PERTUSIS
PEMBIMBING KLINIK :
dr. Kartin Akune, Sp. A
Pemeriksaan laboratorium
Tes serologi berguna pada stadium lanjut penyakit dan untuk menetukan adanya
infeksi pada individu dengan biakan. Cara ELISA dapat dipakai untuk menentukan
serum IgM, IgG, dan IgA terhadap FHA PT. Nilai serum IgM FHA dan PT
menggambarkan respon imun primer baik disebabakan penyakit atau vaksinasi.
Pemeriksaan Radiologi
Diberikan vaksin pertusis dari kuman B.Pertussis yang telah dimatikan untuk
mendapatkan kekebalan aktif. Imunisasi pertusis diberikan bersama dengan vaksin
difteri dan tetanus. Dosis imunisasi dasar dianjurkan 12 IU dan diberikan 3 kali sejak
umur 2 bulan, dengan jarak 8 minggu. Jika prevalensi pertusis tinggi dalam
masyarakat tinggi, imunisasi dapat dimulai pada umur 2 minggu dengan jarak 4
minggu. Anak berumur > 7 tahun tidak lagi memerlukan imunisasi rutin.
Komplikasi
Komplikasi terjadi terutama pada sistem respirasi dan saraf pusat.
Pneumonia komplikasi paling sering terjadi pada 90% kematian pada anak-anak B. pertussis sendiri
tetapi lebih sering karena bakteria sekunder (H.influenzae, S.Pneumonia, S.auris, S.piogenes)
TBC laten dapat juga menjadi aktif.
Atelektasis dapat timbul sekunder oleh karena ada sumbatan lendir yang kental. Aspirasi lendir
atau muntah dapat menimbulkan pneumonia.
Panas tinggi sering menandakan adanya infeksi sekunder oleh bakteria.
Batuk dengan tekanan tinggi dapat menimbulkan ruptur alveoli, empisema interstitiel/subkutan
dan pneumotoraks. Bronkiektasia dapat timbul dan menetap.
Sering terjadi otitis media yang sering disebabkan oleh S.pneumonia.
Kenaikan tekanan intratoraks dan intra-abdomen selama batuk dapat menyebabkan perdarahan
subkonjungtiva, hematoma, perdarahan epidural, perdarahan intrakranial, ruptura diafragma,
hernia umbikalis, hernia inguinalis, prolapsus rekti, dehidrasi dan gangguan nutrisi
Dapat pula terjadi konvulsi dan koma, merupakan refleksi dari hipoksia serebral (asfiksia),
perdarahan subarachnoid, tetapi kadang-kadang kejang dapat disebabkan oleh temperatur tinggi
Kejang-kejang oleh karena hiponatremia yang sekunder terhadap Syndrome of Inappropriate
Secretion of Antidiuretic Hormone (SIADH).
Prognosis