Dokter Pembimbing :
Dr. Donny Sulifan, Sp.Rad
Disusun Oleh :
Cinthia Yuniar Laksana Putri
2013.7300.23
1
1. Sebutkan semua modalitas radiologi dengan jenis-jens pemeriksaannya ?
A. X-Ray
Kepala
1. Kepala AP/Lateral
2. Kepala 3 Posisi
1. Waters
2. PA & Lateral
4. Nasal
5. Basis Cranii
6. Sella Khusus
8. Mandibula
9. Mastoid
10. Orbita
Gigi
1. Dental Regio
2. Panoramik
Thoraks
1. Thoraks PA
2. Thoraks AP
2
3. Thoraks Lateral
5. Thoraks LLD
6. Thoraks RLD
Abdomen
1. Abdomen / BNO
2. Abdomen 3 Posisi
3. Baby Gram
4. Uretrografi
5. Sistografi
6. Sialografi
7. Arteriografi
8. Phlebografi
Tulang Belakang
1. Servikal AP/Lateral
2. Servikal AP/Lateral/Oblik
3. Thorakal AP/Lateral
4. Thorakal AP/Lateral/Oblik
7. Lumbal AP/Lateral
3
8. Lumbal AP/Lateral/Oblik
9. Lumbosakral AP/Lateral
Ekstremitas Atas
1. Manus AP/Lateral
5. Humerus AP/Lateral
6. Klavikula
9. Skapula
Ekstremitas Bawah
1. Pedis AP/Lateral
3. Kalkaneus Aksial/Lateral
4. Kruris AP/Lateral
5. Genu AP/Lateral
6. Femur AP/Lateral
7. Coxae
8. Coxae AP/Lateral
4
9. Pelvis AP
Dengan kontras
Mielografi
Appendikogram
Cholecystografi
Fistulografi
HSG
Gastrografi
RPG
APG
Oesophagografi
Mamografi
Fluoroskopi
B. Non x-Ray
Ultrasonografi
pilihan pertama pada pelvis wanita dan pada pasien pediatri, membedakan lesi
5
kistik dari lesi solid dan pada pencitraan wanita hamil untuk melihat fetus dan
plasenta. Dapat juga digunakan untuk memandu aspirasi cairan dan biopsi.
USG Bahu
USG Mata
Vaskular Doppler
USG Urologi
CT-Scan
tertentu. Gambar yang dihasilkan CT scan tersusun dari ribuan kotak kecil yang
+1000 yang diukur dengan Hounsfield Units (HUs). Angka CT berbeda tergantung
dari densitas jaringan yang diperiksa, angka ini menunjukkan seberapa banyak
CT-Scan Kepala
6
CT-Scan Sinus Paranasal
CT-Scan Thoraks
CT-Scan Nasofaring
CT-Scan Tiroid
CT-Scan Lumbal
CT-Scan Pelvis
CT-Scan Lain-lain
CT-Scan Kepala
CT-Scan Thoraks
CT-Scan Nasofaring
CT-Scan Tiroid
CT-Scan Lumbal
CT-Scan Pelvis
7
CT-Scan Guilding
Nuclear medicine:
menggunakan radioisotop, yang merupakan bentuk tidak stabil dari elemen yang
dalam pemeriksaan dinamik organ tubuh: jantung, pembuluh darah, dan ginjal/
Dapat mendeteksi fungsi organ tubuh seperti tiroid dan mendeteksi metastasis/
infeksi tulang.
memanfaatkan energi potensial yang terdapat pada atom hidrogen. Oleh medan
dapat menghasilkan energi yang spesifik terhadap jaringan pada lokasi spesifik
8
2. A) Sebutkan anatomi abdomen ( 4 dan 9 regio)
9
1. Hipokondrium kanan :
Colon ascending
Colon tranversa
Hepar
Gall bladder
Ginjal kanan
Small intestine
2. Epigastrik :
Hepar
Gaster
Pancreas
10
Spleen
Kolon tranversa
Small intestine
Esophagus
3. Hipokondrium kiri
Pancreas
Gaster
Limpa
Kolon transversa
Kolon descending
Small intestine
Hepar
Ginjal kiri
4. Lumbal kanan
Hepar
Ginjal kanan
Gall bladder
Small intestine
Kolon ascending
5. Umbilical
Small intestine
Gaster
11
Kolon transversa
Pancreas
6. Lumbal kiri
Ginjal kiri
Small intestine
Kolon descending
7. Iliaka kanan
Apendiks
Ovarium kanan
Small intestine
8. Hipogastrium
Rectum
Bladder
Kolon sigmoid
Uterus
Ovarium
Tube falopi
9. Iliaka kiri
12
Ovarium kiri
Kolon descenden
Kolon sigmoid
Small intestine
Hipokondrium kanan
Batu empedu
Ulkus gaster
Hepatitis
Ulkus duodenum
13
Kolesistitis
Epigastrik
Hiatal hernia
Heartburn
Hepatitis
Ulkus duodenum
Ulkus gaster
Hernia epigastrium
Hipokondrium kiri
Pankreatitis
Dyspepsia funsional
Ulkus gaster
Gastritis
Lumbal kanan
Konstipasi
Batu ginjal
Bowel disease
Kidney infection
Umbilika
Bowel disease
Ulkus gaster
Pankreatitis
Umbilical pain
14
Early appendicitis
Lumbal kiri
Konstipasi
Kidney infection
Batu ginjal
Bowel disease
Iliaka kanan
Pelvic pain
Konstipasi
Appendicitis
Inflammatory disease
Hypogastrium
Diverticulitis
Hernia inguinalis
Inflammatory disease
Pelvic pain
Cystitis
Prostatitis
Iliaka kiri
Pelvic pain
Konstipasi
Hernia inguinalis
15
Inflammatory bowel disease
Source : www.radiologyassisstant.com
Foto rontgen polos abdomen memiliki keterbatasan dalam mengevaluasi nyeri abdomen, namun
foto polos abdomen sangat berguna dalam mendeteksi batu ginjal dan pneumoperitoneum.
Rontgen jenis abdomen polos ini tetap tidak mengeklusikan ileus atau keadaan patologi lainnya.
Ileus mungkin tidak terlalu terlihat jika bowel loops diisi oleh hanya cairan tanpa udara
intraluminal. Secara alternatif, jika polos abdomen dapat mengindikasikan adanya ileus
16
3. Gambaran inti radiologi dari pneumonia kanan ?
Pneumonia lobaris adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini menyerang
lobus paru
Perselubungan opak
Air bronkogram
sela iga 2 depan (volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction dari iga kedua depan
dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5), serta tidak
dijumpai kaviti
Perselubungan
Ateletaksis
Multikaviti
Fibrosis parenkim
Terjadi ketika udara terakumulasi intrapleural secara progresif sedemikian rupa untuk memberikan
tekanan positif pada struktur mediastinum dan intratoraks. Ini adalah kejadian yang mengancam
17
jiwa yang membutuhkan pengenalan cepat dan pengobatan yang cepat untuk menghindari
kardiorespirasi arrest.
hiperlusen
Penekanan hemidiafragma
Suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan didalam rongga pleura yang mengakibatkan
18
8) Gambaran inti radiologi dari efusi pleura kanan?
Efusi pleura didefinisikan sebagai penimbunan cairan berlebihan dalam rongga pleura. Hal itu
dapat disebabkan oleh peningkatan terbentuknya cairan pleura dalam interstisial paru, pleura
parietalis atau rongga peritoneum atau oleh karena penurunan pembuangan cairan pleura oleh
Meniscus sign (cairan terlihat lebih tinggi pada margin lateral daripada bagian
Medial)
Penyakit saluran napas kronik ditandai dengan dilatasi abnormal yang permanen disertai rusaknya
dinding bronkus. Biasanya pada daerah tersebut ditemukan perubahan yang bervariasi termasuk
di dalamnya inflamasi transmural, edema mukosa (BE silindris), ulserasi (BE kistik) dengan
neovaskularisasi dan timbul obstruksi berulang karena infeksi sehingga terjadi perubahan
19
Gambaran cincin-cincin kecil di daerah para-hiler/para-kardial di atas dasar yang agak
suram (infiltrate), cincin ini adalah bayangan dinding bronkus yang menebal dan
mengalami dilatasi.
Bila gambaran cincin terlalu banyak akan terbentuk gambaran sarang tawon (honeycomb
Kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat
infeksi bakteri. Lesi pada paru ini bersifat supuratif disertai nekrotisasi jaringan didalamnya.
Kavitas dengan proses konsolidasi disekitarnya, adanya air fluid level yang berubah posisi
20
11) Gambaran inti radiologi dari flail chest ?
Flail chest atau flail thoracic segment terjadi ketika tiga atau lebih rusuk yang berdekatan retak di
dua atau lebih tempat. Secara klinis, segmen hanya satu atau dua tulang rusuk dapat bertindak
sebagai segmen memukul, maka ada beberapa kontroversi antara definisi klinis dan radiologis.
Empat patah tulang rusuk bergeser dari rongga toraks kanan tengah.
Tidak ada pneumotoraks.
Dikenal sebagai hematoma epidural, adalah kumpulan darah yang terbentuk antara permukaan
bagian dalam tengkorak dan lapisan luar dura, yang disebut lapisan endosteal. Mereka biasanya
dihubungkan dengan riwayat trauma kepala dan seringnya patah tulang tengkorak. Sumber
perdarahan biasanya arteri, paling sering dari arteri meningeal tengah yang robek.
21
EDH pada ct scan didapatkan hyperdense, sedikit heterogen, dan berbatas tegas.
Bergantung pada ukurannya, fitur sekunder dari efek massa (misalnya pergeseran garis
Ketika pendarahan akut terjadi pada CT scan biasanya terlihat kurang hiperdense,
Ekstravaskasi postkontras jarang terlihat dalam kasus EDH akut dan peningkatan perifer
subset dari perdarahan intrakranial. Ini dapat mencakup sejumlah entitas yang berbagi akumulasi
akut darah di parenkim otak. Etiologi, epidemiologi, pengobatan dan prognosis sangat bervariasi
tergantung pada jenis perdarahan. Dengan perdarahan intraserebral poin-poin berikut harus
Lokasi
ukuran / volume
22
Basal ganglia haemorrhage
Thalamic haemorrhages
Cerebellar haemorrhage
23
Lobar haemorrhage
kumpulan darah yang terakumulasi di ruang subdural, ruang potensial antara dura dan arachnoid
mater dari meninges di sekitar otak. SDH dapat terjadi pada semua kelompok usia, terutama karena
trauma kepala dan CT scan biasanya cukup untuk menegakkan diagnosis. Prognosis bervariasi
Hiperakut
24
Akut
ekstra-aksial homogen yang hiperdense berbentuk sabit yang menyebar secara difus
di atas belahan yang terkena. Ketika bekuan mulai menarik kembali, densitas
Subakut
subdural.
tengah.
Kronik
o Koleksi subdural menjadi hipodens dan dapat mencapai ~ 0HU dan menjadi
subdural space)
Pada CT 60% infark terlihat dalam 3-6 jam dan hampir semuanya terlihat dalam 24 jam.
Sensitivitas keseluruhan CT untuk mendiagnosis stroke adalah 64% dan spesifitasnya adalah
85%.
25
subacute: 1 to 3 minggu
Early hiperakut
Dalam beberapa jam pertama, sejumlah tanda terlihat tergantung pada situs oklusi
dalam:
26
Akut
Seiring waktu hipoattenuation dan pembengkakan menjadi lebih jelas menghasilkan
efek massa yang signifikan. Ini adalah penyebab utama kerusakan sekunder pada
infark besar.
Subakut
fenomena CT fogging.
Kronik
Sisa pembengkakan yang tersisa, dan gliosis pada akhirnya muncul sebagai daerah
dengan kepadatan rendah dengan efek massa negatif. Mineralisasi kortikal juga
Perbedaan :
o patologi
27
o hipoattenuation
o mass effect
widened sulci
Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana terjadi penambahan volume dari cairan serebrospinal
(CSS) di dalam ruangan ventrikel dan ruangan sub arakhnoid. Keadaan ini disebabkan:
28
ukuran ventrikel melebar
ujung tumpul
bila terdapat area hipodens pada kornu ventrikel lateralis menunjukan proses sedang akut.
Sebagian besar tulang tengah wajah dibentuk oleh tulang maksila, tulang palatina, dan tulang
nasal. Tulang-tulang maksila membantu dalam pembentukan tiga rongga utama wajah : bagian
atas rongga mulut dan nasal dan juga fosa orbital. Rongga lainnya ialah sinus maksila. Sinus
maksila membesar sesuai dengan perkembangan maksila orang dewasa. Banyaknya rongga di
sepertiga tengah wajah ini menyebabkan regio ini sangat rentan terkena fraktur.
Fraktur Le Fort I merupakan jenis fraktur yang paling sering terjadi, dan menyebabkan
terpisahnya prosesus alveolaris dan palatum durum. Fraktur ini menyebabkan rahang atas
mengalami pergerakan yang disebut floating jaw. Hipoestesia nervus infraorbital kemungkinan
29
2. Fraktur Le Fort tipe II
Fraktur Le Fort tipe II (gambar 2.5) biasa juga disebut dengan fraktur piramidal.
Manifestasi dari fraktur ini ialah edema di kedua periorbital, disertai juga dengan ekimosis, yang
terlihat seperti racoon sign. Biasanya ditemukan juga hipoesthesia di nervus infraorbital. Kondisi
ini dapat terjadi karena trauma langsung atau karena laju perkembangan dari edema. Maloklusi
biasanya tercatat dan tidak jarang berhubungan dengan open bite. Pada fraktur ini kemungkinan
terjadinya deformitas pada saat palpasi di area infraorbital dan sutura nasofrontal. Keluarnya cairan
Fraktur ini disebut juga fraktur tarnsversal. Fraktur Le Fort III (gambar 2.6)
menggambarkan adanya disfungsi kraniofasial. Tanda yang terjadi pada kasus fraktur ini ialah
30
remuknya wajah serta adanya mobilitas tulang zygomatikomaksila kompleks, disertai pula dengan
jika margin anterolateral dari fossa nasal utuh itu tidak termasuk tipe I fraktur
jika jahitan nasofrontal terlibat, maka itu adalah fraktur tipe II atau III
Spondilitis tuberkulosa adalah infeksi tuberkulosis ekstra pulmonal yang bersifat kronis berupa
infeksi granulomatosis disebabkan oleh kuman spesifik yaitu Mycobacterium tuberculosa yang
mengenai tulang vertebra sehingga dapat menyebabkan destruksi tulang, deformitas dan
paraplegia.
31
infeksi tuberkulosa pada sacrum. Unenhanced CT scan dari pelvis
menunjukkan destruksi dari bagian anterior sacrum dan abses tuberkulosa luas pada presacral (tanda panah
putih). Terdapat pula sequestrum (tanda panah hitam)
Lesi terlihat osteolitik iregular, bermula pada korpus dan kemudian menyebar sehingga
vertebra kolaps dan terjadi herniasi diskus ke dalam vertebra yang hancur. CT scan dapat
belakang sehingga tindakan operatif merupakan indikasi dan prosedur anterior strut
Terlihat destruksi litik pada vertebra (panah hitam) dengan abses soft-tissue (panah putih)
Tumor yang membentuk tulang ganas dan tumor tulang primer kedua yang paling umum setelah
multiple myeloma. Mereka bertanggung jawab untuk ~ 20% dari semua tumor tulang primer dan
terjadi dalam bentuk primer dan sekunder, masing-masing dengan epidemiologi dan distribusi
yang berbeda. Meskipun radiografi polos dapat memberikan banyak informasi, MRI digunakan
untuk pementasan lokal dengan menilai perluasan tumor intraoseus (misalnya pelat pertumbuhan
/ epiphysis) dan keterlibatan jaringan lunak. CT dada dan pemindaian tulang memiliki peran
32
dalam pementasan yang jauh. Biasanya terjadi pada metadiafisis tulang tubular di kerangka
appendicular. Yaitu :
humerus: ~ 15%
tulang betis
rahang atas
tulang belakang
Radiografi konvensional terus memainkan peran penting dalam diagnosis. Penampilan khas dari
33
zona luas transisi, permeatif atau moth-eaten appearance
o jenis sunburst
o sunburst type
o Segitiga Codman
o tidak jelas "berbulu" atau "seperti awan" ke cincin dan busur lesi chondroid
Osteokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua pada tulang yang ditandai dengan
penonjolan tulang berbatas tegas dan umumnya ditemukan pada remaja dan usia muda. Paling
sering terjadi pada tulang panjang seperti tulang paha, tibia, pelvis atau skapula. Tumor ini berasal
humerus: 10-20%
34
lokasi yang kurang umum: tangan, skapula
tulang belakang: elemen posterior tulang belakang jarang terjadi, tetapi tidak jarang, situs
Ekspertise rontgen :
Suatu osteochondroma dapat berupa sessile atau bertangkai dan terlihat di wilayah metaphyseal
biasanya memproyeksikan menjauh dari epiphysis. Sering terjadi pelebaran terkait metafisis dari
mana ia muncul. Tutup kartilago bervariasi dalam tampilannya. Mungkin tipis dan sulit untuk
diidentifikasi, atau kental dengan kalsifikasi cincin dan busur dan tulang subchondral yang tidak
teratur.
Ketidakteraturan kortikal baru atau pertumbuhan lanjutan setelah kematangan skeletal telah
tercapai, serta fitur agresif yang jelas (misalnya kerusakan tulang, komponen jaringan lunak besar,
35
21) Gambaran inti radiologi osteoarthritis genu grade 2, 3,& 4?
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat, ditandai dengan adanya
degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepinya, sklerosis tulang subkondral,
perubahan pada membrane sinovial, disertai nyeri, biasanya setelah aktivitas berkepanjangan, dan
Pada OA terdapat gambaran radiografi yang khas, yaitu osteofit. Selain osteofit, pada pemeriksaan
X-ray penderita OA biasanya didapatkan penyempitan celah sendi, sklerosis, dan kista subkondral.
1) Grade 0 : normal
3) Grade 2 : osteofit pada dua tempat dengan sklerosis subkondral, celah sendi normal, terdapat
kista subkondral
36
penyempitan celah sendi
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista subkondral dan
Sclerosis
ahlback classification
Pada fraktur Colles dan Smith, yang terjadi hanyalah proses fraktur radius. Yang membedakan
adalah arah angulasi tulang tersebut. Jika terjadi angulasi ke DORSAL, itulah fraktur Colles. Jika
37
1. Fraktur Smith
tipe I
tipe II
o ~ 13%
tipe III
Rontgen x-ray :
Dalam banyak kasus, seri radiografi pergelangan tangan polos akan cukup untuk diagnosis dan
karakterisasi. Garis fraktur biasanya terlihat jelas, meskipun pada fraktur yang tidak terdistorsi
dapat menjadi sulit untuk dilihat dan penyimpangan / tusukan kortikal yang halus harus dicari.
38
Pada fraktur intra-artikular (tipe II), derajat penurunan dan kelainan artikular harus dinilai, dan
Selain melaporkan adanya fraktur radial distal dengan angulasi volar, sejumlah fitur harus dicari:
patah
tingkat angulasi
tingkat perpindahan
39
2. Fraktur Colles
fraktur metafisis distal radius yang sudah mengalami osteoporosis, garis fraktur transversal,
komplit, jaraknya 2-2,5cm proximal garis sendi, bagian distal beranjak ke dorsal dan angulasi ke
Rontgen polos sering terdiri dari AP dan pandangan lateral; Namun, tidak jarang untuk pandangan
miring untuk dimasukkan. Fraktur muncul ekstra-artikular dan biasanya proksimal ke sendi
radioulnar. Angulasi dorsal dari fragmen fraktur distal hadir ke tingkat variabel (sebagai lawan
angulasi volar dari fraktur Smith). Biasanya ada juga impaksi dengan pemendekan jari-jari yang
dihasilkan. Fraktur styloid ulnaris terkait hadir pada hingga 50% kasus.
patah
o tingkat impaksi
fraktur lainnya
o styloid ulnar
o tulang karpal
40
Pada pemeriksaan foto polos daerah fraktur, dapat dilihat karakteristik gambaran patahan fraktur
ini, yaitu:
Biasanya hanya terdapat dua fragmen patahan tulang, tapi pada keadaan tertentu dapat
Terdiri dari fraktur bagian distal jari-jari dengan dislokasi sendi radioulnar distal dan ulna utuh.
Fraktur setara dengan galeazzi adalah fraktur radial distal dengan fraktur f. Ling ulnaris distal.
41
X-ray :
Serangkaian lengan bawah biasanya cukup untuk diagnosis dan perencanaan manajemen.Namun,
Selain menyatakan adanya fraktur radial dan dislokasi sendi radio-ulnar distal, sejumlah fitur
harus dicari dan dikomentari:
fraktur radial
lokasi
angulasi
tingkat pemendekan (lihat di atas)
42
dislokasi sendi radioulnar distal
arah
Fraktur yang mengenai tulang radius ulna karena rudapaksa termasuk fraktur dislokasi proximal
Klasifikasi Bado:
– Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi anterior disertai dislokasi anterior kaput
radius
– Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai dislokasi posterior kaput
radii dan fraktur kaput radii
– Fraktur ulna distal processus coracoideus dengan dislokasi lateral kaput radii
– Fraktur ulna 1/3 tengah / proksimal ulna dengan dislokasi anterior kaput radii dan fraktur 1/3
proksimal radii di bawah tuberositas bicipitalis
43
X-Ray :
Ketika fraktur lengan bawah diidentifikasi, pencitraan khusus dari siku dan pergelangan tangan
adalah penting dan kualitas AP yang baik dan pandangan lateral sangat penting. Asalkan film
dengan kualitas yang memadai diperoleh, fraktur ulnaris biasanya jelas dan dislokasi kepala
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakterimaupun jamur.
Kata sinusitis itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu sinus yang artinyacekungan dan akhiran itis yang berarti
radang. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari ke empat sinus yang ada (maksilaris ,etmoidalis, frontalis atau
sfenoidalis).Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung
selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun)
44
Foto cranium AP, waters tampak penebalan mukosa cavum nasi bilateral, tampak opasitas di sinus
maksilaris dextra dan sinistra, terutama dextra, air fluid level(+), tak tampak diskontinuitas os.nasale,
abnormal, dengan hilangnya artikulasi normal dengan fossa glenoid. Dislokasi dapat terjadi di
daerah berikut:
45
Dislokasi anterior adalah yang paling umum dan merupakan terjemahan anterior yang normal
dan sering berulang (juga dikenal sebagai kebiasaan) terjemahan anterior dari kondilus dari fossa
glenoid dan ke eminensia kondilus (lihat disfungsi TMJ), atau hasil pembukaan akut dan kuat
dari mulut (misalnya trauma, intubasi 2 dll) . Dalam beberapa pengaturan, dislokasi tidak dapat
dikurangi dan menjadi kronis.
Tidak lama setelah sinar-x ditemukan bahwa para ilmuwan mulai bereksperimen dengan
prosedur intervensional. Pada awal abad ke-20, seorang ilmuwan yang berdedikasi menyuntikkan
kontras ke salah satu arteri sendiri, dan bidang angiografi lahir. Dalam beberapa dekade, ahli
radiologi melihat arteri yang memasok kaki, aorta dan cabangnya di dada dan perut, arteri di kepala
dan area tubuh lainnya. Sarana akses yang digemari yaitu melalui arteri femoralis di selangkangan,
yang menghubungkan ke hampir setiap arteri dalam tubuh. Kateter yang berbeda dikembangkan
untuk memungkinkan akses ke arteri kecil. Selama tahun 1960-an, penggunaan angiogram
mencapai puncak pertamanya. Ada beberapa pilihan saat itu, dan angiogram menjadi cara yang
dipilih untuk melihat banyak organ, meskipun invasif,. Ahli radiologi dapat menyuntikkan
pewarna langsung ke arteri ginjal dan melihat anatomi dan tumor vaskular ginjal yang sangat jelas.
46
Hal tersebut memungkinkan untuk melihat perdarahan dari arteri secara internal karena sejumlah
alasan. Kita bisa menyuntikkan vasopresin (zat yang menyebabkan arteri menyempit), bahan
berpori dan kasa (akhirnya diserap oleh tubuh), atau koil untuk menyumbat arteri dan
menghentikan pendarahan. Ahli radiologi sekarang dapat memetakan suplai vaskular seluruh
tubuh dan mungkin bahkan menghentikan pendarahan internal. Saat itu, ahli radiologi hanya akan
memberitahu ahli bedah apa yang sedang terjadi, dan ahli bedah akan memutuskan apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Itu radiologikuno.Saat ini, ketika suatu area di arteri sangat menyempit,
bukannya memanggil ahli bedah dan menjadwalkan pasien untuk ruang operasi, dalam banyak
kasus seorang ahli radiologi intervensi dapat memasukkan kateter yang memiliki balon di
ujungnya. Ketika bagian kateter yang menahan balon kempes diposisikan tepat di seberang area
sempit, ahli radiologi mengembang balon untuk "memecahkan plak" dan melebarkan pembuluh
darah. Dia mungkin melakukan ini dua atau tiga kali. Sebagian besar waktu kapal akan tetap
terbuka. Jika tidak, ahli radiologi dapat memasukkan tabung kecil yang diperkuat (stent) untuk
menjaga arteri tetap terbuka. Ini dapat dilakukan untuk arteri di jantung (angioplasti koroner), ke
pembuluh di perut (angioplasti arteri ginjal), dan ke pembuluh yang memasok kaki dan tempat
lain.
meminimalkan trauma fisik kepada pasien (ukuran luka operasi), tidak membutuhkan anestesi
umum, mengurangi tingkat infeksi, mempercepat waktu pemulihan, serta memperpendek waktu
Radiologi intervensi sebenarnya sudah lama eksis di Indonesia, namun baru beberapa tahun
47
Indonesia diselenggarakan oleh PSRII (Perkumpulan Subspesialis Radiologi Intervensi
Indonesia), yang merupakan salah satu perhimpunan di bawah naungan PDSRI (Perhimpunan
minimal invasif untuk melakukan diagnosis dan terapi pada hampir semua organ tubuh dengan
menggunakan panduan gambar / foto yang dihasilkan dari alat-alat radiologi (USG, CT Scan, MRI,
Flouroskopi). Secara garis besar, radiologi intervensi dapat dibagi menjadi radiologi intervensi
vaskular dan non vaskular. Radiologi intervensi vaskular berhubungan atau melalui pembuluh
darah, sedangkan radiologi intervensi non vaskular tidak melalui atau berhubungan dengan
pembuluh darah.
Prosedur yang dilakukan terutama untuk radiologi intervensi vaskular adalah memasukkan
kateter melalui sayatan sepanjang kurang dari 0,5 cm di lipat paha (melalui arteri femoralis) atau
di daerah lengan (arteri radialis atau brachialis), dengan tindakan anestesi lokal. Jadi dengan luka
Jenis tindakan yang dapat dilakukan radiologi intervensi terutama yang vaskular dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok tindakan, yakni tindakan diagnostik dan terapi. Tindakan
diagnostik yang dilakukan adalah angiografi dengan membuat gambar dari pembuluh darah suatu
organ. Sedangkan untuk tindakan terapi yaitu prosedur yang dilakukan pada radiologi intervensi
terutama yang vaskuler, prinsipnya adalah yang tidak lancar dijadikan lancar dengan
48
menggunakan balonisasi, stent atau hanya sekedar melakukan flushing, sedangkan aliran yang
terlalu lancar (bocor) ditutup dengan menggunakan embolan, embolan cair, partikel atau coil.
Berikut ini tindakan radiologi intervensi yang sudah kerap dilakukan ialah flushing.
Flushing merupakan tindakan melarutkan thrombus yang terjadi di pembuluh darah otak pada
kasus stroke non hemoragik yang waktu serangannya kurang dari 6 jam. Sedangkan pada kasus
stroke perdarahan akan dilakukan angiografi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab
pecahnya pembuluh darah, yang seringnya disebabkan oleh aneurisma. Jika ditemukan aneurisma
maka dapat dilakukan pemasangan coil (logam yang setipis benang atau rambut) yang digunakan
TACI / TACE yaitu prosedur yang dilakukan pada pasien kanker. Yang dilakukan adalah
pemberian obat kemoterapi melalui kateter ke pembuluh darah yang memberi makan tumor,
setelah itu dapat dilanjutkan dengan menutup pembuluh darah (embolisasi) tersebut, sehingga
Uterine Arterial Embolization (UAE) adalah suatu tindakan yang dapat menjadi pilihan
dalam mengobati mioma uteri. Prinsip dari terapi ini adalah melakukan penyumbatan (embolisasi)
arteri uterina, sehingga miom yang ada dapat mengecil. Terapi ini dapat menjadi pilihan untuk
pasien yang memiliki resiko jika harus menjalani operasi atau untuk pasien yang tidak mau
menjalani operasi.
Prostate Arterial Embolization (PAE) memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan UAE,
yaitu melakukan embolisasi arteri prostatika pada pasien dengan hipertrofi prostat.
49
Embolisasi, untuk menyumbat pembuluh darah yang mengalami kebocoran misalnya pada
perdarahan saluran cerna. Tindakan yang dilakukan adalah menyumbat pembuluh darah yang
mengalami kebocoran (embolisasi) baik menggunakan coil ataupun embola lainnya. Angioplasty
, adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk memperlebar diameter pembuluh darah secara
mekanik dengan menggunakan balon dan dapat dilanjutkan dengan pemasangan stent untuk
mempertahankan diameter yang telah diperbaiki. Pasien yang memerlukan angioplastu biasanya
adalah pasien dengan penyempitan pembuluh darah kaki yang disebabkan oleh diabetes atau hal
lain.
Masih banyak tindakan atau prosedur lain yang dapat dilakukan oleh radiologi intervensi
vaskuler. Sedangkan radiologi intervensi nin vaskular banyak dipakai untuk melakukan biopsi
dengan panduan USG, CT scan ataupun modalitas lainnya. Selain itu dengan panduan USG dan
CT scan juga dapat melakukan terapi kanker dengan metode radiologi frequency, ethanolisasi dan
lain-lain.
Teknik Seldinger, juga dikenal sebagai teknik kawat Seldinger, adalah prosedur medis
untuk mendapatkan akses yang aman ke pembuluh darah dan organ berongga lainnya. Ini dinamai
Dr Sven Ivar Seldinger (1921-1998), seorang ahli radiologi Swedia yang memperkenalkan
Kapal atau rongga yang diinginkan ditusuk dengan jarum berongga tajam, dengan panduan
ultrasound jika diperlukan. Sebuah guidewire berujung bundar kemudian diteruskan melalui
lumen jarum, dan jarum ditarik. Sebuah selubung atau kanula tumpul sekarang dapat dilewatkan
50
ke atas kawat pembatas ke dalam rongga atau bejana. Sebagai alternatif, tabung drainase
dilewatkan pada kawat pemandu (seperti pada saluran air dada atau nefrostomi). Setelah melewati
Selubung introduksi dapat digunakan untuk memperkenalkan kateter atau perangkat lain
untuk melakukan prosedur endoluminal (di dalam organ berongga), seperti angioplasti.
Fluoroskopi dapat digunakan untuk mengkonfirmasi posisi kateter dan untuk manuver ke lokasi
yang diinginkan. Injeksi radiokontras dapat digunakan untuk memvisualisasikan organ. Prosedur
Setelah menyelesaikan prosedur yang diinginkan, selubung ditarik. Dalam pengaturan tertentu,
perangkat penyegelan dapat digunakan untuk menutup lubang yang dibuat oleh prosedur.
Teknik Seldinger digunakan untuk angiografi, penyisipan saluran dada dan kateter vena
sentral, penyisipan tabung PEG menggunakan teknik push, penyisipan lead untuk alat pacu jantung
buatan atau implan cardioverter-defibrillator, dan banyak prosedur medis intervensional lainnya.
Tusukan awal dengan instrumen yang tajam, dan ini dapat menyebabkan perdarahan atau
perforasi organ yang bersangkutan. Infeksi adalah komplikasi yang mungkin, dan karenanya
asepsis dipraktekkan selama sebagian besar prosedur Seldinger. Hilangnya guidewire ke dalam
rongga atau pembuluh darah adalah komplikasi yang signifikan dan umumnya dapat dicegah.
51
Sebelum deskripsi teknik Seldinger, trocars tajam digunakan untuk menciptakan lumen melalui
perangkat yang dapat dilewati. Ini memiliki tingkat komplikasi yang tinggi. Namun, dengan
pengenalan teknik Seldinger, angiografi menjadi prosedur yang relatif bebas risiko, dan bidang
1. outlook
angiografi. Ini memberikan media radiopak dan agen terapeutik ke situs yang dipilih dalam
sistem vaskular. Ini juga digunakan untuk memimpin guidewire atau kateter ke situs target.
Outlook 4 Fr (1,40 mm) memiliki lumen besar untuk memungkinkan media kontras
untuk disuntikkan pada laju aliran tinggi dan dirancang untuk menunjukkan kontrol torsi
yang baik. Inserter kateter pada kateter pigtail dapat digunakan untuk meluruskan ujung
kateter agar lebih mudah masuk ke dalam selubung. Setelah pemasangan kateter, dapat
dikupas kateter. Pengencangan regangan tetap mencegah kateter untuk tidak mengerut
52
Karakteristik
Struktur dinding tipis memungkinkan laju aliran hingga 23 ml / detik (garam) dan batas tekanan
maksimum 1.200 psi (8.274 kPa). Mengepang dengan pitch variabel menawarkan kekakuan
proksimal parsial dan peningkatan fleksibilitas di ujung distal. Kurva Tiger dan BLK
memungkinkan angiografi arteri koroner kanan dan kiri menggunakan pendekatan radial atau
brakialis. Konsep kateter tunggal ini mengurangi prosedur dan waktu fluoroskopi, menyediakan
2. Opitotorque
Kateter angiografik atau diagnostik dimaksudkan untuk digunakan dalam prosedur angiografi.
Ini memberikan media radiopak dan agen terapeutik ke situs yang dipilih dalam sistem vaskular.
Ini juga digunakan untuk memimpin guidewire atau kateter ke situs target. Radifocus Optitorque,
Karakteristik :
2. Dinding ultra-tipis kateter menciptakan lumen besar untuk memungkinkan waktu injeksi
53
singkat.
3. Kurva Tiger dan BLK memungkinkan angiografi arteri koroner kanan dan kiri
menggunakan pendekatan radial atau brakialis. Konsep kateter tunggal ini mengurangi
prosedur dan waktu fluoroskopi, menyediakan baik prosedural dan efisiensi biaya.
Pemeriksaan sinar x gigi dua dimensi (2-D) yang menangkap seluruh mulut dalam satu
gambar, termasuk gigi, rahang atas dan bawah, struktur dan jaringan di sekitarnya. Rahang adalah
struktur melengkung mirip dengan tapal kuda. Namun, x-ray panoramik menghasilkan gambar
datar dari struktur melengkung. Biasanya memberikan rincian tulang dan gigi.
X-ray (radiografi) adalah tes medis non-invasif yang membantu dokter mendiagnosis dan
mengobati kondisi medis. Imaging dengan x-rays melibatkan mengekspos bagian tubuh ke dosis
kecil radiasi pengion untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh. Sinar X adalah bentuk
pencitraan medis tertua dan paling sering digunakan.Tidak seperti x-ray intraoral tradisional
54
dimana detektor film / x-ray ditempatkan di dalam mulut, film untuk x-ray panorama terdapat di
dalam mesin.
Panoramic dental x-ray menggunakan dosis radiasi pengion yang sangat kecil untuk
menangkap seluruh mulut dalam satu gambar. Hal ini biasanya dilakukan oleh dokter gigi dan ahli
bedah mulut dalam praktek sehari-hari dan dapat digunakan untuk merencanakan perawatan gigi
1. Kondil
2. Proc. Koronoideus
3. Septum nasal
4. Foramen insisivus
5. Sinus maksila
6. Bayangan tulang hyoid
7. Fossa mandibula
8. Eminensia artikularis
9. Arkus zigomatikus
10. Kanalis mandibula
11. Linea oblique eksterna
12. Sudut gonial
13. Fossa nasalis
14. Dasar sinus maksilaris
15. Dinding anterior sinus maksilaris
16. Palatum durum
17. Orbita
18. Foramen mentale
19. Gigi impaksi
20. Tuberositas maksilaris
21. Retromolar pad
55
1. Impacted Teeth
Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara
membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distalmolar
Kelas I: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara
Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara
Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus
mandibula.
Posisi A: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal.
56
Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis oklusal tapi
Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis servikal molar.
Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi impaksi
digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua. Posisi-posisi
meliputi:
1)Vertical
2)Horizontal
3)Inverted
57
8)Posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position
Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas. Klasifikasi ini
sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory. Bedanya,klasifikasi ini berlaku
Kelas A: Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua.
Kelas B: Bagian terendah gigi molar ketiga berada di atas garis oklusal molar
Kelas C: Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal molar
kedua.
Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi George Winter. Berdasarkan hubungan
Sinus Approximation (SA): Bila tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan tulang
58
Non Sinus Approximation (NSA): Bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2
2. Caries
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah
59
dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal
sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak
dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di
seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat
berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi
terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat.
Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan
bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat
merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam
yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah.
Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah
5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih
banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat
dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan
estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran
struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah
60
3. Abses peripheral
Infeksi akut jaringan periapikal di sekitar akar gigi. Pasien mungkin datang dengan nyeri, edema,
dan cairan purulant lokal ke lokasi patologi dengan atau tanpa demam dan limfadenopati servikal
yang lunak. Abses gigi awal, dalam sepuluh hari pertama, mungkin tidak memiliki gambaran
radiografi.
61
Foto polos / OPG dan CT
lucency didefinisikan dengan baik di atau distal ke apex akar, biasanya <10 mm dengan atau tanpa
sekitar (<22 mm) sclerosis 2-4
62