Anda di halaman 1dari 54

Presentasi CSS

PERIPHERAL NERVE AND


ENTRAPMENT
Alnesti Purnama Yunisa
G1A216078

Pembimbing:
dr. Budi Justitia Sp.OT, M.kes
 Saraf tepi terdiri dari saraf kranial dan spinal

 Cedera saraf tepi biasanya akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor,


laserasi oleh benda tajam, penetrasi trauma, trauma peregangan dan
penekanan dan fraktur, dan luka tembak.

 Entrapment neuropathy merupakan akibat dari kompresi atau adanya trauma


pada saraf perifer.

 Dapat menyebabkan hilangnya fungsi saraf (motorik dan atau sensorik), dan
keterlambatan pengobatan dapat menyebabkan kesulitan untuk
mengembalikan fungsi dari saraf tersebut.
Entrapment Neuropati

-Tersering
-> Carpal kumpulan penyakit
Tunnel Syndrom saraf perifer yang
(CTM) dicirikan dengan 1. Neuropraksia
adanya nyeri atau 2. Aksonotmesis
- Neuropati pada hilangnya fungsi saraf 3. Neurotmesis
saraf ulnaris akibat kompresi yang
penyakit tersering kronik atau adanya
yang kedua . trauma mekanik pada
lokasi yang spesifik

epidemiologi Klasifikasi Cedera


Saraf Tepi
Anatomi Saraf
Perifer

1. Bundel saraf tepi terdiri dari


kumpulan akson-akson yang Ada dua tipe sel saraf pada susunan
menjadi satu dalam endoneurium. saraf perifer yaitu :
2. Sekelompok endoneurium
• Aferen/Sensorik
terbungkus dalam satu perineurium
3. Beberapa perineurium terbungkus
• Eferen/Motorik
dalam satu kelompok dalam
epineurium.
Anatomi Saraf
Perifer
Serabut saraf adalah penghantar implus listrik dari
susunan saraf tepi ke ujungnya di lempeng saraf
otot, atau sebaliknya, dari reseptor sensoris ke
pusat

Sistem saraf tepi terdiri dari :


•12 pasang saraf serabut otak (saraf cranial)

•31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf


spinal)
Etiologi
Trauma

Infeksi

Iskemia

Metabolik
Klasifikasi cedera
saraf tepi
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN diketahui dengan pasti
PENUNJANG lokasi dan saraf yang
Blok saraf, uji 4 1 terkena cedera,
elekterik dan membedakan apakah
radiologis. kerusakan saraf
disebabkan oleh trauma
mendadak atau kronik,
PEMERIKSAAN FISIK :
3 GEJALA 2 atau penyakit lain.
mungkin ditemukan jaringan
parut pada suatu luka tertentu , tergantung dari saraf yang terkena. Cedera pada
kelemahan otot, kehilangan saraf motorik : hilangnya fungsi otot, cedera
sensibilitas, kulit menjadi halus, pada saraf sensoris : hilangnya sensasi dari
mengkilat, dingin dan kering.
distribusi sensori saraf yang terkena dan atau
Upper Limb
Cedera Pleksus Brakialis

Pada bayi, cedera ini sering ditemukan pada bayi yang baru lahir
terutama bayi besar lahir dengan forceps atau bayi yang lahir sungsang.
Kerusakan disebabkan karena adanya tarikan/tekanan yang hebat pada
pleksus brakialis, dapat bersifat ringan sampai terjadi robekan pada satu
atau lebih dari trunkus saraf.
Gambaran klinisnya pada tipe lengan atas (paralisis Erb) berupa paralisis
bahu dan lengan atas. Tipe lengan bawah terjadi kerusakan pada pleksus
brakialis C8 dan T1. Sedangkan tipe lengan bawah dan lengan atas
mengenai seluruh pleksus brakialis dan biasanya terjadi avulse yang total
pada sumsum tulang belakang.
Upper Limb
Cedera nervus supraskapular

Saraf supraskapula berasal dari pleksus brakialis bagian atas


(C5,C6). Cedera pada nervus suprasapular berkaitan dengan
mengangkat berlebihan dan berulang, fraktur pada scapula
dengan tekanan langsung atau traksi. Gambaran klinis
mungkin ditemukan adanya riwayat trauma sebelumnya serta
gejala nyeri pada daerah supraskapula dan kelemahan abduksi
bahu. Lesi biasanya bersifat aksonotmesis dan dapat pulih
setelah 2-3 bulan
Upper Limb
Cedera nervus axilla

Saraf aksila (C5-6) berasal dari bagian belakang pleksus


brakialis. Biasanya saraf ini mengalami kerusakan pada
dislokasi sendi bahu atau fraktur leher humerus dan lesi
bersifat aksonotmesis. Pada umumnya lesi saraf aksilla dapat
pulih secara spontan.
Upper Limb
Cedera Nervus Medianus

Serabut motorik saraf medianus


menginervasi otot-otot thenar yang
meliputi:

 otot abduktor polisis brevis


 otot opponen dan otot fleksor polisis
brevis
 otot lumbrikal jari telunjuk dan jari
tengah
Cedera yang sering terjadi di dekat pergelangan
tangan atau pada lengan bawah.
Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan atau cerutan terhadap


nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan,
tepatnya di bawah tleksor retinakulum.
Epidemiologi

National Health Interview Study


Etiologi
(NIHS) mencatat bahwa CTS lebih
sering mengenai wanita daripada pria
dengan usia berkisar 25 - 64 tahun Dislokasi, fraktur atau hematom pada
lengan bawah, pergelangan tangan
dan tangan. Trauma langsung
terhadap pergelangan tangan.
Pekerjaan : gerakan mengetuk atau
fleksi dan ekstensi pergelangan
tangan yang berulang-ulang
Gejala

Gejala awal biasanya berupa


parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti terkena
aliran listrik (tingling) pada jari dan
setengah sisi radial jari walaupun
kadang-kadang dirasakan mengenai
seluruh jari-jari.
Diagnosa
Flick's
Pemeriksa
an fungsisign
otonom Thenar
wasting
Luthy’s sign
(bottle’s
sign)
Wrist
extension
test
Pressure
test
Torniquet
test
Tinel’s
sign Phalen
test
• Pemeriksaan EMG: adanya fibrilasi, polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah
Pemeriksaan motor unit pada otot-otot thenar.
Penunjang • Pemeriksaan Radiologis : untuk melihat
faktor penyebeb seperti adanya fraktur
• Pemeriksaan laboratorium.
Terapi

terapi konservatif :
1. Istirahatkan
pergelangan
Terapi operatif : jika tangan
2. Obat anti
tidak mengalami
inflamasi non
perbaikan atau steroid
terjadi gangguan 3. Pemasangan
Terapi terhadap bidai pada
keadaan yang sensorik yang berat pergelengan
mendasari STK atau adanya atrofi tangan
thenar. Injeksi steroid
Pronator Teres Sindrom

Pronator Teres Syndrome (PTS) adalah neuropati kompresi saraf median pada
siku.
Epidemiologi

Kasus ini jarang dibandingkan Etiologi


dengan Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) Gerakan yang berulang yang
menyebabkan hipertonisitas di
pronator teres.Biasanya kegiatan
kerja yang menjadi penyebabnya
seperti palu, membersihkan ikan.
Gejala

Parestesia di ibu jari, jari telunjuk, jari • Nyeri pada lengan bawah proksimal
tengah dan jari setengah radial seperti
yang terlihat pada sindrom • Gangguan sensorik terhadap distribusi
terowongan karpal. Pada sindrom
pronator parestesia sering diperburuk
cabang kulit palmar cutaneous dari
dengan pronosupinasi berulang. median nerve (telapak tangan) yang
timbul 4 sampai 5 cm proksimal carpal
tunnel.
• Tanda Tinel positif pada
lengan bawah anterior
proksimal
• Fleksi siku yang tertahan
Pemeriksaan Fisik dengan supinasi lengan
bawah (kompresi pada
aponeurosis bicipital)
• Menahan pronasi lengan
bawah dengan siku
diperpanjang (kompresi pada
dua kepala teralis pronator).
Terapi

Non peratif :
Istirahat
Splint
NSAIDS selama 3-
6 bulan
Terapi operatif :
dekompresi bedah
saraf median
Cedera Nervus Ulnaris

Nervus ulnaris dapat terkompresikan secara langsung pada dua area


yakni : pergelangan tangan (pada kanal Guyon) dan siku
Cubital Tunnel
Syndrom

rasa kesemutan dan mati rasa pada


setengah dari jari manis, gejala mungkin
hilang timbul dan berhubungan dengan
posisi siku yang khas, misalkan pasien tidur
dengan posisi terlentang dengan posisi siku
suatu kondisi yang melibatkan fleksi atau ketika memegang Koran. Gejala
tekanan atau peregangan saraf ini memburuk pada saat siku terlipat. Misal
ulnaris, yang dapat menyebabkan pada individu sedang menelpon,
mati rasa atau kesemutan pada jari mengistirahatkan kepala pada tangan,
manis dan jari kecil, nyeri di lengan melipat tangan di dada, dan tanganyang
bawah, dan / atau kelemahan pada terlipat pada saat tidur.
tangan.
Pemeriksaan fisik

Tanda Wartenberg dimana


kelingking diabduksikan
4 1 akibat kelemahan otot
interoseeous palmaris
ketiga

Tes Tinel’s Percussion,


nyeri tekan pada saraf di 3 2
belakang epikondial
medialis
Froment’s sign
• Tes Elektrodiagnostik

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Radiologis

• MRI dan USG


Terapi

Non peratif :
Istirahat
OAINS
Bidai
Canal Guyon Klasifikasi sindrom kanal
Syndrom guyon (Shea dan McClain
1969) :
1.Tipe I : di bagian proximal
atau dalam canal guyon. ada
kelainan motorik dan sensorik
2.Tipe II : kelemahan pada
Gangguan ini, disebabkan otot yang diinervasi oleh deep
oleh kompresi saraf ulnaris branch
yang melewati kanal Guyon,
dapat menyebabkan spektrum
3.Tipe III : di bagian distal
sensorik dan atau gejala dari kanal guyon, ada kelainan
motorik, tergantung pada lokasi sensorik, defisit motorik (-)
Etiologi

Trauma (luka tusuk) atau luka


tertutup (dengan atau tanpa fraktur- Gejala
dislokasi) atau trauma berulang
kronis. Peristiwa seperti menunggang - kesemutan pada jari manis dan

sepeda, mengendarai sepeda motor, jari kelingking.


tukang kebun amatir dll. - kelemahan pada otot-otot jari
- kesulitan melebarkan jari-jari
dan menarik ibu jari ke telapak
tangan
• Tes Elektrodiagnostik

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Radiologis
Terapi

Non peratif :
Menghindari
gerakan tangan
yang berulang
Pasang Wrist Brace
OAINS
Cedera Nervus Radialis

Cedera dapat terjadi pada siku, lengan atas maupun di aksila. Biasanya
dapat disebabkan oleh fraktur seperti fraktur humerus. Lesi penyebab
neuropati radialis dapat mengenai saraf disepanjang perjalanannya.
Radial Tunnel Etiologi
Syndrom
-Pukulan langsung (trauma )
ke bagian luar siku juga dapat
melukai saraf radialis.
-Gerakan menegangkan
pergelangan tangan,
mencengkram, gerakan
adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul akibat tertekannya mencubit yang dilakukan
saraf radialis di terowongan secara berulang dengan kuat,
yang berada di lengan bawah dan gerakan memutar lengan
dekat sendi siku secara konstan dan berulang
Gejala

Nyeri yang menusuk


pada bagian atas lengan
Tidak ditemukan
adanya rasa baal atau 4 1 bawah, punggung
kesemutan tangan, dan samping
siku. nyeri akan semakin
Rasa
memburuk ketika penderita
Dapat terjadi menekuk pergelangan tangan ke
kelemahan/kelelahan 3 2 belakang, memutar telapak
tangan ke atas atau memegang
otot bagian belakang sesuatu dengan pergelangan
lengan bawah dan tangan kaku dan siku dalam
pergelangan tangan posisi lurus.
1. Pemeriksaan fisik
pemeriksaan “uji jari tengah”
dimana akan timbul rasa nyeri
apabila jari tengan ditahan
Pemeriksaan Fisik dan dalam posisi ekstensi
Penunjang

2. pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan radiologi
- pemeriksaan electromyografi
memastikan diagnosis, memastikan
area saraf yang mengalami
penekanan dan tingkat keparahan
kondisi.
Terapi

Non peratif :
- OAINS
- Splint
pergelangan tangan
dan siku
- Menghindari
gerakan memutar
pergelangan tangan
dan menekuk siku
Warternberg’s
Syndrom

Etiologi
Disebabkan oleh kompresi
Neuropati kompresi saraf radial cabang superficial nervus radial.
superficial dimana yang terkena Penyebab lainnya: tekanan
hanya sensorisnya saja disebut kronis pada saraf, aktivitas
juga dengan “cheiralgia provokatif berulang, efek massa,
paresthetica”.
trauma langsung
Gejala Klinis

Tanda tinel positif superficial nervus radialis

Nyeri yang tidak jelas, kesemutan


dan mati rasa terjadi di dorsoradial.
Biasanya os tidak suka memakai
jam tangan. Gejala makin terasa
jika os memfleksikan pergelangan
tangan berulang dan deviasi ulnaris.
Tidak ada motorik yang lemah. Tes provokatif dengan fleksi pergelangan
tangan berulang, deviasi ulnaris dan
Terapi

Non Operatif :
- Istirahat
- OAINS
- Splint
Lower Limb
Cedera Pleksus Lumbosakralis

Kerusakan pleksus lumbosakralis dapat disebabkan


oleh dislokasi sendi sakro-iliaka atau fraktur sacrum.
Gambaran klinis berupa kelemahan pada otot
tertentu dan kesulitan bila kencing. Ditemukan pula
gangguan sensibilitas pada daerah perineum. Setiap
fraktur panggul harus dicurigai adanya kerusakan
pada pleksus lumbosakralis.
Lower Limb
Cedera
Penyebab : traksi Nervus
setelah Skiatik
dislokasi panggul traumatik
yang disertai dengan fraktur panggul. Gambaran klinis
jika terjadi kerusakan total maka terjadi paralisis otot-otot
hamstring dan seluruh otot di bawah sendi lutut. Dapat
pula terjadi kehilangan refleks pada pergelangan kaki.
Terdapat gangguan atau hilangnya sensibilitas dibawah
lutut kecuali bagian medial tungkai bawah yang
dipersarafi oleh nervus femoralis. Penderita biasanya
berjalan dengan drop foot.

Pengobatan : operasi dan penjahitan, bila perlu


Lower Limb
Cedera Nervus Femoralis

Biasanya terjadi akibat luka tembak atau tekanan karena


perdarahan akibat operasi. Gambaran klinis berupa
gangguan otot kuadrisep berupa gangguan ekstensi
tungkai bawah, rasa tebal dibagian medial dan depan
tungkai atas disertai penurunan refleks patella.
Cedera Nervus Tibialis

Nervus ini ditutupi oleh retinaculum musculorum flexorum dan


bercabang dua menjadi nervus plantaris medialis dan nervus
plantaris lateralis. Terowongan yang dibentuk oleh retinaculum
flexorum yang teregang di tengah-tengah antara malleolus dan
-Memiliki riwayat trauma
Tarsal Tunnel atau operasi disekitar
Syndrom pergelangan kaki, berhubungan
dengan tergelincirnya innervasi
pada pergelangan kaki
(keseleo). Tetapi lebih sering
akibat, overuse atau
penggunaan yang berlebihan
seperti terlalu lama berdiri ,
merupakan kompresi berjalan atau berolahraga.
neuropathy dan kondisi -Adanya perubahan sensasi
kaki yang menjadi nyeri di bagian bawah kaki dan jari
akibat terjadinya kaki, termasuk sensasi terbakar
penekanan pada nervus , kesemutan, atau sensasi
1. Positive Tinel’s sign

Pemeriksaan Fisik

2. Nyeri jika dilakukan


dorsifleksi dan eversi dari
pergelangan kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
efektif untuk menilai isi dari
Posisi berdiri untuk mendapatkan terowongan karpal. Sangat membantu
struktur tulang pedis . plain X-ray untuk menemukan adanya otot asesorius
untuk menilai abnormalitas dari atau tumor
tulang pada terowongan karpal MRI
Radiologi

EMG Tes Cuff

Pemeriksaan EMG menunjukkan membuat tourniquet (bendungan) vena


fungsi dari saraf tibialis posterior yang menyebabkan vena dilatasi dan
bagian distal sampai ke otot dari meningkatakan local iskemik sehingga
abductor hallicus akan menimbulkan gejala apabila
positif
Cedera Nervus Peroneal

Trauma pada saraf peroneal dapat mengenai saraf peroneal


utama atau salah satu cabangnya yaitu profunda atau
superficial. Sebuah cedera saraf peroneal adalah cedera saraf
perifer yang mempengaruhi kemampuan seorang pasien untuk
mengangkat kaki pada pergelangan kaki.
Saraf peroneal utama :
Kerusakan biasanya pada daerah
Cedera Nervus setinggi leher fibula. Gejala : drop
Peroneal foot, gangguan sensibilitas bagian
depan dan setengah bagian luar
tungkai bawah serta bagian dorsal
kaki.
Saraf peroneal dalam :
keluhan berupa rasa nyeri,
kelemahan dorsofleksi serta hilangnya
sensibilitas diantara jari kaki pertama
dan kedua.
Saraf peroneal superficial:
keluhan berupa nyeri pada bagian
lateral tungkai bawah serta rasa
tebal/parastesia pada kaki. Dapat pula
ditemukan kelemahan otot berupa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
efektif untuk menilai isi dari
Posisi berdiri untuk mendapatkan terowongan karpal. Sangat membantu
struktur tulang pedis . plain X-ray untuk menemukan adanya otot asesorius
untuk menilai abnormalitas dari atau tumor
tulang pada terowongan karpal MRI
Radiologi

EMG Tes Cuff

Pemeriksaan EMG menunjukkan membuat tourniquet (bendungan) vena


fungsi dari saraf tibialis posterior yang menyebabkan vena dilatasi dan
bagian distal sampai ke otot dari meningkatakan local iskemik sehingga
abductor hallicus akan menimbulkan gejala apabila
positif
Terapi

Etiologi : Terapi:
Penyebab yang Konservatif, menghindari faktor
sangat sering kompresi
adalah akibat Operasi
tekanan dari luar Physical therapy
seperti penekanan
pada saraf selama
jongkok atau
duduk bersilang
Prognosis

Untuk bisa mengevaluasi proses penyembuhan terutama setelah tindak bedah,


diperlukan penilaian seksama tingkat gangguan sensorik maupun motorik akibat
trauma. Pemeriksaan neurologik yang teliti, elektromiografi, dan uji konduksi
serabut saraf merupakan sarana pembantu yang sangat bermanfaat selama fase
penyembuhan berlangsung. Faktor yang memperlambat proses penyembuhan
adalah terlibatnya saraf motorik dan sensorik sekaligus usia lanjut, cedera yang
terletak proksimal, besarnya serabut saraf yang cedera, dan adanya kerusakan
jaringan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai