Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Kasus

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Oleh:
Muhammad Fawwazi Multazam, S.Ked 040848219221100

Pembimbing:
Prof. dr. Theresia L. T, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Oleh:
Muhammad Fawwazi Multazam, S.Ked 04084821921100

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 16 Desember – 21
Januari 2019.

Palembang, Desember 2019

Prof. dr. Theresia L. T, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV

ii
STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI
Nama : MN
Usia : 19 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Sumatera Selatan
Alamat : Rusun, Palembang
No.RM : 0001153729

Kunjungan pertama ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUP dr.


Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, tanggal 17 Desember 2019 pukul 10.00 WIB.

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis tanggal 17 Desember 2019 pukul 10.00 WIB)


Keluhan Utama:
Bercak putih disertai sisik halus di wajah yang semakin banyak kisaran 3 minggu
yang lalu.

Keluhan Tambahan:
Gatal pada bercak putih terutama pada saat berkeringat.

Riwayat Perjalanan Penyakit:


Kisaran 3 minggu yang lalu, timbul beberapa buah bercak putih disertai sisik
putih halus seukuran biji jagung pada dagu disertai gatal terutama saat berkeringat.
Pasien belum berobat.
Kisaran 1 minggu lalu, bercak putih disertai sisik halus semakin lama semakin
bertambah dan meluas hingga ukuran uang logam. Keluhan gatal makin dirasakan.
Pasien menyangkal adanya hilang rasa pada bercak. Keluhan kulit kering pada bercak
disangkal.

1
Kisaran 1 hari lalu, keluhan gatal tidak juga hilang dan bercak tidak menghilang.
Pasien berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venerologi RSMH Palembang.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat kontak dengan pasien sakit kulit berupa bercak putih atau merah yang
kurang/hilang rasa disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


 Timbul bercak putih bersisik disertai gatal pada keluarga disangkal.
 Riwayat timbul bercak putih disertai keluhan kurang rasa atau mati rasa pada
keluarga disangkal.

Riwayat Higienitas:
 Pasien terkadang bertukar handuk dengan keluarganya.
 Jarang menjemur handuk setelah digunakan
Kesan: Higienitas kurang baik

Riwayat Sosial Ekonomi:


 Pasien tinggal bersama paman, tante, dan 4 orang sepupunya. Ukuran rumah 7x6
meter persegi. Pamannya bekerja sebagai pedagang. Rata-rata penghasilannya
perbulan adalah Rp 1.500.000.
Kesan: Sosioekonomi rendah.

2
III. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 17 November 2019 pukul 10.00 WIB)
Status Generalikus
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,6ºC
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 170 cm
IMT : 20,4 kg/m2 (normoweight)
Status gizi : Gizi baik

Keadaan Spesifik
Kepala : Rambut hitam, lurus, tidak mudah dicabut, distribusi normal.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak lagoftalmus,
tidak ada Facies Leonina, tidak Madarosis.
Hidung : Tidak ada sekret.
Mulut : Tidak ada stomatitis.
Telinga : MAE lapang, MT intak, sekret tidak ada, tidak ada infiltrat
pada lobulus.
Leher : JVP (5-2) cmH2O.
Lidah : Ulkus tidak ada.
Laring : Suara parau tidak ada.
Tenggorokan : Arkus faring simetris, tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.
Thorak
Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, murmur tidak ada, gallop tidak ada.
Suara napas vesikuler normal, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada.
Paru-paru :
Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus normal.

: Akral hangat, edema pretibia tidak ada, xerosis tidak ada, iktiosis
Ekstremitas
tidak ada.
Superior : Claw hand tidak ada, drop wrist tidak ada.
Inferior : Drop feet tidak ada , claw toes tidak ada.
KGB : Pembesaran dan nyeri tekan kelenjar getah bening pada regio

3
submandibular, supraclavikula, colli, axilla, dan inguinal tidak ada.
Genitalia : Tidak ada kelainan.

Status Dermatologikus
Regio facialis dextra et sinistra
 Makula hipopigmentasi:  Multipel
 Miliar dan lentikular
 Tepi irregular
 Diskret sebagian konfluen
 Permukaan ditutupi skuama: - Warna putih
- Halus
- Kering
- Selapis

Regio mentalis
 Makula hipopigmentasi:  Multipel
 Lentikular dan numular
 Tepi irregular
 Diskret sebagian konfluen
 Permukaan ditutupi skuama: - Warna putih
- Halus
- Kering
- Selapis

4
Gambar 1. Lesi di regio facialis (tampak depan)

Gambar 2. Lesi di regio facialis (tampak samping kanan dan kiri)

5
Dermatologi Manual
Cutaneous Sign
Scratch test:Dilakukan penggoresan dengan tepi kaca objek pada lesi, tampak
skuama putih halus selapis (scratch +).
Stretch test: Melakukan peregangan lesi dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk,
didapatkan skuama putih halus selapis (stretch +).

Pemeriksaan Saraf Tepi


Palpasi
Nervus aurikularis magnus dekstra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus aurikularis magnus sinistra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus ulnaris dekstra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus ulnaris sinistra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus radialis dekstra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus radialis sinistra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus medianus dekstra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus medianus sinistra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus peroneus komunis dekstra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus peroneus sinistra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus tibialis posterior dekstra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
Nervus tibialis posterior sinistra : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan

Tes Fungsi Saraf


1. Tes Sensorik
a. Rasa nyeri : normoestesia
b. Rasa raba : normoalgesia
c. Rasa suhu : normotermoestesia
2. Tes Motorik
a. Nervus ulnaris dekstra et sinistra : Kekuatan otot jari kelingking baik
b. Nervus medianus dekstra et sinistra : Kekuatan otot ibu jari baik

c. Nervus radialis dekstra et sinistra : Kekuatan otot pergelangan


tangan kanan baik
d. Nervus peroneous komunis dekstra et sinistra: Kekuatan otot pergelangan
kaki baik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan kerokan kulit dari bercak putih disertai sisik di regio facialis sinistra

6
 Pemeriksaan ini untuk mencari elemen jamur. Kerokan kulit pada lesi pada regio
facialis sinistra ditambahkan larutan KOH 10% diperiksa menggunakan mikroskop
dengan pembesaran okuler 10x dan objektif 40x.
 Cara pemeriksaannya
1. Pemeriksa memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien
sebelum pemeriksaan di mulai
2. Pemeriksa melakukan inform consent dan menjelaskan prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan.
3. Siapkanlah semua alat dan bahan yang diperlukan di atas meja dekat
pasien. Tuliskanlah no register/data pasien pada bagian belakang kaca
benda, cawan petri atau di bagian luar lipatan kertas steril.
4. Mintalah pasien untuk duduk atau berbaring (tergantung pada lokasi
pengambilan specimen)
5. Lakukanlah cuci tangan rutin dan pasanglah sarung tangan steril.
6. Ambil kaca objek dan lewatkan pada api bunchen dan letakkan pada tempat
yang bersih.
7. Periksalah lokasi pengambilan specimen dengan baik dan lakukanlah
disinfeksi kulit daerah sekitar lesi mulai dari arah luar ke dalam.
8. Keroklah dengan scalpel steril bagian pinggir lesi ke arah atas dengan
kemiringan 30 - 45º
9. Lakukan kerokan kulit pada lesi yang terdapat skuama, diutamakan dari
bagian yang masih berwarna merah, dengan memakai bagian atas dari
bisturi pada skuama lesi dikerok tetapi jangan sampai berdarah.
10. Lalu kumpulkan skuama tersebut yang akan diperiksan dengan KOH
11. Letakan sebagian skuama tersebut pada kaca objek yang sebelumnya telah
ditetesi dengan Kalium Hidroksida (KOH) 10%
12. Letakkan kaca objek tersebut di bawah mikroskop dan periksa apakah
terdapat hifa dan spora.
13. Tulislah hasil yang didapat dan lakukan pemotretan
 Hasil : Didapatkan hifa pendek dan spora bulat berkelompok (spaghetti and
meatballs appearance).
 Kesan : Pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 10% positif.

7
Hifa
pendek

Spora
Berkelompok

Gambar 3. Pemeriksaan kerokan kulit pada region facialis sinistra dengan penambahan KOH 10%
dilihat dengan mikroskop perbesaran okuler 10x dan objektif 40x. Ditemukan hifa pendek dengan spora
bulat berkelompok (spaghetti and meatball appearance)

2. Pemeriksaan dengan lampu Wood di regio facialis sinistra


 Pada pemeriksaan dengan lampu Wood, digunakan sinar UV dengan panjang
gelombang 360 nm yang disaring menggunakan filter Wood untuk melihat
pendaran cahaya (fluoresensi) pada kulit yang disinari
 Pemeriksaan dilakukan pada regio facialis sinistra
 Pemeriksaan dilakukan oleh dokter
 Pemeriksaan dilakukan apabila terdapat kecurigaan adanya penyakit yang
menghasilkan fluoresensi jika disinari dengan lampu Wood
 Cara pemeriksaan:
1. Sebelum dilakukan penyinaran:
a. Pemeriksa memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada
pasien sebelum pemeriksaan di mulai
b. Pemeriksa melakukan inform consent dan menjelaskan prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan
pendampingan oleh salah satu keluarga pasien atau asisten pemeriksa.
c. Siapkan ruangan tertutup yang benar-benar gelap/ tidak berjendela/
memakai penutup hitam.
d. Siapkan lampu Wood dan panaskan lampu Wood sebelum
pemeriksaan selama 1 menit
e. Pemeriksa masuk terlebih dahulu agar bisa beradpatasi terhadap
ruangan gelap.
f. Persiapkan pasien (kulit atau rambut yang diperiksa harus dalam
keadaan alami, tidak dicuci, hapus semua obat topikal, sisa kain
kasa dan sabun di daerah yang akan diperiksa karena akan
menyebabkan fluoresensi di bawah lampu Wood) membuka daerah

8
yang memiliki kelainan kulit dan mempersilahkan pasien untuk
duduk.
2. Selama dilakukan penyinaran dengan lampu Wood:
Melakukan penyinaran dengan lampu Wood ke arah kelainan kulit
dengan sumber cahaya berjarak 4-5 inchi dari lesi.
3. Setelah dilakukan peninaran dengan lampu Wood:
a. Menilai fluoresensi yang terjadi karena penyinaran tersebut
b. Dokumentasikan hasil fluoresensi yang didapat
 Hasil : Tampak fluoresensi kuning keemasan.
 Kesan : Pemeriksaan dengan lampu Wood positif.

Gambar 4.Pemeriksaan lesi pada regio facialis sisnistra menggunakan lampu Wood didapatkan fluoresensi
kuning keemasan pada lesi.

V. RESUME
Seorang laki-laki usia 19 tahun, datang ke Poliklinik Dermatologi dan Venerologi
RSMH dengan keluhan timbul bercak putih disertai sisik halus di wajah yang semakin
banyak kisaran 3 minggu yang lalu. Gatal pada bercak putih terutama pada saat berkeringat
Pada pemeriksaan fisik status generalikus, keadaan spesifik dan pemeriksaan saraf tepi
dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologikus pada regio facialis dextra dan sinistra
terdapat makula hipopigmentasi yang multipel, ukuran milier dan lentikular, tepi irregular,
diskret sebagian konfluen dan permukaan ditutupi skuama. Pada regio mentalis terdapat
makula hipopigmentasi yang multipel, ukuran lentikular dan numular, tepi irregular, diskret
sebagian konfluen dan permukaan ditutupi skuama Skuama berwarna putih, halus, kering dan
selapis. Stretch test dan scratch test positif.
Pemeriksaan spesimen kerokan kulit di regio facialis sinistra dengan penambahan
larutan KOH 10% didapatkan hifa pendek dan spora bulat berkelompok yang memberikan
gambaran “spaghetti and meatball”. Pemeriksaan lesi dengan menggunakan lampu Wood
ditemukan fluoresensi berwarna kuning keemasan.

9
VI. DIAGNOSIS BANDING
 Pitiriasis Versikolor
 Pitiriasis Alba
 Morbus Hansen

VII. DIAGNOSIS KERJA


Pitiriasis Versikolor.

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Pemeriksaan kultur biakan jamur.

IX. PENATALAKSANAAN
Umum: KIE
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit yang
disebabkan oleh jamur.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak saling bertukar handuk dengan orang lain.
- Menjelaskan informasi tentang cara pemakaian obat kepada pasien. Pasien
disarankan untuk memakai obat secara teratur dan tuntas.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa warna kulit kembali pulih membutuhkan waktu
yang lama.
- Menjelaskan untuk menjemur handuk di luar ruangan setelah dipakai.

Khusus
Topikal
• Shampoo Ketokonazol 2% dioleskan pada bagian yang putih selama 5 menit sebelum
mandi, sekali/hari selama 3 hari berturut-turut selama 2 sampai 3 minggu.
Sistemik
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 100 mg/hari selama 2 minggu

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

10

Anda mungkin juga menyukai