Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK SCANING OTAK MENGGUNAKAN ILMU KEDOKTERAN NUKLIR

DI SUSUN OLEH

1. Febry Ivone Mamun (012114003)


2. Aditya Misah (012114015)
3. I Putu Gede Arya Dharma Putra (012114021)
4. Geoveva Adventania Niron (012114031)
5. Ni Komang Ayu Oktaviari (012114033)
6. Zechica Marisol Alves (012114038)

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOTIK DAN RADIOTERAPI


(ATRO) BALI
TAUHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “Teknik Scaning Otak menggunakan Ilmu
Kedokteran Nuklir ”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kedokteran Nuklir Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi ATRO Bali.

Kami berharap laporan ini dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Teknik Scaning Otak menggunakan Ilmu Kedokteran Nuklir Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini
tepat pada waktunya.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.

Denpasar, 7 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................1

1.3Tujuan Penulisan....................................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN.........................................................................................................................3

2.1 Anatomi dan Fisiologi Otak.................................................................................................3

2.2 Indikasi Pada Otak................................................................................................................4

2.3 Radiofarmaka........................................................................................................................5

2.4 Teknik Pemeriksaan Scanning Otak.....................................................................................6

BAB III

PENUTUP...................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9

3.2 Saran....................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia kesehatan
juga ikut serta dalam mengembangkan teknik pengobatan dan diagnosa suatu penyakit.
Untuk memberikan diagnosa yang akurat dan dapat ditegakkan terhadap kasus-kasus yang
dihadapi dengan menggunakan pemeriksaan radiologi.
Radiologi merupakan pemeriksaan yang menggunakan teknologi pencitraan untuk
mendiagnosis suatu penyakit. Dengan begitu, penanganan tepat bisa dokter lakukan untuk
jenis penyakit tersebut.  Metodenya menggunakan berbagai teknik pencitraan seperti sinar-X,
tomografi komputer (CT scan), resonansi magnetik (MRI), ultrasonografi (USG),
pemeriksaan nuklir dan lain-lain. Tujuannya untuk menghasilkan gambaran internal tubuh
yang detail.
Untuk mendiagnosa suatu penyakit selain menggunakan pemeriksaan radiologi kita
juga dapat menggunakn lmu Kedokteran Nuklir. Kedoteran Nuklir itu sendiri merupakan
spesialisasi medis yang melibatkan penerapan sumber radioaktif dalam diagnosis dan
pengobatan penyakit(teranostik). Pencitraan dalam kedokteran nuklir yaitu dengan merekam
radiasi yan dipancerkan dari dalam tubuh yang terfokus pada funsi organnya, atau bias juga
diartikan sebagai suatu pemeriksaan dengan cara pemberian radionuklida atau radiofarmaka,
yang kemudian diamati dengan menggunakan kamera gamma terhadap
radionuklida/radiofarmaka di dalam tubuh. Hasil pemeriksaan tersebut bisa berupa citra dan
bukan citra.
Selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kedokteran nuklir mengenai Teknik
Scaning Otak, Peranan ilmu kedokteran nuklir untuk mendiagnosa suatu penyakit dengan
pemanfaatan bahan radiofarmaka inilah yang menarik penulis untuk membahas lebih lanjut
mengenai Teknik Scaning Otak pada Kedokteran nuklir.

1.2 Rumusan Masalah

iv
1.2.1 Apa saja indikasi pada Teknik Scaning Otak ?
1.2.2 Bagaimana Teknik Scaning Otak menggunakan Ilmu Kedokteran Nuklir?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui indikasi pada Teknik Scaning Otak
1.3.2 Untuk mengetahui Teknik Scaning Otak menggunakan Ilmu Kedokteran Nuklir

1.4 Manfaat Penulisan


Penulis mempunyai tujuan dalam penulisan laporan kasus ini antara lain sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai Teknik Scaning Otak menggunakan
Ilmu Kedokteran Nuklir
1.4.2 Bagi Institusi
Laporan ini dapat menambah kepustakaan terutama referensi tentang Teknik
Scaning Otak menggunakan Ilmu Kedokteran Nuklir
1.4.3 Bagi Pembaca
Memberikan gambaran yang lebih detail Teknik Teknik Scaning Otak
menggunakan Ilmu Kedokteran Nuklir

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Otak

Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita. Otak terletak
dalam rongga kranium (tengkorak), terdiri atas semua bagian Sistem Saraf Pusat (SSP)
diatas korda spinalis. Secara anatomis terdiri dari cerebrum (otak besar), cerebellum (otak
kecil), brainstem ( batang otak) dan limbic system (sistem limbik).
Cerebrum merupakan bagian terbesar dan teratas dari otak yang terdiri dari dua
bagian, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Otak besar terdiri atas corteks
(permukaan otak), ganglia basalis, dan sistem limbik. Kedua hemisfer kiri dan kanan
dihubungkan oleh serabut padat yang disebut dengan corpus calosum. Setiap hemisfer
dibagi atas 4 lobus, yaitu lobus frontalis (daerah dahi), lobus oksipitialis (terletak paling
belakang), lobus parietalis dan lobus temporalis.
Cerebellum berada pada bagian bawah dan belakang tengkorak dan melekat pada
otak tengah. Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei) dan Thalamus suatu
struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan memancarkannya ke struktur otak
diatasnya, terutama ke korteks serebri.
Brainsteam (batang otak) terletak diujung atas korda spinalis, berhubungan banyak
dengan korda spinalis. Batang otak terdiri atas diensefalon ( bagian batang otak paling
vi
atas terdapat diantara cerebellum dengan mesencephalon, mesencephalon (otak tengah),
pons varoli ( terletak di depan cerebellum diantara otak tengah dan medulla oblongata),
dan medulla oblongata (bagian dari batang otak yang paling bawah yang
menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis.
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak yang bekerja dalam kaitan ekspresi
perilaku instinktif, emosi dan hasrat-hasrat dan merupakan bagian otak yang paling
sensitif terhadap serangan.

2.2 Indikasi pada Otak


Pemanfaatan kedokteran nuklir menegakan diagnosa dapat digunakan untuk menentukan
deteksi dini tumor otak dan atau metastasis, hematoma subdural, crebral vascular accident,
dan abses. Indikasi yang lainnya adalah sebagai berikut:
1. Penyakit cerebrovaskuler
Cerebrovaskuler mengacu pada sekelompok kondisi yang bisa mengarah pada kejadian
serebrovaskular, terutama stroke. Stroke terjadi ketika pasokandaarah melalui pembuluh
darah ke otak terhambat.
2. Gangguan kejiwaan
Gangguan jiwa adalah sekelompok gejala yang ditandai dengan perubahan pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang yang menimbulkan hendaya/disfungsi dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
3. Kelainan kejang/ konvulsi
Konvulsi adalah kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan
peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.
Kejang dapat diklasifikasikan menurut gejala yang timbul dan bagian otak yang
terpengaruh.
4. Trauma
5. Degenratif
6. Metatase tumor
7. Tumor Primer
Tumor yang berasal dari bagian otak sendiri, seperti sel otak, selaput yang melapisi otak
(meninges), saraf, atau kelenjar di otak.

vii
2.3 Radiofarmaka
Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif dalam
strukturnya dan digunakan untuk diagnosis atau terapi. Dengan kata lain, radiofarmaka
merupakan obat radioaktif. Sediaan radiofarmaka dibuat dalam berbagai bentuk kimia dan
fisik yang diberikan dengan berbagai rute pemberian untuk memberikan efek radioaktif pada
target bagian tubuh tertentu.
Radiofarmaka dimanfaatkan dalam berbagai jenis pemeriksaan dalam kedokteran nuklir.
Pemeriksaan tersebut terbagi menjadi 3 kategori:
1. Pemeriksaan untuk pencitraan
Pemeriksaan ini memberikan informasi untuk tujuan diagnostik dan dilakukan dengan
memeriksa pola distribusi radioaktif dalam tubuh.
2. Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo
Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo bertujuan untuk mengukur fungsi organ tubuh
atau sistem fisiologis tubuh berdasarkan absorpsi, pengenceran, konsentrasi, bahan
radioaktif dalam tubuh atau ekskresi bahan radioaktif dari tubuh setelah pemberian
radiofarmaka.
3. Pemeriksaan untuk tujuan terapetik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk keperluan penyembuhan, atau terapi paliatif. Mekanisme
kerja umumnya berupa absorpsi radiasi beta untuk menghancurkan jaringan yang terkena
penyakit.

Radiofarmaka untuk pemeriksaan organ pada sistem saraf pusat (SSP) dibagi menjadi lima
kelompok utama yaitu:

1. Nondiffusible tracers
Merupakan senyawa yang pertama kali digunakan untuk pencitraan otak.
Kelompok ini secara umum mempunyai karakteristik sebagai senyawa hidrofilik
terionisasi dengan mekanisme lokalisasi pada lesi otak yang tidak spesifik. Umumnya,
senyawa dalam kelompok ini tidak dapat memasuki otak melalui sawar darah otak
(Blood-brain barrier, BBB) utuh. Namun, pada kondisi dimana sawar darah otak

viii
terganggu oleh kondisi patologi, senyawa ini meninggalkan ruang vaskuler dan
terkonsentrasi pada lesi.
Senyawa yang termasuk pada kelompok ini diantaranya Tc-natrium
99m

perteknetat, 99m
Tc-pentetat (99mTc-DTPA), Tc-gluseptat (99mTc-GH), dan senyawa
99m

untuk digunakan pada metoda positron emission tomography (PET) yaitu 82Rb-rubidium
klorida.
2. Diffusible tracers
Kelompok ini mempunyai kapasitas untuk memasuki otak normal melalui sawar
darah otak (Blood-brain barrier, BBB) utuh. Hal ini mungkin karena senyawa ini
merupakan kompleks lipofilik netral yang berdifusi secara pasif melalui sel endotelial
kapiler otak.
Senyawa yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya adalah Tc
99m

eksametazim (99mTc-HMPAO) dan 99mTc-bisitat (99mTc-ECD).


3. Penanda metabolism
Merupakan agen yang terlokalisasi pada area otak yang berhubungan dengan
aktivitas metabolik dan hipermetabolik. Penanda metabolik yang utama digunakan dalam
pencitraan PET adalah 18F-fluodeoksiglukosa (18F-FDG).
4. Radiofarmaka untuk pemeriksaan larutan serebrospina
Radiofarmaka yang digunakan untuk pemeriksaan ruang larutan serebospinal ini
meliputi senyawa yang tetap ada pada ruang larutan serebospinal setelah injeksi lumbar
diberikan. Senyawa ini digunakan untuk mengevaluasi distribusi dan pergerakan larutan
serebospinal pada berbagai tahapan penyakit. Sebagai contoh hidrosefalus secara rutin
diperiksa dengan menggunakan 111In-pentetat (111In-DTPA)
5. Radiofarmaka untuk pencitraan reseptor otak
Radiofarmaka untuk pencitraan reseptor otak terutama digunakan untuk
penelitian.  Komponen reseptor avid yang diberi label 99m
Tc dan radionuklida lainnya
sedang dikembangkan.

2.4 Teknik Pemeriksaan Scaning Otak


2.4.1 Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pasien

ix
Tidak ada persiapan khusus bagi penderita hanya saja intruksi-intruksi
yang menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui
dengan jelas terutama jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras.
Benda aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu, anting-anting, penjepit rambut
dan alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemeriksaan karena akan mengakibatkan artefak. Untuk kenyamanan pasien
mengingat pemeriksaan dilakukan pada ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien
diberi selimut (Brooker, 1986).
Sebelum dilakuakan scaning otak, lebih baik pasien konsultasi dahulu
dengan dokter apabila sedang hamil dan menyusui atau 4 hari sebelumnya sudah
dilakuakn pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x dan bahan kontras barium
atau menggunakan obat seperti Pepto-Bismol yang mengandung bismuth karena
Barium dan Bismut dapat menggannggu hasil tes

2. Persiapan alat dan bahan


 Kamera gamma
 Mukosa hidung dan mulut
 Bahan Radiofarmaka (Tc-99m-pertechnetate atau Tc-99m- -DTPA)

2.4.2 Prosedure Scaning Otak


1. Posisi Pasien
Pasien supine/ tidur terlentang
Kedua tangan berada di samping tubuh
2. Posisi objek
Bagian kepala masuk dalam kolimasi
3. Prosedure pemeriksaan
1 – 3 jam setelah disuntikkan Tc-99m-pertechnetate intravena. Pengambilan citra
dapat dilakukan dengan mempergunakan kamera gamma berenergi rendah,
kolimator parallel dan windows 30%. Posisi pengambilan citra adalah dari
depan, belakang, samping kanan dan kiri serta vertex. Tiap citra terdiri dari
250.000 counts.

x
4. Hasil Dan Evaluasi
 Akan tampak gambaran bagian bagian dari otak
 Juka terdapat kelainan anatomis akan terjadi enhance/ penebalan pada
daerah yang mengalami kelainan
 Jika terjadi Kelaina fungsi maka gambaran akan hilang karena
radiorarmaka tidak tercounter.

Gambar Anterior cerebral perfusion study following injection of 20 mCi of 99mTC


DTPA (Sn) (MERRILL, 2012)
Keterangan gambar:
a. Fase arteri awal menunjukan arteri caroid internal dan anterior tengah arteri
cerebral.
b. Fase vena kapiler.
c. Fase vena.
d. Gambaran anterior statis setelah dilakukan penelitian. Diagnosis normal
anterior cerebral.

xi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemanfaatan kedokteran nuklir menegakan diagnosa dapat digunakan untuk menentukan
deteksi dini tumor otak dan atau metastasis, hematoma subdural, crebral vascular accident,
dan abses. Indikasi yang lainnya adalah sebagai berikut:
8. Penyakit cerebrovaskuler
Cerebrovaskuler mengacu pada sekelompok kondisi yang bisa mengarah pada kejadian
serebrovaskular, terutama stroke. Stroke terjadi ketika pasokandaarah melalui pembuluh
darah ke otak terhambat.
9. Gangguan kejiwaan
Gangguan jiwa adalah sekelompok gejala yang ditandai dengan perubahan pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang yang menimbulkan hendaya/disfungsi dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
10. Kelainan kejang/ konvulsi
Konvulsi adalah kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan
peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.
Kejang dapat diklasifikasikan menurut gejala yang timbul dan bagian otak yang
terpengaruh.
11. Trauma
12. Degenratif
13. Metatase tumor
14. Tumor Primer
Tumor yang berasal dari bagian otak sendiri, seperti sel otak, selaput yang melapisi otak
(meninges), saraf, atau kelenjar di otak.

Dalam kedokteran nuklir Teknik pemeriksaan pada scanning kepala menggunakan


radiofarmaka Tc-99m. Pengambilan citra dapat dilakukan dengan mempergunakan
kamera gamma berenergi rendah. Posisis penganbilan citra dari depan, belakang,
samping kanan kiri serta vertex.

xii
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam memilih jenis radiofarmaka yang akan digunakan yaitu harus
memiliki waktu paruh yang paling sedikit dan sesuaikan dengan jenis kegunaannya

xiii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/456495038/SCANING-OTAK
Modul Pembelajaran Teknik Scaning Otak

xiv

Anda mungkin juga menyukai