Anda di halaman 1dari 20

ULKUS MOOREN

PENDAHULUAN

Ulkus kornea : diskontinuitas atau hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea.1
Berdasarkan lokasi: ulkus kornea sentral dan ulkus kornea perifer.
Ulkus kornea sentral ulkus kornea bakterialis, ulkus kornea fungi, ulkus kornea viral dan ulkus
kornea Acanthamoeba
Ulkus kornea perifer ulkus kornea marginal dan ulkus mooren.2

1. Alhassan MB, Rabiu M, Agbabiaka IO. Interventions for Moorens Ulcer (Review). The Cochrane Collaboration. 2014, p.1-17.
2. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. 14th Ed. Alih bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya Medika. 2012: 220
PENDAHULUAN
Ulkus mooren adalah ulkus keratitis perifer (ulkus perifer kornea) yang sangat nyeri dan kronis, merupakan
penyakit autoimun yang jarang ditemukan.
Ulkus perifer stromal progresif sirkumferensial menyebar ke bagian sentral.
Gejala ulkus Mooren : nyeri hebat, fotofobia, penurunan visus dan mata berair.3,4
Ulkus mooren jarang dijumpai, sering ditemui di Negara Afrika bagian selatan dan tengah, Cina, dan India.
Kietzman (1989): > , <<< anak-anak.
37 kasus ulkus mooren di Nigeria yang terjadi pada laki-laki yang sehat usia 20-30 tahun.1,5
Ilyas (2014), usia pertengahan bilateral, usia lanjut unilateral.6
Ulkus mooren sangat sulit dibedakan dengan ulkus perifer kornea idiopatik.
Diagnosis yang tepat penting dilakukan untuk penatalaksanaan lebih lanjut demi menghindari terjadinya
komplikasi.

1. Alhassan MB, Rabiu M, Agbabiaka IO. Interventions for Moorens Ulcer (Review). The Cochrane Collaboration. 2014, p.1-17.
3. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, edisi 17. EGC. 2013, p.8-10.
4. American Academy of Ophtalmology. Fundamental and Prinsiples of Ophtalmology. Section Basic and Clinical Science Cource. 2011-2012, p.247
5. Smolin G., Throft RA: The Cornea, Scientific Foundations and Clinical Practice, 3rd edition, Boston, Little Brown, 1989, p.408-413
6. Sidarta, I. dan Sri Yulianti. 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 170.
ANATOMI KORNEA
ULKUS MOOREN
DEFINISI

Ulkus keratitis perifer (ulkus perifer kornea) kronis yang sangat nyeri dan meluas dari luar ke
bagian dalam.
Biasanya mengenai kedua bola mata
1/3 kasus tidak diketahui penyebabnya.1

1. Alhassan MB, Rabiu M, Agbabiaka IO. Interventions for Moorens Ulcer (Review). The Cochrane Collaboration. 2014, p.1-17.
EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian rendah.


Terjadi pada orang dewasa, pernah dilaporkan terjadi pada anak usia 3 tahun.
Kietzman (1898) melaporkan 37 kasus ulkus mooren di Nigeria.
Secara primer terjadi pada laki-laki sehat, usia 20-30 tahun, perjalanan penyakit terjadi sangat
cepat, dapat melibatkan dan merusak jaringan kornea secara total dalam waktu 6 minggu.
Perforasi jarang terjadi (36%).5
Ulkus Mooren sering ditemukan di Negara Afrika bagian tengah dan selatan, Cina, dan India.
> , <<< anak-anak1

1. Alhassan MB, Rabiu M, Agbabiaka IO. Interventions for Moorens Ulcer (Review). The Cochrane Collaboration. 2014, p.1-17.
5. Smolin G., Throft RA: The Cornea, Scientific Foundations and Clinical Practice, 3rd edition, Boston, Little Brown, 1989, p.408-413
KLASIFIKASI

Wood dan Kaufman membagi ulkus Mooren berdasarkan onset usia, manifestasi klinik, dan prognosis :2
Tipe I : Limited type atau Benign Moorens ulcer
biasanya unilateral, gejala klinis yang ringan sampai sedang.
Tipe ini cenderung terjadi pada usia yang lebih tua (lebih dari 35 tahun)
memiliki respon yang baik terhadap pengobatan medikamentosa maupun tindakan operasi.
Tipe II: Atypical type atau malignant Moorens ulcer
biasanya bersifat progresif.
Kasus bilateral biasanya terjadi pada penderita yang lebih muda (kurang dari 35 tahun).
Tipe ini disertai rasa yang sangat sakit dan tidak respon terhadap segala bentuk terapi.

2. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. 14th Ed. Alih bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya Medika. 2012: 220
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinis dan hasil fluorescein angiografi pada segmen anterior :1
Tipe I : Unilateral Moorens ulceration (UM)
- Wanita, usia yang lebih tua, progresif, disertai rasa sakit.
- Terjadi obliterasi pada pembuluh darah superficial di dareah limbus.
Tipe II : Bilateral Aggressif Moorens ulceration (BAM)
- Usia lebih muda, perjalanan penyakit lebih cepat secara sirkumferensial.
- Terjadi kebocoran pembuluh darah dan terbentuk pembuluh darah baru yang meluas sampai ke daerah dasar ulkus.
Tipe III: Bilateral Indolent Moorens ulceration(BIM)
- Usia pertengahan, ulkus dimulai pada daerah perifer, progresif pada kedua mata, sedikit respon inflamasi.
- Terjadi retensi pembuluh darah baru ke dalam ulkus.

1. Alhassan MB, Rabiu M, Agbabiaka IO. Interventions for Moorens Ulcer (Review). The Cochrane Collaboration. 2014, p.1-17.
ETIOLOGI

Penyebab masih belum diketahui


Respon autoimun memegang peranan yang sangat penting.
Faktor pencetus : helminthiasis dan infeksi hepatitis C.
Infeksi lain : Herpes simplex, herpes zooster, sifilis dan tuberculosis.1,2,5
HLA (Human Limfosit Antigen) memainkan peranan penting dalam respon imun.
Terdapat hubungan ulkus Mooren dengan beberapa penyakit imun lain, seperti reumatoid artritis,
grave disease, dan multiple sklerosis.2
PATOGENESIS
Bersifat idiopatik, diduga terdapat keterlibatan proses autoimun.
Antibodi indikator gangguan imunologi sebagai reaksi terhadap jaringan konjungtiva dan kornea yang terlibat.
Trauma, pembedahan, dan infestasi parasit (cacing) faktor predisposisi.
Inflamasi yang terjadi akibat trauma dan infestasi parasit dapat menimbulkan suatu respon antigen-antibodi pada
kornea atau konjungtiva.6
Gottsch et al Calgranulin C, terdapat pada stroma kornea mata dan neutrofil. Reseptor calgranulin C
terdapat pada permukaan tubuh cacing infestasi cacing merupakan faktor predisposisi ulkus Mooren.6
Autoimun selular dan humoral sel plasma, sel PMN, eosinophil, sel mast, immunoglobulin dan komplemen.
Martin dkk mekanisme terjadinya proses ulserasi, adanya penyakit sistemik, infeksi atau trauma dapat
mengubah antigen pada kornea yang menyebabkan terjadinya respon selular dan humoral.6
GEJALA KLINIS
Rasa sakit disertai mata merah, berair dan silau.
Ulkus dimulai dari perifer kornea melingkar dan meluas dari luar kedalam. Perforasi bila terjadi trauma
dan infeksi sekunder.1,7
Biasanya terjadi di daerah fissure interpalpebral infiltrat tipis keabu-abuan di sekitar limbus; dapat
membentuk ulkus marginal dalam beberapa minggu.
Daerah medial dan lateral kuadran lebih sering. 1,2,7
Ulkus mooren melibatkan kornea, ulkus perifer kornea melibatkan sklera.7
Banyak pasien yang mengalami ulkus kornea terjadi parasitemia. Hal ini memungkinkan terjadinya reaksi
antigen-antibodi terhadap toksin cacing atau antigen yang tersimpan dalam limbus kornea selama fase
perdarahan dari infestasi parasit.6,5,8,9
Gambar 2.2. Ulkus Mooren.7 Gambar 2.3. Ulkus Mooren dengan ulkus pada
limbus superior yang parah dan menipis.7

7. American Academy of Ophtalmology. External Disease and Cornea Section. Basic and Clinical Science Cource. 2011-2012,
p.214
DIAGNOSA
Anamnesis
Keluhan berupa nyeri pada mata, injeksi siliar, injeksi konjungtiva, dan fotofobia.
Pemeriksaan fisik
- Ulkus pada kornea perifer, iris sukar dilihat, kornea edema, infiltrat sel radang pada kornea.3,7
Perhatikan adanya skleritis, keterlibatan limbus, sensasi kornea, blepharitis dan keratitis, ulkus pada stroma kornea, epitel
kornea, dan bagian lainnya membedakan dengan keratitis ulseratif perifer.7,8
Perhatikan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kolagen: rheumatoid arthritis, wegeners granulomatosis, poliarteritis
nodose; penyakit degenerasi kornea (Terriens marginal degenerasi dan degenerasi pellucid).8
Pemeriksaan laboratorium
Diffrensial blood cell count, erythrocyte sedimentation rate (ESR), rheumatoid factor, fiksasi komplemen, antinuclear antibody,
immune complex, urinalisis, chest x-ray dan sinus film, pemeriksaan enzim hati, veneral disease research(VDRL) test, fluorescent
treponemal antibody absorption (FTA-ABS), blood urea nitrogen (BUN) dan jumlah kreatinin.
menyingkirkan dd penyakit vaskular kolagen, infeksi, malignansi, dan penyakit-penyakit lain yang disebakan adanya iskemik
dan oklusi.8
TERAPI

Steroid topical
Reseksi konjungtiva
Immunosuppressive chemotherapy
Prosedur Operasi lainnya
superficial lamellar keratectomy mengurangi proses inflamasi dan merangsang proses
penyembuhan kornea.
KOMPLIKASI8,10

Uveitis anterior ringan dan sedang


Glaukoma sekunder
Katarak
Astigmatisma iregula
PROGNOSA

Ulkus mooren dapat terjadi pada kasus ringan yang unilateral dan tidak mengancam visus
sampai dengan kasus yang bilateral dan mengancam visus.
KESIMPULAN
Ulkus Mooren adalah ulkus perifer kornea yang bersifat kronis progresif sirkumferensial yang akan
menyebar ke bagian sentral
Gejala berupa rasa nyeri yang sangat hebat, buram, mata merah, fotophobia dan mata berair.
Jarang dijumpai dan biasanya idiopatik.
Banyak strategi terapi, dimulai pengobatan topikal dan oral.
Reseksi konjungtiva dan terapi operatif (ex: Lamellar Keratoplasty) dilakukan apabila pasien tidak
menunjukkan adanya perbaikan dan progresifitas penyakit terus berlanjut.
Edukasi mengenai prognosis penyakit kepada pasien meupakan hal yang penting dalam tahapan terapi
ulkus mooren.
1. Alhassan MB, Rabiu M, Agbabiaka IO. Interventions for Moorens Ulcer (Review). The Cochrane Collaboration. 2014, p.1-17.

2. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. 14th Ed. Alih bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya Medika. 2012: 220

3. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, edisi 17. EGC. 2013, p.8-10.

4. American Academy of Ophtalmology. Fundamental and Prinsiples of Ophtalmology. Section Basic and Clinical Science Cource. 2011-2012, p.247

5. Smolin G., Throft RA: The Cornea, Scientific Foundations and Clinical Practice, 3rd edition, Boston, Little Brown, 1989, p.408-413

6. Sidarta, I. dan Sri Yulianti. 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 170.

7. American Academy of Ophtalmology. External Disease and Cornea Section. Basic and Clinical Science Cource. 2011-2012, p.214

8. The Ocular Immunologi and Uveitis Foundation http://www.uveitis.org/ medical/articles/case/MU.html (diakses pada 11 Oktober 2017)

9. http://www.eMedicine.com/Americanuveitissociety/MU.html

10. Rahul V. Moorens ulcer. AECS Illumination. 2014, 14:2.

11. Yanoff M, Dukers JS, et al. Ophthalmology. 2009. P. 243-245.

12. Smolin G, Thoft RA: The Cornea, Scientific Foundations and clinical Practice, 3rd edition , Boston, Little Brown, 1989, p.408-413.

Anda mungkin juga menyukai