Abstrak
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus(HIV).HIV/AIDS merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia, khususnya di Indonesia. Jumlah kasus HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun.HIV umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dan cairan tubuh yang
mengandung HIV. Secara umum, pencegahan atau penanganan HIV/AIDS dibagi menjadi empat kategori, yaitu vaksin,
inhibitor entri makromolekular HIV, obat antiretroviral dan terapi berbasis asam nukleat. Beberapa jenis tanaman telah
diteliti dalam pengembangan terapi HIV dengan potensi menghambat aktivitas HIV-1 reverse transcriptase. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan. Pencegahan infeksi HIV adalah dengan mengurangi resiko paparan HIV yang dilakukan dengan beberapa cara.
[J Agromed Unila 2015; 2(3):232-236]
Korespondensi: M. Rizki Prayuda | Jl. P. Bacan Gg. Jambu No. 30, Bandar Lampung | HP 082186910733
e-mail: rizkiprayuda60@yahoo.com
memiliki potensial sebagai terapi herbal untuk Ikatan rangkap gp120 dengan CD4 satu
HIV.2 reseptor kemokin menyebabkan ikatan virus
dengan membran stabil, kemudian
Isi gp41membantu fusi antara selubung virus dan
Acquired Immune Deficiency Syndrome membran sel, dan virus masuk ke dalam sel.
(AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi Kemudian T-cell-tropic strains HIV akan
atau sindrom yang timbul karena rusaknya berikatan dengan CXCR4 dan macrophage-
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi tropic stains berikatan dengan CCR5.4,5
virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang Setelah proses uncoating, virus RNA-
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. dependent DNA polymerase akan
Virus penyebabnya disebut Human mentranskripsi genom RNA ke DNA yang akan
Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang berintegrasi dengan sel DNA manusia. Integrasi
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. ini dimediasi oleh virus-encoded endonuclease
Orang yang terkena virus ini akan menjadi (integrase). mRNA virus ditranskripsi dari DNA
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun proviral oleh RNA polimerase sel tubuh
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan manusia dan ditranslasikan menjadi beberapa
yang telah ada dapat memperlambat laju bentuk poliprotein besar. Poliprotein gag, pol,
perkembangan virus, namun penyakit ini dan env dipotong oleh enzim protease.
belum benar-benar bisa disembuhkan.3 Poliprotein gag akan membentuk inti protein
Human Immunodeficiency Virus (HIV) (p24) dan protein matriks (p17). Sedangkan
dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan poliprotein pol akan membentuk reverse
melalui kontak langsung antara lapisan kulit transcriptase, integrase, dan protease. Dengan
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, demikian akan terbentuk virus baru. Virus
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV immatur ini mempunyai prekusor poliprotein
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan yang dibentuk di sitoplasma.6
preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat Virus immatur dibelah dari sel membran
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, oleh enzim protease. Pembelahan ini
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik membentuk virus yang matur dan infeksius Sel
yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi T yang telah diinfeksi oleh HIV akan berada di
selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, kelenjar getah bening sehingga mencapai
serta bentuk kontak lainnya dengan cairan- ambang replikasi yang akan dicapai dalam 2-6
cairan tubuh tersebut.1,4 minggu. Selanjutnya akan terjadi pengeluaran
Pada awal infeksi, HIV tidak segera plasma viremia. Proses ini disebut dengan
menyebabkan kematian dari sel yang di infeksi HIV primer. Virus akan menyebar ke
infeksinya tetapi terlebih dahulu mengalami seluruh tubuh dan puncak viremia akan
replikasi (penggandaan), sehingga ada menurun secara spontan selepas 2-4 minggu
kesempatan untuk berkembang dalam tubuh disebabkan respon imun primer terhadap HIV.
penderita tersebut, yang lambat laun akan Walaupun plasma viremia ditekan setelah
menghabiskan atau merusak sampai jumlah serokonversi, virus HIV masih terdapat dalam
tertentu dari sel limfosit T. Setelah beberapa tubuh dan genom HIV dapat ditemukan dalam
bulan sampai beberapa tahun kemudian, sel T. Setelah puncak viremia berkurang, sel
barulah pada penderita akan terlihat gejala CD4 akan kembali ke tingkat dasar, tetapi tetap
klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. lebih rendah dari yang terlihat pada saat pre-
Masa antara terinfeksinya HIV dengan infeksi ini tahap dikatakan infeksi HIV kronik
timbulnya gejala-gejala penyakit (masa asimptomatik. Masa laten infeksi ini berlaku
inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebih dari 10 selama 10 tahun.4─6
tahun, rata-rata 21 bulan pada anak-anak dan Pencegahan HIV penting terhadap
60 bulan pada orang dewasa.3,4 kesehatan masyarakat, termasuk sirkumsisi
Setelah virus masuk ke dalam tubuh pada pria, pemberian antiretroviral pada
maka target utamanya adalah limfosit CD4 pencegahan transmisi ibu yang terinfeksi
karena virus mempunyai afinitas terhadap terhadap anaknya, terapi antiretroviral pada
molekul permukaan CD4 yaitu gp120. Setelah orang yang terinfeksi HIV untuk mencegah
itu HIV gp120 akan berinteraksi reseptor transmisi dan antiretroviral untuk profilaksis
kemokin CXCR4 dan CCR5 dipermukaan sel. pada pemaparan. Tehnik pencegahan yang
masih dalam proses penelitian adalah
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
3
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS
integrase antara resistensi dan efek menjadi terapi double stranded RNA
HIV dengan DNA samping.9─11 tumor. NLTI juga (siRNA) atau short
manusia berguna Banyak memiliki potensi hairpin RNA (shRNA).
sebagai profilaksis penelitian dalam menghambat siRNA dapat
HIV. Selain itu, terhadap beberapa HIV-1 reverse membuat urutan gen
15
obat yang beraksi jenis tanaman transcriptase. spesifik inaktif pada
pada entri HIV, dalam Buah naga konsentrasi yang
fusi HIV, HIV mengidentifikasi merah (Hylocereus sangat sedikit,
reverse potensi tumbuhan polyrhizus) yang sehingga sedang aktif
transcriptase dan yang mampu disebut juga pitaya diupayakan sebagai
HIV integrase menangani kasus (dragon fruit) telah therapeutic agents
sedang diteliti HIV seperti salah diteliti sebagai untuk berbagai
sebagai profilaksis satunya dengan pengobatan herbal indikasi.17
HIV.7 potensi untuk penderita Dalam
Untuk menghambat HIV/AIDS. Kulit buah beberapa tahun
profilaksis HIV, aktivitas HIV-1 mengandung lebih terakhir, banyak
agen antiretroviral reverse banyak antioksidan, penelitian untuk
13
telah terbukti baik transcriptase. antibakteri, antivirus mengambangkan
secara local Pisang dan antimikroba RNAi constructs
maupun oral. Saat mengandung dibandingkan daging sebagai profilaksis
ini, nucleoside banana lectins buah. Buah naga HIV secara sistemik
reverse yang memiliki dapat digunakan maupun lokal. siRNA
transcriptase potensi untuk sebagai obat dapat menargetkan
inhibitors (NRTIs) menghambat aktivitasmaupun vitamin berbagai gen yang
seperti tenofovir HIV-1reverse untuk meningkatkan dikode oleh HIV-1
dan emtricitabine ranscriptase, sistem imun. Ekstrak seperti tat, rev, pol,
telah terbukti supresi proliferasi buah naga nef, gag, vif, env, vpr
pada berbagai sel kanker dan mengandung dan LTR sehingga
clinical trial stimulasi aktivitas polifenol, flavonoid, menunjukkan potensi
sebagai profilaksis makrofag. Lektin aktivitas antioksida untuk menghambat
HIV. Walaupun merupakan protein melawan radikal infeksi HIV-1 atau
hasil dari clinical non-imun yang bebas, serta efek supresi dari infeksi
trial tersebut mampu mengenali anti- proliferatif pada HIV-1 di dalam sel.18
menjanjikan, tidak dan mengikat beberapa sel Transmisi pada
satupun yang kanker.16
karbohidrat HIV terjadi melalui
dapat tanpa Penggunaan utilisasi dari berbagai
14
memberikan memodifikasinya. obat berbasis asam reseptor selular dari
complete Rambutan nukleat baru-baru ini host (CD4, CCR5,
protection. (Nephelium sedang berkembang. CXCR4). Walaupun
Penggunaan lappaceum L) Penemuan terapi RNAi
kombinasi obat adalah salah mekanisme RNA menunjukkan potensi
antiretroviral pada satu interference (RNAi) untuk profilaksis HIV,
terapi HIV untuk tumbuhan telah membuat terdapat beberapa
meningkatkan lain revolusi pada banyak tantangan yang
khasiat dan yang bidang termasuk berkaitan dengan
menurunkan kedokteran. RNAi pengembangan terapi
diketahui NLTI mengurangi membuat short RNA RNAi. siRNA harus
mengandung aktivitas proteolitik constructs untuk dirilis dalam
monoterpene baik trypsin maupun menginduksi sitoplasma sel untuk
lactones dan α-chymotrypsin. degradasi dari mRNA dapat menginaktivasi.
senyawa folatil yang Peran sebagai machinery dalam Oleh karena itu,
merupakan trypsin inhibitor urutan tertentu. mekanisme
Nephelium dengan aktivitas RNAi dapat dicapai pengembangan siRNA
lappaceum L trypsin nitric oxide (NO) dengan harus mencegah
inhibitor (NLTI). inducing dan dapat menggunakan short degradasi lisosomal
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
5
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS
dari siRNA. SiRNA rentan terhadap HIV sangatlah sulit. ini sedang
juga degradasi nuklease Oleh karena berkembang.
yang dimediasi kurangnya Penemuan
dalam tubuh. keberhasilan dari mekanisme RNA
Berbagai rute (oral, vaksin dan inhibitor interference (RNAi)
nasal, entri telah membuat
makromolekular, revolusi pada
intramuscular, terdapat consensus banyak bidang
yang menggunakan termasuk
subcutaneous, obat-obatan kedokteran.
intravenous, dengan aktivitas
vaginal dan rectal) antiretroviral yang Simpulan
telah digunakan telah terbukti Pencegahan
sebagai profilaksis sebagai profilaksis atau penanganan
HIV. Namun, obat untuk HIV. Obat HIV/AIDS dibagi
ini masih perlu yang beraksi pada menjadi empat
dikembangkan dan entri HIV, fusi HIV, kategori, yaitu
dipelajari lebih HIV reverse vaksin, inhibitor
lanjut efek transcriptase dan entri
sampingnya.9─11 HIV integrase makromolekular
sedang diteliti HIV, terapi berbasis
Ringkasan sebagai profilaksis asam nukleat dan
Acquired HIV. Banyak obat antiretroviral
Immune Deficiency penelitian terhadap khususnya potensi
Syndrome (AIDS) beberapa jenis tanaman sebagai
adalah sekumpulan tanaman dalam antiretroviral.
gejala dan infeksi mengidentifikasi
atau sindrom yang potensi tumbuhan Daftar Pustaka
timbul karena yang mampu 1. Purnomo KI,
rusaknya sistem menangani kasus Murti B,
kekebalan tubuh HIV seperti salah Suriyasa P.
manusia akibat satunya dengan Perbandingan
infeksi virus HIV. potensi pengaruh metode
Pengobatan untuk menghambat pendidikan
HIV/AIDS terus aktivitas HIV-1 sebaya dan
dikembangkan. reverse metode
Perkembangan transcriptase. ceramah
penanganan Penggunaan obat terhadap
profilaksis berbasis asam pengetahuan
HIV/AIDS selalu nukleat baru- baru dan sikap
berfokus pada pengendalian research on
pencegahan hiv/aids pada traditional herbal
penyakitnya. mahasiswa medicine. London:
Pengembangan fakultas olahraga New Fetter Lane;
vaksin untuk dan kesehatan 2003.
HIV/AIDS Universitas 3. Zeth AHM, Asdie
merupakan strategi Pendidikan AH, Mukti AG,
yang paling banyak Ganesha. J Mansoden
diteiliti untuk Magister J. Perilaku dan
berbagai penyakit Kedokteran risiko penyakit hiv-
akibat infeksi virus. Keluarga. 2013; aids di masyarakat
Namun, 1(1):49-56. Papua studi
pengembangan 2. Watanabe H, pengembangan
vaksin yang aman Shibuya T. model lokal
dan efektif untuk Pharmacological kebijakan hiv-aids.
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
6
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS
and
targeting.
Rna J. 2007;
13(4):431-56.
18. Brooks JT,
Buchacz K,
Gebo
KA,Mermin J.
HIV Infection
and older
Americans:
the public
health
perspective.
Am J Public
Health. 2012;
102(8):1516-
26.