Anda di halaman 1dari 7

[ TINJAUAN PUSTAKA ]

Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

Muhamad Rizki Prayuda


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus(HIV).HIV/AIDS merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia, khususnya di Indonesia. Jumlah kasus HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun.HIV umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dan cairan tubuh yang
mengandung HIV. Secara umum, pencegahan atau penanganan HIV/AIDS dibagi menjadi empat kategori, yaitu vaksin,
inhibitor entri makromolekular HIV, obat antiretroviral dan terapi berbasis asam nukleat. Beberapa jenis tanaman telah
diteliti dalam pengembangan terapi HIV dengan potensi menghambat aktivitas HIV-1 reverse transcriptase. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan. Pencegahan infeksi HIV adalah dengan mengurangi resiko paparan HIV yang dilakukan dengan beberapa cara.
[J Agromed Unila 2015; 2(3):232-236]

Kata kunci: AIDS, HIV, pencegahan, penanganan

HIV/AIDS Prevention and Treatment


Abstract
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is symptoms and infection because of damage to human immune sistem due
to infection of Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV/AIDS is a health problem in the world, especially in Indonesia. The
number of HIV/AIDS’s cases continues to increase from year to year. HIV is generally transmitted through direct contact
between the skin layers (mucous membrane) or blood flow, and body fluids containing HIV. In general, prevention or
treatment of HIV/AIDS are divided into four categories, such as vaccines, macromolecular HIV entry inhibitors, antiretroviral
drugs and nucleic acid-based therapies. Researcher have found some plants in the development of HIV treatment with the
potential to inhibit HIV-1 reverse transcriptase activity. Although the current treatment can slow down the progression rate
of the virus, but the disease is not yet completely curable. The prevention of HIV infection is to reduce the risk of exposure to
hiv in several ways. [J Agromed Unila 2015; 2(3):232-236]

Keywords: AIDS, HIV, prevention, treatment

Korespondensi: M. Rizki Prayuda | Jl. P. Bacan Gg. Jambu No. 30, Bandar Lampung | HP 082186910733
e-mail: rizkiprayuda60@yahoo.com

Pendahuluan antara lain melalui media cetak dan elektronik


HIV/AIDS merupakan salah satu masalah maupun melalui metode ceramah dan diskusi.
kesehatan di dunia, khususnya di Indonesia. Berbagai pengobatan dengan antiretroviral
Jumlah kasus HIV/AIDS terus meningkat dari juga telah diteliti dan dilakukan.1 HIV/AIDS
tahun ke tahun. Menurut Laporan Surveilans merupakan salah satu penyakit mematikan
Kemenkes RI, dari bulan Januari sampai dengan yang belum ditemukan cara penyembuhannya
bulan Juni 2011 terdapat 2.352 kasus HIV/AIDS sehingga dibutuhkan inovasi untuk
baru dengan total pengidap 26.483 orang. menyembuhkan penderita HIV/AIDS. AIDS
Mayoritas kasus HIV/AIDS adalah dari golongan adalah manifestasi infeksi HIV yang secara
dewasa muda, yaitu dari golongan umur 20-29 signifikan menyupresi fungsi imunitas
tahun, dengan jumlah 46,4 persen dari total seseorang. Beberapa agen kimia anti-HIV telah
penderita. Bali menempati urutan kedua dikembangkan, namun disamping harganya
prevalensi AIDS di Indonesia dengan angka yang mahal juga terdapat beberapa efek
48,29 per 100.000 penduduk.1 samping dan keterbatasan yang berhubungan
Berbagai hal telah dilakukan untuk dengan penggunaan kemoterapi dan terapi
mencegah meluasnya HIV/AIDS. Berbagai infeksi HIV. Beberapa tumbuhan telah diteliti
bentuk pendidikan juga telah dilaksanakan,
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

memiliki potensial sebagai terapi herbal untuk Ikatan rangkap gp120 dengan CD4 satu
HIV.2 reseptor kemokin menyebabkan ikatan virus
dengan membran stabil, kemudian
Isi gp41membantu fusi antara selubung virus dan
Acquired Immune Deficiency Syndrome membran sel, dan virus masuk ke dalam sel.
(AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi Kemudian T-cell-tropic strains HIV akan
atau sindrom yang timbul karena rusaknya berikatan dengan CXCR4 dan macrophage-
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi tropic stains berikatan dengan CCR5.4,5
virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang Setelah proses uncoating, virus RNA-
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. dependent DNA polymerase akan
Virus penyebabnya disebut Human mentranskripsi genom RNA ke DNA yang akan
Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang berintegrasi dengan sel DNA manusia. Integrasi
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. ini dimediasi oleh virus-encoded endonuclease
Orang yang terkena virus ini akan menjadi (integrase). mRNA virus ditranskripsi dari DNA
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun proviral oleh RNA polimerase sel tubuh
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan manusia dan ditranslasikan menjadi beberapa
yang telah ada dapat memperlambat laju bentuk poliprotein besar. Poliprotein gag, pol,
perkembangan virus, namun penyakit ini dan env dipotong oleh enzim protease.
belum benar-benar bisa disembuhkan.3 Poliprotein gag akan membentuk inti protein
Human Immunodeficiency Virus (HIV) (p24) dan protein matriks (p17). Sedangkan
dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan poliprotein pol akan membentuk reverse
melalui kontak langsung antara lapisan kulit transcriptase, integrase, dan protease. Dengan
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, demikian akan terbentuk virus baru. Virus
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV immatur ini mempunyai prekusor poliprotein
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan yang dibentuk di sitoplasma.6
preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat Virus immatur dibelah dari sel membran
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, oleh enzim protease. Pembelahan ini
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik membentuk virus yang matur dan infeksius Sel
yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi T yang telah diinfeksi oleh HIV akan berada di
selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, kelenjar getah bening sehingga mencapai
serta bentuk kontak lainnya dengan cairan- ambang replikasi yang akan dicapai dalam 2-6
cairan tubuh tersebut.1,4 minggu. Selanjutnya akan terjadi pengeluaran
Pada awal infeksi, HIV tidak segera plasma viremia. Proses ini disebut dengan
menyebabkan kematian dari sel yang di infeksi HIV primer. Virus akan menyebar ke
infeksinya tetapi terlebih dahulu mengalami seluruh tubuh dan puncak viremia akan
replikasi (penggandaan), sehingga ada menurun secara spontan selepas 2-4 minggu
kesempatan untuk berkembang dalam tubuh disebabkan respon imun primer terhadap HIV.
penderita tersebut, yang lambat laun akan Walaupun plasma viremia ditekan setelah
menghabiskan atau merusak sampai jumlah serokonversi, virus HIV masih terdapat dalam
tertentu dari sel limfosit T. Setelah beberapa tubuh dan genom HIV dapat ditemukan dalam
bulan sampai beberapa tahun kemudian, sel T. Setelah puncak viremia berkurang, sel
barulah pada penderita akan terlihat gejala CD4 akan kembali ke tingkat dasar, tetapi tetap
klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. lebih rendah dari yang terlihat pada saat pre-
Masa antara terinfeksinya HIV dengan infeksi ini tahap dikatakan infeksi HIV kronik
timbulnya gejala-gejala penyakit (masa asimptomatik. Masa laten infeksi ini berlaku
inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebih dari 10 selama 10 tahun.4─6
tahun, rata-rata 21 bulan pada anak-anak dan Pencegahan HIV penting terhadap
60 bulan pada orang dewasa.3,4 kesehatan masyarakat, termasuk sirkumsisi
Setelah virus masuk ke dalam tubuh pada pria, pemberian antiretroviral pada
maka target utamanya adalah limfosit CD4 pencegahan transmisi ibu yang terinfeksi
karena virus mempunyai afinitas terhadap terhadap anaknya, terapi antiretroviral pada
molekul permukaan CD4 yaitu gp120. Setelah orang yang terinfeksi HIV untuk mencegah
itu HIV gp120 akan berinteraksi reseptor transmisi dan antiretroviral untuk profilaksis
kemokin CXCR4 dan CCR5 dipermukaan sel. pada pemaparan. Tehnik pencegahan yang
masih dalam proses penelitian adalah
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
3
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

vaksin dan atau pH fisiologis (pH Hingga saat ini, Beberapa


mikrobisida vagina.7 7,4), dapat beberapa clinical makromolekul
Cara utama untuk menghambat strain trialtelah dilakukan anion telah
mencegah infeksi HIV yang resisten untuk mengevaluasi diketahui dapat
HIV adalah dengan terhadap obat, efisiensi vaksin menghambat
mengurangi resiko bersifat sangat dalam pencegahan pengikatan HIV-1 ke
paparan HIV seperti potent dan dapat HIV. RV144 adalah sel CD4 dengan cara
berhubungan bersifat long term clinical trial yang berinteraksi dengan
seksual tanpa walau dalam sekali pertama yang dapat envelope
kondom atau konsumsi. Namun, memberikan glycoproteins. Selain
menggunakan hingga saat ini hal proteksi 31% pada itu, potensinya
jarum bersama dan tersebut masih fase ke-3. Walaupun sebagai profilaktik
peralatan injeksi belum dapat terdapat telah dibuktikan
lainnya.8 tercapai. 9─12 perkembangan, oleh banyak clinical
Selama Secara umum, profilaksis secara trial. Walaupun
bertahun-tahun, penanganan lengkap masih belum inhibitor entri
pengobatan untuk profilaksis HIV/AIDS dapat tercapai.9,11 makromolekular
HIV/AIDS terus dibagi menjadi menunjukkan hasil
dikembangkan. empat kategori, yang baik pada
Perkembangan yaitu vaksin, hewan coba, clinical
penanganan inhibitor entri trial pada manusia
profilaksis HIV/AIDS makromolekular HIV, gagal menunjukkan
selalu berfokus Obat antiretroviral hasil yang signifikan
pada pencegahan dan terapi berbasis apabila
penyakitnya. Hal ini asam nukleat. 9─12 dibandingkan
disebabkan karena Pengembanga dengan placebo.
obat untuk n vaksin untuk Kenyataannya, entri
HIV/AIDS belum HIV/AIDS merupakan inhibitor seperti
dapat strategi yang paling cellulose sulfate
menyembuhkan banyak diteiliti untuk menunjukkan
penyakit ini secara berbagai penyakit peningkatan risiko
maksimal.9,10 akibat infeksi virus. penularan HIV
Idealnya, Namun, karena kerusakan
obat untuk pengembangan epitelium vagina.9
profilaksis HIV/AIDS vaksin yang aman Oleh karena
memiliki kriteria dan efektif untuk HIV kurangnya
seperti aman sangatlah sulit. keberhasilan dari
digunakan dalam Keragaman genetik vaksin dan inhibitor
jangka panjang baik yang luas dan tingkat entri
secara in vitro mutasi yang tinggi makromolekular,
maupun in vivo, adalah rintangan terdapat konsensus
tidak terdapat efek utama dalam yang menggunakan
samping local pengembangan obat- obatan
maupun sistemik, vaksin HIV.Selain itu, dengan aktivitas
dapat digunakan karakteristik antiretroviral yang
pada berbagai envelope telah terbukti
pasien, mudah glycoprotein (gp120) sebagai profilaksis
dibuat dalam skala HIV seperti such as untuk HIV. Dengan
besar, biaya variable loops, adanya konsentrasi
produksi yang glycosylated N- yang cukup dari
murah, tidak terminus dan flexible obat antiretroviral
berinteraksi dengan conformation dapat membantu
obat lain, tidak membuat HIV dapat pencegahan infeksi
berdegradasi pada menghindari respon HIV. Obat yang
pH vagina (pH 4-5) imun dari host- nya. beraksi sebelum
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
4
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

integrase antara resistensi dan efek menjadi terapi double stranded RNA
HIV dengan DNA samping.9─11 tumor. NLTI juga (siRNA) atau short
manusia berguna Banyak memiliki potensi hairpin RNA (shRNA).
sebagai profilaksis penelitian dalam menghambat siRNA dapat
HIV. Selain itu, terhadap beberapa HIV-1 reverse membuat urutan gen
15
obat yang beraksi jenis tanaman transcriptase. spesifik inaktif pada
pada entri HIV, dalam Buah naga konsentrasi yang
fusi HIV, HIV mengidentifikasi merah (Hylocereus sangat sedikit,
reverse potensi tumbuhan polyrhizus) yang sehingga sedang aktif
transcriptase dan yang mampu disebut juga pitaya diupayakan sebagai
HIV integrase menangani kasus (dragon fruit) telah therapeutic agents
sedang diteliti HIV seperti salah diteliti sebagai untuk berbagai
sebagai profilaksis satunya dengan pengobatan herbal indikasi.17
HIV.7 potensi untuk penderita Dalam
Untuk menghambat HIV/AIDS. Kulit buah beberapa tahun
profilaksis HIV, aktivitas HIV-1 mengandung lebih terakhir, banyak
agen antiretroviral reverse banyak antioksidan, penelitian untuk
13
telah terbukti baik transcriptase. antibakteri, antivirus mengambangkan
secara local Pisang dan antimikroba RNAi constructs
maupun oral. Saat mengandung dibandingkan daging sebagai profilaksis
ini, nucleoside banana lectins buah. Buah naga HIV secara sistemik
reverse yang memiliki dapat digunakan maupun lokal. siRNA
transcriptase potensi untuk sebagai obat dapat menargetkan
inhibitors (NRTIs) menghambat aktivitasmaupun vitamin berbagai gen yang
seperti tenofovir HIV-1reverse untuk meningkatkan dikode oleh HIV-1
dan emtricitabine ranscriptase, sistem imun. Ekstrak seperti tat, rev, pol,
telah terbukti supresi proliferasi buah naga nef, gag, vif, env, vpr
pada berbagai sel kanker dan mengandung dan LTR sehingga
clinical trial stimulasi aktivitas polifenol, flavonoid, menunjukkan potensi
sebagai profilaksis makrofag. Lektin aktivitas antioksida untuk menghambat
HIV. Walaupun merupakan protein melawan radikal infeksi HIV-1 atau
hasil dari clinical non-imun yang bebas, serta efek supresi dari infeksi
trial tersebut mampu mengenali anti- proliferatif pada HIV-1 di dalam sel.18
menjanjikan, tidak dan mengikat beberapa sel Transmisi pada
satupun yang kanker.16
karbohidrat HIV terjadi melalui
dapat tanpa Penggunaan utilisasi dari berbagai
14
memberikan memodifikasinya. obat berbasis asam reseptor selular dari
complete Rambutan nukleat baru-baru ini host (CD4, CCR5,
protection. (Nephelium sedang berkembang. CXCR4). Walaupun
Penggunaan lappaceum L) Penemuan terapi RNAi
kombinasi obat adalah salah mekanisme RNA menunjukkan potensi
antiretroviral pada satu interference (RNAi) untuk profilaksis HIV,
terapi HIV untuk tumbuhan telah membuat terdapat beberapa
meningkatkan lain revolusi pada banyak tantangan yang
khasiat dan yang bidang termasuk berkaitan dengan
menurunkan kedokteran. RNAi pengembangan terapi
diketahui NLTI mengurangi membuat short RNA RNAi. siRNA harus
mengandung aktivitas proteolitik constructs untuk dirilis dalam
monoterpene baik trypsin maupun menginduksi sitoplasma sel untuk
lactones dan α-chymotrypsin. degradasi dari mRNA dapat menginaktivasi.
senyawa folatil yang Peran sebagai machinery dalam Oleh karena itu,
merupakan trypsin inhibitor urutan tertentu. mekanisme
Nephelium dengan aktivitas RNAi dapat dicapai pengembangan siRNA
lappaceum L trypsin nitric oxide (NO) dengan harus mencegah
inhibitor (NLTI). inducing dan dapat menggunakan short degradasi lisosomal
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
5
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

dari siRNA. SiRNA rentan terhadap HIV sangatlah sulit. ini sedang
juga degradasi nuklease Oleh karena berkembang.
yang dimediasi kurangnya Penemuan
dalam tubuh. keberhasilan dari mekanisme RNA
Berbagai rute (oral, vaksin dan inhibitor interference (RNAi)
nasal, entri telah membuat
makromolekular, revolusi pada
intramuscular, terdapat consensus banyak bidang
yang menggunakan termasuk
subcutaneous, obat-obatan kedokteran.
intravenous, dengan aktivitas
vaginal dan rectal) antiretroviral yang Simpulan
telah digunakan telah terbukti Pencegahan
sebagai profilaksis sebagai profilaksis atau penanganan
HIV. Namun, obat untuk HIV. Obat HIV/AIDS dibagi
ini masih perlu yang beraksi pada menjadi empat
dikembangkan dan entri HIV, fusi HIV, kategori, yaitu
dipelajari lebih HIV reverse vaksin, inhibitor
lanjut efek transcriptase dan entri
sampingnya.9─11 HIV integrase makromolekular
sedang diteliti HIV, terapi berbasis
Ringkasan sebagai profilaksis asam nukleat dan
Acquired HIV. Banyak obat antiretroviral
Immune Deficiency penelitian terhadap khususnya potensi
Syndrome (AIDS) beberapa jenis tanaman sebagai
adalah sekumpulan tanaman dalam antiretroviral.
gejala dan infeksi mengidentifikasi
atau sindrom yang potensi tumbuhan Daftar Pustaka
timbul karena yang mampu 1. Purnomo KI,
rusaknya sistem menangani kasus Murti B,
kekebalan tubuh HIV seperti salah Suriyasa P.
manusia akibat satunya dengan Perbandingan
infeksi virus HIV. potensi pengaruh metode
Pengobatan untuk menghambat pendidikan
HIV/AIDS terus aktivitas HIV-1 sebaya dan
dikembangkan. reverse metode
Perkembangan transcriptase. ceramah
penanganan Penggunaan obat terhadap
profilaksis berbasis asam pengetahuan
HIV/AIDS selalu nukleat baru- baru dan sikap
berfokus pada pengendalian research on
pencegahan hiv/aids pada traditional herbal
penyakitnya. mahasiswa medicine. London:
Pengembangan fakultas olahraga New Fetter Lane;
vaksin untuk dan kesehatan 2003.
HIV/AIDS Universitas 3. Zeth AHM, Asdie
merupakan strategi Pendidikan AH, Mukti AG,
yang paling banyak Ganesha. J Mansoden
diteiliti untuk Magister J. Perilaku dan
berbagai penyakit Kedokteran risiko penyakit hiv-
akibat infeksi virus. Keluarga. 2013; aids di masyarakat
Namun, 1(1):49-56. Papua studi
pengembangan 2. Watanabe H, pengembangan
vaksin yang aman Shibuya T. model lokal
dan efektif untuk Pharmacological kebijakan hiv-aids.
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
6
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

J Manajemen [diakses tanggal children. replication by


Pelayanan 12 Mei 2015]. MMWR brasenia
Kesehatan. Tersedia dari: Recomm Rep. schreberi and
2010; 13(4):206- http://www.nhs. 2010; petasites
19. uk. 58(11):1-248. japonicus
4. Brooks GF, 9. Date AA, 11. Mamo T, components. J
Caroll KC, Butel Destache CJ. A Moseman EA, of Nat Med.
JS, Morse SA, review of Kolishetti N, 2015;
Mietzner TA, nanotechnologica Salvador- 69(3):432-40.
Jawets M, et al., l approaches for Morales C, Shi 14. Singh SS, Devi
Mikrobiologi the prophylaxis of J, Kuritzkes SK, Bun T.
kedokteran. HIV/AIDS. DR, et al. Banana lectin: a
Edisi ke-25. Biomaterials. Emerging brief review.
Jakarta: 2013; nanotechnolo Mol J mdpi.
Penerbit Buku 34(26):6202-28. gy approaches 2014;
Kedokteran 10. Mofenson LM, for HIV/AIDS 19(1):18817-27.
EGC; 2010. Brady MT, treatment and 15. Fang EF, Bun T.
5. Lackner AA, Danner SP, prevention. A trypsin
Lederman MM, Dominguez KL, Nanomedicine inhibitor from
Rodriguez B. HIV Hazra R, (Lond): 2010; rambutan seeds
pathogenesis: Handelsman E, et 5(2):269-85. with antitumor,
the host. Cold al. Guidelines for 12. Eaton JW, anti hiv-1
Spring Harb the prevention Johnson LF, reverse
Perspect Med. and treatment of Salomon JA, transcriptase,
2012; 2(9):1-23. opportunistic Bärnighausen and nitric oxide
6. Klatt NR, infections among T, Bendavid E, inducing
Chomont N, hiv-exposed and Bershteyn A, properties. App
Douek DC, hiv-infected et al. HIV Biochem
Deeks SG. Treatment as Biotech. 2015;
Immune prevention: 175(8):3828-39.
activation and sistematic 16. Kim H, Choi HK,
hiv persistence: comparison of Moon JY, Kim YS,
implications for mathematical Mosaddik
curative models of the A. Compara
approaches to potential tive antioxidant
hiv infection. impact of and
Immunol Rev. antiretroviral antiproliferative
2013; therapy on hiv activities of red
254(1):326- 42. incidence in and white
7. Maartens G, South Africa. pitayas and
Celum C, Lewin PLoS Med. their
SR. HIV 2012; 9(7):1- correlation with
infection: 20. flavonoid and
epidemiology, 13. Hisayoshi T, polyphenol
treatment and Shinomura M, content. J Food
prevention. The Yokokawa K, Sci. 2011.
lancet. 2014; Kuze I. 76(1):38-45.
384(9939): 258- Inhibition of 17. Paula D,
71. dna Bentley MV,
8. United Kingdom polymerase Mahato RI.
National Health and rnase h Hydrophobizati
Service. HIV and activities of on and
AIDS prevention hiv-1 reverse bioconjugation
[internet]. UK: transcriptase for enhanced
NHS; 2013 and hiv-1 siRNA delivery
J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23
7
Muhamad Rizki Prayuda| Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS

and
targeting.
Rna J. 2007;
13(4):431-56.
18. Brooks JT,
Buchacz K,
Gebo
KA,Mermin J.
HIV Infection
and older
Americans:
the public
health
perspective.
Am J Public
Health. 2012;
102(8):1516-
26.

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 23


8

Anda mungkin juga menyukai