Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROSES SENSORIK DAN MOTORIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Fitria intan sonia (2120003)
2. Dano ade kennedy (2120008)
3. Yveth mirelle putri suwarno (2120011)
4. Eki tri wijayanto (2120014)
5. Savitri sukma dewi (2120017)
6. Risma wahyu septiana (2120018)
7. Andrian adi suryadi (2120024)
8. Oktavia ayu lintang (2120027)
9. Putri lyan kurniawati (2120028)
10. Erza azzahra salsabil (2120030)
11. Mohammad rofi’i (2120041)

DOSEN PENGEMBANG :
Putro P Taruno, S.Psi., M.Si., Psikolog

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES HANGTUANG SURABAYA
SEMESTER GANJIL 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TuhanYang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayaNya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul“Mekanisme Koping” tepat waktu.Makalah disusun
guna memenuhi tugas pada mata kuliah Psikolog.Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Mekanisme Koping.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah.

Surabaya,30 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................................

Daftar isi...................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan..................................................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................

C. Tujuan.......................................................................................................................

Bab II pembahasan..................................................................................................................

A. Pengertian Proses Sensorik ......................................................................................

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sensorik..............................................

C. Hubungan Proses Sensorik dengan Perilaku Manusia .............................................

D. Pengertian Proses Motorik .....................................................................................

E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik .............................................

F. Hubungan Proses Motorik dengan Perilku Manusia ...............................................

Bab III penutup......................................................................................................................

A. kesimpulan..............................................................................................................

B. saran........................................................................................................................

Daftar pustaka.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Aktivitas sensor motorik manusia terpusat pada aspek alat indra(sensori) dan gerak
(motor), artinya anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat
drianya dan pergerakannya. Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan menusia.
Hampir semua aktivitas yang dilakukan manusia melibatkan unsur gerak (motorik), sangat
banyak aktivitas manusia yang melibatkan dimensi motorik, entah itu olahraga, dunia seni
serta dunia pendidikan (Ramadhani, 2013). Menurut Delphie (2009), keserasian yang terjadi
antara otak dengan daya pikir dan motorik seseorang mempengaruhi perasaan, pikiran dan
kegiatan seseorang dapat terjadi melalui kerja sama yang rumit dari susunan saraf otak.
Sensor motorik meliputi pergerakan tubuh manusia, penglihatan, daya tangkap, indra perasa,
sentuhan, dll.
Sensor motorik merupakan proses pertumbuhan manusia dalam mencapai proses
pengaplikasian yang baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengaplikasian dikhusukan
dalam proses daya tangkap, tingkat cekatan dalam bertindak (refleks), sinkronisasi pandangan
dan pemikiran, kesinambungan antara saraf-saraf, otot, daya kerja otak kanan. Sensor
motorik dalam kegiatannya memiliki tiga jenis gerak motorik yaitu,gerak reflex, gerak
motorik halus, gerak motorik kasar (Suparno, 2006). Gerak Refleks adalah pergerakan pada
anak yang dilakukan berdasarkan respon dari saraf-saraf dan otot pada anatomi anak.
Gerakan motorik halus adalah pergerakan motorik pada anak yang dilakukan berdasarkan
sinkronisasi saraf antara otak, pergerakan anatomi tubuh dan imajinasi si anak. Gerakan
motorik kasar adalah pergerakan motorik pada anak yang dilakukan berdasarkan sinkronisasi
antara otak dan pergerakan tubuh. Sinkronisasi ini lebih mengutamakan keseimbangan sensor
dan saraf penggerak pada tubuh si anak (Ibda, 2015).
B. Rumusan masalah
Apa Pengertian Proses Sensorik?
Apa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sensorik?
Apa Hubungan Proses Sensorik dengan Perilaku Manusia?
Apa Pengertian Proses Motorik?
Apa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik?
Apa Hubungan Proses Motorik dengan Perilku Manusia?

C. Tujuan penelitian
Mengerti Pengertian Proses Sensorik
Mengerti Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sensorik
Mengerti Hubungan Proses Sensorik dengan Perilaku Manusia
Mengerti Pengertian Proses Motorik
Mengerti Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Proses Sensorik

Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input


sensorik yang diterima. Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses
masuknya rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral), kemudian kembali melalui saraf
motoris dan berakhir dengan perbuatan.

Berikut alat indera yang terlibat dalam proses sensoris:

1. Rangsangan (stimulus): Cahaya → Penerima (Reseptor): Mata → Perasaan


(Sensitivitas) Penglihatan
2. Rangsangan (stimulus): Suara → Penerima (Reseptor): Telinga → Perasaan
(Sensitivitas): Pendengaran
3. Rangsangan (stimulus): Panas, dingin dan tekanan → Penerima (Reseptor): Kulit →
Perasaan (Sensitivitas): Perabaan
4. Rangsangan (stimulus): Gas → Penerima (Reseptor): Hidung → Perasaan
(Sensitivitas): Penciuman

Proses sensoris diawali dengan pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda di sekitar
dengan menggunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau respon, memiliki
perbedaan.

Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan
kesadaran serta pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus
tidak ada.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses akhir disebut
persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar
pengalaman yang lalu.
Pengamatan akan terjadi jika ada perhatian terhadap rangsangan dan ada stimulus yang
mengenai alat indera. Kemudian, saraf sensoris meneruskan rangsangan ke otak dan individu
menyadari adanya rangsangan.

Jadi, pengamatan melalui tiga proses, yaitu fisik (stimulus mengenai indera), fisiologis
(stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak), dan psikologis (interpretasi terhadap
stimulus yang diterima otak).

Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya, sehingga individu
belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan mengenai hal-hal yang dihayati.
Apabila pengalaman tersebut telah disadari, maka individu sudah mampu membedakan dan
melakukan pemisahan antara subjek dengan objek, yang disebut apersepsi. Dalam
B. faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sensorik :

1. Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan memengaruhi kesempurnaan proses
sensoris.
2. Perhatian yang tertuju pada objeknya memudahkan persepsi, dan jika perhatian
kurang, maka akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensoris tidak sempurna.
3. Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses
sensoris.
4. Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

C. Hubungan Sensorik dengan Perilaku

1. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya
ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula
fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif). Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan
sesuatu yang baru, bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti
perjalanan sejarah (walau sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke dunia
indah.
2. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang di milki
manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan yang dimiliki
dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal. Hubungan dapat terjadi sebagai
sebab-akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan, dan hubungan waktu.
3. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira, dan sebagainya.
Berdasarkan perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan
eukolia (orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskolia
(orang yang selalu merasa tidak senang, murung, dan pesimis.

D. Pengertian proses sensorik

Motorik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan
proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis
maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

Proses motorik terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, yaitu, saraf, otak dan otot. Ketiga
unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsur-
unsur yang satu berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya
untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Gerakan motorik berupa gerakan involunteer (gerakan yang tidak dikendalikan oleh
kehendak), gerakan volunteer (gerakan yang dikendalikan oleh kehendak), dan gerakan
refleks. Gerakan refleks timbul sebagai akibat adanya stimulus reseptor di dalam tendon,
jaringan otot, kulit, selaput lendir, mata ataupun telinga.

Terdapat berbagai jenis gerakan motorik, gerakan refleks, gerakan terprogram dan gerakan
motorik halus, seperti, menulis, merangkai, melukis, berjinjit, serta gerakan motorik kasar,
seperti, berjalan, merangkak, memukul, dan mengayunkan tangan.

Pada proses motorik terjadi peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati yaitu:
penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses
pengambilan keputusan, dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik.

Proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi
proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh
faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat di dalam tubuh manusia. Motorik
dan gerak tidaklah sama, namun tetap berhubungan. Persamaannya, setiap proses yang terjadi
di dalam tubuh manusia menghasilkan gerak, sedangkan perbedaannya, motorik tidak dapat
dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati.

Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan
motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang
dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu
psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.

E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik


1.Perkembangan Usia
usia mempengaruhi individu untuk melakukan suatu aktivitas. Karena dengan pertambahan
usia, berarti menunjukkan tercapai kematangan organ-organ fisik. Kemudian ditopang pula
oleh berfungsinya sistem syaraf pusat yang mengkoordinasikan organ-organ tubuh, sehingga
seseorang dapat melakukan aktivitas motorik kasar dan motorik halus.
2.Tercapainya Kematangan Organ-organ Fisiologis
Kematangan organ fisik ditandai dengan tercapainya jaringan otot yang makin komplek, kuat
dan bekerja secara teratur. Pada masa pertumbuhan bayi maupun anak, kematangan fisiologis
ini dipengaruhi oleh faktor usia, nutrisi dan kesehatan individu. Makin tinggi usia seseorang,
makin matang organ-organ fisiologisnya. Namun kematangan ini, tak lepas dari faktor nutrisi
yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi yang baik yaitu makan-makanan yang mengandung
gizi, vitamin, protein akan menjamin kesehatan seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki
kondisi sehat cenderung memiliki kematangan fisiologisnya, dibandingkan dengan bayi atau
anak yang sering terkena penyakit.
3.Kontrol Kepala
Pada usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan posisi kepala terbaring di atas tempat
tidur. Ia belum mampu untuk mengkurap, karena kontrol untuk mengangkat kepala belum
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terjadi karena otot-otot bagian leher belum berkembang
dengan baik, sehingga belum mampu untuk menopang kepalanya. Sejalan dengan
perkembangan usianya, bayi akan mampu untuk tengkurap dan menopang kepalanya. Awal
mulanya, bayi belajar untuk memindahkan posisi dari posisi terlentang menjadi posisi
tengkurap. Keberhasilan untuk mencapai posisi tengkurap ini, akan diikuti dengan
kemampuan untuk mengangkat dan menopang kepalanya. Kemampuan mengontrol kepala
(head control skill) merupakan dasar untuk perkembangan gerakan-gerakan kepala yang
bermanfaat bagi seorang anak yang akan melakukan aktivitas olahraga, misalnya gerakan
memutar atau menggeleng kepala.
4.Kontrol Tangan
Sejak lahir bayi akan menggenggam benda-benda yang datang dan menyentuh telapak
tangannya. Awal mulanya bayi tidak mampu untuk memegang dan menggenggam suatu
benda dengan baik, tetapi dengan pengaruh perkembangan usia dan kematangan otot-otot,
maka bayi akan mampu dengan sendirinya untuk melakukan tugas menggeggam/mengepal
suatu benda secara kuat. Reflek ini merupakan dasar timbulnya gerakan-gerakan motorik
halus, seperti: menggengam, menulis, menggambar atau menggunting. Kemampuan
melakukan koordinasi otot-otot tangan yang bermanfaat untuk keterampilan tangan
dinamakan kemampuan control tangan (hand control ability).
5.Kontrol Kaki
Kemampuan mengontrol kaki (legs control) diatur oleh sistem syaraf pusat. Namun pada diri
seorang bayi, kaki bergerak karena ada suatu benda yang mungkin menyentuhnya atau
digerakkan oleh ibunya. Hal ini bukan berarti si bayi cenderung pasif dan hanya bergerak,
kalau ada rangsangan dari luar dirinya. Bayi dapat menggerakkan kaki semdiri sebagai
respons atau reflek rasa senang atas kehadiran orang yang memiliki kedekatan emosional.
Jadi kakinya memang belum cukup kuat untuk berjalan. Sebagaimana halnya, kaki
merupakan organ penting untuk melakukan kegiatan motorik kasar (berjalan, melompat,
berlari), namun untuk dapat melakukannya perlu persiapan dan kematangan fisik. Tentu hal
ini sesuai dengan perkembangan usianya. Makin tinggi usianya, misalnya usia 1,5-2,0 tahun,
maka bayi (anak) akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti: merangkak, berjalan,
berlari dan sebagainya. Dengan kemampuan ini, control kaki berfungsi secara sempurna.
6.Lokomosi
Lokomosi(locomotion) ialah kemampuan untuk bergerak atau berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan bertambahnya usia dan
tercapainya kematangan organ-organ fisik, serta berfungsinya sistem syaraf pusat. Dengan
demikian kemampuan bergerak/berpindah sangat dipengaruhi oleh faktor internal
yangbersifat fisiologis. Secara implisit, kemampuan lokomosi sudah ada bersamaan dengan
timbulnya gerakan-gerakanreflex, seperti: reflex penempatan (placing reflek), berjalan,
berenang. Namun kemampuan reflekks itu cenderung tidak terkontrol oleh sistem syaraf,
sehingga dapat dikatakan bahwa reflek merupakan sebagai tanda perkembangan awal dari
lokomosi (pre-locomotion). Hal ini kemudian berkembang secara bertahap, sampai benar-
benar tercapai kemampuan lokomosi. Diantara tahapan itu, misalnya: sejak bayi mampu
mencapai posisi tengkurap, maka muncullah perilaku-perilaku sebagai tanda-tanda
perkembangan kemampuan lokomosi yang makin baik dan sempurna. Dari posisi tengkurap,
berarti bayi akan atau sudah mampu untuk mengangkat kepala (kontrol kepala), meningkat
menjadi kemampuan untuk mengangkat badan, merangkak, belajar berjalan, berjalan, berlari
dan melompat.

F. Hubungan Proses Motorik dengan Perilku Manusia


Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam di luar dirinya, yang
berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial. Akibat dari proses sensorik
manusia dapat berperilaku dalam bentuk berikut ini.
1. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya
ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula fantasi
yang tidak disadari (fantasi pasif). Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan sesuatu yang
baru, bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan sejarah
(walau sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke dunia indah.
2. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilki
manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan yang dimiliki
dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal. Hubungan dapat terjadi sebagai sebab-
akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan, dan hubungan waktu.
3. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira, dan sebagainya. Berdasarkan
perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan eukolia (orang yang
selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskolia (orang yang selalu merasa tidak
senang, murung, dan pesimis.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Proses Sensorik dan Motorik berdasarkan uraian pada pembahasan dapat ditarik kesimpulan
pada berikut proses sensorik adalah prose3s ,asuknya rangsangan melalui alat in dra ke otak
kemudian kembali melalui saraf motoric dan berakhir dengan pembuatan. Proses semsoris
juga di sebut pengamatan,yaitu gejala mengenal benda-benda di sekitar dengan menggunakan
alat indra.
Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indra dan menghasilkan
kesadaran dan pikiran. Organ tubuh yang penting dalam tubuh manusia pada umumnya
memiliki berbagai jenis indra yaitu : visual,auditorius,penciuman,pengecapan,dan
sentuhan(indra kulit). Fungsi sensoris tubuh adalah menyeleksi seluruh stimulus yang masuk
kedalam tubuh manusia . Fungsi sensoris tubuh ada 2 sifat umum semua modalitas sensorik
yaitu : modalitas sensorik pada tingkat psikologis dan biologis.

B. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja penyaji
menyarankan kepada semua agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep
dasar dari makalah ini . Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat
untuk kita semua.
Daftar Pustaka
http://perawatblogadres.blogspot.co.id/2016/01/psikologi.htm
http://faiqqq.wordpres.com/2015/03/17/makalah-bio-psikologi-dan-proses-sensorik-htm

Anda mungkin juga menyukai