TRAUMA KEPALA
disusun oleh :
Pembimbing:
dr. Febria Rahayu S., Sp. Rad
disusun oleh :
Pembimbing:
dr. Febria Rahayu S., Sp. Rad
Trauma kepala atau head injury adalah kerusakan pada setiap struktur bagian kepala
yang disebabkan oleh trauma dan berakibat disfungsi cerebral sementara sampai disfungsi
permanen. Trauma kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif, dan sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas dan terjatuh
dari ketinggian.(1)
Di Indonesia kejadian trauma kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000
kasus. Dari jumlah diatas, 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Trauma
kepala dapat terjadi ringan sampai dengan trauma kepala berat, hal ini tergantung terhadap
penyebab dari cedera itu sendiri. Trauma kepala merupakan keadaan yang serius, sehingga
diharapkan para dokter mempunyai pengetahuan praktis untuk melakukan pertolongan
pertama pada penderita. Prognosis pasien trauma kepala akan lebih baik bila
penatalaksanaan dilakukan secara tepat dan cepat.(2)
Pada penderita korban trauma kepala, yang harus diperhatikan adalah pernafasan,
peredaran darah dan kesadaran, sedangkan tindakan resusitasi, anamnesa dan pemeriksaan
fisik umum dan neurologist harus dilakukan secara serentak. Tingkat keparahan trauma
kepala harus segera ditentukan pada saat pasien tiba di Rumah Sakit.(2)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tulang Tengkorak
Terdiri dari kalvaria dan basis kranii. Tulang tengkorak terdiri dari beberapa
tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital. Basis cranii dibagi atas 3 fosa
yaitu fosa anterior tempat lobus frontalis, fosa media tempat temporalis dan fosa
posterior ruang bagi bagian bawah batang otak dan serebelum.
3
3. Meningens
Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu :
Duramater
Duramater (dalam Bahasa latin disebut “hard mother”/meningens
fibrosa/jaringan parenkim) adalah membrane yang tebal dan paling dekat dengan
tengkorak. Dura mater, bagian terluar, adalah lapisan fibroelastik sel, tidak
mengandung kolagen ekstraselular, dan memiliki ruang ekstraselular yang signifikan.
Bagian tengah lapisan meningens adalah yang paling banyak mengandung jaringan
ikat. Lapisan tengah meningens terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan endosteal, yang
terletak paling dekat dengan calvaria (tengkorak), dan lapisan meningeal dalam, yang
terletak lebih dekat ke otak. Lapisan ini berisi pembuluh darah besar yang bercabang
menjadi kapiler dan berjalan ke pia mater. Dura mater adalah suatu kantung yang
menyelubungi arachnoid dan mengelilingi saluran scrams besar (sinus dural) yang
membawa darah dari otak menuju jantung.(4)
Dura memiliki empat bagian, terdiri dari 1) Falx cerebri, bagian terbesar,
memisahkan belahan otak. Mulai dari puncak frontal tulang frontal dan galli crista
berjalan ke oksipital internal. 2) Tentorium, terbesar kedua, berbentuk bulan sabit;
memisahkan lobus oksipital dari otak. 3) Falx, terletak di bagian inferior tentorium
cerebri, memisahkan belahan serebelum. 4) Diaphragma sellae, meliputi kelenjar dan
sella turcica.
4
Selaput Arakhnoid
Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang. Selaput
ini dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari
pia mater oleh spatium yang terisi oleh liquor serebrospinalis. Perdarahan sub
arakhnoid umumnya disebabkan akibat trauma kepala
Piamater
Piamater (dalam Bahasa latin disebut “tender mother”) adalah yang sangat
halus. Ini adalah amplop meningeal yang melekat pada permukaan otak dan sumsum
tulang belakang dan semua bagian otak (termasuk gyri dan sulci). Ini adalah yang
sangat tipis terdiri dari jaringan fibrosa tertutup di permukaan luarnya dengan
selembar sel datar yang tidak permeable terhadap air. Piamater ditembus oleh
pembuluh darah ke otak dan sumsum tulang belakang, dan kapiler yang memberikan
nutrisi pada otak.
Ruang subarachnoid adalah ruang yang terdapat di aantara arachnoid dan pia
mater, yang berisi cairan cerebrospinal. Biasanya, duramater melekat pada tengkorak,
tetapi di sumsum tulang belakang, dura mater dipisahkan dari tulang (vertebra) oleh
ruang yang disebut ruang epidural, yang mengandung pembuluh darah dan lemak.
Arachnoid melekat pada dura mater, sedangkan pia mater melekat pada jaringan
sistem saraf pusat. Ketika dura mater dan arachnoid terpisah oleh karena cedera atau
sakit, ruang antara mereka adalah ruang subdural. Terdapat ruang subpial dibawah pia
mater yang memisahkannya dari glia limitans.
4. Otak
Otak merupakan suatu struktur gelatin dengan berat pada orang dewasa sekitar 14
kg. Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu proensefalon (otak depan) terdiri dari
serebrum dan diensefalon, mesensefalon (otak tengah) dan rhombensefalon (otak
belakang) terdiri dari pons, medula oblongata dan serebellum.
Otak dibangi menjadi 5 lobus, yaitu Lobus frontal adalah yang terbesar dari empat
lobus bertanggung jawab untuk banyak fungsi yang berbeda, termasuk keterampilan
motorik seperti gerakan volunter, fungsi intelektual dan fungsi perilaku. Daerah yang
menghasilkan gerakan di bagian tubuh yang ditemukan di korteks motor utama atau gyrus
precentral. Korteks prefrontal memainkan peran penting dalam memori, kecerdasan,
konsentrasi, marah dan kepribadian.
Premotor cortex adalah daerah yang ditemukan di samping korteks motor utama.
Area Broca, penting dalam produksi bahasa, ditemukan dalam lobus frontal, biasanya di
sisi kiri. Oksipital lobus - lobus ini terletak di bagian belakang otak dan memungkinkan
manusia untuk menerima dan memproses informasi visual. Oksipital lobus di sebelah
kanan menafsirkan sinyal visual dari ruang visual kiri, sedangkan lobus oksipital kiri
melakukan fungsi yang sama untuk ruang visual yang tepat.
Parietal lobus - lobus ini menafsirkan secara bersamaan, sinyal yang diterima dari
daerah lain otak seperti penglihatan, pendengaran, motorik, sensorik dan memori. Memori
seseorang dan informasi sensorik baru diterima, memberi makna objek. Temporal Lobes -
lobus ini terletak di setiap sisi otak pada sekitar tingkat telinga, dan dapat dibagi menjadi
dua bagian. Satu bagian adalah di bagian bawah (ventral) dari masing-masing belahan,
dan bagian lain di sisi (lateral) dari masing-masing belahan. Daerah di sisi kanan terlibat
dalam memori visual dan membantu manusia mengenali obyek dan wajah orang-orang.
Daerah di sisi kiri terlibat dalam memori verbal dan membantu manusia mengingat dan
memahami bahasa. Bagian belakang lobus temporal memungkinkan manusia untuk
menafsirkan emosi dan reaksi orang lain.
Otak kecil terletak di bagian belakang otak di bawah lobus oksipital dan
dipisahkan dari otak oleh tentorium (lipatan dura). Otak kecil berfungsi mempertahankan
postur tubuh, keseimbangan atau ekuilibrium, dengan mengontrol tonus otot dan posisi
anggota badan. Otak kecil adalah penting dalam kemampuan seseorang untuk melakukan
tindakan yang cepat dan berulang-ulang seperti bermain video game. Di otak kecil,
kelainan kanan sisi menghasilkan gejala pada sisi yang sama dari tubuh.
5. Vaskularisasi Otak 6
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat
arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk sirkulus Willisi.
Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan
tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus
venosus cranialis
2. Fraktur diastasis
Fraktur diastasis adalah jenis fraktur yang terjadi pada sutura tulang
tengkorak yang menyebabkan pelebaran sutura-sutura tulang kepala. Jenis
fraktur ini terjadi pada bayi dan balita karena sutura-sutura belum menyatu
dengan erat.
7
3. Fraktur kominutif
Fraktur komunitif adalah jenis fraktur tulang kepala yang memiliki lebih
dari satu fragmen dalam satu area fraktur.
4. Fraktur impresi
Fraktur impresi tulang kepala terjadi akibat benturan dengan tenaga besar
yang langsung mengenai tulang kepala. Fraktur impresi pada tulang kepala
dapat menyebabkan penekanan atau laserasi pada duramater dan jaringan
otak, fraktur impresi dianggap bermakna terjadi jika tabula eksterna segmen
yang impresi masuk dibawah tabula interna segmen tulang yang sehat.
2. Lesi Intrakranial
EDEMA CEREBRI
Edema cerebri merupakan akumulasi cairan secara abnormal di dalam jaringan otak
yang kemudian menyebabkan pembesaran secara volumetric.(8) Edema cerebri disebabkan
karena peningkatan cairan intrasel, hipoksia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
iskemia serebral, meningitis, dan cedera. (9)
Trauma otak menyebabkan fragmentasi jaringan dan kontusio, merusak sawar darah
otak (SDO), disertai vasodilatasi dan eksudasi cairan sehingga timbul edema. Edema
menyebabkan peningkatan tekanan pada jaringan dan pada akhirnya meningkatkan TIK, yang
pada gilirannya akan menurunkan aliran darah otak (ADO), iskemia, hipoksia, asidosis
(penurunan pH dan peningkatan PCO2), dan kerusakan SDO lebih lanjut. Siklus ini akan
terus berlanjut hingga terjadi kematian sel dan edema bertambah secara progresif kecuali bila
dilakukan intervensi. (9) 9
Gambar 7. Vasogenic dan Cytotoxic Edema(10)
Pada edema cerebri, tidak tampak perbedaan antara gray matter dan white matter, sulcus
menyempit,, dan bisa tampak kompresi ventrikel. (10)
10
seperti bergerigi. Adanya hematom di daerah fissure interhemisfer dan tentorium juga
menunjukan adanya hematom subdural.
2) SDH Kronis
Trauma yang signifikan bukan satu-satunya penyebab hematoma subdural.
Hematoma subdural kronis dapat terjadi pada lansia setelah trauma kepala yang
tampaknya tidak signifikan. Seringkali, peristiwa yang mendahului tidak pernah
diakui. Hematoma subdural kronis merupakan penyebab demensia yang dapat
diobati. Sebagian kecil kasus hematoma subdural kronis berasal dari hematoma
subdural akut yang telah matang (yaitu, cair) karena kurangnya pengobatan. (15)
Pada CT Scan terlihat adanya komplek perlekatan, transudasi, kalsifikasi yang
disebabkan oleh bermacam- macam perubahan, oleh karenanya tidak ada pola
tertentu. Pada CT Scan akan tampak area hipodens, isodens, atau sedikit hiperdens,
berbentuk bikonveks, berbatas tegas melekat pada tabula. Jadi pada prinsipnya,
gambaran hematom subdural akut adalah hiperdens, yang semakin lama densitas ini
semakin menurun, sehingga terjadi isodens, bahkan akhirnya menjadi hipodens. (13)
14
arteri anterior. Bekuan fisura Sylvian berkorelasi dengan aneurisma arteri serebral tengah
ipsilateral. Jika darah terdapat di fossa posterior, hal ini menunjukkan perdarahan dari
aneurisma sirkulasi posterior.