinga bagian dalam kadang kerusakan pusat juga
menyebabkan pusing, gagguan kesimbangan, dan ataxia.
Tanda gangguan neurological yang lain sepeti tanda saraf
cranial juga muncul. MRI dan CT dibutuhkan untuk diagnosis

Tidak dibahas spesifik pada makalah ini


Penyakit infeksi telinga dalam lain seperti OMSK, Ototoksik, dan Fistula
Paralimpik tidak dibahas dalam makalah ini
TES HALL
PIKE
LABYRINTHITIS
PEMERIKSAAN
VERTIGO
Ear, Nose, Throat Status (ENT Test)

Kecuali:
1. infeksi telinga
2. haemotympanum
3. fractures
4. herpes zozter
HEARING TEST
Tes pendengaran (nada murni dan percakapan audiometry)
1. Tes yang paling sederhana adalah tes berbisik yang dapat
menyediakan bukti umum untuk penurunan pendengaran
2. Audiometry nada murni harus dilakukan jika mungkin

Semua pasien yang ditemukan memiliki vertigo harus diberikan tes


pendengaran
• BSER (Brainstem Elicited Response), ABR (Auditory Brainstem
Response), dapat digunakan untuk mencegah timbulnya
kerusakan CNS
• ECochG (electrocochleography) adalah pemeriksaan invasive
dan memakan lama yang dapat digunakan jika diagnosis
Meniere tidak mungkin digunakan.
• ECochG merupakan indicator yang lebih variable pada elevasi
tekanan endolimfatik daripada tes glycerol yang digunakan di
banyak klinik.
• EcochG mensyaratkan pengenalan dari jarum electrode pada
membrane tympanic ke permukaan tulang pada telinga bagian
tengah, penggunaannya dibatasi, bahkan di rumah sakit
universitas menggunakan perawatan khusus.
POSTURAL TEST
- Romberg

Kecenderungan jatuh ke arah labirin yang ber fungsi


lemah

- Unterberger's stepping test

Rotasi ke arah labirin yang befungsi lemah

- Blindwalking

Berjalan menyimpang ke arah labirin yang fungsinya


kurang baik
CO - ORDINATION TEST
1. Fingertip to nosetip test

Jika patologis, kerusakan pusat

2. Heel to knee test

Jika patologis, kerusakan pusat

3. Pronation and supination of hands (diadochokinesis test)

Dysdiadochokinesis menunjukkan cerebellar lesi


The Canolhitiasis of the Horizontal Semicircular Canal
(HC Test)
Pasien pada posisi terlentang. Pertama, putar kepala ke arah yang
diduga, setelah 2-5 detik horizontal nystagmus yang belum aktif
berdetak ke arah telinga di bawah akan muncul. Jika tidak terjadi
apapun, putar kepala ke arah contralateral lalu kembali sampai 3-5
kali dan nystagmus horizontal dan vertigo akan terjadi jika
diagnosis canalolithiais dari saluran semicircular horizontal.
Electronystagmography (ENG)
Pada mata manusia hidup sebuah perbedaan potensial elektris dapat
direkam di antara segmen anterior dan posterior dari mata.
Dua electrode ditempatkan kontak langsung dengan kulit di dekat canthi
lateral dari kedua mata, pergerakan mata dapat direkam sebagai hasil dari
perubahan medan elektris Pada ENG baik nystagmus spontan dan
terinduksi dapat direkam.

Stimulasi dengan Air panas dingin dapat digunakan untuk menstimulasi


labirin.
Dengan bantuan ENG dapat membantu diagnosis antara telinga dan/atau
antara lesi perifer dan pusat.
Hasil tes dapat dilihat fungsi visual, nistagmus spontan, saccade, smooth
pursid
MRI dapat digunakan untuk mendiagnosis lesi pada CNS,
schwannoma, dan lesi CNS yang berkaitan dengan kelainan
vestibular central lainnya
FISIOTERAPI
Tujuan :
- substitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensoris
untuk fungsi vertibuler yg terganggu.
- Mengaktifkan kendali pd tonus inti vestibularis oleh
serebelum,visual dan somatosensoris.
- Menimbulkan habituasi, yaitu untuk merangsang
adaptasi respon reseptor vestibularis terhadap tiap
perubahan posisi.
- Melatih fleksibilitas otot otot leher sehingga gerakan
leher tidak memicu terjadinya transduksi pada vertigo
- Melatih keseimbangan secara general untk mencegah
resiko jatuh
MODALITAS FISIOTERAPI
• Pendekatan elektroterapi termasuk modalitas heating
dan stimulasi elektris yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan otot otot leher.
• Stimulasi elektris (TENS) dapat digunakan untuk
membantu modulasi nyeri terutama pada otot otot
ekstensor leher akibat dari spasme atau ketegangan
yang sering terjadi pada pasien vertigo
• Terapi latihan dengan metode khusus untuk membantu
memperbaiki fungsi organ keseimbangan
• Edukasi
TENS Pada Ketegangan Otot Ekstensor Leher

Arus yang digunakan :


TENS bipasik asimetris
Metode Pemasangan
Regional (regio spasme)
Dosis
15 menit
Intensitas
Normalis
Frekwensi
Setiap hari selama 10 – 12 kali
Elektroterapi (TENS)

TENS
konvensional
Arus
bipasik simetris
Aplikasi
regional otot trapsius
bilateral
Intensitas
normalis
Waktu
15 menit
Frekwensi
1 x perhari selama
1 minggu
TERAPI LATIHAN
1.Latihan Visual Dan Liberatory Manuvers
A. Px yg masih berbaring
• px diminta memfiksasi obyek diam 30 dtk,
• kemudian melirik vertikal,horizontal dan
• rotasi.Kemudian dgn gerakan yg sama
• sambil menatap jari Tx yg digerakan pd
• jarak 30 cm,ulangi 3 x,2-3/hr
B. Kepala fleksi,eksten dan rotasi
• dgn mata tertutup, 3 x,2-3x/hr
The Liberatory Maneuvers  
Prosedur re-positioning canalith : gerakan harus dimulai dari begian
yang terganggu, dan berlanjut selama kurang lebih 5 menit untuk
memperoleh hasil yang mungkin terbaik
K
L
I
K
C. Bagi Px yg mampu duduk
• Px duduk ditepi bed, gerakan sda

D. Bagi Px yg sudah mampu berdiri


• dari duduk px diminta berdiri dgn mata
terbuka, kemudian dgn mata tertutup
• berdiri tegak dgn mata terbuka,tertutup
• berjalan dgn mata terbuka, tertutup
Liberatory Manauvers

1. Pada lansia gerakan


ekstensi tidak diberikan.

2. Gerakan ekstensi leher


memicu terjadinya
insuffisiensi arteria
vertebralis

3. Insuffisiensi vertebralis
ditandai dengan mual,
pucat, keringat dingin,
pandangan kabur
Liberatory Manauvers

Latihan liberatory manauvers


guna memperbaiki sirkulasi
otokonia indolimfe pada kapula
dan kanalis seminularis dapat
diberikan ketukan manual pada
regio occiput (otot semi spinalis
capitis)
Liberatory Manauvers

1. Dilakukan ketukan 6 – 8
kali hingga keluhan
vertigo mereda

2. Kemudian dilakukan
gerakan rotasi leher ke
sisi yang lain
2. Metode Brand Daroff

a. Px duduk di tepi bed dgn kedua tungkai


tergantung,dengan mata tertutup baringkan tubuh
px ke salah satu sisi, kedua tungkai diangkat ke atas
bed
b. Px duduk kembali dan selanjutnya baringkan lagi
kesisi berikutnya
c. masing-masing posisi pertahankan 30 dtk
d. 3 x pengulangan, 2-3 x/hr sampai 2 hr berturut-turut
tdk vertigo lagi.
Brand Daroff
Pasien dengan vertigo lesi sisi dextra

1. Sebelum melakukan gerakan


merebahkan badan, pasien
ditanya dulu gerakan ke arah
mana yang menimbulkan
vertigo.
2. Kemudian gerakan tersebut
kita lakukan secara perlahan
kesisi yang mengeluh vertigo
Brand Daroff

1. Perubahan posisi dari tegak ke


tidur miring harus selalu dikontrol
agar pasien tidak merebahkan
badan secara mendadak
2. Gerakan dihentikan pada
pertengahan sebelum badan
mencapai posisi tidur miring
3. Kemudian dilanjutkan dengan
posisi tidur miring dengan kepala
rotasi heterolateral
Brand Daroff

1. Posisi pasien tidur miring dengan


kepala rotasi heterolateral.
2. Perlu diamati antara lain gerak bola
mata (nistagmus) dan keluhan
vertigo pasien.
3. Nistagmus biasanya akan terjadi
kontralateral terhadap sisi lesi
terutama pada vertigo perifer
4. Sedangkan pada vertigo central,
gerakan bisa 2 arah terutama yang
paling sering adalah arah vertikal
5. Tinitus sering muncul pada vertigo
perifer, sedangkan pada tinicus pada
vertigo central tidak ditemukan
Brand Daroff

1. Gerakan berikutnya diberikan


pada sisi lain.
2. Agar selalalu dievaluasi
keluhan vertigo sebelum
dilakukan gerakan ke sisi yang
berlawanan
3. Pelaksanaan seperti pada
gerakan kearah sisi lesi
Brand Daroff

Gerakan pada sisi yang


berlawanan dengan sisi
lesi, biasanya tidak
ditemukan keluhan vertigo
yang hebat
3. Epley Manuvers

Terapi ini ditujukan untuk reposisi partikel pada canalis


semisirkularis
Manuvers ini melibatkan gerakan :
1. Gerakan kepala secara beruntun menjadi 4 posisi
2. Tiap posisi ditahan 30 detik
3. Jenis gerakan duduk, tegak, kemudian miring ke salah
satu sisi, rotasi kepala ke sisi hiterolateral kembali ke
duduk posisi tegak
4. Pada posisi tegak dipertahankan 1 menit, kemudian
gerakan diulangi lagi sampai gejala mereda.
Dilakukan 5 – 6 kali sehari 3 kali (Raditke et al, 1999)
Stretcing Otot Trapesius

Diawali dengan mengulur


otot pada sisi yang lesi
secara perlahan, diulang 5
– 6 kali, hingga keluhan
ketegangan otot leher
merada
Stretcing Otot Trapesius

Stretcing otot leher pada


sisi heterolateral terhadap
sisi lesi
EDUKASI
1. PX  Selalu rileks
2. Membiasakan melakukan latihan dengan gerakan cepat pada
posisi tertentu yang memicu terjadinya vertigo tahan sampai 15
– 30 detik, kembali ke posisi semula. Dilakukan 5 kali
pengulangan
3. Pemberian stretching terutama otot otot trapesius bilateral
apabila merasa ada ketegangan setelah melakukan aktifitas
4. Hindari posisi menengadah berlebihan dalam waktu yang lama
terutama apabila gerakan bersamaan dengan rotasi leher
5. Yakinkan PX keluhan vertigo menakutkan tetapi tidak
membahayakan dan bisa sembuh paling cepat minggu I hingga
2 bulan
CATATAN
Latihan pada vertigo (latihan dirumah)

1. Latihan adaptasi, terdiri


– Gerakan mata
– Gerakan leher
– Gerakan bahu
– Ayunan lengan
– Berjalan naik turun tangga
CATATAN
2. Latihan Posisional Paroksismal Benigna
o Latihan Brandt Daroff
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai