a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, Terowongan karpal terletak pada bagian sentral dari
tekanan udara, vibrasi, penerangan pergelangan tangan dimana terdapat tulang dan
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam ligamen yang membentuk terowongan sempit yang
bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut dilewati oleh oleh beberapa tendon dan nervus
medianus. Tulang–tulang karpal yang membentuk
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll dasar dan sisi–sisi terowongan yang kaku dan keras,
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat sedangkan atapnya ditutupi oleh fleksor retinakulum
kerja, beban kerja, gangguan pada anatomi seperti (transverse carpal dan palmar ligament) yang
muskuloskeletal melengkung dan kuat diatas tulang–tulang karpal.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi Pada terowongan karpal, nervus medianus
kerja, tuntutan pekerjan bercabang menjadi komponen radial dan ulnar.
Komponen radial dari nervus medianus akan menjadi
Seiring dengan kebutuhan manusia akan
cabang sensorik pada permukaan palmar jarijari
pekerjaan yang bertambah, perkembangan industri
pertama dan kedua dan cabang motorik muskulus
juga semakin pesat salah satunya pada industri tekstil.
abductor pollicis brevis, muskulus opponens pollicis,
Dalam proses produksinya industri testil dibagi
dan bagian atas dari muskulus flexor pollicis brevis.
menjadi beberapa bagian diantaranya bagian
Pada 33 % dari individu, seluruh fleksor pollicis
konveksi (Iriani, T. 2010). Usaha konveksi
brevis menerima persarafan dari nervus medianus.
merupakan usaha yang termasuk kategori usaha
Sebanyak 2 % dari penduduk, muskulus policis
berskala kecil dan menengah yang memproduksi
adduktor juga menerima persarafan nervus medianus.
pakaian jadi, salah satu proses pengerjaan dalam
Komponen ulnaris dari nervus medianus memberikan
usaha konveksi adalah penjahitan yang dikerjakan
cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga, dan
dari tangan–mesin–tangan, sehingga pekerjaan di
sisi radial jari keempat. Selain itu, saraf median dapat
bagian jahit membutuhkan kordinasi gerakan postur
mempersarafi permukaan dorsal jari kedua, ketiga,
tubuh dan pergelangan tangan yang baik serta
dan keempat bagian distal sendi interphalangeal
konsentrasi yang tinggi (Rohma S. Seminar Nasional
proksimal (Campbell W. De Jong’s, 2013).
IENACO). Pada konveksi penyakit akibat kerja yang
paling sering adalah penyakit yang berhubungan
dengan muskuloskeletal. Salah satu gangguan
muskuloskeletal adalah Carpal Tunnnel Syndrome
(CTS) atau sindrom terowongan karpal.
Di Indonesia, urutan prevalensi CTS dalam
masalah penyakit akibat kerja belum diketahui karena
sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis
penyakit akibat kerja yang dilaporkan karena
berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian
Lazurdi AI (Lazuardi AI. 2015), pada pekerjaan
dengan risiko tinggi pada pergelangan tangan dan
Gambar 1. Saraf Medianus
tangan melaporkan prevalensi CTS diantara 5,6%
Sumber: Katz, Jeffrey N. et al., 2011.CTS. N Engl J Med.
sampai dengan 15%. Sementara itu, menurut Vol. 34
penelitian Astrina Aulia terhadap pekerja bagian
packing plant di Indarung, Sumatera Barat, diketahui Tertekannya nervus medianus dapat disebabkan
bahwa sebesar 65,2% pekerja menderita CTS oleh berkurangnya ukuran canalis carpi,
(Astrina Aulia, 2015 dalam Lazuadi AI, 2015). membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya
(pembengkakan jaringan lubrikasi pada
Anatomi & Patofisiologi tendon–tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi
Menurut Snell R (Snell R. Upper Limb. In: dengan sudut 90 derajat dapat mengecilkan ukuran
Clinical Anatomy by Regions. 9th ed. Philadelphia: canalis. Penekanan terhadap nervus medianus yang
Lippincott Williams & Wilkins. 2012; 351). menyebabkannya semakin masuk di dalam
ligamentum carpi transversum dan dapat berulang yang tinggi, pekerjaan menggenggam atau
menyebabkan atrofi eminensia thenar, kelemahan menjepit dengan kekuatan, postur abnormal pada
pada otot fleksor pollicis brevis, otot opponens pergelangan tangan dalam waktu yang lama, dan
pollicis dan otot abductor pollicis brevis yang diikuti getaran lengantangan. Faktor individu terdiri dari
dengan hilangnya kemampuan sensorik ligametum riwayat penyakit diabetes mellitus, hipotiroidisme,
carpi transversum yang dipersarafi oleh bagian distal obesitas, arthtritis rheumatoid, umur, dan jenis
nervus medianus. Cabang sensorik superfisial dari kelamin wanita (Kurniawan, dkk. 2008).
nervus medianus yang mempercabangkan persarafan 1. Faktor Risiko Terkait Pekerjaan Fisik (Nurhikmah.
proksimal ligamentum carpi transversum yang 2011):
berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan dan jari
jempol. Nervus medianus terdiri dari serat sensorik a. Gerakan tangan berulang.
94% dan hanya 6% serat motorik pada terowongan Seseorang yang bekerja dengan melakukan
karpal (Ross SK. 2016). aktivitas kerja berulang yang melibatkan gerakan
tangan atau pergelangan tangan atau jarijari adalah
suatu faktor risiko CTS yang memiliki pengaruh pada
faktor beban fisik. Semakin tinggi frekuensi gerakan
berulang semakin tinggi risiko terjadinya CTS.
b. Pekerjaan menggenggam/menjepit dengan
kekuatan
Pekerjaan dengan tenaga/kekuatan pada tangan
akan meningkatkan risiko CTS. Terjadinya tekanan
langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai
contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka
jaringan otot tangan yang lunak akan menerima
tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal
ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot
Gambar 2. Tangan yang dipersyarafi N. Medianus yang menetap.
Sumber: Katz, Jeffrey N. et al., 2011.CTS. N Engl J Med.
Vol. 34
c. Postur abnormal Pada Pergelangan Tangan
Postur daerah tangan/pergelangan tangan
termasuk deviasi ulnar, deviasi radial pergelanan
Carpal Tunel Syndrome (CTS)
tangan fleksi/ekstensi adalah postur yang menjadi
Definisi risiko kejadian CTS.
Menurut Levy et al, CTS adalah gangguan umum 2. Faktor Risiko Individu (Tana, Lusianawaty et al.
dengan gejala yang melibatkan nervus medianus. 2004)
Nervus medianus rentan terhadap kompresi dan
a. Umur
cedera di telapak tangan dan pergelangan tangan, di
Pertambahan usia dapat memperbesar risiko
mana dibatasi oleh tulang pergelangan tangan
terjadinya sindroma terowongan karpal. Menurut
(karpal) dan ligamentum karpal transversal. CTS
NIOSH (1986) umur yang berisiko terkena CTS
merupakan kombinasi dari kelainan jari, tangan dan
adalah 4060 tahun.
lengan dengan gejala yang mencerminkan kompresi
sensoris atau motoris, paling sering terjadi pada orang b. Jenis Kelamin Wanita
dewasa di atas 30 tahun, khususnya perempuan (Levy Wanita mempuyai risiko tiga kali lebih besar
et al., 2011). untuk terjadinya sindrom terowongan karpal
dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh ukuran
Faktor Resiko terowongan karpal pada wanita lebih sempit dan
Faktor risiko terjadinya CTS oleh Levy et al pengaruh estrogen yang dimiliki oleh wanita
(2011:349) dikelompokkan menjadi faktor individu
c. Obesitas
dan faktor fisik terkait pekerjaan. Faktor fisik terkait
CTS terjadi karena kompresi saraf di bawah
pekerjaan yaitu pekerjaan tangan dengan gerakan
ligamentum karpal transversal berhubungan dengan
naiknya berat badan dan IMT. American Obesity akibatnya aliran vena melambat dan menyebabkan
Association menemukan bahwa 70% dari penderita anoksia serta kerusakan endotel karena gangguan
CTS memiliki kelebihan berat badan. Setiap pemenuhan nutrisi ke dalam sel, apabila kondisi ini
peningkatan nilai IMT 8% risiko CTS meningkat. terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang
d. Diabetes Mellitus menyebabkan nekrosis serabut saraf. Dalam jangka
Diabetes Mellitus dapat mengakibatkan lama saraf akan atrofi dan digantikan oleh jaringan
komplikasi neuropati perifer yang dapat mempunyai ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus
beberapa bentuk salah satunya neuropati akibat terganggu secara menyeluruh (Bahrudin, M., 2011).
jepitan, misalnya pada Carpal Tunnel Syndrome
Gejala Klinis CTS
dimana diabetes menyebabkan saraf menjadi sensitif
Gejala dini penyakit ini adalah mati rasa dan
terhadap tekanan
kesemutan di ibu jari, telunjuk dan jari tengah yang
e. Arthrtitis Rheumatoid seringkali membangunkan pasien pada saat tidur
Menurut American Society for Surgery of The malam. Gangguan sensasi ini akan menyebar ke
Hand (2011), Arthritis Rheumatoid dapat seluruh tangan dan lengan sehingga menimbulkan
mempersempit terowongan karpal. Terowongan kesukaran untuk memungut bendabenda kecil, yang
karpal yang menyempit secara langsung dapat pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri dan
menyebabkan CTS karena terjadinya penekanan pada kelumpuhan dari otot – otot. Pada tahap awal gejalah
saraf medianus. umumnya berupa gangguan sensorik saja, gangguan
motorik hanya terjadi pada keadaan berat. Gejala
Patogenesis awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa
Patogenesis CTS masih belum jelas. Beberapa (numbness) atau rasa seperti aliran listrik (tingling)
teori telah diajukan untuk menjelaskan gejala dan pada jari dan setengah sisi radial jari walaupun
gangguan studi konduksi saraf. yang paling populer kadang – kadang dirasakan mengenai seluruh jari.
adalah kompresi mekanik, insufisiensi mikrovaskular, Parastesia biasanya muncul pada malam hari
dan teori getaran. Menurut teori kompresi mekanik, (Harrianto, Ridwan. 1999).
gejala CTS adalah karena kompresi nervus medianus
di terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori ini Lubis (2006:200) mengemukakan keluhan
adalah menjelaskan konsekuensi dari kompresi saraf keluhan yang timbul pada Sindrom Terowongan
tetapi tidak menjelaskan etiologi yang mendasari Karpal yang umumnya terjadi secara berangsur
kompresi mekanik. Kompresi diyakini dimediasi oleh angsur dan spesifik adalah (Lubis, Halinda Sari.
beberapa faktor seperti ketegangan, tenaga 2006):
berlebihan, hyperfunction, ekstensi pergelangan a. Rasa nyeri di tangan, yang biasanya timbul malam
tangan berkepanjangan atau berulang (Ginsberg, atau pagi hari. Penderita sering terbangun karena rasa
Lionel. 2007). nyeri ini.
Menurut Lukman dan Ningsih (2009), saraf b. Rasa kebas, kesemutan, kurang berasa pada jari
medianus lewat melalui kumparan tunnel pada jari. Biasanya jari ke 1,2,3, dan 4 (kecuali jari
tulang, yang terjadi karena karpal dorsalis dan kelingking)
ligament transversal pada karpal mengalami c. Kadangkadang rasa nyeri dapat menjalar sampai
peradangan. Tendon fleksor bergerak melalui paralel lengan atas dan leher, tetapi rasa kebas hanya terbatas
tunnel menuju saraf medianus. Radang dan di distal pergelangan tangan saja.
pembengkakan dari garis synovial selaput tendon
mempersempit ruang yang ada dan menyebabkan d. Gerakan jari kurang terampil, misalnya ketika
tekanan pada saraf medianus. Gangguan kesehatan menyulam atau memungut benda kecil.
dengan gejala kesemutan dan nyeri akan muncul, hal e. Ada juga penderita yang datang dengan keluhan
ini diakibatkan oleh pembengkakan saraf yang otot telapak tangannya mengecil dan makin lama
melewati terowongan karpal di pergelangan tangan. semakin menciut.
Penekanan yang berulangulang akan menyebabkan
terjadinya peninggian tekanan intravasikuler,
belum berhasil, suntikan dapat diulangi adalah karena kompresi nervus medianus di
setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi terowongan karpal. Kompresi diyakini dimediasi oleh
dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum beberapa faktor seperti ketegangan, tenaga
memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan berlebihan, hyperfunction, ekstensi pergelangan
e. Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian tangan berkepanjangan atau berulang. Penelitian oleh
diuretik Lazuardi AI pada pekerja dengan resiko tinggi pada
f. Viatmin B6. Beberapa hipotesis menyatakan pergelangan tangan melaporkan prevalensi CTS
bahwa CTS terjadi karena adanya defisiensi diantara 5,6% sampai dengan 15%, dan Astrina Aulia
vitamin B6 sehingga dianjurkan pemberian mendapatkan angka 65,2 %. Contoh jenis pekerjaan
piridoksin 100300 mg/hari selama 3 bulan. yang banyak melakukan gerakan yang berulang yang
Tetapi beberapa penulis lainnya berrpendapat dapat menimbulkan CTS adalah penjahit.
bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat
bahkan dapat menimbulkan neuropati bila SaranSaran
diberikan dalam dosis besar Penelitian lebih lanjut tentang CTS dan
g. Fisioterapi. Dianjurkan untuk perbaikan hubungannya sebagai penyakit akibat kerja perlu
vaskularisasi tangan dilakukan untuk mendapatkan angka prevalensi serta
tindakan pencegahannya mengingat pekerjaan
menjahit dalam hal ini konveksi masuk dalam
golongan usaha kecil menengah yang bersifat padat
karya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. diunduh dari: www.bps.go.id/
linkTabelstatis/view/id/1808 pada 5 November 2016.
Bahrudin, M., Carpal Tunnel Syndrome, Malang: FK UMM.
Vol.7 No.14. diunduh dari :http://ejournal.umm.ac.id/
index.php/sainmed/art de/view/10/ 90. 2011.
Buchari, Penyakit Akibat Kerja dan Penyakir Terkait Kerja, USU
Repository. 2007.
Campbell W. De Jong’s, The Neurologic Examination. 7th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2013.
Gambar 4. Menu Hand Brace Ginsberg, Lionel. Lecture Notes: Neurologi. Edisi Delapan.
2. Terapi operatif Erlangga Jakarta. 2007.
Harrianto, Ridwan. “Occupational Overuse Syndrome”. Jurnal
a. Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis Kedokteran Trisakti.Vol. 18 No. 2. 1999.
Huldani. Carpal Tunnle Syndrome. Referat. Universitas Lambung
nervus medianus pada pergelangan tangan. Mangkurat. Fakultas kedokteran Banjarmasin. 2013.
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang Iriani, T. Hubungan Repetitive Motion dengan Keluhan Carpal
tidak mengalami perbaikan dengan terapi Tunnel Syndrome pada Pekerja Menjahit di Bagian
Konveksi PT Dan Liris Sukoharjo Surakarta. Solo. Skripsi
konservatif atau bila terjadi gangguan FK Universitas Sebelas Maret,. Diunduh dari
sensorik yang berat atau adanya atrofi otot https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/22789/Hubungan
otot thenar. Indikasi relatif tindakan operasi RepetitiveMotiondenganKeluhanCarpalTunnel
SyndromepadaPekerjaanMenjahitdiBagianKonveksiI
adalah hilangnya sensibilitas persisten. PtDanLirisSukoharjo . 2010.
Jeffrey n. Katz, et al. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med,
2002. Vol. 346, No. 23.2011.
PENUTUP Kurniawan, dkk. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel
Syndrome pada Wanita Pemetik Melati di Desa
Kesimpulan Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan
Penyebab dan patogenesis CTS masih belum Indonesia. Vol.3, No.1.2008.
jelas. Beberapa teori telah diajukan untuk Latov, Norman. Peripheral Neuropathy. Demos Medical
Publishing. New York. 2007.
menjelaskan gejala dan gangguan studi konduksi Lazuardi AI. Determinan Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
saraf, yang paling populer adalah kompresi Pada Pekerja Pemecah Batu Di Kecamatan Sumbersari dan
mekanik, insufisiensi mikrovaskular, dan teori Sukowono Kabupaten Jember. 2015
getaran. Menurut teori kompresi mekanik, gejala CTS
Levy et al., Occupational and Enviromental Health Recognizing Ross SK. Carpal Tunnel Syndrome: Diagnosis and Treatment
and Preventing Disease and Injury. Sixth Edition. Oxford Guideline. USA: State of Oregon Department of Consumer
University Press.2011 & Business Services Workers. Compensation Division.
Lubis, Halinda Sari. Sindroma Terowongan Karpal Akibat Kerja. 1997.
Jurnal Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Snell R. Upper Limb. In: Clinical Anatomy by Regions. 9th ed.
FKM USU.2006. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Hal 351.
Lukman dan Nurna Ningsih. Asuhan Keperawatan pada Klien 2012.
dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Salemba Soemarko DS. Penyakit Akibat Kerja . Departemen IKK FKUI.
Medika. Jakarta. 2009. Seminar Nasional SMESCO,26 April 2012.
Merijanti S, Lie T. Gerakan Repetitif Berulang sebagai Faktor Tana, Lusianawaty et al. Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja
Risiko Terjadinya Sindrom Terowongan Karpal pada Garmen di Jakarta. Buletin Peneliti Kesehatan. Vol . 32, no.
Pekerja Wanita di Pabrik Pengolahan Makanan. Universal 2: 7382. 2004.
Medicina. Vol. 24 No. 1.200.5
Rohma S. Analisis Hubungan FaktorFaktor Individu Dengan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerja Konveksi.
Seminar Nasional IENACO. 2016.