Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Non Hemoragic Stroke (NHS) adalah suatu gangguan

vaskuler yang menyerang pembuluh darah di otak. NHS terjadi karena

aliran darah ke otak terhenti yang disebabkan oleh aterosklerosis atau

pembekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.

Menurut WHO stroke merupakan urutan kedua penyakit

mematikan setelah penyakit jantung. Angka kejadian stroke di

Indonesia setiap tahun terjadi 500.000 penduduk dan sekitar 25%

atau 125.000 orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat

ringan bahkan bisa menjadi cacat berat.

Sejauh ini penanganan pasien NHS untuk keperluan

penegakan diagnosia di RS biasanya diperlukan tindakan

pemeriksaan CT-Scan di Radiologi untuk memperlihatkan kelainan-

kelainan pada organ pembuluh darah di Otak.

Ct-Scan merupakan alat diagnostik sinar-x dengan metode

tomografi transversal yang akan menghasilkan gambaran irisan

melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma. (Grey Scale

dan J.Alexander)

Berdasarkan hasil pengamatan di Rumah Sakit TK. II

Pelamonia Makassar terdapat beberapa pemeriksaan Ct-Scan, salah

satunya ct kepala dengan kasus Non Hemoragic Stroke (NHS) dimana

1
2

kasus ini sering di temukan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia

Makassar.

Dengan demikian Standar Operasional Procedure

merupakan suatu keharusan yang perlu diperhatikan oleh setiap

instansi pengola radiasi ,karena akan meningkatkan kualitas dan

pengelolahan radiasi tetapi juga akan meningkatkan keselamatan dan

kesehatan pekerja dan lingkungan.

Berdasarkan dengan uraian diatas maka penulis tertarik

meneliti serta menyusun dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Evaluasi Standar Operasional Procedure (SOP) Pemeriksaan

Ct-Scan Kepala Pada Kasus Non Hemoragic Stroke (NHS) di Rumah

Sakit TK. II Pelamonia Makassar”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Ct-scan

Kepala pada kasus NHS di Instalasi Radiologi Rumah Sakit TK. II

Pelamonia Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan

Ct-Scan kepala di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang

Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Ct-Scan Kepala di

Instalasi Radiologi.
3

2. Manfaat Ilmiah

Dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa dan

peneliti lainnya teruntuk menjadi salah satu acuan untuk

meningkatkan kualitas praktek dilahan nantinya.

3. Manfaat Institusi

Dapat dijadikan sebagai acuan literatur atau bacaan oleh

mahasiswa Atro Muhammadiyah Makassar

4. Manfaat Masyarakat

Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan pembaca

tentang Standar Operasional Prosedur pemeriksaan Ct-Scan

kepala pada kasus NHS


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi, dan Patologi

1. Anatomi Kepala

Berdasarkan hasil tinjauan dari buku Merrill’s Atlas of

radiographic Positioning & Procedures volume two edisi 12 tahun

2011 pada halaman 263 s/d halaman 275 yang menjelaskan

bahwa kepala atau tengkorak terletak pada bagian superior

Columna Vetebra. Tengkorak membentuk rangka kepala dan

muka yang terdiri dari 22 tulang terpisah dibagi menjadi dua

kelompok yang berbeda yaitu 8 tulang tengkora dan 14 tulang

wajah. Tulang tengkorak membentuk pelindung / perumahan

bagi otak sedangkan tulang wajah memberikan struktur, bentuk,

dan dukungan untuk wajah.

4
Gambar 2.1Tengkorak AP dan Lateral

a. Tulang Tengkorak (cranial bones)

Tulang-tulang yang berfungsi untuk melindungi otak (gubah

otak), terdiri dari :

1) Frontal atau tulang dahi

2) Parietal atau tulang ubun-ubun

3) Occipital atau tulang kelapa belakang

4) Ethmoid atau tulang tapis

5) Sphenoid atau tulang baji

6) Temporal atau tulang pelipis

b. Sutura di tengkorak

Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama

lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura. Sutura-sutura

tersebut adalah :

5
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara frontal dan

parietal.

2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara parietal kiri dan

kanan.

3) Sutura lamboidea/lamboidalis yang menghubungkan antara

parietal dan occipital.

4) Sutura squamosa yang menghubungkan antara parietal dan

temporal.

c. Tulang wajah (facial bones)

Berdasarkan hasil tinjauan dari buku Merrill’s Atlas of

radiographic Positioning & Procedures volume two edisi 12 tahun

2011, tulang wajah memberi bentuk dan struktur pada wajah

serta menyokong tulang-tulang di dalam wajah, Melindungi

bagian tepi atas sistem pernafasan dan saluran

pencernaan, Bersama-sama cranial membentuk lengkung mata.

Wajah terdiri dari beberapa tulang yaitu :

1) Maxilla atau tulang rahang atas

2) Mandibula atau tulang rahang bawah

3) Zygomaticum atau tulang pipi

4) Palatine

5) Nasale atau tulang hidung

6) Lacrimale atau tulang air mata

7) Orbitale atau tulang mata

8) Inferior nasal conchae

6
9) Vomer

d. Otak

Otak merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena

merupakan pusat kendali semua bagian tubuh, yang dimana otak

merupakan bagian dari semua saraf sentral yang terletak didalam

rongga tengkorak(cranium) yang dibungkus oleh selaput otak

yang kuat, Otak terdiri dari:

1) Serebrum(Otak Besar)

Merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak,

berbentuk seperti telur, dan mengisi penuh bagian depan

serta atas rongga tengkorak. Fungsi serebrum yaitu:

a. Sebagai memori atau penyimpanan ingatan

b. Pusat persarafan yang menangani aktifitas mental, akal,

intelegensia, keinginan dan memori.

c. Pusat menangis, buang air besar dan buang air kecil.

2) Trunkus Serebri(Batang otak)

Fungsi dari batang otak yang paling utama adalah sebagai

pengatur pusat pernafasan dan pengaturan gerakan refleks

dari tubuh.

3) Serebellum(Otak Kecil)

Otak kecil terletak pda bagian depan dan belakang tengkorak,

bentuknya oval, bagian yang mengecil pada bagian sentral

disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral disebut

hemisfer. Kekerasan yang mengalami serebellum akan

7
mampu menggerakan otot dan tulang, kesukaran untuk

menelan dikarenakan tidak dapat mengontrol otot yang

menggerakan lidah dan rahang.

Gambar 2.2 Anatomi otak

2. Fisiologi Kepala

Tulang tengkorak tentu penting untuk dibicarakan apa saja

fungsinya. Disebut-sebut tulang tengkorak adalah salah satu tulang

yang paling penting untuk mendukung dan menjaga tubuh tetap

dapat berjalan sesuai aktivitas yang ada. Oleh sebab itu, berikut ini

tiga fungsi penting dari tulang tengkorak dalam kehidupan :

a. Menjaga Otak dan Sistem Saraf

Sesuai dengan namanya tentu tulang tengkorak adalah

tulang yang merupakan rumah dari otak. Otak adalah pusat

8
sistem saraf manusia. Intinya jika tidak ada penjagaan yang

terbaik, maka otak mudah rusak dan terancam akan tidak dapat

mengontrol sistem kehidupan manusia lagi. Efek samping paling

sederhana dari gangguan otak adalah sakit kepala cluster, sakit

kepala yang terjadi dibeberapa bagian saja secara berkala.

Untuk itu dibutuhkan suatu tengkorak. Tengkorak akan menjadi

benteng penjaga otak agar tidak terkena apapun yang

membahayakannya dari luar.

b. Melindungi Kepala dari Cedera

Kepala juga dapat dilindungi dengan menggunakan tulang

tengkorak. Tengkorak merupakan tulang yang kuat yang akan

menjaga kepala seseorang tetap sehat. Kita pastinya pernah

mendengar bahwa kepala seringkali terkena resiko cedera.

Resiko cedera ini akan berbahaya jika tidak ada tulang

tengkorak. Tulang tengkorak ini yang akan terkena pukulan lebih

dulu misalnya, saat sedang dalam keadaan berbahaya. Jadi

pukulan sebisa mungkin ditahan oleh tengkorak sebelum

mengenai organ penting di kepala, sehingga berbagai penyebab

sakit kepala yang diawali oleh cedera pun dapat dicegah.

c. Menggerakkan Rahang untuk Sistem Pencernaan

Rahang merupakan bagian dari tulang tengkorak di

kepala. Bagian rahang ini adalah penggerak agar dapat

mengonsumsi dan mencerna makanan. Rahang mampu

digerakkan untuk mengunyah makanan hingga halus.

9
3. Patologi Kepala

Kepala merupakan salah satu bagian terpenting karena di

dalamnya terdapat otak yang mengendalikan seluruh aktivitas tubuh

manusia. Kepala manusia juga terdapat beberapa penyakit yang

tentunya sangat mengganggu aktivitas. Berikut adalah beberapa

penyakit yang menyerang kepala manusia.

a. Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di dalam

tengkorak sehingga otak membengkak. Secara harfiah,

hidrosefalus berarti “air di otak”. Hidrosefalus terjadi dikarenakan

adanya masalah aliran cairan serebrospinal. Cairan ini

mengelilingi sumsum otak dan tulang belakang dan berfungsi

sebagai pembawa nutrisi ke otak, membuang limbah dari otak,

dan menjadi bantalan otak. Aliran cairan tersebut bisa saja

tersumbat atau produksi cairannya yang berlebihan. Akibatnya

tekanan otak tinggi sehingga otak terdorong ke tengkorak dan

merusak jaringan otak.

b. Stroke

Stroke adalah penyakit yang ditandai dengan adanya

gangguan pembuluh darah yang menuju otak sehingga

beberapa jaringan otak mengalami kematian. Hal tersebut dapat

menyebakan kehilangan beberapa fungsi motorik. Gangguan

tersebut dapat berupa sumbatan, penyempitan, atau pecahnya

pembuluh darah. Kebiasaan merokok, diabetes, dan hipertensi

10
menjadi pemicu utama stroke. Stroke berdasarkan atas jenisnya

terbagi menjadi :

1. Non Hemoragic Stroke

Non Hemoragic Stroke terjadi karena aliran darah ke otak

terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah

menyumbat suatu pembuluh darah

2. Hemoragic Stroke

Hemoragic Stroke terjadi karena pembuluh darah pecah,

sehingga menghambat alira darah merembes ke dalam

suatu daerah di otak dan merusaknya. (Fatimah Detty N,

2009)

c. Migrain

Migrain adalah rasa sakit pada kepala yang disertai

dengan mual, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya

meningkat. Pikiran, keturunan, kafein, dan terik matahari diduga

menjadi penyebab utama migrain. Gejala migrain dapat dikurangi

dengan obat penghilang rasa sakit dan obat abortif. Penderita

sebaiknya diberikan istirahat dan lebih baik lagi jika ia tertidur.

d. Trauma Kepala

Trauma kepala adalah segala bentuk cedera fisik yang

mengenai bagian dahi, tulang kepala, atau otak. Terkena

hantaman keras pada bagian kepala kemungkinan sudah

menjadi hal biasa saat melakukan berbagai aktivitas olahraga

seperti bermain sepak bola, basket atau bertanding bela diri.

11
Meskipun demikian, adanya trauma kepala dapat menyebabkan

gangguan kesehatan yang serius dan dampaknya dapat

bermacam-macam, tergantung efek hantaman terhadap kepala

bagian luar dan otak.

e. Kanker Otak

Kanker otak adalah penyakit kanker yang menyerang

otak. Penyakit ini tentu sangat berbahaya karena otak adalah

bagian terpenting manusia. Penderitanya bisa siapa saja mulai

dari yang berusia lanjut bahkan anak-anak. Penyebab kanker

otak adalah malnutrisi, alkohol, kebiasaan merokok, dan

narkoba. Gejala kanker otak mulai dari rasa sakit seperti

tertekan, kehilangan fokus, perubahan perilaku, dan beberapa

anggota badan tidak bisa digerakan.

f. Fraktur

Fraktur tulang tengkorak merupakan fraktur yang terjadi

pada tulang tengkorak yang terdiri dari fraktur linear atau

depresi. Fraktur linear mungkin terjadi pada kubah atau basis

tengkorak sedangkan fraktur depresi terjadi bisa terbuka dan

tertutup.

g. Osteitis Deformans

Osteitis deformans adalah suatu penyakit metabolisme

pada tulang, dimana tulang tumbuh secara tidak normal, menjadi

lebih besar dan lunak. Osteitis deformans adalah gangguan

tulang yang ditandai oleh pola remodeling tulang yang

12
dipercepat. Osteitis deformans dapat disebabkan oleh infeksi

virus (paramyxoviruses) disamping faktor genetik.

h. Osteomielitis

Osteomielitis adalah infeksi tulang yang disebabkan oleh

bakteri. Ada dua jenis osteomielitis, yaitu akut dan kronis. Gejala

osteomielitis akut bisa berupa nyeri tulang, demam, serta

pembengkakan dan kemerahan pada area yang terinfeksi.

Biasanya nyeri tulang yang dirasakan pada kondisi ini cenderung

parah. Osteomielitis akut kerap menimpa tulang panjang di

daerah kaki. Selain bagian tersebut, tulang punggung dan lengan

juga menjadi lokasi yang biasanya kena dampak.

Jenis osteomielitis berikutnya adalah kronis. Osteomielitis

kronis merupakan infeksi tulang. Beberapa gejala yang bisa

muncul pada kasus osteomielitis kronis adalah nyeri tulang,

pembengkakan di area yang terinfeksi, tubuh terasa lelah tanpa

alasan, menggigil, mengeluarkan keringat berlebihan, dll.

B. Tinjauan Umum Tentang Pesawat Ct-scan

1. Computer Tomography scanner (CT-scan)

CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu

alat pencitraan atau prosedur medis untuk menggambarkan bagian-

bagian tubuh tertentu menggunakan bantuan sinar-x. Pencitraan

organ tubuh yang dapat dilihat yaitu tulang, pembuluh

darah,kepala, jaringan lunak dalam tubuh, seperti ginjal, hati, dan

lain-lain.

13
Tujuan utama penggunaan ct scan adalah untuk

pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot

dan tulang, tenggorokan, rongga perut.

Ct Scan mulai dipergunakan sejak tahun 1970 dalam alat

bantu dalam proses diagnosa dan pengobatan pada pasien

neurologis. Gambaran Ct Scan adalah hasil rekonstruksi komputer

terhadap gambar X-Ray. Gambaran dari berbagai lapisan secara

multiple dilakukan dengan cara mengukur densitas dari substansi

yang dilalui oleh sinar X.

2. Prinsip Dasar Pesawat Ct-scan

Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi

yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama

memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu

obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya

adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan

pada citra yang dihasilkan.

Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi,

informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih

(overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati

tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto

rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang

lintang obyek yang diinspeksi.

Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran

kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan

14
oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan

oleh teknik radiografi konvensional. CT Scanner menggunakan

penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya

tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh

gambaran panampang-lintang dari badan.

Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara

perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner

berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen.

Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai

berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan

yang digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).

Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit .

Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak

makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum

proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur,

adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk

meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan

untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.

3. Struktur Komponen Dasar Pesawat Ct-scan

Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat ct

scan, Komponen-komponen tersebut meliputi:

a. Meja Pemeriksaan

Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan

untuk dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan

15
terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice

selesai, maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai

ketebalan slice ( slice thickness ).

b. Gantry

Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang di

dalamnya terdapat tabung sinar-x, filter, detektor, DAS ( Data

Acquisition System ). Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada

gantry ini juga dilengkapi dengan indikator data digital yang

memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi

objek dan kemiringan gantry. Pada pertengahan gantry

diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor yang letaknya

selalu berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi

objek yang akan dilakukan scanning.

c. X-ray control

X-ray control terdiri dari sinar X bertegangan tinggi dan

RARC (Rapid Accelarator Rotor Controler) dan indikator tabung

sinar X. X-ray control ini berperan penting saat melakukan

pemanasan tabung sinar X.

d. Detector

Pada instrumen CT terdapat dua jenis detektor yang

lazim digunakan yaitu :

1) Gas filled ionization chamber detector

2) Scintilation kedua crystal photo-Multiplier tube detector

e. Operator Display Consol (ODC)

16
Komputer merupakan otak dari instrument Ct yang

berfungsi melakukan proses scanning, rekonstruksi dan

pengolahan data, peragaan gambar (image display), serta

analisis gambar.

f. Multi Format Camera

Multi format secara kamera digunakan untuk

menghasilkan gambar permanen yang dibuat pada suatu film.

Dengan alat ini, maka operator dapat memformat suatu slide

pada sebidang film sesuai dengan yang diinginkan (kebutuhan)

g. Image Storage Unit

Image Storage Unit berfungsi untuk menyimpan gambar

dalam waktu yang ridak terbatas sehingga sewaktu-waktu dapat

dilakukan akses ulang suatu data penderitaan yang dikehendaki.

Terdapat sejumlah tempat penyimpanan data (memory storage

unit) dan yang paling popular adalah magnetic tape unit dan

magnetic hard disk, tetapi kadang-kadang pula digunakan flopy

disc, optikal disc, dan optikal tape.

17
4. Prinsip Kerja Ct-scan

Gambar 2.3 Bagan Prinsip Kerja CT Scanner

Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber

radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x

tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas

sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan

kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas

sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah

oleh integrator menjadi tegangan listrik analog.

Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan

dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah

menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C)

yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan

menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar

yang ditampilkan ke layar monitor TV.

18
Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan

Multi Imager atau Laser Imager. Berkas radiasi yang melalui suatu

matferi akan mengalami pengurangan intensitas secara

eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan

intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-

radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas

terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang

dipancarkan.

Dalam CT scan untuk menghasilkan citra obyek, berkas

radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang

obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh

detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data

masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk

menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai

rekonstruksi.

5. Proses Data

Suatu sinar yang melewati celah sempit (narrow beam)

yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari perubahan posisi dari

tabung Xray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor.

Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

19
Gambar 2.4 Collimator dan Detektor

Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian

dikonversi menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke

komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :

Gambar 2.5 Proses pembentukan citra

Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka

sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D

Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer

sehingga membentuk citra yang sebenarnya. Hasilnya dapat

dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.

20
C. Kerangka Konsep

Persiapan
Pemeriksaan

1. Pasien
2. Alat & Bahan
3. Posisi Pasien

Parameter
Pesawat

1. Range
2. Slice Thicknes
Standar Operasional Prosedur (SOP)
3. FOV
Pemeriksaan Ct-Scan Kepala
4. Gantry tilt
5. Faktor eksposi
6. Alghoritma
7. Window width
8. Window level

Hasil radiograf

Hasil
pemeriksaan

Gambar 2.6 Bagan Kerangka Konsep

21
D. Definisi Operasional

Standar Operasional prosedur (SOP) adalah urutan rangkaian

pemeriksaan yang harus diikuti oleh petugas radiologi. Adapun

Prosedur teknik pemeriksaan Ct-scan kepala meliputi :

1. Persiapan pemeriksaan

a) Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus, pastikan pasien tidak

memakai aksesoris di sekitar kepala seperti anting-anting,

penjepit rambut harus dilepas terlebih dahulu sebelum

pemeriksaan dilakukan, karena akan menyebabkan artefak.

Untuk kenyamanan pasien mengingat pemeriksaan dilakukan di

ruangan ber-Ac sebaiknya tubuh pasien diberi selimut. (Brooker,

1986)

b) Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan

kepala yaitu Pesawat Ct-scan, Dry view (pencetak radiograf),

Film radiografi, pengganjal kepala, Selimut.

c) Posisi Pasien

Pasien supine (baring) diatas meja pemeriksaan

2. Parameter pesawat Ct-scan

Parameter pesawat Ct-scan adalah untuk pengontrolan eksposi

dan output gambar yang optimal, yaitu meliputi :

22
a) Slice thicknes

Tebalnya irisan atau potongan obyek yang di periksa, Slice

thicknes yang tebal akan menimbulkan gambaran yang

mengganggu seperti garis-garis dan apabila slice thicknes

terlalu tipis akan menimbulkan noise yang tinggi.

b) Range

Perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice thicknes dengan

ketebalan irisan berbeda pada masing-masing range tetapi

masih dalam satu volume investigasi ( Keseluruhan lapangan

dari obyek yang diperiksa).

c) FOV

Diameter maksimal dari gambaran yang akan direkonstruksi.

d) Gantry tilt

Sudut yang dibentuk antara bidang vertical dengan gantry

(tabung sinar-X dan detector)

e) Faktor eksposi

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi, meliputi

tegangan tabung (kV), arus tabung (mA), dan waktu (s).

f) Algorithma

Prosedur matematis yang digunakan dalam merekontruksi

gambar. Semakin tinggi rekonstruksi alghoritma yang dipilih

maka akan semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan

dihasilkan

g) Window width

23
Rentang nilai computed tomography yang di konversi menjadi

gray levels untuk ditampilkan dalam Tv monitor.

h) Window level

Nilai tengah yang di gunakan untuk penampilan gambar.

3. Hasil Radiograf

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif

dengan pendekatan studi kasus. Kualitatif deskriptif yaitu suatu jenis

penelitian yang hanya menggambarkan suatu penelitian tanpa adanya

pengujian eksplanatori.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk menunjang kelancaran penyusunan karya tulis ini,

Pemeriksaan direncanakan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia

Makassar mulai bulan Desember tahun 2018 sampai bulan Februari

tahun 2019.

C. Objek Penelitian

Obyek penelitian dalam proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah

tentang Standar Opersional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Ct-Scan

Kepala Pada Kasus NHS meliputi Persiapan Alat dan Bahan,

Persiapan Pasien, Teknik Pemeriksaan dan Hasil Radiografi dimana

yang menjadi informan adalah seluruh petugas di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit TK. II Pelamionia Makassar meliputi Kepala Instalasi,

kepala ruangan, Radiografer.

25
26

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara meliputi

Persiapan Alat dan Bahan, Persiapan Pasien, Teknik Pemeriksaan

dan Hasil Radiografi.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu peneliti mengamati jalannya pemeriksaan Ct-

scan kepala pada kasus NHS yang dilakukan di Instalasi Radiologi

di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar.

2. Wawancara, yaitu penulis mewawancarai Radiografer yang

berhubungan dengan pemeriksaan Ct-scan kepala pada kasus

NHS di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar untuk

mengumpulkan data yang diperlukan pada penelitian.

3. Dokumentasi, yaitu peneliti mencatat dan mendokumentasikan

hasil radiograf pemeriksaan Ct-scan kepala di Rumah Sakit TK. II

Pelamonia Makassar
27

F. Alur Penelitian

Persiapan

Memahami Konsep Standar Operasional


Prosedur (SOP) Prosedur pemeriksaan Ct-scan

Mengikuti Jalannya Pemeriksaan Ct-scan

Mengidentifikasi masalah Standar


Operasional Prosedur Pemeriksaan Ct-scan

Pencatatan Masalah Standar Operasional


prosedur Pemeriksaan Ct-scan

Analisis

Interpretasi Data

Kesimpulan
28

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. Angka kejadian stroke menurut WHO (Online)


http://jurnal.uinsu.ac.id diakses tanggal 4 desember 2018
Greenfield, George B. 1973, A Manual of Radiographic
Positioning, Chicago: University of Health Sciences/The
Chicago Medical School

Anonim, 2016 Anatomi otak.pdf (Online) http://unita.lecture.ub.ac.id


diakses 6 Desember 2018

Brant H. Webb (1998). Fundamental of Body CT, Second Edition, Saunder


Company

Eugene D. Frank, dkk. 2011. MERRILL’S ATLAS of RADIOGRAPHIC


POSITTIONING dan PROCEDURUES. Amreica : Elsevier
Mosby. Limited. Ed. 12. Volume 2

Anonim, 2015. Penyakit yang menyerang kepala mausia


http://hedisasrawan.blogspot.co.id diakses 5 Desember 2018

Anonim, 2014. Tinjauan umum pesawat Ct-scan (Online)


http://repository.usu.ac.id diakses 5 Desember 2018

Anonim, 2014. Prosedur teknik pemeriksaan Ct-scan kepala (Online)


http://radiologinet,blogspot.com diakses 6 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai