Anda di halaman 1dari 23

POWER/ DAYA LEDAK

Jasmine kartiko pertiwi


Jurusan fisioterapi
Poltekkes kemenkes surakarta
 kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimal yang
dikerahkan dalam waktu yang sangat singkat.

◦ daya ledak (power) = kekuatan (force) X kecepatan


(velocity).

 Bentuk : melompat, meloncat, melempar,


menendang, meninju, dll
 BERDASARKAN SPESIFIKASINYA, daya ledak
dapat dibagi menjadi empat, yakni: daya
ledak eksplosif (explosive power), daya ledak
cepat (speed power), daya ledak kuat
(strength power) dan daya ledak tahan lama
(endurance power) (Nala, 2011).
1. daya ledak eksplosif (explosive
power)
 Kemampuan seseorang untuk menggerakkan
kekuatan dalam waktu singkat untuk
memberikan momentum yg paling baik pd
tubuh / objek dlm suatu gerakan eksplosif yg
utuh untuk mencapai sasaran yg diinginkan
Berdasarkan JENIS GERAKANNYA daya ledak juga dapat dibagi
menjadi dua (Widhiyanti, 2013)
 Daya ledak asiklik  daya ledak yg dihasilkan oleh gerakan

tertentu dalam waktu singkat


contoh olahraganya: unsur melompat dan melempar dalam
olahraga atletik dan berbagai unsur dalam olahraga senam.
 Daya ledak siklik  daya ledak yg dihasilkan oleh kinerja

dengan gerakan berturut – turut yg sama / berulang yg


dilakukan dlm waktu singkat
Contoh olahraganya adalah: lari, bersepeda, sepak bola,
futsal, baket dan lain sebagainya.
Daya ledak juga dapat dibedakan menjadi dua
BERDASARKAN BEBAN YANG DIHADAPI,
(Berger & Winberg 2002) :
 Daya ledak absolute  daya ledak untuk

mengatasi suatu beban luar yg maksimal


 Daya ledak relative  daya ledak yang

digunakan untuk mengatasi beban berupa


berat badan sendiri
Faktor – faktor yg mempengaruhi
daya ledak
A. FAKTOR INTERN
1. Genetik
• 5-15 thn ( penambahan sarkomer otot )

• 17 – 18 thn ( penambahan masa otot)

• 20 – 30 thn (puncak kekuatan otot)

• > 60 thn kekuatan otot mulai berkurang

2. Jenis kelamin
• Otot wanita dapat mencapai tekanan maksimum kontraksi yg

dihasilkan oleh pria yaitu sekitar 3-4 kg,


• Sedangkan kekuatan otot pada laki- laki sedikit lebih kuat dari

pada kekuatan otot perempuan pada usia 10 – 12 tahun


• Seiring bertambah usia juga ankan mempengaruhi kekuatan laki-

laki> perempuan (tergantung dari kekuatan otot), (Bompa, 2005)


3. Berat badan
Kegemukan pada tubuh berhubungan dengan
performa seseorang , cnth : speed test,
endurance test an agility test serta vertical
jump test

B. Faktor ekstern
1. Motivasi
2. Latihan
Standing Board Jump
 Tujuan  untuk mengukur daya eksplosif
kedua kaki
 b. Alat peralatan

1) Matras panjang minimal 4 meter


2) Garis batas
3) Pita meteran, bolpoint dan formulir
PELAKSANAAN
 Testi berdiri didepan papan
 Testi mengambil loncatan terjauh dan dicatat
 Testi mengambil awalan dengan sudut

tungkai mendekati 60 derajat


 Lakukan loncatan (lakukan 2 kali)
 Ambil loncatan tertinggi dan kurangi raihan

tertinggi
Vertical jump/ sargent test
 Test ini dikembangkan oleh Dr Dudley Allen
Sargent yang bertujuan  untuk mengukur
power otot-otot tungkai dengan mengukur
perbedaan jangkauan maksimal pada saat
berdiri dan pada saat melompat dengan
menggunakan dinding yang berskala
centimeter (Quinn,2013).
 ( menemukan level kekuatan dan memonitor

perubahan kekuatan , Basuki (2006), dikutip


Widyatmoko 2011)
Latihan berbeban dengan PRO dan
metode the step type approach
 Latihan berbeban : suatu proses sistematis secara
berulang-ulang secara AJEG dengan selalu
memberikan peningkatan beban latihan
 Weight training  bentuk latihan fisik yang dalam

pelaksanaannya dapat menggunakan bantuan


tubuhnya sendiri bahkan tubuh dari temannya /
alat lainyang berupa pembeban(besi) yang dapat
digunakan sebagai bebandalam melakukan suatu
program latihan  memberikan efek secara
morfologis maupun fisiologis otot rangka sehingga
dapat meningkatkan ketahanan dan kekuatan otot
Prinsip dan penyusunan program
latihan berbeban (fox,et all 1984)
 1. prinsip overload  pembebanan dalam
latihan harus lebih berat dibandingkan
aktifitas fisik sehari-hari dan harus
ditingkatkan secara bertahap

 2. prinsip penggunaan beban secara


progresif  latihan dari yang mudah ke yang
sulit , sederhana ke kompleks, umum ke
khusus yang dilakukan secara kontinyu ,
maju dan berkelanjutan
 3. prinsip pengaturan latihan  dilakukan secara
teratur dan sesuai target otot yang akan dilatih
(otot besar dulu baru kecil, biar tidak mengalami
kelelahan )
 4. prinsip kekhususnan program latihan 

disesuaikan dengan kondisi fisik dan kebutuhan


berdasarkan jenis / cabang olahraga yang ingin
dikembangkan
Faktor dalam program latihan :
 1. Jumlah beban  (Nosseck, 1982)
 Dibagi menjadi 3 : kekuatan maksimum,

kekuatan kecepatan, ketahanan kekuatan


 Unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk

mningkatkan daya ledak otot adalah


kekuatan maksimal dengan beban 80% -
100% dari beban maksimum dengan
perhitungan beban yang dapat diangkat
untuk 10,8,5,3 repetisi
 2. repetisi dan set
 Repetisi : Jumlah pengulangan yg dilakukan

selama latihan
 Set : kumpulan dari repetisi (SESI LATIHAN)
 Latihan untuk kekuatan maksimal dengan 6-10

kali repetisi dan 3-4 set dengan istirahat 2-4


menit

 3. lama latihan
 Berapa minggu / bulan program tersebut

dijalankan sehingga memperoleh kondisi yang


diharapkan (widhiyanti, 2013) untuk peningkatan
otot rangka yang nampak sekitar 4-6 minggu .
Metode progressive resistance
Exercise
 Metode ini bentuk latihanini dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan
dan power akan tetetapi banyak digunakan
untuk latihan peningkatan kondisi fisik /
daya ldak tubuh secara cepat
 Latihan pembebanan progressive  metode

latihan deimana beban latihan ditingkatkan


secara bertahap dengan peningkatan tersebut
dilakukan secara terus menerus tanpa ada
pengurangan beban.
 Kelebihan latihan PRE
a. Kapasitas fungsional system di dalam tubuh
meningkat
b. Kekuatan daya tahan otot semakin meningkat
c. Beban latihan meningkat semakin teratur

 Kekuarangan latihan PRE


a. kesempatan waktu untuk regenerasi sedikit
b. Persiapan untuk kondisi tubuh dalam
beradaptasi dengan peningkatan beban
latihan berkurang
c. Pemulihan energi secara fisiologis relatif
sedikit
Metode the step type – approach
exercise
 Suatu latihan berbeban dimana dalam
peningkatan dilakukan secara bertahap dan
sistematis tetapi terdapat fase peningkatan
dan penurunan beban latihan secara terukur
dan teratur (ada kesempatan otot untuk
melakukan istirahat/regenrasi) (Bompa, 1990)

 Misal : dalam pembebanan setelah 3 kali


ditingkatkan kemudian setelah itu dilanjutkan
1 persiapan dalam penurunan beban
 Kelebihan latihan the step type – approach
exercise
a. Adanya regenerasi organisasi dalam tubuh

b. Persiapan kondisi tubuh akan peningkatan


beban semakin matang
c. Dapat mengembalikan energi secara fisiologis

 Kekurangan the step type – approach exercise


a. Kekuatan daya tahan akan semakin berkurang

b. Peningkatan beban tidak teratur

c. Peningkatan kemampuan fungsional akan


semakin sulit
 TERIMAKASIH…^^

Anda mungkin juga menyukai