Oleh:
Pembimbing:
HALAMAN PENGESAHAN
Short Case
Topik
Oleh:
Bedside Teaching ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya periode 26 Juni - 28 Juli 2019
STATUS PASIEN
1. Identifikasi Pasienp
Nama : An. AP
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
2. Anamnesis
berwarna putih, terutama saat bangun tidur, dan pandangan kabur (-).
Keluhan pada mata tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu, maupun faktor
pencetus lainnya. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek, sakit
tenggorokan, nyeri kepala ada. Orang tua pasien mengaku telah
mengobati mata anaknya dengan obat tetes mata Rohto tetapi keluhan
tidak berkurang. Pasien berobat ke poliklinik Mata RSKM Palembang.
Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 6/6 6/6
Tekanan
P = N+0 P = N+0
intraocular
KBM Ortoforia
GBM
Funduskopi
Konjungtivitis viral OD
Konjungtivitis alergik OD
Konjungtivitis bakteri OD
Konjungtivitis viral OD
2.9 Tatalaksana
KIE
ANALISIS KASUS
An. AP, 7 tahun, datang dengan keluhan mata kanan menjadi merah sejak 1
hari yang lalu. Pandangan mata tampak kabur tidak ada. Keluhan disertai gatal
pada mata kanan, sehingga pasien mengucek-ngucek mata dengan tangan untuk
mengurangi rasa gatal. nyeri ada, mata berair ada, rasa mengganjal pada mata
tidak ada, keluar kotoran mata ada sedikit, berwarna putih, terutama saat bangun
tidur. Keluhan pada mata tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu, maupun faktor
pencetus lainnya. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan,
nyeri kepala ada. Orang tua pasien mengaku telah mengobati mata anaknya
dengan obat tetes mata Rohto tetapi keluhan tidak berkurang. Pasien berobat ke
poliklinik Mata RSKM Palembang.
toksik, berkaitan dengan penyakit sistemik. Gambaran klinis yang terlihat pada
konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva),
lakrimasi, eksudat dengan secret yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat
kelopak membengkak, kemosis, hipertropi papil, folikel, membrane,
pseudomembran, granuasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing, dan
adenopati preaurikular.
Infeksi Virus
Penyebab konjungtivitis tersering adalah infeksi virus,
khususnya Adenovirus. Patofisiologi konjungtivitis akibat
infeksi Adenovirus didahului oleh interaksi reseptor sel
primer seperti CAR, CD46, dan asam sialik dengan
protein fiber-knob. Interaksi tersebut memperantarai
penempelan virus dengan sel host pada lapisan
konjungtiva.
Internalisasi Adenovirus ke dalam endosom
sel host diperantarai oleh interaksi vitronectin-binding
integrin dengan homopentameric penton-base pada virus.
Replikasi virus akan terjadi secara lokal. Reaksi imun tipe
1 akan merespon infeksi Adenovirus pada konjungtiva
meliputi respon imunitas innate yang dimediasi oleh
11
Infeksi Bakteri
Penyebab konjungtivitis bakterial biasanya akibat infeksi
oleh flora normal yang berkolonisasi di sekitar mata
seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pneumoniae. Infeksi dapat terjadi bila lapisan epitel
konjungtiva rusak (misalnya terjadi abrasi), ada
peningkatan jumlah bakteri, dan penurunan daya tahan
tubuh host.
Selain faktor penyebab tersebut, infeksi juga dapat terjadi
akibat kontaminasi eksternal seperti pada konjungtivitis
viral. Patogenesis konjungtivitis bakteri diawali dengan
proses perlekatan bakteri (adhesion). Proses perlekatan
12