KELOMPOK 7 – KELAS D
OLEH:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2024
ABSTRAK
Penglihatan adalah salah satu sistem sensori utama pada manusia dan banyak
hewan. Ini melibatkan proses kompleks di mana cahaya yang masuk ke mata diubah
menjadi sinyal listrik yang diinterpretasikan oleh otak. Bagian utama mata yang terlibat
dalam penglihatan adalah retina, yang mengandung sel-sel fotosensitif yang disebut
fotoreseptor. Fotoreseptor ini merespons cahaya dengan menghasilkan sinyal listrik yang
kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah
yang berjudal “PENGLIHATAN DAN SISTEM SENSORI LAINNYA” ini dalam rangka
memperjelas mengenai salah satu materi di bidang filsafat.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan kekurangan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.
Tulisan ini dapat penuh di selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak terutama tim kelompok 7 yang sangat antusias mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan rekan dosen tim kelompok 7 yang telah
memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhirya,
semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya manusia memiliki 4 sensoris dasar di dalam tubuhnya, yang terdiri
dari: penglihatan, perabaan, pendengaran, penciuman. Sistem sensoris merupakan salah
satu sistem yang penting bagi manusia,karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-
hal yang ada di dunia ini.Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan
itu asin atau manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan
nada atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan hormon-hormon pertumbuhan mulai
berfungsi, kita dapat merasakan yang Namanya falling in love. Semua rangsangan itu
dapat kita rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuhkita, lalu
dari reseptor akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kitas ebagai sinyal
ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem
Sensoris.
1.3 Tujuan
Untuk menegtahui pengetian dari penglihatan dan sistem sensori.
Untuk mengetahui k onsep-konsep sensori.
Untuk mengetahui macam-macam sesnori.
1.4 Manfaat
A. PENGERTIAN
Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang penglihatan dan sistem sensori
yang terlibat dalam proses tersebut.
Ada juga sistem sensori lain yang berperan dalam penglihatan, seperti sistem
vestibuler, sistem somatosensori, dan sistem persarafan otonom. Sistem vestibuler adalah
sistem sensori yang terletak di telinga bagian dalam yang bertanggung jawab untuk
keseimbangan dan orientasi ruang. Ini berperan penting dalam mempertahankan posisi
kepala dan tubuh saat kita bergerak dan memandang objek yang bergerak Sistem sensori
adalah sistem perangsangan dari perifer (reseptor) ke pusat (otak).
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem sensoris.
Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca
indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimuli dari luartubuh, yaitu
penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa.
Proses persepsi dibedakan dalam dua fase, yaitu fase sensasi dan fase persepsi.
Sensasi merujuk pada proses pendeteksian hadirnya stimuli sederhana, sedangkan persepsi
merujuk pada proses lebih lanjut, yaitu proses integrasi, rekognisi, dan intepretasi pola-
pola sensasi yang kompleks. Untuk menambah pengertian tentang perbedaan sensasi dan
persepsi, maka dapat diambil suatu contoh konkrit, misalnya pada saat seseorang
menyentuh api lilin dengan jarinya. Reseptor panas di kulit jari akan merasakan sensasi
panas dari api lilin. Tetapi bila orang tersebut pernah mengalami suatu trauma dengan api,
maka ada proses pengintegrasian antara sensasi yang dialami dengan proses rekognisi
terhadap pengalamannya dengan api, sehingga sensasi panas dari api lilin dapat
diintepretasikan sebagai api besar yang dapat membakar seluruh tubuhnya sehingga akan
muncul reaksi histeris. Reaksi histeris itu adalah proses persepsi dari api lilin, sedangkan
rasa panas dijari tangan adalah sensasi dari api lilin.
Mata atau organon visus secara anatomis terdiri dari Occulus dan alat tambahan
(otot-otot) disekitarnya. Occulus terdiri dari Nervus Opticus dan Bulbus Occuli yang
terdiri dari Tunika dan isi. Tunika atau selubung terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
b. Reseptor di Mata
Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel batang).
Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat
dan rangsang warna. Sel-sel basilus tersebar pada retina terutama di luar makula dan
berguna sebagai penerima rangsang cahaya berintensitas rendah. Oleh karena itu dikenal
dua mekanisme tersendiri di dalam retina (disebut dengan Teori Duplisitas), yaitu:
Penglihatan Photop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang
hari dan penglihatan wama dengan conus
Penglihatan Scotop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malam
hari dengan basilus.
c. Visus
Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina
kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat dengan
baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan inilah yang disebut visus.
d. Melihat Warna
Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam sel
kemcut sehingga sel kemcut/conus menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna
biru, merah, dan hijau. Banyak teori berbeda diajukan untuk menjelaskan fenomena
penglihatan, Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah dari Young, yang
kemudian dikembangkan dan diberi dasar eksperimental yang lebih mendalam oleh
Helmholtz. Ada suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat warna sarna sekali.
Cacat tersebut dinamakan buta warna yang mempengaruhi total maupun sebagian
kemampuan individu untuk membedakan warna.
2. PENDENGARAN
a. Bunyi
Bunyi adalah vibrasi molekul di udara. Manusia hanya dapat mendengar vibrai
molekul antara 20-20.000 Hz. Bunyi yang di dengar manusia sehari hari adalah kombinasi
dari berbagai gelombang, dan kombinasi tertentu dari gelombang menyebabkan tiap bunyi
memiliki kualitas (timbre) atau karakteristik tertentu.
b. Anotomi telinga
3) Bagian Dalam (Auris Interna), terdiri atas dua ruangan yang berhubungan satu dengan
yang lain. Ruangan-ruangan itu tidak teratur dan disebut "labyrinth". Ada dua macam
labyrinth, yaitu:
c. Lokalisasi suara
Suatu sumber suara yang berasal dari bidang medium pada tubuh kita, dari muka,
atas, atau belakang manusia itu akan mencapai telinga pada waktu yang samna, sehingga
sumber itu akan sulit ditemukan letaknya. Bila sumber bunyi ada di sebelah kiri, bunyi
yang muncul akan mencapai telinga sebelah kiri dulu sehingga timbul kesan bahwa
sumber bunyi terletak di sebelah kiri. Tetapi bila bunyi muncul terus menerus pada waktu
yang sama, maka sumber bunyi akan sulit diketahu miasalnya. Oleh karena itu apabila
membunyikan sesuatu dengan maksud memberitahu sumber bunyi, maka haruslah tidak
dilakukan terus menerus tetapi secara terputus-putus.
Organon Tactus adalah alat yang berkaitan dengan indera peraba. Organon tactus
meliputi kulit dan alat-alat tambahan. Kulit adalah pelindung terhadap dunia luar, sebagai
penghalang dari kerusakan dan kuman. Kulit juga membantu membuang zat-zat yang tidak
berguna dan mengatur suhu badan. Kulit terdiri dari 2 lapisan, yaitu:
b) Subcutis, mengandung banyak lemak terdiri dari Stratum Corneum dan Stratum
Gemanaticum.
Rambut
Kelenjar
Panca indra
Reseptor Kulit dan Hantaran Impuls di Saraf Perifer kulit berfungsi sebagai:
Pada cortex terdapat dua bagian sensori somatis, yaitu primary somatosensory
cortex (SI) di bagian postcentral gyrus dan secondary somatosensory cortex (SII) di bagian
lateral fissure.Kerusakan pada primary somatosensory cortex menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk mendeteksi sentuhan yang ringan, mendeteksi posisi sambungan
(contohnya ujungjari telunjuk kanan ditemukan dengan ujung jari telunjuk kiri), dan
mendeteksi dengan tepat tempat-tempat dimana seseorang disentuh (disentuh jari
kelingking, tetapi menurutnya yang disentuh adalah jari tengah), dan muncul
hambatanstereognosis (tidak dapat mengidentifikasi objek melalui sentuhan, misalnya
diminta mengindentifikasi bentuk kubus (dengan mata ditutup), tetapi dikatakannya itu
bentuk bola). Kerusakan-kerusakan pada SI bersifat unilat- eral dan akibatnya bersifat
kontralateral (bila cortex bagian kanan yang rusak, maka yang akan terpengaruh adalah
bagian tubuh sebelah kiri, demikian sebaliknya) dan sifatnya hanya ringan, kecuali apabila
yang mengalami kerusakan itu berkaitan dengan saraf-saraf di bagian tangan.
tetapi nilai dari rasa sakit itu berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang
lain karena ambang rasa sakit setiap manusia sangat bervariasi.
Disekitar cerebral aquaduct, terdapat bagian berwarna abu-abu (gray matter) yang
memiliki efek analgesic (pengurang rasa sakit), tepatnya bagian periaqueductal gray matter
(PAG). Stimulasi terhadap PAG dapat mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit tanpa
mengurangi sensitivitas sensasi somatis yang lain. Dalam PAG juga terdapat neuron-
neuron yang peka terhadap substansi yang menurunkan aktivitas (menenangkan), yaitu
neuron-neuron serotonergik di bagian batang medulla yang disebut raphe nuclei.
1. Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi
(component principle). Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan
Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya
disebut pula chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat
menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
Concha Superior
Concha Medialis
Concha Inferior
Septum nasi (sekat hidung)
2. Sistem Gustatory
Reseptor sistem gustatory atau perasa berada di lidah dan bagian-bagian rongga
mulut. Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya terletak disekitar kuncup
pengecap yang disebut papillae. Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera
pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet, yaitu
Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
Asin,pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam di lidah
Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di lidah.
Pahit, pada pangkal lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di lidah.
1. Sistem sensoris merupakan sistem yang sifatnya hierarkis. Pada setiap jenis
sistem sensoris ada kecenderungan umum bahwa informasi akan mengalir dari sistem yang
lebih rendah ke sistem yang lebih kompleks (lebih persepsual daripada sensoris).
2. Sistem sensoris merupakan sistem yang paralel. Pada mulanya sistem sensoris
digambarkan sebagai suatu sistem yang serial (hanya ada satu jalur aliran informasi), tetapi
ternyata sistem sensoris cenderung bersifat paralel, yaitu bahwa informasi dapat mengalir
pada komponen-komponen yang sesuai melalui berbagai jalur.
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/1IFN7Hauyv2_6fUYG0pwKxXGbfpHXiqdN/view?
usp=drivesdk