B. ETIOLOGI
Penyebab spermatokel belum diketahui secara pasti. Spermatokel
sering karena epididimitis akibat STD,bila bilateral akan sebabkan
azoospermia Banyak juga ahli percaya spermatokel hasil dari penyumbatan
di salah satu tabung yang mengalirkan sperma dari testis ke epididimis.
Trauma dan peradangan juga dapat menyebabkan spermatokels.
Beberapa hipotesis termasuk bahwa spermatokel mungkin timbul dari
ductules eferen, mungkin dilations aneurisma dari epididimis, atau mungkin
dilatasi sekunder untuk obstruksi distal (Dogra et-al, 2001).
C. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri di testis juga bisa disebabkan oleh kista yang tumbuh di
epididimis (tabung melingkar yang terletak di belakang setiap testis). Kista
ini jinak dan mulai keluar sebagai akumulasi sel-sel sperma. Sering kali,
kista sangat kecil dan tidak menimbulkan masalah. Namun kadang-kadang,
kista tumbuh dengan ukuran beberapa sentimeter. Pada titik ini, pria
mungkin merasa berat di testis, tidak nyaman atau bahkan rasa sakit (Dogra
et-al, 2003).
D. PATOFISIOLOGI
1
Spermatokel dapat berasal dari divertikulum rongga yang ditemukan
pada caput epididimid. Sperma yang menumpuk disitu lama kelamaan akan
menumpuk dan membuat suatu divertikulum pada caput epididimis.
Spermatokel ini diduga pula berasal dari epididimitis atau trauma
fisik. Timbulnya scar pada bagian manapun di epididmis, akan
menyebabkan obstruksi dan mungkin mengakibatkan timbulnya
spermatokel (Aviena, 2010).
E. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik. Pemeriksan fisik menunjukkan adanya massa di dalam skrotum yang:
Unilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis)
Lunak
Licin, berkelok-kelok atau bentuknya tidak beraturan
Berfluktuasi, berbatas tegas atau padat (Ezine, 2011).
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah:
1. Transluminasi
Spermatokel menunjukkan bahwa massa berupa cairan yang agak
padat. Adanya hidrokel bisa diketahui dengan menyinari skrotum dengan
lampu senter. Skrotum yang terisi cairan jernih akan tembus cahaya
(transiluminasi). Varikokel teraba sebagai massa yang berkelok-kelok di
sepanjang korda spermatika (Dogra, 2001).
2. USG skrotum
2
Gambar 3. USG Skrotum
Pada pemeriksaan sonografi, spermatokel yang didefinisikan
dengan baik lesi hypoechoic epididimis biasanya berukuran 1-2 cm dan
menunjukkan posterior peningkatan akustik. Mereka biasanya tidak
teratur, dengan baik gema internal yang tingkat rendah dan kadang-kadang
septations (Dogra, 2003).
Spermatocoeles adalah jenis umum dari kista ekstra testis, dan
merupakan dilatasi kistik tubulus dari ductules eferen di kepala epididimis.
Spermatocoeles biasanya unilocular tetapi dapat multilocular dan mungkin
terkait dengan vasektomi sebelumnya. Mereka lebih umum daripada kista
epididimis, tetapi dapat muncul sangat mirip (Dogra, 2003).
F. DIAGNOSIS BANDNG
Penyebab terbentuknya massa di dalam skrotum bervariasi dan bisa
merupakan sesuatu yang jinak maupun keganasan. Penyebab dari
pembentukan massa skrotum bisa berupa:
- Peradangan maupun infeksi (misalnya epididimitis)
- Cedera fisik pada skrotum
- Herniasi (hernia inguinalis)
- Tumor (Purnomo, Basuki. 2010).
G. PENATALAKSANAAN
3
Tidak ada terapi medis spesifik yang diindikasikan dalam
penatalaksanaan untuk simple spermatokel. Analgesik oral dapat diberikan
untuk mengobati gejala. Jika penyebab yang mendasarinya berupa
epididimitis yang menyebabkan rasa tidak nyaman, maka dapat
ditambahkan antibiotik sebagai indikasinya. Observasi biasanya dilakukan
untuk kasus-kasus spermatokel yang simple, ringan ataupun tanpa gejala
(www.emedicine.medscape.com).
H. KOMPLIKASI
a. Spermatoselektomi
- Epididymal injury
- Epididymal obstruction
- Scrotal hematoma
- Superficial wound infection, swelling, and recurrence of the
spermatocele
b. Skleroterapi
- Epididymal injury
4
- Infertility
- Bleeding
- Infection
- Chemical epididymitis
- Spermatocele recurrence (www.emedicine.medscape.com)
I. PROGNOSIS
Prognosis dari kasus spermatokel yang ditangani dengan
spermatoselektomi cenderung baik. Penelitian akhir-akhir ini membuktikan
bahwa pasien yang mengalami eksisi spermatokel yang tidak nyaman, 94%
diantaranya mengalami bebas gejala nyeri. Dan spermatoselektomi
merupakan penatalaksanaan bedah terbaik untuk simptomatik spermatokel
(www.emedicine.medscape.com).
FUNIKULOKEL
5
Gambaran Klinis:
HERNIA
- Teknik Bassini
Komponen utama dari teknik bassini adalah
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus
dikanalisingunalis hingga ke cincin ekternal·
Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari
herniaindirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal
untuk mencari hernia direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis
(fasciatransversalis)
Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
Rekonstuksi di dinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis,
otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke
ligamentuminguinalis lateral
6
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam
rekontruksi,tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk
mengikat fasciadisekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis,
kelemahannyayaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain
dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang akan
menyebakanjahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhano
7
6. Isi hernia dimasukan ke dalam cavum abdomen, kantong hernia secara
tajam dan tumpul sampai anulus internus
HIDROKELE
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 12-
24 bulan dengan harapan prosesus vaginalis dapat menutup, dan
hidrokel akan sembuh dengan sendirinya. Jika hidrokel masih ada atau
bertambah besar, disebut juga dengan hidrokel persisten, maka perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Salah satu metode minimal invasif pada terapi hidrokel yaitu metode
8
aspirasi-skleroterapi. Pada metode ini, dilakukan aspirasi cairan
hidrokel dan disuntikkan zat sklerotik (tetrasiklin, natrium tetra desil
sulfat atau urea) agar mukosa menjadi kering dan terjadi perlengketan.
Metode ini mudah dan aman dilakukan, namun efektivitas dan
kepuasan pasien terhadap terapi lebih rendah dibandingkan tindakan
pembedahan.
9
Hidrokelektomi Pada Dewasa
Teknik plikasi Lord dapat digunakan pada dinding hidrokel yang tipis
namun tidak dianjurkan untuk digunakan pada kantong yang lebar,
panjang dan tebal karena teknik ini akan meninggalkan ikatan-ikatan
lipatan dari jaringan yang diplikasi pada skrotum. Prinsip teknik Lord
dilakukan dengan membuka kantong hidrokel, mengeluarkan testis
dari kantong, menjahit tepi kantong hidrokel dan dengan
menggunakan jahitan interrupted, secara radial dijahit untuk plikasi
kantong.
10
Gambar. Pendekatan skrotal:
2. Insisi lapis demi lapis dari kulit, lapisan otot dartos, fasia
cremaster hingga tampak lapisan parietal dari tunica vaginalis dimana
lapisan ini adalah dinding luar dari kantong hernia.
11
yang tersisa lalu dijahitkan dibelakang testis dan funikulus
spermatikus dengan jahitan interrupted atau dapat menggunakan
jahitan continues (untuk meminimalisir rembesan darah dari tepi
luka), sehingga bagian kantong hidrokel tereversi.
12
13
14
Gambar. Teknik operasi Jaboulay
15
Gambar. Teknik plikasi Lord
16
mengeliling testis, namun tepi luka tidak dijahit. Kemudia dimasukan
kembali ke skrotum dan ditutup lapis demi lapis.
17
Gambar. Pendekatan hidrokelektomi melalui inguinal (dewasa)
18
19