Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOPSIKOLOGI

“PERKEMBANGAN DAN SISTEM SENSORI LAINNYA“

KELOMPOK 7 – KELAS D

OLEH:

Amanda Devina 238110044


Karina Okta Rahmadani 238110097
Muhammad Fajri 238110292

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2024
ABSTRAK

Penglihatan adalah salah satu sistem sensori utama pada manusia dan banyak
hewan. Ini melibatkan proses kompleks di mana cahaya yang masuk ke mata diubah
menjadi sinyal listrik yang diinterpretasikan oleh otak. Bagian utama mata yang terlibat
dalam penglihatan adalah retina, yang mengandung sel-sel fotosensitif yang disebut
fotoreseptor. Fotoreseptor ini merespons cahaya dengan menghasilkan sinyal listrik yang
kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik.

Selain penglihatan, manusia juga memiliki berbagai sistem sensori lainnya,


termasuk pendengaran, pembau, peraba (sentuhan), dan perasa. Masing-masing sistem
sensori ini terdiri dari organ-organ sensori khusus yang mendeteksi rangsangan tertentu
dan mengirimkan informasi tentang rangsangan tersebut ke otak untuk diproses dan
diinterpretasikan.

Setiap sistem sensori memiliki peran penting dalam memungkinkan manusia


untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan meresponsnya dengan tepat. Misalnya,
pendengaran memungkinkan kita untuk mendengar suara-suara di sekitar kita, sementara
penciuman memungkinkan kita untuk mendeteksi bau-bau tertentu dalam lingkungan kita.
Semua sistem sensori ini bekerja bersama-sama untuk membentuk persepsi yang holistik
tentang dunia di sekitar kita.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah
yang berjudal “PENGLIHATAN DAN SISTEM SENSORI LAINNYA” ini dalam rangka
memperjelas mengenai salah satu materi di bidang filsafat.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan kekurangan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penuh di selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak terutama tim kelompok 7 yang sangat antusias mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan rekan dosen tim kelompok 7 yang telah
memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhirya,
semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Pekanbaru, Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar belakang .....................................................................................................

1.2 Rumusan masalah.................................................................................................

1.3 Tujuan penelitian..................................................................................................

1.4 Manfaat penelitian................................................................................................

BAB II TINJAUAN PEMBAHASAN....................................................................

2.1 Pengertian sensori...............................................................................................

2.2 Konsep-konsep sensori.........................................................................................

2.3 Macam-macam sesnsori.......................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada umumnya manusia memiliki 4 sensoris dasar di dalam tubuhnya, yang terdiri
dari: penglihatan, perabaan, pendengaran, penciuman. Sistem sensoris merupakan salah
satu sistem yang penting bagi manusia,karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-
hal yang ada di dunia ini.Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan
itu asin atau manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan
nada atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan hormon-hormon pertumbuhan mulai
berfungsi, kita dapat merasakan yang Namanya falling in love. Semua rangsangan itu
dapat kita rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuhkita, lalu
dari reseptor akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kitas ebagai sinyal
ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem
Sensoris.

1.2 Rumusan Masalah


1. Membahas pengetian dari penglihatan dan sistem sensori.
2. Membahas konsep-konsep sensori.
3. Membahas macam-macam sensori.

1.3 Tujuan
 Untuk menegtahui pengetian dari penglihatan dan sistem sensori.
 Untuk mengetahui k onsep-konsep sensori.
 Untuk mengetahui macam-macam sesnori.

1.4 Manfaat

Manfaat mempelajari penglihatan dan sistem sensori dapat memberikan


pemahaman yang lebih dalam tentang betapa kompleksnya sensori manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang penglihatan dan sistem sensori
yang terlibat dalam proses tersebut.

Sistem sensori membahas tentang organ yang menerima rangsangan tersebut


dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju otak
untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi
dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat.

Ada juga sistem sensori lain yang berperan dalam penglihatan, seperti sistem
vestibuler, sistem somatosensori, dan sistem persarafan otonom. Sistem vestibuler adalah
sistem sensori yang terletak di telinga bagian dalam yang bertanggung jawab untuk
keseimbangan dan orientasi ruang. Ini berperan penting dalam mempertahankan posisi
kepala dan tubuh saat kita bergerak dan memandang objek yang bergerak Sistem sensori
adalah sistem perangsangan dari perifer (reseptor) ke pusat (otak).

B. KONSEP KONSEP SENSORI

Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem sensoris.
Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca
indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimuli dari luartubuh, yaitu
penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa.

1. Sensasi dan Persepsi

Proses persepsi dibedakan dalam dua fase, yaitu fase sensasi dan fase persepsi.
Sensasi merujuk pada proses pendeteksian hadirnya stimuli sederhana, sedangkan persepsi
merujuk pada proses lebih lanjut, yaitu proses integrasi, rekognisi, dan intepretasi pola-
pola sensasi yang kompleks. Untuk menambah pengertian tentang perbedaan sensasi dan
persepsi, maka dapat diambil suatu contoh konkrit, misalnya pada saat seseorang
menyentuh api lilin dengan jarinya. Reseptor panas di kulit jari akan merasakan sensasi
panas dari api lilin. Tetapi bila orang tersebut pernah mengalami suatu trauma dengan api,
maka ada proses pengintegrasian antara sensasi yang dialami dengan proses rekognisi
terhadap pengalamannya dengan api, sehingga sensasi panas dari api lilin dapat
diintepretasikan sebagai api besar yang dapat membakar seluruh tubuhnya sehingga akan
muncul reaksi histeris. Reaksi histeris itu adalah proses persepsi dari api lilin, sedangkan
rasa panas dijari tangan adalah sensasi dari api lilin.

2. Model Tradisional dari Organisasi Sistem Sensoris


Sistem sensori exteroceptive atau panca indera secara umum memiliki mekanisme
yang serupa, Menurut model tradisional (Merzenich & Kaas, 1980; dalam Pinel, 1993),
reseptor dari tiap organ akan menuju ke thalamus yang terletak di bagian atas batang otak.
Tiap nukleus di thalamus menyampaikan pesan dari: masing-masing reseptor ke bagian
neocortex yang disebut primary sensory cortex yang sesuai. Dari primary sensory cortex,
atcan dilanjutkan ke daerah pertemuan cortical yaitu secondary sensory cortex yang sesuai.
Jadi tujuan utama input sensoris dalam model tradisional adalah association cortex.
Association Cortex diasumsikan berhubungan dengan aktivitas berbagai macam sistem
sensori, yaitu menterjemahkan input sensori menjadi suatu program untuk melakukan
output motorik dan sebagai perantara aktivitas kognitif, seperti berpikir dan mengingat.

3. Model Hierarkis dari Organisasi Sistem Sensoris

Dalam perkembangannya, model tradisional tadi sudah mulai bergeser ke model


hierarkis, yaitu proses yang terjadi akan berlangsung sesuai dengan kompleksitasnya.
Contohnya pada. pengertian sensasi dan persepsi di atas. Pada model tradisional, tampak
alur informasi dari reseptor menuju ke bagian yang lebih kompleks, yaitu otak. Sedangkan
pada model hierarkis tampak bahwa ada hubungan yang erat antara yang lebih
ko.mpleksdan kurang kompleks, artinya sistem sensori yang lebih tinggi adalah yang lebih
bersifat persepsual dan kurang bersifat sensoris, sebaliknya sistem sensori yang lebih
rendah adalah yang lebih bersifat sensoris dan kurang bersifat persepsual.

C. MACAM-MACAM SISTEM SENSORI


1. PENGLIHATAN

a. Anatomi organ mata

Mata atau organon visus secara anatomis terdiri dari Occulus dan alat tambahan
(otot-otot) disekitarnya. Occulus terdiri dari Nervus Opticus dan Bulbus Occuli yang
terdiri dari Tunika dan isi. Tunika atau selubung terdiri dari 3 lapisan, yaitu:

 Tunika Fibrosa (Iapisan luar), terdiri dari kornea dan sklera


 Tunika Vasculosa (lapisan tengah) yang mengandung pembuluh darah, terdiri dari
 ChoIioideac, orpusciliaris, dan iris yang mengandung pigmen dengan
musculusdilatator pupillae dan musculus spchinter pupillae.
 Tunika Nervosa (Iapisan paling dalam), yang rnengandung reseptor terdiri dari dua
lapisan, yaitu: Stratum Pigmenti dan Retina (dibedakan atas 1) Pars Coeca yang

b. Reseptor di Mata

Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel batang).
Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat
dan rangsang warna. Sel-sel basilus tersebar pada retina terutama di luar makula dan
berguna sebagai penerima rangsang cahaya berintensitas rendah. Oleh karena itu dikenal
dua mekanisme tersendiri di dalam retina (disebut dengan Teori Duplisitas), yaitu:
 Penglihatan Photop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang
hari dan penglihatan wama dengan conus
 Penglihatan Scotop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malam
hari dengan basilus.

c. Visus

Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina
kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat dengan
baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan inilah yang disebut visus.

d. Melihat Warna

Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam sel
kemcut sehingga sel kemcut/conus menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna
biru, merah, dan hijau. Banyak teori berbeda diajukan untuk menjelaskan fenomena
penglihatan, Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah dari Young, yang
kemudian dikembangkan dan diberi dasar eksperimental yang lebih mendalam oleh
Helmholtz. Ada suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat warna sarna sekali.
Cacat tersebut dinamakan buta warna yang mempengaruhi total maupun sebagian
kemampuan individu untuk membedakan warna.

2. PENDENGARAN
a. Bunyi

Bunyi adalah vibrasi molekul di udara. Manusia hanya dapat mendengar vibrai
molekul antara 20-20.000 Hz. Bunyi yang di dengar manusia sehari hari adalah kombinasi
dari berbagai gelombang, dan kombinasi tertentu dari gelombang menyebabkan tiap bunyi
memiliki kualitas (timbre) atau karakteristik tertentu.

b. Anotomi telinga

Telinga atau organon auditus terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1) Bagian Luar (Auris Externa), terdiri dari:

 Daun Telinga, berfungsi untuk menangkap dan mengarahkan suara


 Cuping Telinga
 Liang Telinga
 Gendang Telinga (Membrana Thympani)

2) Bagian Tengah (Auris Media)


Terletak di belakang membrana thympani dan.terdapat saluran yang
menghubungkan dengan rongga tekak (tuba auditiva eustachi). Pada bagian tengah ini
juga terdapat rumah siput (cochlea) yang mempunyai lubang ellips yang ditutup selaput
lendir (fonestra ovalis). Bagian ini mempunyai tulang-tulang pendengaran, yaitu:

 Tulang Pukul, yang bersandar pada membrana thympani atau milius


 Incus atau Tulang Landasan, yang terletak di tengah
 Stapes atau Tulang Sanggurdi, yang menghubungkan incus dengan fonestra ovalis

3) Bagian Dalam (Auris Interna), terdiri atas dua ruangan yang berhubungan satu dengan
yang lain. Ruangan-ruangan itu tidak teratur dan disebut "labyrinth". Ada dua macam
labyrinth, yaitu:

 Labyrinthus Ossesus (dinding tulang) yang terdiri dari serambi (vestibulum),


saluran gelung (canalis semi circulair), dan rumah siput (cochlea)
 Labyrinthus Membranicus (dinding membrana), letaknya di dalam labyrinth tulang.

c. Lokalisasi suara

Suatu sumber suara yang berasal dari bidang medium pada tubuh kita, dari muka,
atas, atau belakang manusia itu akan mencapai telinga pada waktu yang samna, sehingga
sumber itu akan sulit ditemukan letaknya. Bila sumber bunyi ada di sebelah kiri, bunyi
yang muncul akan mencapai telinga sebelah kiri dulu sehingga timbul kesan bahwa
sumber bunyi terletak di sebelah kiri. Tetapi bila bunyi muncul terus menerus pada waktu
yang sama, maka sumber bunyi akan sulit diketahu miasalnya. Oleh karena itu apabila
membunyikan sesuatu dengan maksud memberitahu sumber bunyi, maka haruslah tidak
dilakukan terus menerus tetapi secara terputus-putus.

3. SENSASI SMATIS: PERABA


1. Anatomi organon tactus

Organon Tactus adalah alat yang berkaitan dengan indera peraba. Organon tactus
meliputi kulit dan alat-alat tambahan. Kulit adalah pelindung terhadap dunia luar, sebagai
penghalang dari kerusakan dan kuman. Kulit juga membantu membuang zat-zat yang tidak
berguna dan mengatur suhu badan. Kulit terdiri dari 2 lapisan, yaitu:

a) Cutis, terdiri dari epidermis dan corium

b) Subcutis, mengandung banyak lemak terdiri dari Stratum Corneum dan Stratum
Gemanaticum.

Didalam kulit terdapat berbagai macam organ, yaitu:

 Rambut
 Kelenjar
 Panca indra
Reseptor Kulit dan Hantaran Impuls di Saraf Perifer kulit berfungsi sebagai:

 Mekanoreseptor, berkaitan dengan indera raba, tekanan, getaran, dan kinestesi


 Thermoreseptor, berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan
dingin
 Reseptor Nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi tubuh.

2. Lokalisasi Kortikal dari Sensasi Somatis

Pada cortex terdapat dua bagian sensori somatis, yaitu primary somatosensory
cortex (SI) di bagian postcentral gyrus dan secondary somatosensory cortex (SII) di bagian
lateral fissure.Kerusakan pada primary somatosensory cortex menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk mendeteksi sentuhan yang ringan, mendeteksi posisi sambungan
(contohnya ujungjari telunjuk kanan ditemukan dengan ujung jari telunjuk kiri), dan
mendeteksi dengan tepat tempat-tempat dimana seseorang disentuh (disentuh jari
kelingking, tetapi menurutnya yang disentuh adalah jari tengah), dan muncul
hambatanstereognosis (tidak dapat mengidentifikasi objek melalui sentuhan, misalnya
diminta mengindentifikasi bentuk kubus (dengan mata ditutup), tetapi dikatakannya itu
bentuk bola). Kerusakan-kerusakan pada SI bersifat unilat- eral dan akibatnya bersifat
kontralateral (bila cortex bagian kanan yang rusak, maka yang akan terpengaruh adalah
bagian tubuh sebelah kiri, demikian sebaliknya) dan sifatnya hanya ringan, kecuali apabila
yang mengalami kerusakan itu berkaitan dengan saraf-saraf di bagian tangan.

3. Paradoks tentang Rasa Sakit

tetapi nilai dari rasa sakit itu berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang
lain karena ambang rasa sakit setiap manusia sangat bervariasi.

4. Mekanisme Pengontrol Rasa Sakit

Disekitar cerebral aquaduct, terdapat bagian berwarna abu-abu (gray matter) yang
memiliki efek analgesic (pengurang rasa sakit), tepatnya bagian periaqueductal gray matter
(PAG). Stimulasi terhadap PAG dapat mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit tanpa
mengurangi sensitivitas sensasi somatis yang lain. Dalam PAG juga terdapat neuron-
neuron yang peka terhadap substansi yang menurunkan aktivitas (menenangkan), yaitu
neuron-neuron serotonergik di bagian batang medulla yang disebut raphe nuclei.

4. SENSASI KIMIAWI: PEMBAU DAN PERASA

Sistem olfaction (pembau) dangustation (perasa) disebut sensasi kimiawi karena


fungsinya memonitor substansi-substansi kimiawi dari lingkungan diluar tubuh.
Tanggungjawab sistem pembau adalah mengindikasikan molekul-molekul kimia yang
dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila
ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan.

1. Sistem Olfactory

Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi
(component principle). Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan
Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya
disebut pula chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat
menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:

 Concha Superior
 Concha Medialis
 Concha Inferior
 Septum nasi (sekat hidung)

2. Sistem Gustatory

Reseptor sistem gustatory atau perasa berada di lidah dan bagian-bagian rongga
mulut. Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya terletak disekitar kuncup
pengecap yang disebut papillae. Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera
pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet, yaitu

 Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
 Asin,pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam di lidah
 Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di lidah.
 Pahit, pada pangkal lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di lidah.

3. Kerusakan Otak dan Sensasi Kimia

KetidaK mampuan dalam membau disebut anosmia, sedangkan ketidak-mampuan


dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan
pada kepala yang menyebabkan bergesemya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-
saraf olfactory karena masuk ke dalam lubang-Iubang permiabel di cribriform plate.

KESIMPULAN: PRINSIP UMUM ORGANISASI SISTEM SENSORIS

Tiap sistem sensoris khusus menerima, mengkodekan, dan mengintepretasikan


informasi sensoris yang tertentu.

1. Sistem sensoris merupakan sistem yang sifatnya hierarkis. Pada setiap jenis
sistem sensoris ada kecenderungan umum bahwa informasi akan mengalir dari sistem yang
lebih rendah ke sistem yang lebih kompleks (lebih persepsual daripada sensoris).
2. Sistem sensoris merupakan sistem yang paralel. Pada mulanya sistem sensoris
digambarkan sebagai suatu sistem yang serial (hanya ada satu jalur aliran informasi), tetapi
ternyata sistem sensoris cenderung bersifat paralel, yaitu bahwa informasi dapat mengalir
pada komponen-komponen yang sesuai melalui berbagai jalur.

3. Semua sistem sensoris yang eksteroseptif akan diproyeksikan ke neocortex


melalui thalamus. sistem sensoris yang eksteroseptif akan diproyeksikan ke neocortex
melalui thalamus. Meskipun ada perbedaan yang nyata an tara jejak -jejak saraf ke lima
macam sistem sensoris eksteroseptif, tetapi adajejak sarafutama dari thalamus yang
menuju ke neocortex.

DAFTAR PUSTAKA

https://drive.google.com/file/d/1IFN7Hauyv2_6fUYG0pwKxXGbfpHXiqdN/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai