REFERAT
ULKUS MOOREN
Disusun Oleh:
MUHAMMAD BARKAH
N 111 19 005
Pembimbing Klinik
PENDAHULUAN
Ulkus Mooren pertama kali ditemukan oleh Bowman pada tahun 1849 dan
Mc.Kenzie pada tahun 1854 yang dikenal dengan “chronic serpiginous ulcer”
atau “ulkus roden” pada kornea. Mooren adalah orang yang pertama sekali
mempublikasikan serta menerangkan secara jelas beberapa kasus tentang
keadaan ulkus tersebut pad tahun 1863.1
Ulkus Mooren adalah ulkus keratitis perifer (ulkus perifer kornea) yang
sangat nyeri dan kronis.Ulkus Mooren jarang dijumpai dan biasanya bersifat
idiopatik dan tanpa disertai penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
terjadinya kerusakan pada kornea. Ulkus Mooren sering ditemui di Negara
Afrika bagian selatan dan tengah, cina, dan india. Penyakit ini lebih banyak
terjadi pada laki-laki daripada perempuan dan sangat jarang terjadi pada anak-
anak.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Definisi
Ulkus Mooren adalah ulkus idiopatik dari epitel dan stroma kornea yang
kronis, progresif, dan sangat nyeri. Ulkus dimulai dari kornea perifer
kemudian menyebar secara melingkar dan sentripetal. Perforasi dapat terjadi
vaskularisasi dan fibrosis pada kornea. Sangat sulit membedakan ulkus
Mooren dengan idiopatik PUK, dimana pada ulkus Mooren terdapat
gambaran keterlibatan kornea murni. 5
2.3 Epidemiologi
Ulkus Mooren sering ditemukan di Negara Afrika bagian tengah dan
selatan, Cina, dan India. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada laki-laki
dibandingkan perempuan dan sangat jarang terjadi pada anak-anak.2
.4 Klasifikasi
Wood dan Kaufman membagi ulkus Mooren berdasarkanonset usia,
manifestasi klinik, dan prognosis menjadi dua tipe:2
Tipe I : Limited type atau Benign Mooren’s ulcer,biasanya
bersifatunilateral dan gejala klinis yang ringan sampai sedang. Tipe ini
cenderung terjadi pada usia yang lebih tua (lebih dari 35 tahun) dan
memiliki respon yang baik terhadap pengobatan medikamentosa
maupun tindakan operasi.
Tipe II: Atypical type atau malignant Mooren’s ulcer,biasanya bersifat
progresif. Kasus bilateral biasanya terjadi pada penderita yang lebih
muda (kurang dari 35 tahun). Tipe ini disertai rasa yang sangat sakit
dan tidak respon terhadap segala bentuk terapi.
Watson berdasarkan gejala klinis dan hasil fluorescein angiografi pada
segmen anterior membagi ulkus Mooren atas 3 tipe,yaitu:1
Tipe I : Unilateral Mooren’s ulceration (UM),yaitu bentuk ulkus
Mooren yang terjadi pada penderita wanita dan usia yang lebih
tua,bersifat progresif dan disertai rasa sakit.Terjadi obliterasi pada
pembuluh darah superficial di dareah limbus.
Tipe II : Bilateral Aggressif Mooren’s ulceration (BAM),terjadi pada
penderita yang lebih muda,perjalanan penyakitnya lebih cepat secara
sirkumferensial daripada menuju sentral kornea. Terjadi kebocoran
pembuluh darah dan terbentuknya pembuluh darah baru yang meluas
sampai ke daerah dasar ulkus.
Tipe III: Bilateral Indolent Mooren’s ulceration(BIM),biasanya
terjadi pada usia pertengahan. Ditandai dengan adanya ulkus didaerah
perifer yeng bersifat progresif pada kedua mata,dan sedikit respon
inflamasi. Terjadi etensi pembuluh darah baru ke dalam ulkus
.5 Etiologi
.6 Patofisiologi
.7 Gejala Klinis
Gejala klinis ulkus Mooren yang terpenting adanya rasa sakit yang
disertai dengan mata merah, berair dan silau. Ulkus Mooren juga bersifat
kronik progresif. Ulkus biasanya dimulai dari perifer kornea yang melingkar
dan meluas dari luar kedalam. Perforasi dapat terjadi apabila terjadi trauma
dan adanya infeksi sekunder.2,7
Pada beberapa pasien, kemungkinan sangat sulit untuk membedakan
ulkus Mooren dari ulkus perifer kornea idiopatik. Perbedaan penting yang
diutamakan adalah pada ulkus Mooren melibatkan kornea sedangkan pada
ulkus perifer kornea melibatkan sklera.7
Banyak pasien yang mengalami ulkus kornea terjadi parasitemia. Hal
ini memungkinkan bahwa terjadinya reaksi antigen-antibodi terhadap toksin
cacing atau antigen yang tersimpan dalam limbus kornea selama fase
perdarahan dari infestasi parasit.7
.8 Diagnosa
2.9 Tatalaksana
2.10 Komplikasi
Uveitis anterior ringan dan sedang dapat terjadi pada penderita ulkus
Mooren, glaukoma sekunder dan katarak juga dapat terjadi akibat komplikasi
lanjut dari penyakit ini. Astigmatisma iregular dapat terjadi akibat adanya
penipisan di daerah perifer kornea. 8
DAFTAR PUSTAKA