PENDAHULUAN
patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala,
tulang dan jaringan otak atau kombinasinya. Cedera kepala (trauma capitis) adalah
cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang
mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan
Jika dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh yang lain, trauma kepala
dapat menimbulkan gangguan yang lebih kompleks dikarenakan struktur anatomis dan
fisiologis dari isi tengkorak lebih bervariasi. Kulit kepala juga memiliki pembuluh darah
yang banyak, sehingga apabila terjadi laserasi akan menyebabkan perdarahan yang
massif serta dapat menurunkan kualitas hidup penderita (Zwingly, Oley and Limpeleh,
2015).
Kasus cedera kepala merupakan kasus terbanyak yang dapat ditemukan di unit
gawat darurat (UGD). Di Indonesia diperkirakan terdapat 500.000 kasus kecelakaan lalu
lintas mengakibatkan trauma kapitis tiap tahunnya (Djaja et al., 2016). Di negara-negara
maju kejadian cedera kepala mencakup 26% dari jumlah seluruh kasus kecelakaan yang
menyebabkan seseorang tidak bisa bekerja lebih dari satu hari selama jangka panjang
(Salim, 2015),(Christanto et al., 2015). Untuk menghindari efek samping berat dari
cedera kepala tersebut, maka dibutuhkan penangan medis yg cepat dan tepat sesuai
dengan tingkat keparahannya. Salah satu modalitas yang digunakan untuk mendiagnosa
secara tepat cedera kepala adalah modalitas MSCT. Modalitas CT-Scan memiliki
biasanya pada kasus cedera, pemeriksaan CT-Scan sangat membantu dalam menampakan
pedarahan di otak dan dapat mengetahui ada tidaknya fraktur yang tidak dapat
Menurut Bruce W. Long (2016) posisi pasien pada pemeriksaan MSCT kepala
adalah supine di atas meja pemeriksaan dengan kepala pasien berada pada head holder,
range scanning meliputi Skull base sampai dengan vertex. Sedangkan di instalasi
Radiologi RSUD Tabanan range scanning untuk MSCT kepala dengan kasus cedera
cervical. Tentunya metode khusus seperti ini mempunyai maksud dan fungsi tersendiri
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai teknik
dalam bentuk laporan kasus dengan judul: “Teknik Pemeriksaan MSCT kepala pada
1.2.1 Bagimana teknik pemeriksaan MSCT kepala pada Kasus Post Trauma di
1.2.2 Bagaimana informasi citra anatomi pada pemeriksaan MSCT kepala dengan
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui teknik pemeriksaan MSCT kepala pada Kasus Post Trauma
1.4 Manfaat
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta
Dengan hasil laporan kasus ini dapat memberi masukan dan saran yang
berguna bagi rumah sakit, dalam hal ini instalasi radiologi pada umumnya dan
TINJAUAN TEORI
Otak merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Otak sebagai
pusat kendali segala kegiatan yang dilakukan organ-organ tubuh yang lain. Menurut
Cinamon VanPutte (2016), pada umumnya otak dibagai menjadi empat bagian utama,
yaitu:
Batang otak adalah penghubung antara susunan syaraf tepi dengan otak.
Batang otak terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mid brain (otak tengah).
Fungsi utama dari batang otak antara lain untuk mengatur detak jantung, tekanan
Keterangan Gambar :
1. Thalamus
2. Infundibulum
3. Pons
4. Pyramid
5. Medulla oblongata
6. Diancephalon
7. Midbrain
8. Brainstem
Medulla oblongata terletak pada bagian inferior dari batang otak dan
Foramen magnum sampai dengan pons. Medulla oblongata memiliki fungsi yang
koordinasi.
2.1.3 Pons
penghubung antara cerebrum dan cerebellum. Pada bagian inferior pons memiliki
fungsi pernafasan, menelan dan keseimbangan. Bagian lain dari pons berguna
Terletak pada bagian superior dari pons dan merupakan bagian terkecil dari
batang otak. Otak tengah berfungsi pada pengaturan pergerakan mata, pengaturan
Otak kecil terletak menempel dengan batang otak, dengan beberapa konektor
2.1.6 Diancephalon
Diancephalon adalah bagian dari otak antara batang otak dan cerebrum.
Cerebrum adalah bagian otak terbsesar, yang terdiri dari hemisphere kanan
dan kiri dan dipisahkan dengan longitudinal fissure. Bagian dari permukaan
occipatilis dan lobus temporalis. Di antara lobus frontalis dan parietalis dipisahkan
Keterangan Gambar:
1. Sulcus
2. Gyrus
Keterangan Gambar :
1. Polus frontalis 6. Lobus temporalis
2. Fisura longitudinalis cerebri 7. Sulcus parietooccipitalis
3. Lobus frontalis 8. Lobus occipitalis
4. Sulcus centralis 9. Polus occipitalis
5. Lobus parietalis
Keterangan Gambar:
1. Polus frontalis 7. Lobus occipitalis
2. Lobus frontalis 8. Incisura preoccipitalis
3. Sulcus centralis 9. Polus temporalis
4. Lobus parietalis 10. Sulcus lateralis
5. Sulcus parietooccipital 11. Lobus temporalis
6. Polus occipitalis
ingkat yang lebih tinggi, dan bahasan ekspresif, serta fungsi syaraf motorik.
keseimbangan
Menurut Frank H. Netter (2011) Tulang tengkorak atau Cranium atau Skull terdiri
yang menyusun Cranium dengan delapan tulang yang berada pada neurocranium dan 14
berikut.
Tabel 2.1 Nama tulang penyusun Cranium dan jumlahnya (Netter 2011)
Neurocranium Viscerocranium
Ethmoid 1 Zygomatic 2
Frontal 1 Vomer 1
Sphenoid 1 Maxilla 2
Parietal 2 Nasal 2
Temporal 2 Palatine 2
Lacrimal 2
Mandible 1
Jumlah 8 Jumlah 14
darah.
2.2.5 Terdiri dari beberapa rongga dengan fungsi tertentu. Dari beberapa rongga,
(nasal, oral)
Keterangan Gambar:
Keterangan Gambar:
Hampir seluruh tulang cranium dihubungkan dengan sutura. Sutura dapat dikatakan
sebagai persendian antara tulang yang berada pada cranium. Dengan bertambahnya usia,
sutura akan terbuntuk sempurna sehingga setiap tulang dapat menjadi terhubung satu
2.2.3 Sutura lambdoidea, yang memisahkan tulang parietal dan temporal dari occipital
2.2.4 Sutura squamosa, yang memisahkan bagian squamosa tulang temporal dan
parietal
2.2.5 Sutura sphenosquamosa, yang memisahkan bagian squamos tulang temporal dari
2.2.6 Sutura frontalis (Metopic), yang memisahkan kedua tulang frontalis. Sutura ini
muncul saat bayi baru dilahirkan dimana kedua tulang frontal masih terpisah.
Keterangan Gambar:
1. Frontal bone
2. Coronal suture
3. Bregma
4. Parietal bone
5. Sagittal suture
6. Parietal foramen
7. Lambda
8. Lambdoid suture
9. Sutural bone
patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit
kepala, tulang dan jaringan otak atau kombinasinya. Cedera kepala (trauma
capitis) adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung
tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringa otak itu sendiri, serta
2.3.2 Etiologi
b. Kecelakaan kerja
d. Kejatuhan benda
e. Luka tembak
2.3.3 Klasifikasi
Berat ringannya cedera kepala bukan didasarkan berat ringannya gejala yang
muncul setelah cedera kepala. Ada beberapa klasifikasi yang dipakai dalam
tumpul dan cedera kepala tembus. Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan
dengan kecelakaan mobil, motor, jatuh atau pukulan benda tumpul. Cedera
kepala tembus disebabkan oleh peluru atau tusukan. Adanya penetrasi selaput
durameter menentukan apakah suatu cedera termasuk cedera tembus atau cedera
tumpul.
b. Beratnya Cedera
GCS 13– 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran (pingsan) kurang dari 30
GCS< 8, kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
Penghitungan GCS berdasar repon yang diberikan. Respon tersebut trcantum dalam
c. Morfologi Cedera
1) Fraktur cranium
Fraktur kranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dan dapat
terbentuk garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup.
2) Lesi Intrakranial
Lesi ini diklasifikasikan dalam lesi local dan lesi difus, walaupun kedua
jenis lesi sering terjadi bersamaan. Yang termasuk dalam lesi lokal yaitu:
darah dalam otak pecah dan terjadi perdarahan. Pasien dapat pingsan,
daerah arteri kecil yang melayani ganglia basal, thalamus, dan batang
perdarahan otak.
c) Perdarahan Subdural hematoma
Perdarahan ini terjadi karena terjadi akibat robeknya salah satu cabang
e) Perdarahan Subarachnoid
f) Cedera Difus
akselerasi dan deselerasi, dan ini merupakan bentuk yang lebih sering
Menurut Bontrager, 2010, sistem CTScan terdiri dari tiga komponen utama
yaitu gantry, komputer, dan operator console. Ketiga sistem tersebut termasuk
dalam sitem computing dan peralatan imaging yang memiliki tingkat kerumitan
yang tinggi.
Gambar 2.10 Unit CTScan (John P. Lampignano, 2018)
a. Gantry
pemeriksaan kepala atau spine. Meja CTScan (atau yang biasa disebut
Gambar 2.11 Unit CTScan, meja pemeriksaan (couch) dan gantry. (John
P. Lampignano, 2018)
b. Tabung Sinar-x
waktu eksposi.
c. Detektor
d. Kolimator
pertama diletakkan pada rumah tabung sinar-x yang disebut pre pasien
kolimator dan kolimator yang kedua diletakkan antara pasien dan detektor
e. Komputer
tingkat kecanggihan yang tinggi. Satu buah komputer untuk sistem operasi
pemeriksaan, yang disebut dengan protocol. Selain itu juga dapat melihat
kV, mA, slice thickness, pitch, field of view, dan lain-lain. Parameter
berada di lokasi lain atau digunakan oleh ahli radiologi atau teknolog.
elektronik.
pada PACS dapat menggunakan kombinasi optical disk dan hard disk
laser juga bisa digunakan untuk mencetak gambar atau penyimpanan hard
Penampilan gambar yang baik tergantung dari kualitas gambar yang dihasilkan
sehingga aspek klinis dari gambar tersebut dapat dimanfaatkan dalam rangka
a. Slice Thickness
Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek yang
b. Range
adalah sama yaitu 5-10 mm mulai dari apeks paru sampai diafragma.
c. Faktor Eksposi
meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s).
50 cm. FoV yang kecil maka akan mereduksi ukuran pixel (picture
menjadi lebih teliti. Namun, jika ukuran FoV terlalu kecil maka area yang
e. Gantry Tilt
f. Rekonstruksi Matriks
matriks yang digunakan berukuran 512 x 512 (512 2) yaitu 512 baris dan
g. Rekonstruksi Algorithma
dipilih, maka semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan dihasilkan.
Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue, dan
h. Window Width
diambil dari nama penemu MSCT kepala pertama kali yaitu Godfrey
Hounsfield.
Berikut ini tabel nilai CT pada jaringan yang berbeda penampakannya
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU. Untuk tulang
kondisi udara nilai ini adalah–1000 HU. Diantara rentang tersebut merupakan
jaringan atau substansi lain dengan nilai berbeda-beda pula tergantung pada
menjadi putih dan penampakan udara hitam. Jaringan dan substansi lain akan
dikonversi menjadi warna abu-abu yang bertingkat yang disebut Gray Scale.
i. Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk
perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level ini menentukan
Pitch adalah jangka waktu yang berhubungan dengan suatu kecepatan dan
jarak. Pada MSCT helical, pitch didefinisikan sebagai jarak (mm) pergerakan
meja MSCT selama satu putaran tabung sinar-X. Pitch digunakan untuk
menghitung pitch ratio, yang mana merupakan suatu rasio pada pitch untuk
kepala secara keseluruhan hampir sama, hanya terdapat persiapan pasien seperti
dan gigi palsu dengan tujuan agar tidak timbul artefak. Selain itu untuk
memastikan bahwa kepala tidak rotasi dan miring, disebutkan bahwa dilihat dari
Midsagital Plane(MSP) pasien yang sudah tegak lurus dengan lantai. Sedangkan
untuk memastikan tidak adanya rotasi dengan cara dilihat dari kedua sisi kepala
kanan dan kiri yang saling simetris. Apabila keadaan pasien gelisah, sebaiknya
Pada hari Kamis, 4 Januari 2024, seorang pasien datang ke Instalasi Radiologi
diantar oleh perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan data pasien sebagai
berikut:
Nama : Mr. X
Umur : 54 tahun
No. RM : 810xxx
Klinis : CKR
perawat IGD saja tanpa diantar oleh pihak keluarga karena pada saat awal
kejadian identitas pasien belum diketahui. Perawat IGD datang dengan lembar
permintaan pemeriksaan CT-Scan kepala atas permintan dokter jaga IGD, yakni
dr. Dian.. Dalam lembar permintaan pemeriksaan radiologi tertulis klinis CKR
(cedera kepala ringan) dengan kesadaran pasien menurun dan kondisi pasien
1) Alat
a) Pesawat MSCT
Merk : SIEMENS
Kondisi : Baik
2) Persiapan Pasien
1) Posisi Pasien
2) Posisi objek
Tempatkan kepala pasien pada head holder. Atur kepala sehingga MSP
dengan body strap agar selama pemeriksaan tidak bergerak. Dan pasien
ber-AC
3) Proses Scanning
Dimana dalam sistem ini terdapat lima jendela utama yaitu Examination,
perintah START. Klik tombol yang berlambang radiasi pada kontrol box
penyinaran (FOV) dengan batas atas vertex dan batas bawah colurmna
vertebrae cervical 7
tombol pada kontrol box. Lalu tekan START kembali. Proses scanning
dimulai dan dihasilkan gambar MSCT. Berikut ini adalah protocol MSCT
Penyudutan : 00
Gantry
Pitch : 0,55
Direction : Cranoicaudal
FOV : 206 mm
Proses ini berlangsung pada jendela utama 3D. Proses ini diwali dengan
menekan tombol Patient Browser pada keyboard. kemudian akan muncul kotak
nama Head Trauma 1.0 J30s 3 dan untuk kondisi bone pilih Head Trauma 1.0
potongan axial dengan mengaktikan icon rotate image. Jika sudah simetris
kemudian klik icon parallel ranger, maka akan muncul tampilan sebagai
berikut:
Image Thicness 5,0 mm dan distance between images 5,0mm juga sedangkan
kemudian save as dan ganti nama folder pada kolom range series name menjadi
Axial Brain.
potongan axial, hanya saja pada kotak dialog parallel ranger pilih menu
Coronal Brain.
Untuk membuat potongan sagital klik pada gambar potongan sagital
kemudian klik icon parallel ranger, selanjutnya adalah menekan icon vertical
Ranges, kemudian atur Image Thicness 5,0 mm dan distance between images
Selanjutnya klik start, kemudian save as dan ganti nama folder pada kolom
range series name menjadi Sagital Brain. Lakukan langkah yang sama seperti
diatas untuk membuat potongan gambar pada kondisi tulang, hanya saja pilih
5) Membuat Gambaran 3D
pada folder 1,0 J30S 3, dengan langkah awalnya adalah double klik pada
potongan coronal kemudian ganti kondisi gambar dengan cara klik kanan pada
seperti gambaran head holder dengan menggunakan menu VOI Punch Mode.
Gambar 3.9 Tampilan gambaran 3D sebelum dan sesudah menggunakan menu VOI Punch
Mode
Radial Ranges. Pada kotak dialog Radial Ranges, yakni tepatnya pada kolom
Number of Images ketik angka 180., sehingga akan muncul seperti gambar
berikut:
Tarik garis kuning pada tengah gambar berlawanan arah dengan jarum jam,
6) Mengukur Perdarahan
lakukan pada gambar kondisi brain potongan 1,0mm. Langkah pertama adalah
menu region growing pada pojok kiri atas, maka akan muncu gambar seperti
berikut:
Gambar 3.11 Menu Ragion Growing
Klik lama pada area perdarahan hingga seluruh area perdarahan berubah
warna, jika sudah klik menu threshold, kemudian masukan nilai threshold
terrendah dan tertinggi sesuai dengan nilai HU pada area perdarahan tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan klik menu create a finding from the selected
object yang berlogo seperti bendera kuning, akan muncul volume perdarahan
secara otomatis.
disimpan dan dikirim ke komputer work statioan dengan cara double klik pada
Adapun hasil bacaan Dokter Radiolog pada kasus ini adalah adanya
radiologi RSUD Tabanan dijelaskan bahwa cedera kepala baik yang ringan,
sedang dan berat biasanya erat kaitannya dengan fraktur cervical. Dulu sebelum
kebijakan FOV MSCT kepala pada kasus cedera kepala dibuat semaksimal
mungkin, biasanya dokter jaga IGD selain mengirim permintaan MSCT kepala
coronal dan sagital kepala dengan sangat baik juga dapat meunjukan gambaran
3.2 Pembahasan
Dari segi persiapan pasien, tidak terdapat persiapan khusus, hal ini
Hanya Pada kondisi pasien yang gelisah, diberikan sedasi agar keadaan pasien
adanyashading artifact.
sehingga memerlukan area scanning yang luas yaitu dari vertex sampai dengan
columna vertebrae cervical agar tampak seluruh kelainan yang akan dinilai.
dengan kasus cedera kepala dilakukan dengan Image Thickness 5 mm, dan
yaitu window brain menjadi window bone. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas adanya patologis bila pada windowbrain tidak dapat
cervical adalah agar dapat menunjukan gambaran potongan axial, coronal dan
sagital kepala dengan sangat baik juga dapat meunjukan gambaran potongan
kepala baik yang ringan, sedang dan berat biasanya erat kaitannya dengan
fraktur cervical
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari seluruh isi laopran kasus ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1 Keseluruhan teknik pemeriksaan MSCT kepala pada klinis Cedera Otak
Trauma” hampir keseluruhan sudah sesuai dengan teori dengan posisi pasien
supine (head first ) dan Image Thickness dibuat 5 mm sudah sesuai dengan
teori yang ada. Pengolahan citra yang dilakukan meliputi perubahan window,
yaitu window brain menjadi window bone dan juga ditambah dengan
intra cranial.
4.1.2 Pembuatan lapangan penyinaran MSCT kepala pada kasus cedera kepala
cervical adalah agar selain dapat menunjukan gambaran potongan kepala juga
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis yakni sebaiknya tidak seluruh
luas dapat memberikan radiasi hambur yang besar kepada pasien dan juga kepada
dilakukan kepada pasien-pasien yang mengalami cedera kepala dan juga kecurigaan
Long, Bruce W. Jeannean Hall Rollins. Barbara J. Smith. 2016. Merrill’s Atlas of
Radiographic Positioning & Procedures Vol. III 13th Ed. Missouri: Elsevier
Netter, Frank H. 2011. Atlas of Human Anatomy 5th Ed. Missouri: Elsevier
Saladin, Keneth S. 2010. Anatomy & PhysiologyThe Unity of Form and Function 8 th Ed. New
Seeram, Euclid. 2009. Computed Tomography Physical Principles, Clinical Application, and
VanPutte, Cinamon, Jenifer Regan, Andrew Russo. 2016. Seeley’s Essential of Anatomy &