LAPORAN PENDAHULUAN
disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)
Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
oleh
Devintania Kurniasti N.H., S.Kep.
NIM 112311101017
2.
3.
Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian
korteks berupa materi putih.
Gambar 1. (a) Subtansi kelabu dan putih pada sumsum tulang belakang, (b) substansi
kelabu dan putih pada otak
Sumber: www.google.com
Bagian-bagian otak
Otak terletak di dalam rongga kranium otak. Seperti terlihat pada gambar di
atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2.
3.
4.
Serebrum
Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu:
1. Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang terletak di depan sulkus
sentralis.
2. Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus sentralis dan dibelakang oleh
korako-oksipitalis.
3. Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan di
depan lobus oksipitalis.
4. Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.
Fungsi serebrum antara lain:
1. Mengingat pengalaman yang lalu.
2. Pusat persarafan yang menangani, aktivitas mental, akal, intelegensi,
keinginan, dan memori.
3. Pusat menangis, buang air besar, dan buang air kecil.
Batang otak
Batang otak terdiri dari:
1. Diensefalon,
ialah
bagian
otak
yang
paling
rostral,
dan
belahan
otak
besar (haemispherium
cerebri).
diensefalon
Diantara
dan
c.
Mengontrol kegiatan refleks.
d.
Membantu kerja jantung.
2. Mesensefalon, atap dari mesensefalon terdiri dari empat bagian yang
menonjol ke atas. Dua di sebelah atas disebut korpus kuadrigeminus
superior dan dua di sebelah bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior.
Serat saraf okulomotorius berjalan ke ventral di bagian medial. Serat
nervus troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah ke sisi
lain. Fungsinya:
a.
Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
b.
Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
3. Pons varoli, brakium pontis yang menghubungkan mesensefalon dengan
pons varoli dengan serebelum, terletak di depan serebelum di antara otak
tengah dan medula oblongata. Disini terdapat premotoksid yang mengatur
gerakan pernapasan dan refleks. Fungsinya:
a. Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara medula
oblongata dengan serebelum atau otak besar.
b. Pusat saraf nervus trigeminus.
4. Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah
yang menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis. Bagian bawah
medula oblongata merupakan persambungan medula spinalis ke atas,
bagian atas medula oblongata yang melebar disebut kanalis sentralis di
daerah tengah bagian ventral medula oblongata. Fungsi medula oblongata:
a.
Mengontrol kerja jantung.
b.
Mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriktor).
c.
Pusat pernapasan.
d.
Mengontrol kegiatan refleks
Serebelum
Serebelum
(otak
kecil)
belakang
tengkorak
fisura
transversalis
di
atas
medula
gerakan
yang
sedang
dan
yang
akan
dikerjakan
dan
Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan seebri dan mungkin perdarahan subarakhnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa
juga terjadi pada saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun.
Perdarahan otakk dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Perdarahan Intraserebri
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisme) terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa
yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak.
b. Perdarahan Subarakhnoid
Pecahnya
arteri
mengakibatkan
dan
keluarnya
terjadinya
darah
peningkatan
ke
TIK
ruang
yang
subarakhnoid
mendadak,
Algoritma Perdarahan
Untuk dapat menegakkan diagnosa stroke apakah termasuk stroke perdarahan
ataupun non perdarahan, terdapat algoritma atau cara dimana memudahkan untuk
menegakkan diagnosa awal sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya,
yaitu:
Algoritma Gajah Mada
Interpretasi:
Apabila terdapat pasien stroke akut dengan atau tanpa penurunan
kesadaran, nyeri kepala dan terdapat reflek babainski atau dua dari ketiganya
maka merupakan stroke hemoragik. Jika ditemukan penurunan kesadaran atau
nyeri kepala ini juga merupakan stroke non hemoragik. Sedangkan bila hanya
didapatkan reflek babinski positif atau tidak didapatkan penurunan kesadaran,
nyeri kepala dan reflek babinski maka merupakan stroke non hemoragik.
Siriraj Skor
cavernous
Aneurisma intracranial
Penakit vena : sinus serebral/ trombosis vena, dural arteriovenous fistula
Reversible cerebral
Sindrom vasokontriksi
Sindrom moyamoya
Inflamasi: vaskulitis, aneurisma mikotik
i.
j.
k.
l.
m.
membesarnya hematom.
Pola pernapasaan dapat secara progresif menjadi abnormal.
Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal.
Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium.
Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan
4. Patofisiologi
Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria
serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari
pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau
didekatnya, sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan.
Darah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga
mengakibatkan vosospasme pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat
menyebar keseluruh hemisfer otak dan lingkaran willisi, perdarahan aneorismaaneorisma ini merupakan lekukan-lekukan berdinding tipis yang menonjol pada
arteri pada tempat yang lemah. Makin lama aneorisme makin besar dan kadangkadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam keadaan fisiologis pada orang
dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit per 100 gr jaringan otak.
Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100 gr jaringan otak akan
menjadi penghentian aktifitas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik,
sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak
sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri hampir tidak ada cadangan O2
dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran darah setiap saat.
Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi otak, bila lebih
lama dari 6-8 menit akan tejadi jelas/lesi yang tidak putih lagi (ireversibel) dan
kemudian kematian. Perdarahan dapat meninggikan tekanan intrakranial dan
menyebabkan ischemi didaerah lain yang tidak perdarahan, sehingga dapat
berakibat mengurangnya aliran darah ke otak baik secara umum maupun lokal.
Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung beberapa
menit, jam bahkan beberapa hari. (Corwin, 2009).
5. Pemeriksaan khusus dan penunjang
Menurut American Heart Association (2014); Zuccarello (2013) dan
Chakrabarty & Shivane (2008) pemeriksaan penunjang untuk ICH adalah:
a. Angiografi
Angiografi berfungsi untuk menyelidiki keadaan normal dan patologis dari
sistem kapal penyempitan dan obstruksi lumen terutama atau pelebaran
aneurismal. Selain kondisi tumor, malformasi arteriovenosa (AVM) dan
Gambar 4. The dynamic evolution of a CT Perfusion Spot Sign. A 86-year old female
patient presenting within 105 min of symptom onset. Individual frames extracted from a
dynamic CT perfusion study are presented. (A,B) No contrast enhancement is seen within
the first 9 s. (C,D) At 18 s early contrast is seen within a CT Spot Sign, peaking at 36
s (E). Dissipation of contrast material is seen on delayed image at 36 s (F).
Thorax
foto,
dan
3)
vasodilatasi.
Pengobatan anti-edema dengan larutan hipertonis, yaitu manitol 20%, atau
4)
5)
(18 jam pertama dari terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikan
6)
makanan lunak.
Pada trauma berat. Karena hari-hari pertama didapat klien mengalami
penurunan kesadaran dan cenderung terjadi retensi natrium dan elektrolit
maka hari-hari pertama(2-3 hari) tidak perlu banyak cairan. Dextrosa 5% 8
jam pertama, ringer dextrose 8 jam kedua, dan dextrose 5% 8 jam ketiga.
Pada hari selanjutnya bila kesadran rendah maka makanan diberikan
melalui nasogastric tube (25000-3000 TKTP). Pemberian protein
tergantung dari nilai urenitrogennya.
C. Clinical Pathway
Trauma kepala, Fraktur depresi tulang tengkorak, hipertensi, malformasi
arteri venosa, aneurisma, distrasia darah, obat, merokok
Pecahnya pembuluh darah otak (perdarahan intracranial)
Darah masuk ke dalam jaringan otak
Penatalaksanaan:
Kraniotomi
Luka insisi
pembedahan
Sel melepaskan
mediator nyeri:
prostaglandin,
sitokinin
Impuls ke pusat
nyeri di otak
Somasensori
korteks otak: nyeri
dipersepsikan
Resiko Infeksi
Metabolisme
anaerob
Penekanan pada
jaingan otak
Peningkatan
tekanan
intrakranial
Gangguan aliran
darah dan
oksigen ke otak
Vasodilatasi
pembuluh darah
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
serebral
Fungsi otak
menurun
Refleks
menelan
menurun
anoreksia
Nyeri akut
Kerusakan
neuromotorik
Gangguan mobilitas
fisik
Kelemahan otot
progresif
Ketidakseimbangan
kebutuhan nutrisi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Umum
a. Identitas klien
Nama: mengetahui identitas klien
Umur dan tanggal lahir: dapat terjadi pada semua usia meningkat pada usia
lanjut
Jenis kelamin: bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan
Suku bangsa: dapat terjadi pada semua suku bangsa
Pekerjaan: pekerjaan yang meningkatkan TIK dapat memicu lebih banyak
terjadinya misalnya pekerjaan mengangkat beban berat setiap harinya
Pendidikan: pendidikan menentukan pengetahuan dalam memahami proses
penyakit
Status menikah: dukungan dari istri/suami dapat mempercepat proses
penyembuhan dari pada klien yang hidup sendiri
Alamat: mengetahui identitas klien
Tanggal MRS: mengetahui identitas klien
Diagnosa medis: IntraCerebral Hemorraghae (ICH)
b. Identitas penaggung jawab meliputi nama, umur, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat.
c. Alasan MRS dan Keluhan Utama: Tanyakan kepada pasien adanya keluhan
seperti nyeri kepala, pernah pingsan sebelumnya
katarak
Pengkajian Fisik
a. Primary Survey (ABCDE)
1) Airway. Tanda-tanda objektif-sumbatan Airway
a) Look (lihat) apakah penderita mengalami agitasi atau kesadarannya
menurun. Agitasi memberi kesan adanya hipoksia, dan penurunan
kesadaran memberi kesan adanya hiperkarbia. Sianosis menunjukkan
hipoksemia yang disebabkan oleh kurangnya oksigenasi dan dapat
dilihat dengan melihat pada kuku-kuku dan kulit sekitar mulut. Lihat
adanya retraksi dan penggunaan otot-otot napas tambahan yang
apabila ada, merupakan bukti tambahan adanya gangguan airway.
Airway (jalan napas) yaitu membersihkan jalan napas dengan
memperhatikan kontrol servikal, pasang servikal kollar untuk
immobilisasi servikal sampai terbukti tidak ada cedera servikal,
bersihkan jalan napas dari segala sumbatan, benda asing, darah dari
fraktur maksilofasial, gigi yang patah dan lain-lain. Lakukan intubasi
(orotrakeal tube) jika apnea, GCS (Glasgow Coma Scale) < 8,
pertimbangan juga untuk GCS 9 dan 10 jika saturasi oksigen tidak
mencapai 90%.
b) Listen (dengar) adanya suara-suara abnormal. Pernapasan yang
berbunyi (suara napas tambahan) adalah pernapasan yang tersumbat.
c) Feel (raba)
2) Breathing. Tanda-tanda objektif-ventilasi yang tidak adekuat
a)
Look (lihat) naik turunnya dada yang simetris dan
pergerakan dinding dada yang adekuat. Asimetris menunjukkan
pembelatan (splinting) atau flail chest dan tiap pernapasan yang
dilakukan dengan susah (labored breathing) sebaiknya harus
dianggap sebagai ancaman terhadap oksigenasi penderita dan harus
segera di evaluasi. Evaluasi tersebut meliputi inspeksi terhadap
bentuk dan pergerakan dada, palpasi terhadap kelainan dinding dada
yang mungkin mengganggu ventilasi, perkusi untuk menentukan
b)
Alat
ini
mampu
Nama Reflek
1.
Babinski
Gambar
Penilaian
Positif apabila
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
2.
Hoffman
Positif apabila
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
3.
Tromner
Positif apabila
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
4.
Wartenberg
Positif apabila
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
5.
Chaddoks
Positif apabila
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
6.
Oppenheim
Positif apabila
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
7.
Positif apabila
Gordon
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
8.
Positif apabila
Schaeffer
dorsofleksi jari
besar dan
pengembangan
jari-jari yang
lebih kecil.
Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan
Tahanan pembuluh darah; infark
b. Nyeri kepala akut berhubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial (TIK)
c. Resiko: Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
neutronsmiter
dengan
Kelemahan
Diagnosa
Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
Tahanan pembuluh darah;
infark (NANDA: 236)
Intervensi
NIC:
Neurologic Monitoring
a. Monitor ukuran pupil, bentuk,
b.
Neurological Status (NOC: 376b)
c.
d.
Cardiac Pump Effectiveness (NOC:
e.
115b)
f.
Setelah dilakukan asuhan
selamaketidakefektifan
perfusi jaringan cerebral teratasi
b.
Tekanan
systole dan diastole dalam
rentang yang diharapkan (sistol:
<140 mmHg; diastole: <90
mmHg)
c.
Tidak ada
ortostatikhipertensi
Neurologic Monitoring
a. mengetahui tingkat kesadaran
Rasional
(CPP)
h. Monitor refleks kornea
i. Monitor tonus otot pergerakan
j. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus
k. Monitor status cairan
l. Pertahankan parameter hemodinamik
m. Tinggikan kepala 0-45o tergantung
pada konsisi pasien dan order medis
klien
g.mengetahui keadaan serebral klien
h.mengetahui tingat kesadaran
i. mengetahui tingkat kesadaran
j. mengetahui perkembangan
pengobatan klien
k. mengontrol keseimbangan ditubuh
l. hemodinamik menentukan
keadekuatan sirkulasi
m. menurunkan TIK
d.
Komunikas
i jelas Menunjukkan konsentrasi
peningkatan TIK
p. mencegah peningkatan TIK
intracranial (TIK)
Setelah
tinfakan
komprehensif
(NANDA: 440)
karakteristik,
Pain Management
1. Lakukan
2. Observasi
kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab
nyeri,
peningkatan tekanan
dilakukan
NOC:
Pain Control (NOC: 615b)
Pain Level (NOC: 392b)
Comfort Status (NOC: 158b)
berhubungan dengan
1.
pengkajian
nyeri
termasuk
durasi,
reaksi
secara
lokasi,
frekuensi,
nonverbal
2. Memvalidasi ketidaknyamanan
klien melalui subjektif dan
dari
ketidaknyamanan
mampu
menggunakan
nonfarmakologi
untuk
objektif
3. Dukungan untuk kesembuhan
klien
4. Memberikan kenyamanan klien
agar tidak fokus pada nyeri
mengurangi
nyeri,
mencari 4. Kontrol
bantuan)
lingkungan
mempengaruhi
Melaporkan
bahwa
nyeri
yang
dapat
seperti
suhu
nyeri
manajemen nyeri
mmHg;
nadi:
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan
Ketidakseimbangan
kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
NOC :
Nutritional status: Adequacy of
nutrient
Nutritional Status : food and Fluid
Intake
nyeri
tentang
60-100
informasi
NIC :
Weight Management
Weight Management
1.
klien
Weight Control
penurunan BB
2.
keperawatan selama.nutrisi
mempengaruhi BB
1.
Albumin serum
2.
Pre
3.
albumin
serum
klien
3. Memberikan pengetahuan bagi
klien
3.
Hematokrit
4.
Hemoglobin
5.
Total
mempengaruhi BB
Diskusikan bersama pasien
4. Penurunan BB menyebabkan
peningkatan kesembuhan
4.
iron
binding capacity
6.
Jumlah limfosit
BB
5.
5. Mengontrol BB
Dorong pasien untuk merubah
kebiasaan makan
6.
BB
Nutrition Management
1.
2.
3.
Anjurkan
pasien
Anjurkan
pasien
untuk
Yakinkan
mengandung
7.
diet
yang
tinggi
dimakan
serat
untuk
10. Meningkatkan kesadaran bagi
Ajarkan
pasien
bagaimana
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori
10.
BB namun menimbulkan
mencegah konstipasi
9.
energi
6. Konstipasi dapat meningkatkan
8.
aliran darah
4. Meningkatkan kekebalan tubuh
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi
11.
4
rencana
ambulasi
sesuai
kemampuan klien
3. Mencegah cidera
dengan kebutuhan
3. Bantu
tongkat
klien
saat
untuk
menggunakan
berjalan
dan
cegah
terhadap cedera
4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
lain tentang teknik ambulasi
5. Kaji
kemampuan
pasien
dalam
pasien
mobilisasi
6. Latih
dalam
pemenuhan
kemajuan klien
(walker)
dan
bantu
penuhi
alat
bantu
jika
klien
memerlukan.
9. Ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi
dan
diperlukan
berikan
bantuan
jika
2.
meninggalkan RS
b.
Kolaborasikan dengan
terapis, dokter, ahli gizi, atau petugas kesehatan lain tentang kebelanjutan
perawatan klien di rumah
c.
d.
Identifikasi pendidikan
kesehatan apa yang dibutuhkan oleh klien yaitu hindari penyebab
peningkatan TIK, kontrol tekanan darah dengan diet hipertensi dan gaya
hidup sehat, hindari benturan pada kepala, dan mengenali tanda dan
gejala timbulnya perdarahan serebral.
e.
f.
Dokumentasikan
perencanaan pulang
g.
3.
Daftar Pustaka
American Heart Association. 2014. Recent Developments in the Acute
Treatment
of
Intracerebal
Hemorrhage.
[serial
online].
https://www.heart.org/idc/groups/heartpublic/@wcm/@fda/documents /downloadable/ucm_464340.pdf . [10
Oktober 2015]
Baughman, D.C. 2000. Keperawatan Medikal
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.