Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan III
Disusun oleh :
2020
HALAMAN PENGESAHAN
( Sunarto, AMd.Rad,)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan yang terkait dengan
tugas Praktek Kerja Lapangan III dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN CT
SCAN KEPALA DENGAN KLINIS STROKE INFARK” di Instalasi Radiologi
RS TK. II TNI AD Dustira Cimahi”.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan kasus yang telah penyusun buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan kasus ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan kasus yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penusun mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masadepan.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Otak adalah salah satu organ yang terbesar dan paling kompleks dlam
tubuh manusia. Otak tersusun dari sejumlah jaringan pendukung dan 100 miliar
lebih sel saraf yang berkomunikasi dalam sistem dengan triliunan koneksi yang
disebut sinaps. Otak berada di kepala dan dilindungi oleh lapisan pembungkus
yang disebut selaput otak (meninges) dan penutup yang disebut tengkorak. Pada
bagian bawah atau dasar otak terhubung ke saraf tulang belakang. Kedua organ
otak dan saraf tulang belakang dikenal sebagai sistem saraf pusat (SPP). Saraf
tulang belakang mengirim informasi menuju otak. Sistem saraf pusat akan bekerja
sma dengan sistem saraf perifer untuk menyampaikan pesan dari otak ke berbagai
bagian tubuh. Dua sistem saraf inilah yang memberi kemampuan seseorang untuk
berjalan,berbicara,dan aktivitas lainnya. Bagian-bagian pada otak :Cerebrum (otak
besar),Cerebellum (otak kecil),Brainsteam (batang otak)
Salah satu indikasi pemeriksaan Ct Scan adalah Stroke Infark. Stroke adalah
penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat
terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak
yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu.
Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf
(neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke
(Junaidi,2011).
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer &
Bare,2002).
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak.
Stroke dapat terjadi karena pembentukan trombus disuatu arteri serebrum, akibat
emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain di tubuh atau akibat perdarahan otak
(Corwin,2001)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mempelajari
dan mengkaji dalam melalui kontrak belajar yang berjudul ”Teknik Pemeriksaan
CT Scan Kepala dengan Klinis Stroke Infark”
TINJAUAN PUSTAKA
Kepala adalah organ paling penting di dalam tubuh manusia yang menjadi
pelindung otak. Sebab otak adalah organ tubuh yang akan mengatur secara
keseluruhan dalam tubuh. Mulai dari sistem pernafasan,sistem peredaran darah
dan sistem ekskresi dalam tubuh manusia. Seluruh tulang kepala yang akan
berperan dalam melindungi seluruh organ penting ini. Bagian-bagian pada kepala:
a. Cerebrum bagian terbesar otak manusia, dibagi menjadi dua bagian yang
sama, hemisfer serebri kiri dan kanan (Gambar 2.2). keduanya saling
berhubungan melalui corpus kolosum, suatu pita tebal yang diperkirakan
terdiri dari 300 juta akson neuron yang berjalan diantara kedua hemisfer.
Korpus kolosum adalah “jalan kayang informasi” tubuh. Kedua hemisfer
berkomunikasi dan saling bekerja sama melalui pertukaran informasi
instan lewat koneksi saraf ini. (Sherwood,2011).
1) Dura mater adalah pembungkus inelastik kuat yang terditi dari dua
lapisan (dura artinya kuat). Lapisan-lapisan ini biasanya melekat
erat tetapi di beberapa tempat keduanya terpisah untuk membentuk
rongga berisi darah,sinus dural,atau rongga yang lebih besar,sinus
venosus. Darah vena yang berasal dari otak mengalir ke sinus ini
untuk dikembalikan ke jantung. Cairan serebrospinal juga masuk
kembali ke darah di salah satu sinus-sinus ini. (Sherwood,2011).
2) Arackhnoid mater adalah lapisan halus kaya pembuluh darah
dengan penampakan “sarang laba-laba” arachnoid artinya (seperti
laba-laba). Ruang antar arachnoid dan pia mater di
bawahnya,ruang subarakhnoid terisi oleh CSS direabsorpsi
menembus permukaan vilus-vilus ini untuk masuk ke sirkulasi
darah didalam sinus. (Sherwood,2011)
3) Pia mater adalah yang paling rapuh (pia artinya lembut). Lapisan
ini memiliki banyak pembuluh darah dan melekat erat ke
permukaan otak dan medula spinalis, mengikuti setiap tonjolan dan
lekukan. Di daerah-daerah tertentu, lapisan ini masuk jauh ke
dalam otak untuk membawa pembuluh darah berkontak erat
dengan sel-sel ependim yang mealapisi ventrikel. Hubungan ini
penting dalam pembentukan CSS (Sherwood,2011)
Gambar 2.5 Lapisan Otak (Sherwood,2011)
Stroke adalah kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh
darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat,atau jika robek atau bocor.
Stroke , atau cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak
dengan cepat,karena gangguan suplai darah ke otak. Hal ini dapat terjadi karena
iskemia (berkurangnya alira darah) dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosis,
arterial embolism) atau adanya hemorrhage (perdarahan). Stroke iskemik yang
biasanya disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada penderita stroke dan
mencapai 85%,sedangkan stroke perdarahan hanya 15% tetapi stroke perdarahan
dapat menyebabkan kematian pada 40% pasiennya. Yang perlu diperhatikan juga
stroke iskemik ringan yang gejalanya mirip stroke,tetapi akan hilang dengan
sendirinya dalam 24 jam (trainsent ischemic attacks (TIA)). Hal ini terjadi karena
penyumbatan pembuluh darah hanya terjadi sementara. Tetapi bagaimanapun, jika
hal ini terjadi maka hanya terjadi sementara. Tetapi bagaimanapun jika hal ini
terjadi maka kemungkinan terjadinya stroke berikutnya yang lebih berat dapat
terjadi. Di Indonesia stroke terjadi pada 12 dari 1.000 orang dan 1 dari 7 pasien
yang mengalami stroke akan meninggal.
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke
hemorrhagik. Sebuah prognosis hasil sebuah penelitian di Korea menyatakan
bahwa 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria dengan prevalensi berupa
hipertensi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Berdasarkan sistem
TOAST, komposisi terbagi menajdi 20,8% LAAS, 17,4% LAC, 18,1% CEI,
16,8% UDE dan 26,8% ODE.
a. Stroke hemorragik
b. Stroke Iskemik
2.2.2 Patofisiologi
Hingga saat ini patofisiologi stroke merupakan studi yang sebagian besar
didasarkan pada serangkaian penelitian, terhadap berbagai proses yang saling
terkait, meliputi kegagalan energi,hilangnya homeostatis ion sel, asidosis,
peningkatan kadar Ca2+ sitosolik,eksitositas,teksisitas dengan radikal
bebas,produksi asam arakidonat,sitotoksitas dengan sitokina, aktivasi sistem
komplemen, disurpsi sawar darah otak, aktivasi sel glial dan infiltrasi leukosit.
2.2.3 Pencegahan
b. Generasi Kedua
1. Merupakan pengembangan dari generasi ke satu.
2. X-ray : Narrow Fan Beam
3. Gerakan : Translate – Rotate
4. Detektor : Multi Detector ( 3-60) Linier Array Detector
5. Rotasi : 180 Derajat
6. Waktu : 20 Detik - 2 Menit / Scan Slice
7. App : Head Scanner
CT scan generasi kedua masih menggunakan prinsip translation-rotation tapi
yang membedakannya dengan generasi pertama pada generasi ini digunakan
detektor berjenis series. Pada generasi ini waktu yang diperlukan untuk satu kali
scanning paling cepat sebesar 5 – 150s. Gambaran gerakan tabung dan detector
pada alat CT Scan generasi kedua :
Gambar 2.8 Gerakan tabung dan detektor pada alat Ct Scan generasi kedua.
c. Generasi Ketiga
1. Pengembangan dari generasi kedua.
2. X-ray : wide fan beam
3. Gerakan : rotate – rotate
4. Detektor : multi detector (10-280) curve array detector
5. Rotasi : 360 derajat
6. Waktu : 1,4-14 detik / scan slice
7. App : whole body scanner
d. Generasi Keempat
1. Pengembangan Dari Generasi III
2. X-Ray : Wide Fan Beam
3. Gerakan : Stationary-Rotate System
4. Detekto : Multi Detector (424-2400), Slip Ring Detector
5. Rotasi : 360 Derajat
6. Waktu : <10 Detik / Scan Slice
7. App : Whole Body Scanner
CT Scan Generasi Ini Detektornya Berbentuk Seperti Cincin Yang
Dinamakan Ring. Sehingga Hanya Tabungnya Saja Yang Berputar 360 Derajat
Dan Detektornya Statis (Diam). Waktu Yang Diperlukan Untuk Satu Kali
Scanning Selama 1 – 5s. Gambaran gerakan tabung dan detector pada generasi
keempat :
Gambar 2.10 Gerakan tabung dan detektor pada Ct Scan generasi keempat
e. Generasi Kelima
f. Generasi Keenam
1. Pengembangan dari generasi III dan IV
2. X-Ray : Wide Fan Beam
3. Gerakan : Stationary-Rotate System, Meja Bergerak
Dalam Terowongan Gantry Selama Scanning (Spiral CT)
4. Detektor : Multi Detector (424-2400), Slip Ring Detector
5. Rotasi : 360 Derajat
6. Waktu : <10 Detik / Scan Slice
7. App : Whole Body Scanner (Multi Slice, 3D, 4D)
g. Generasi Ketujuh
Komponen Ct Scan :
1. Gantry
Gantry terdiri dari tabung sinar x, detector, dan kolimator. Gantry biasanya dapat
di sudutkan hingga 300 diseriap arah seperti yang diperlukan untuk ct scan kepala
atau tulang belakang.
2. Tabung sinar x
Tabung snar x yang digunakan serupa dengan pesawat sinar x konvensional dalam
hal contruksi dan operasinya. Namun terdapat modifikasi desain untuk
memastikan bahwa tabung mampu menahan kapasitas panas tambahan karena
kenaikan waktu paparan.
3. Detektor array
Detector mentransmisikan sinar x menjadi cahaya lalu di konversi menjadi
energy listrik dan kedalam sinyal digital. Detektor padat dan terdiri dari dioda
ditambah dengan bahan kristal sentilator (cadmium tungstate atau rare earth oxide
ceramic ceystals). Detektor solid state mengubah energi sinar-x yang
ditransmisikan menjadi cahaya, yang diubah menjadi energi listrik dan kemudian
menjadi sinyal digital. Rangkaian detektor mempengaruhi dosis pasien dan
efesiensii unit CT.
4. Kolimator
5. Komputer
6. Operator Concsole
Parameter CT Scan :
Gambar pada CT Scan dapat terjadi sebagai hsil dari berkas sinar-x yang
mengalami pelemahan setelah menembus obyek,ditangkap detektor dan dilakukan
pengolahan dalam komputer. Penampilan gambar yang baik tergantung kualitas
gambar yang dihasilkan sehingga aspek klinis dari gambar tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menegakkan diagnosa.
Tegangan tabung (kV) yaitu beda potensial antara tabung katoda dan
anoda. Semakin tinggi awan elektron yang dihasilkan maka akan semakin kuat
menembus anoda sehinga daya tembus yang dihasilkan akan semakin besar.
Arus tabung (mA) yaitu kuat lemahnya arus yang dihasilkan sinar-x,
apabila arus tabung besar maka elektron yang dihasilkan akan semakin besar.
Adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan gantry (tabung
sinar-x dengan detektor). Rentang gantry tilt antara -300 sampai +300.
Gantry tilt bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masing-masing kasus
yang dihadapi.
2.2.10 Pitch
Saat jarak pergerakan meja selama satu putaran penuh, tabung sinar-x
sama dengan slice thickness/beam collimation, pitch ratio (pitch) yaitu 1:1 atau
sederhananya 1. Suatu pitch dengan nilai 1 menghasilkan kualitas gambar terbaik
dalam CT Scan helical. Pitch ditingkatkan untuk meningkatkan volume coverage
dan kecepatan proses scanning. Nilai pitch berada dalam range 0 sampai dengan
10, sedangkan pitch faktor antara 1 dan 2.
Adalah deretan baris dan kolom dari picture element (pixel) dalam proses
perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan salah satu struktur
elemen dalam memori komputer yang berfungsi untuk merekonstruksi gambar.
Pada umumnya matriks yang digunakan berukuran 512x512 yaitu 512 baris dan
512 kolom. Pada pemeriksaan CT Scan ukuran matriks disesuaikan dengan alat
yang tersedia. Rekonstruksi matriks berpengaruh terhadap resolusi gambar.
Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi detail gambar yang
dihasilkan. (Bushberg,2003).
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU, jaringan lunak 140
HU sampai dengan 400 HU, untuk tulang mempunyai nilai +1000 HU kadng
sampai +3000 HU. Sedangkan untuk kondisi udara nilai yang dimiliki -1000 HU.
Jaringan atau substansi lain dengan nilai yang berbeda tergantung dari nilai
pelemahannya. Jadi penampakan tulang pada monitor menjadi putih dan udara
menjadi hitam. Jaringan dan substansi lain akan dikonversi menjadi putih dan
udara menjadi hitam. Jaringan dan substansi lain akan dikonversi menjadi warna
abu-abu bertingkat yang disebut gray scale. Khusus untuk darah yang semula
dalam penampakannya berwarna abu-abu dapat menjadi putih apabila diberi
media kontras (Rasad,2011)
Komponen CT Scan
1. Akuisisi Data
Pada metode ini tabung sinar–X bergerak mengelilingi pasien yang juga
bergerak. Pada metode ini, berkas sinar-x membentuk pola spiral atau helical.
Data untuk rekonstruksi citra pada setiap slice diperoleh dengan interpolasi.
Teknik ini memiliki kelebihan dalam waktu yang relatif cepat.
2. Rekontruksi Gambar
Setelah pengukuran data transmisi yang dikumpulkan oleh detektor, data tersebut
akan dikirim ke computer untuk pengolahan. Computer tersebut menggunakan
teknik matematika khusus untuk merekonstruksi gambar CT ke dalam jumlah
terbatas dari step yang disebut degngan reconstruction algorithms.
Secara umum komputer merupakan pusat dari proses CT scan, hal ini melibatkan
mini komputer dan terkait mikroprosesor untuk melakukan fungsi tertentu. Pada
beberapa CT Scan, susunan prosesor melakukan perhitungan kecepatan tinggi dan
mikroprosesor melakukan pelakasanaan gambar.
3. Display Gambar
3. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig, tidak boleh
memakai perhiasan atau logam apapun agar tidak menutupi hasil
pemeriksaan.
7. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila
pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut
pasien dari jelly atau obat-obatan.
Prosedur :
Berbagai kelainan dari beberapa jaringan maupun organ tubuh dapat dideteksi
dengan pemeriksaan CT-Scan, yaitu pada bagian tubuh :
1. Kepala, leher, tulang belakang (infeksi, tumor, kelainan pembuluh darah)
4. Rongga Perut atau abdomen (Hati, ginjal, limpa, pankreas, tractus biliaris
1. Kelebihan CT Scan
2. Kekurangan CT Scan
a. Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 400% dari
radiasi sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib
memberitahu kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan.
c. Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan
gambar.
Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala
Indikasi (Bontrager,2018)
Parameter scan
Anatomi Otak
PEMBAHASAN
Nama : Ny. W
Umur : 63 th
Alamat : Cimahi
No RM : 165xxx
Ruang/poli : R.XIII
c. Parameter Scanning
Protocol : Brain Emergency
Cerebrm (
kV : 120kVp
Pitch :
Window Level : 40
KESAN :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan pada kasus ini yaitu untuk
memahami dengan seksama teknik pemeriksaan CT Scan Kepala dengan klinis
Stroke Infark untuk bekal saat penanganan pasien kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN