MOOREN
Ananda Putri Absari, S.Ked
04084821921088
Pembimbing:
Contoso
DR. dr. Anang Tribowo, Sp.M (K)
Pharmaceuticals
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. KESIMPULAN
OUTLINE
Contoso
Pharmaceuticals
page 2
PENDAHULUAN
Contoso
Pharmaceuticals
page 3
PENDAHULUAN
page 4
PENDAHULUAN
Contoso
Pharmaceuticals
page 5
TINJAUAN PUSTAKA
Contoso
Pharmaceuticals
page 6
KORNEA
Contoso
Pharmaceuticals
page 7
KORNEA
Contoso
Pharmaceuticals
page 8
DEFINISI
Contoso
Pharmaceuticals
page 9
ETIOLOGI
Contoso
Pharmaceuticals
page 10
EPIDEMIOLOGI
Contoso
Pharmaceuticals
page 11
PATOFISIOLOGI
page 12
KLASIFIKASI
page 13
KLASIFIKASI
Pembagian menurut Watson berdasarkan gejala klinis dan hasil fluorescein
angiographic pada segmen anterior membagi ulkus mooren :
• Type I : Unilateral Mooren’s ulceration (UM), terjadi pada wanita dan usia
yang lebih tua,bersifat progresif dan disertai rasa sakit. Terjadi obliterasi pada
pembuluh darah superficial di dareah limbus.
• Type II : Bilateral Aggresive Mooren’s ulceration (BAM), pada penderita yang
lebih muda,perjalanan penyakitnya lebih cepat secara sirkumferensial
daripada menuju sentral kornea. Terjadi kebocoran pembuluh darah dan
terbentuknya pembuluh darah baru yang meluas sampai ke daerah dasar
ulkus.
• Type III : Bilateral Indolent Mooren’s ulceration (BIM), biasanya terjadi pada
usia pertengahan. Ditandai dengan adanya ulkus didaerah perifer yeng
bersifat progresif pada kedua mata, dan sedikit respon inflamasi. Terjadi
extensi pembuluh darah baru ke dalam ulkus. Contoso
Pharmaceuticals
page 14
GEJALA KLINIS
• Rasa sakit yang disertai dengan mata merah, berair dan silau.
• Ulserasi biasanya dimulai pada daerah tepi kornea, terjadi di daerah fissura
interpalpebra, yaitu berupa infiltrat tipis keabuabuan di sekitar limbus.
Daerah medial dan lateral kuadran lebih sering jika dibanding daerah superior
dan inferior.
• Perbedaan penting yang diutamakan adalah pada ulkus Mooren melibatkan
kornea sedangkan pada ulkus perifer kornea melibatkan sklera
• Infiltrat tersebut dapat membentuk ulkus marginal dalam beberapa minggu
• Penurunan tajam penglihatan
Contoso
Pharmaceuticals
page 15
GEJALA KLINIS
Ulkus Mooren, ulserasi berbentuk bulan sabit dengan tepi tengah yang menjorok dan dasar
vaskularisasi terlihat di dalam tepi temporal kornea
Contoso
Pharmaceuticals
page 16
GEJALA KLINIS
Contoso
Pharmaceuticals
page 17
DIAGNOSIS
Contoso
Pharmaceuticals
page 18
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan keratitis ulseratif
didaerah perifer yang diduga disebabkan penyakit sistemik dimulai
dengan melakukan pemeriksaan lengkap, seperti diffrensial blood cell
count,erythrocyte sedimentation rate (ESR), rheumatoid factor, fiksasi
komplemen, antinuclear antibody, immune complex, urinalisis, chest x-
ray dan sinus film, pemeriksaan enzim hati, veneral disease research
(VDRL) test, fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-ABS),
blood urea nitrogen (BUN) dan jumlah kreatinin.
• Pemeriksaan darah tersebut dilakukan untukmenyingkirkan adanya
penyakit vaskular kolagen, infeksi, malignansi, dan penyakit-penyakit
lain yang disebakan adanya iskemik dan oklusi.
Contoso
Pharmaceuticals
page 19
DIAGNOSIS BANDING
Contoso
Pharmaceuticals
page 20
PENATALAKSANAAN
Contoso
Pharmaceuticals
page 21
PENATALAKSANAAN
1. Steroid topikal
• Prednisolon asetat atau prednisolon fosfat 1%, setiap jam
• Jika penyembuhan epitel tidak terjadi dalam 2-3 hari, frekuensi steroid topikal
bisa meningkat menjadi setiap setengah jam. Setelah penyembuhan terjadi,
steroid topikal dapat diturunkan secara perlahan selama beberapa bulan.
• Oral pulse therapy (Prednison 60 hingga 100 mg setiap hari) dapat
dipertimbangkan ketika terapi topikal tidak efektif setelah 7 sampai 10 hari atau
dalam kasus di mana steroid topikal dapat dikontraindikasikan karena ulkus atau
infiltrat yang dalam berbahaya.
• Tetrasiklin topikal atau medroksiprogesteron bisa digunakan untuk
antikolagenolitik.
• Lensa kontak lunak terapeutik atau eye patching dapat bermanfaat untuk tahap
ini.
Contoso
Pharmaceuticals
page 22
PENATALAKSANAAN
2. Reseksi Konjungtiva
• Apabila tidak mempan dengan steroid, maka reseksi konjungtiva harus
dilakukan dengan menggunakan anestesi topikal dan subkonjungtiva,
konjungtiva dieksisi kearah sklera setidaknya sebanyak 2 mm dari arah
sisi perifer ulkus, dan sekitar 4 mm ke arah posterior dari korneoskleral
limbus dan sejajar dari ulkus.
• Penggunaan soft kontak lens setelah dilakukan reseksi konjungtiva
berguna untuk membantu penyembuhan epitel.
• Penyembuhan konjungtiva dan ulkus tersebut dapat terjadi beberapa
hari sampai beberapa minggu setelah dilakukan prosedur ini.
Contoso
Pharmaceuticals
page 23
PENATALAKSANAAN
3. Kemoterapi Imunosupresif
• Pada kasus – kasus bilateral atau progresif dimana ulkus
Mooren gagal diterapi dengan steroid dan reseksi konjungtiva
• Dapat digunakan immunosuppressive sistemik seperti,
cyclophosphamide (2mg/kgBB/hari), methotrexate (7,5-
15mg/minggu), azathioprin (2mg/kgBB/hari) dan topikal
cyclosporine A (0,05%)
Contoso
Pharmaceuticals
page 24
PENATALAKSANAAN
4. Prosedur Pembedahan Lainnya
• Dilakukan apabila prosedur sebelumnya gagal
• Salah satunya adalah superficial lamellar keratectomy yang
bertujuan mengurangi proses inflamasi dan merangsang proses
penyembuhan kornea. Tindakan ini akan mengurangi
rangsangan antigen yang terdapat di kornea akibat suatu proses
autoimun yang menyebabkan terjadinya perlunakan stroma
Contoso
Pharmaceuticals
page 25
KOMPLIKASI
• Uveitis anterior ringan dan sedang
• Glaukoma sekunder
• Katarak
• Astigmatisma iregular
Contoso
Pharmaceuticals
page 26
PROGNOSIS
Contoso
Pharmaceuticals
page 27
KESIMPULAN
Contoso
Pharmaceuticals
page 28
KESIMPULAN
Ulkus Mooren adalah ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi
kornea dengan bagian tepinya bergaung dan bejalan progresif tanpa
kecenderungan perforasi ataupun hipopion. Penyebab Ulkus Mooren
sampai saat ini masih belum diketahui, namun diduga proses autoimun.
• Pada anamnesis akan didapatkan keluhan berupa nyeri pada mata, injeksi siliar,
injeksi konjungtiva, dan fotofobia.
• Pemeriksaan fisik menunjukkan ulkus kornea perifer berbentuk bulan sabit dengan
tepi tengah yang rusak. Defek epitel linier dapat berkembang pada margin sentral,
diikuti oleh peleburan stroma progresif.
Contoso
Pharmaceuticals
page 29
KESIMPULAN
Contoso
Pharmaceuticals
page 30
Thank You
Contoso
Pharmaceuticals
page 31