Anda di halaman 1dari 54

Presentasi CSS

PERIPHERAL NERVE AND


ENTRAPMENT
Alnesti Purnama Yunisa
G1A216078

Pembimbing:
dr. Budi Justitia Sp.OT, M.kes
 Penyakit neuropati perifer sangat umum untuk ditemukan pada masyarakat.
Secara definisi penyakit ini memiliki pengertian yang sangat luas

 Hal ini sangat bergantung terhadap bagian mana dari sistem saraf tepi yang
terkena dan kerusakan macam apa yang terjadi

 Menururt NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey)


penderita neuropati perifer yang ditandai dengan rasa kesemutan, tebal
maupun nyeri mencapai 16,8% dari seluruh masyarakat US.

 sering ditemukan berbagai kondisi yang menjadi penyebab neuropati perifer


pada usia tua, antara lain diabetes mellitus, keganasan, gangguan
metabolik, defisiensi nutrisi dan pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu
lama
Entrapment Neuropati

-Tersering
-> Carpal kumpulan penyakit
Tunnel Syndrom saraf perifer yang
(CTM) dicirikan dengan 1. Neuropraksia
adanya nyeri atau 2. Aksonotmesis
- Neuropati pada hilangnya fungsi saraf 3. Neurotmesis
saraf ulnaris akibat kompresi yang
penyakit tersering kronik atau adanya
yang kedua . trauma mekanik pada
lokasi yang spesifik

epidemiologi Klasifikasi Cedera


Saraf Tepi
Anatomi Saraf
Perifer

1. Bundel saraf tepi terdiri dari


kumpulan akson-akson yang Ada dua tipe sel saraf pada susunan
menjadi satu dalam endoneurium. saraf perifer yaitu :
2. Sekelompok endoneurium
• Aferen/Sensorik
terbungkus dalam satu perineurium
3. Beberapa perineurium terbungkus • Eferen/Motorik
dalam satu kelompok dalam
epineurium.
Anatomi Saraf
Perifer
Serabut saraf adalah penghantar implus listrik
dari susunan saraf tepi ke ujungnya di
lempeng saraf otot, atau sebaliknya, dari
reseptor sensoris ke pusat

Sistem saraf tepi terdiri dari :


•12 pasang saraf serabut otak (saraf cranial)

•31 pasang saraf sumsum tulang belakang


(saraf spinal)
Etiologi
Trauma

Infeksi

Iskemia

Metabolik
Klasifikasi cedera
saraf tepi
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN diketahui dengan pasti lokasi dan
PENUNJANG saraf yang terkena cedera,
Blok saraf, uji elekterik dan 4 1 membedakan apakah kerusakan
radiologis. saraf disebabkan oleh trauma
mendadak atau kronik, atau
penyakit lain.

PEMERIKSAAN FISIK : 3 GEJALA 2


mungkin ditemukan jaringan parut pada
suatu luka tertentu , kelemahan otot, tergantung dari saraf yang terkena. Cedera pada saraf
kehilangan sensibilitas, kulit menjadi halus, motorik : hilangnya fungsi otot, cedera pada saraf sensoris :
mengkilat, dingin dan kering. hilangnya sensasi dari distribusi sensori saraf yang terkena
dan atau neuromatous atau nyeri kausalgia.
Upper Limb
Cedera Pleksus Brakialis

Pada bayi, cedera ini sering ditemukan pada bayi yang baru lahir terutama bayi besar lahir
dengan forceps atau bayi yang lahir sungsang. Kerusakan disebabkan karena adanya
tarikan/tekanan yang hebat pada pleksus brakialis, dapat bersifat ringan sampai terjadi robekan
pada satu atau lebih dari trunkus saraf.
Gambaran klinisnya pada tipe lengan atas (paralisis Erb) berupa paralisis bahu dan lengan
atas. Tipe lengan bawah terjadi kerusakan pada pleksus brakialis C8 dan T1. Sedangkan tipe
lengan bawah dan lengan atas mengenai seluruh pleksus brakialis dan biasanya terjadi avulse
yang total pada sumsum tulang belakang.
Upper Limb
Cedera nervus supraskapular

Saraf supraskapula berasal dari pleksus brakialis bagian atas (C5,C6). Cedera
pada nervus suprasapular berkaitan dengan mengangkat berlebihan
dan berulang, fraktur pada scapula dengan tekanan langsung atau traksi.
Gambaran klinis mungkin ditemukan adanya riwayat trauma sebelumnya serta
gejala nyeri pada daerah supraskapula dan kelemahan abduksi bahu. Lesi
biasanya bersifat aksonotmesis dan dapat pulih setelah 2-3 bulan
Upper Limb
Cedera nervus axilla

Saraf aksila (C5-6) berasal dari bagian belakang pleksus brakialis. Biasanya
saraf ini mengalami kerusakan pada dislokasi sendi bahu atau fraktur leher
humerus dan lesi bersifat aksonotmesis. Pada umumnya lesi saraf aksilla dapat
pulih secara spontan.
Upper Limb
Cedera Nervus Medianus

Serabut motorik saraf medianus


menginervasi otot-otot thenar yang
meliputi:

 otot abduktor polisis brevis


 otot opponen dan otot fleksor polisis
brevis
otot lumbrikal jari telunjuk dan jari
tengah
Cedera yang sering terjadi di dekat pergelangan
tangan atau pada lengan bawah.
Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan atau cerutan terhadap


nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan,
tepatnya di bawah tleksor retinakulum.
Epidemiologi

National Health Interview Study


Etiologi
(NIHS) mencatat bahwa CTS
lebih sering mengenai wanita
daripada pria dengan usia Dislokasi, fraktur atau hematom
berkisar 25 - 64 tahun pada lengan bawah, pergelangan
tangan dan tangan. Trauma
langsung terhadap pergelangan
tangan. Pekerjaan : gerakan
mengetuk atau fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan yang
berulang-ulang
Gejala

Gejala awal biasanya berupa


parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti terkena
aliran listrik (tingling) pada jari dan
setengah sisi radial jari walaupun
kadang-kadang dirasakan mengenai
seluruh jari-jari.
Diagnosa
Pemeriksaan Flick's
fungsi sign
otonom

Luthy’s sign Thenar


(bottle’s sign) wasting

Pressure Wrist
test extension test

Tinel’s Torniquet
sign Phalen test
test
• Pemeriksaan EMG: adanya fibrilasi, polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah
motor unit pada otot-otot thenar.
• Pemeriksaan Radiologis : untuk melihat faktor
Pemeriksaan penyebeb seperti adanya fraktur
Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium.
Terapi

terapi
konservatif :
1. Istirahatkan
pergelangan
tangan
Terapi operatif : jika tidak mengalami
2. Obat anti
perbaikan atau terjadi gangguan inflamasi non
steroid
sensorik yang berat atau adanya atrofi
3. Pemasangan
Terapi terhadap thenar. bidai pada
keadaan yang pergelengan
mendasari STK tangan
Injeksi steroid
Pronator Teres Sindrom

Pronator Teres Syndrome (PTS) adalah neuropati kompresi saraf median pada
siku.
Epidemiologi

Kasus ini jarang dibandingkan Etiologi


dengan Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) Gerakan yang berulang yang
menyebabkan hipertonisitas di
pronator teres.Biasanya kegiatan
kerja yang menjadi penyebabnya
seperti palu, membersihkan ikan.
Gejala

Parestesia di ibu jari, jari telunjuk, jari • Nyeri pada lengan bawah proksimal
tengah dan jari setengah radial seperti
yang terlihat pada sindrom • Gangguan sensorik terhadap
terowongan karpal. Pada sindrom
distribusi cabang kulit palmar
pronator parestesia sering diperburuk
dengan pronosupinasi berulang. cutaneous dari median nerve (telapak
tangan) yang timbul 4 sampai 5 cm
proksimal carpal tunnel.
• Tanda Tinel positif pada
lengan bawah anterior
proksimal
• Fleksi siku yang tertahan
Pemeriksaan Fisik dengan supinasi lengan bawah
(kompresi pada aponeurosis
bicipital)
• Menahan pronasi lengan
bawah dengan siku
diperpanjang (kompresi pada
dua kepala teralis pronator).
Terapi

Non peratif :
Istirahat

Splint
Terapi operatif : NSAIDS selama
dekompresi bedah 3-6 bulan
saraf median
Cedera Nervus Ulnaris

Nervus ulnaris dapat terkompresikan secara langsung pada dua area yakni :
pergelangan tangan (pada kanal Guyon) dan siku
Cubital Tunnel
Syndrom

rasa kesemutan dan mati rasa pada setengah dari


jari manis, gejala mungkin hilang timbul dan
berhubungan dengan posisi siku yang khas, misalkan
suatu kondisi yang melibatkan tekanan atau pasien tidur dengan posisi terlentang dengan posisi siku
peregangan saraf ulnaris, yang dapat fleksi atau ketika memegang Koran. Gejala ini memburuk
menyebabkan mati rasa atau kesemutan pada pada saat siku terlipat. Misal pada individu sedang
jari manis dan jari kecil, nyeri di lengan menelpon, mengistirahatkan kepala pada tangan, melipat
bawah, dan / atau kelemahan pada tangan. tangan di dada, dan tanganyang terlipat pada saat tidur.
Pemeriksaan fisik
Tanda Wartenberg dimana
kelingking diabduksikan akibat
4 1 kelemahan otot interoseeous
palmaris ketiga

Tes Tinel’s Percussion, nyeri


tekan pada saraf di belakang 3 2
epikondial medialis

Froment’s sign (+)


• Tes Elektrodiagnostik

Pemeriksaan
Penunjang

• Pemeriksaan Radiologis

• MRI dan USG


Terapi

Non peratif :
Istirahat

OAINS

Bidai
Operatif
Canal Guyon
Syndrom Klasifikasi sindrom kanal guyon
(Shea dan McClain 1969) :
1. Tipe I : di bagian proximal atau dalam
canal guyon. ada kelainan motorik dan
sensorik
2. Tipe II : kelemahan pada otot yang
Gangguan ini, disebabkan oleh diinervasi oleh deep branch
kompresi saraf ulnaris yang 3. Tipe III : di bagian distal dari kanal
melewati kanal Guyon, dapat
menyebabkan spektrum sensorik dan
guyon, ada kelainan sensorik, defisit
atau gejala motorik, tergantung pada motorik (-)
lokasi dari kompresi
Etiologi

Trauma (luka tusuk) atau luka tertutup (dengan


atau tanpa fraktur-dislokasi) atau trauma Gejala
berulang kronis. Peristiwa seperti menunggang
sepeda, mengendarai sepeda motor, tukang - kesemutan pada jari manis dan jari

kebun amatir dll. kelingking.


- kelemahan pada otot-otot jari
- kesulitan melebarkan jari-jari dan
menarik ibu jari ke telapak tangan
• Tes Elektrodiagnostik

Pemeriksaan
Penunjang

• Pemeriksaan Radiologis
Terapi

Non peratif :
Menghindari
gerakan tangan
yang berulang
Operatif
Pasang Wrist Brace

OAINS
Cedera Nervus Radialis

Cedera dapat terjadi pada siku, lengan atas maupun di aksila. Biasanya dapat disebabkan
oleh fraktur seperti fraktur humerus. Lesi penyebab neuropati radialis dapat mengenai saraf
disepanjang perjalanannya. Gejala yang timbul dipengaruhi oleh lokasi lesi
Radial Tunnel
Syndrom
- Pukulan langsung (trauma ) ke bagian
luar siku juga dapat melukai saraf radialis.
- Gerakan menegangkan pergelangan
tangan, mencengkram, gerakan mencubit
adalah suatu kumpulan gejala yang timbul yang dilakukan secara berulang dengan
akibat tertekannya saraf radialis di kuat, dan gerakan memutar lengan secara
terowongan yang berada di lengan bawah
konstan dan berulang
dekat sendi siku
Gejala

Nyeri yang menusuk pada


bagian atas lengan bawah,
Tidak ditemukan adanya
4 1 punggung tangan, dan samping
rasa baal atau kesemutan
siku.

Rasa nyeri akan semakin memburuk ketika


Dapat terjadi penderita menekuk pergelangan tangan ke
kelemahan/kelelahan otot 3 2 belakang, memutar telapak tangan ke atas
atau memegang sesuatu dengan
bagian belakang lengan bawah pergelangan tangan kaku dan siku dalam
dan pergelangan tangan posisi lurus.
1. Pemeriksaan fisik
pemeriksaan “uji jari tengah” dimana
akan timbul rasa nyeri apabila jari
Pemeriksaan Fisik tengan ditahan dalam posisi ekstensi
dan Penunjang

2. pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan radiologi
- pemeriksaan electromyografi memastikan
diagnosis, memastikan area saraf yang
mengalami penekanan dan tingkat keparahan
kondisi.
Terapi

Non peratif :
- OAINS

- Splint pergelangan tangan dan


Operatif siku

- Menghindari gerakan memutar


pergelangan tangan dan menekuk
siku
Warternberg’s
Syndrom

Disebabkan oleh kompresi cabang


Neuropati kompresi saraf radial superficial nervus radial. Penyebab
superficial dimana yang terkena hanya
sensorisnya saja disebut juga dengan lainnya: tekanan kronis pada saraf,
“cheiralgia paresthetica”. aktivitas provokatif berulang, efek massa,
trauma langsung
Gejala Klinis

Tanda tinel positif superficial nervus radialis

Nyeri yang tidak jelas, kesemutan dan mati


rasa terjadi di dorsoradial. Biasanya os tidak
suka memakai jam tangan. Gejala makin
terasa jika os memfleksikan pergelangan
tangan berulang dan deviasi ulnaris. Tidak ada
motorik yang lemah.
Tes provokatif dengan fleksi pergelangan tangan
berulang, deviasi ulnaris dan pronasi.
Terapi

Non Operatif :
- Istirahat

- OAINS
Operatif : - Splint
Bila gejala menetap
selama 6 bulan
Lower Limb
Cedera Pleksus Lumbosakralis

Kerusakan pleksus lumbosakralis dapat disebabkan oleh dislokasi


sendi sakro-iliaka atau fraktur sacrum. Gambaran klinis berupa
kelemahan pada otot tertentu dan kesulitan bila kencing. Ditemukan
pula gangguan sensibilitas pada daerah perineum. Setiap fraktur
panggul harus dicurigai adanya kerusakan pada pleksus
lumbosakralis.
Lower Limb
Cedera Nervus Skiatik

Penyebab : traksi setelah dislokasi panggul traumatik yang disertai


dengan fraktur panggul. Gambaran klinis jika terjadi kerusakan total maka
terjadi paralisis otot-otot hamstring dan seluruh otot di bawah sendi lutut.
Dapat pula terjadi kehilangan refleks pada pergelangan kaki. Terdapat
gangguan atau hilangnya sensibilitas dibawah lutut kecuali bagian medial
tungkai bawah yang dipersarafi oleh nervus femoralis. Penderita biasanya
berjalan dengan drop foot.

Pengobatan : operasi dan penjahitan, bila perlu dilakukan grafting saraf.


Lower Limb
Cedera Nervus Femoralis

Biasanya terjadi akibat luka tembak atau tekanan karena perdarahan


akibat operasi. Gambaran klinis berupa gangguan otot kuadrisep berupa
gangguan ekstensi tungkai bawah, rasa tebal dibagian medial dan depan
tungkai atas disertai penurunan refleks patella.
Cedera Nervus Tibialis

Nervus ini ditutupi oleh retinaculum musculorum flexorum dan bercabang dua
menjadi nervus plantaris medialis dan nervus plantaris lateralis. Terowongan
yang dibentuk oleh retinaculum flexorum yang teregang di tengah-tengah antara
malleolus dan calcaneus
Tarsal Tunnel
Syndrom - Memiliki riwayat trauma atau operasi
disekitar pergelangan kaki, berhubungan
dengan tergelincirnya innervasi pada
pergelangan kaki (keseleo). Tetapi lebih
sering akibat, overuse atau penggunaan
yang berlebihan seperti terlalu lama
berdiri , berjalan atau berolahraga.
merupakan kompresi neuropathy - Adanya perubahan sensasi di bagian
dan kondisi kaki yang menjadi bawah kaki dan jari kaki, termasuk sensasi
nyeri akibat terjadinya penekanan terbakar , kesemutan, atau sensasi
pada nervus tibia yang mana abnormal lain, atau sakit
melewati terowongan tarsal
1. Positive Tinel’s sign

Pemeriksaan Fisik

2. Nyeri jika dilakukan dorsifleksi dan


eversi dari pergelangan kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
efektif untuk menilai isi dari terowongan karpal.
Posisi berdiri untuk mendapatkan struktur Sangat membantu untuk menemukan adanya otot
tulang pedis . plain X-ray untuk menilai asesorius atau tumor
abnormalitas dari tulang pada terowongan
karpal MRI
Radiologi

EMG Tes Cuff

Pemeriksaan EMG menunjukkan fungsi dari membuat tourniquet (bendungan) vena yang
saraf tibialis posterior bagian distal sampai menyebabkan vena dilatasi dan meningkatakan
ke otot dari abductor hallicus local iskemik sehingga akan menimbulkan gejala
apabila positif
Cedera Nervus Peroneal

Trauma pada saraf peroneal dapat mengenai saraf peroneal utama atau salah
satu cabangnya yaitu profunda atau superficial. Sebuah cedera saraf peroneal
adalah cedera saraf perifer yang mempengaruhi kemampuan seorang pasien
untuk mengangkat kaki pada pergelangan kaki.
Cedera Nervus :
Peroneal Kerusakan biasanya pada daerah setinggi leher
fibula. Gejala : drop foot, gangguan sensibilitas
bagian depan dan setengah bagian luar tungkai
bawah serta bagian dorsal kaki.

keluhan berupa rasa nyeri, kelemahan dorsofleksi


serta hilangnya sensibilitas diantara jari kaki
pertama dan kedua.

keluhan berupa nyeri pada bagian lateral tungkai


bawah serta rasa tebal/parastesia pada kaki.
Dapat pula ditemukan kelemahan otot berupa
gangguan eversi serta hilangnya sensibilitas pada
kaki bagian dorsal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
efektif untuk menilai isi dari terowongan karpal.
Posisi berdiri untuk mendapatkan struktur Sangat membantu untuk menemukan adanya otot
tulang pedis . plain X-ray untuk menilai asesorius atau tumor
abnormalitas dari tulang pada terowongan
karpal MRI
Radiologi

EMG Tes Cuff

Pemeriksaan EMG menunjukkan fungsi dari membuat tourniquet (bendungan) vena yang
saraf tibialis posterior bagian distal sampai menyebabkan vena dilatasi dan meningkatakan
ke otot dari abductor hallicus local iskemik sehingga akan menimbulkan gejala
apabila positif
Terapi

Etiologi :
Penyebab yang sangat Terapi:
sering adalah akibat Konservatif, menghindari faktor kompresi
tekanan dari luar Operasi
seperti penekanan pada Physical therapy
saraf selama jongkok
atau duduk bersilang
kaki, dan trauma.
Prognosis

Untuk bisa mengevaluasi proses penyembuhan terutama setelah tindak bedah,


diperlukan penilaian seksama tingkat gangguan sensorik maupun motorik akibat
trauma. Pemeriksaan neurologik yang teliti, elektromiografi, dan uji konduksi
serabut saraf merupakan sarana pembantu yang sangat bermanfaat selama fase
penyembuhan berlangsung. Faktor yang memperlambat proses penyembuhan
adalah terlibatnya saraf motorik dan sensorik sekaligus usia lanjut, cedera yang
terletak proksimal, besarnya serabut saraf yang cedera, dan adanya kerusakan
jaringan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai