Anda di halaman 1dari 28

SISTEM SENSORIK MOTORIK

Dosen : Andy Chandra, M. Psi. Psikolog

Disusun Oleh :

1. Roni Tanjung (22860005)


2. Wulan Sriwahyuni (228600057)
3. Firda Sari (228600077)
4. Alifvia Amanda Timoriadi (228600104)
5. Dilla Agustin Sinaga (228600105)
6. Dinnie Audia Ramanda (228600114)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunlah makalah yang berjudul, “SISTEM
SENSORIK MOTORIK” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca . Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1

B. RUMUS MASALAH.................................................................................................... 1

C. TUJUAN MASALAH................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2

A. PROSES SENSORIK................................................................................................. 2

B. PROSES MOTORIK................................................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................... 23

A. KESIMPULAN.......................................................................................................... 23

B. SARAN..................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Psikologi dari aspek biologi.Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik


dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.Ciri-ciri ini
nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit warna mata, keadaan rambut
lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya.Demikian pula ahli
biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami
pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive,
dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau
proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan Biopsikologi
merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba
pada kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas.
Temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi.Indera peraba
di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur
yang sederhana.

B.RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan sistem motorik?


B. Bagaimana fungsi sistem motorik tubuh?
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sistem sensori motorik?
D. Hubungan sensorik dengan prilaku?

C.TUJUAN MASALAH

A. Untuk mengetahui pengertian sistem motoric


B. Untuk mengetahui fungsi sistem motorik tubuh
C. Untuk mengetahui faktor faktor proses sistem sensori motoric
D. Untuk mengetahui hubungan sensori dengan prilaku

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. PROSES SENSORIK

1.PENGERTIAN

Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan


input sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi secara otomatis, misalnya ketika
mendengar suara kicauan burung, otak langsung menterjemahkan sebagai bahasa atau
suara binatang. Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses
masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf
motoris dan berakhir dengan perbuatan.Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu
gejala mengenal benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indera Pengamatan
dengan anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus
atau rangsangan mengenal indera dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu
proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak ada.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses akhir
disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang
atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum di
sadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan
pemisahan apa yang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu
sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dengan objek,
disebut "apersepsi" dalam pengamatan yang di utamakan adalah kualitas objek bukan
kuantitas objek. Secara psikolog perbedaan benda yang di amati bersifat kualitatif, dengan
tidak mengabaikan proses fisiologi secara psikologi sikap seseorang dalam situasi itulah
yang akan memberi arti.

Contoh :Secara fisiologis jarak Cilegon-Jakarta kurang lebih 10 km, kita rasakan jauh karena
dimanapun berada memiliki jarak yang tetap, yaitu 10km. Secara psikologis jarak 10 km
dapat memiliki arti dekat maupun jauh. Memiliki arti dekat apabila yang berada di Jakarta
adalah orang yang berarti bagi orang yang di Cilegon. Misalnya orang yang berada di
Jakarta adalah orang yang dicintai, sebaiknya apabila yang berada dijakarta adalah orang
yang dibenci atau tidak disenangin akan memiliki arti yang jauh. Secara fisiologis 1 jam
adalah 60menit atau 3600 detik. Secara psikologis dapat terasa lama. (missalnya: pada saat
antri membeli tiket atau menunggu seseorang). Namun sebaliknya dapat terasa sebentar,
(misalnya: saat bergembira atau bersandau gurau). Ternyata secara psikologis situasi
tersebut mengatur atau menentukan arti kejadian-kejadian yang berlangsung dalam
prosesnya. Secara psikologis alat indera merupakan alat penerima rangsang yang akan
diproses oleh organ- organ tubuh lain yang dibawah ke otak. Sedangkan secara psikolgis
yang penting adalah kesan yang terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.

Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui tiga proses, yaitu:

1) Proses fisik, stimulus mengenai alat indera.


2) Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh alat sensoris ke otak.

2
3) Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang
diterima oleh alat indera.

2.alat alat tubuh sensorik


Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui
rangsangan dari luar atau disebut juga ekstraseptor. Ekstraseptor sering disebut juga alat
indera.

Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera penglihatan, indera
penciuman, indera peraba, indera pendengaran, indera pengecap. Alat indera berfungsi
untuk mensensor keadaan diluar, apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita
cium, apa yang kita rasakan, apa yang kita dengar dapat mempengaruhi perilaku keadaan
sesesorang.

a. Mata (visual)

Sumber cahaya komea aquos humor pada kamera okull anterior pupil aquos
humor pada kamera okuli posterior lensa kristalina - korpus vitreum retina nervus
optikus otak → terjadi kesan-kesan apa yang kita lihat.

Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:

(1) Pengamatan warna, terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan biru) dan warna
yang memengarui perasaan ke jiwaan.

Contoh:

-Warna hijau memberi suasana tenang


-Warna orange menimbulkan suasana riang

Buta warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan warna satu dengan warna
yang lain. Buta warna merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir sehingga sampai
saat ini belum dapat disembuhkan. Penyebab buta warna adalah tidak ada atau
kurang sempurna nya alat yang berfungsi untuk membedakan warna pada retina
yang disebut cones. Buta warna total apabila yang terlihat semuanya berwarna abu-
abu (kelabu ) dieut monokromat. Buta hanya melihat dua warna dinamakan bikromat
(missal: hanya dapat melihat warna merah dan hijau).

(2) Pengamatan bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus, dan
balok. Orang yang mudah menerima kesan melalui mata tersebut disebut tipe visul.
(3) Pengamatan ruang, meliputi tempat dan jarak (misal: berada di ruang kelas,
ruang terbuka, dan tempat yang berjarak dari satu tempat ke tempat lain).

b. Hidung (olfaktori)

Indera pembau yang terdapat pada mukosa (selaput lendir ) hidung hanya
dapat di rangsan oleh gas. Manusia dapat mengenal 2000-4000 bau yang berbeda.

3
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu Nervus olfactorius, rangsangannya
adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan gas yang busuk. Nervus trigeminus,
rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper, kloroform dan ether. Bau dapat
mempengaruhi perilaku sesorang. misalnya: dekat orang yang wangi, menimbulkan
keinginan mendekat atau sebaliknya.

c. Kulit (taktil)

Kulit merupakan indera untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas,
dingin, dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyal tempat yang
berbeda-beda pada kulit kita. Rasa panas, dingin, nyeri, tidak tedapat satu pada kulit
kita. Macam-macam reseptor pada kulit:

(1) Corpus cula tactus dari meisner, terdapat pada papilla terutama pada puncak
bibir,puncak jari, dan papilla mamae. Rangsangan yang diterima adalah tactil,
(rabaan).

(2) Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit) dan corium (kulit
jagat). Rangsangan yang diterima adalah panas.

(3) Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium. Rangsangan yang diterima
adalah panas.

(4) Corpus cula Lamellasa pacent, terdapat di subkutis terutama di ujung

Jari yang berfungsi untuk meraba benda.


(5) Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang terdapat
hampir seluruh jaringan tubuh.

d.Telinga (auditori)

Di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk pendengaran dan


keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga bagian di telinga yaitu telinga
bagian luar (Acusticus ekstemus) telinga bagian tengah

(Acusticus medialis) telinga bagian dalam (Meatus acusticus Internus). Perilaku


seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara yaitu mendengar lagu-lagu mars
membuat kita jadi semangat, mendengar lagu- lagu dangdut membuat kita ingin
berjoget, mendengar lagu-lagu slow membuat kita jadi tenang, mendengar lagu-lagu
melayu membuat kita menjadi ngantuk, mendengar ledakan keras membuat kita jadi
terkaget.

e. Lidah (gustator)

4
Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima oleh reseptor
kimia atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap lingkungan luar adalah
berupa tunas pengecap yang berupa lidah. Agar suatu zat dapat dirasakan, zar itu
harus larut dalam kelembaban mulut sehingga dapat menstimulasi kuncup rasa atau
tunas pengecapan.

Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut:


1) Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar diseluruh
permukaan lidah.
2) Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu
saluran pada daerah dekat pangkal lidah dan merupakan papil pengecap.
3) Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga merupakan
papil pengecap.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensorik

Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor-faktor


sebagai berikut:

a. Keadaan indera yang sehat dan sempurnakan mempengaruhi kesempurnaan


proses sensoris
b. Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila
perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensoris tidak
sempurna.
c.Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses
sensorik.
d. Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
Selain itu terdapat faktor faktor lain yang mempengaruhi perkembangan
sensorik sbb;

(1).usia
Contohnya pada bayi belum mampu membedakan stimulus sensorik,jalan
sarafnya yang masih belum sempurna.indera penglihatan berubah selama usia
dewasa sehingga membutuhkan penggunaan kacamata baca(umumnya terjadi dari
usia 40-50).
Pada indera pendengaran dimulai pada usia 30an,akan mulai terasa
penurunan kualitas ketajaman dalam mendengar.seperti kejelasan dalam
berbicara,mengetahui perbedaan pola tinggi suara,dan kedalam presepsi,sampai
penurunan ambang pendengaran.pada anak anak,pengaruh dongeng pada psikologi
anak bisa mempengaruhi daya imajinasinya dan juga bisa membuat anak menjadi
mudah terlelap.
Pada lansia mendengar suatu suara rendah dapat dengan baik bisa
dipahami,tetapi terasa sulit apabila mendengar percakapan terlalu cepat dan berisik.
Lansia juga akan mengalami penurunan dalam penglihatan,peningkatan daya
sensitivitas cahaya yang menyilaukan,mengalami kerusakan penglihatan di malam
hari,sampai penurunan daya diskriminasi terhadap warna.

Resiko lansia juga memiliki kesulitan dalam membedakan huruf konsonan


seperti f,s,ch.pita suara bicara bergetar,juga terdapat perpanjangan presepsi dan
reaksi berbicara yang agak lambat bahkan kaku.

5
(2).Medikasi

Contoh jenis antibiotika merupakan ototoksi yang secara permanen dapat merusak saraf
optik. Jenis obat-obatan seperti analgesic narkotik, sedetif, dan antidepresen dapat
mengubah presepsi dan stimulus pada organ tubuh manusia. yang tentu berdampak kepada
kesehatan jangka panjang. Inilah beberapa tahap perkembangan manusia dalam ilmu
psikologi dan kesehatan yang saling berkaitan.

c. Lingkungan

Contoh rangsangan dalam suatu lingkungan yang berlebihan adalah seperti suara bising,
lingkungan padat, dan sebagainya. Hal ini bisa ditandai dengan rasa kebingungan
disorientasi, ketidakmampuan dalam membuat keputusan, panik, gelisah akibat beban
sensor yang berlebihan dalam menerima lingkungan tersebut. Kualitas lingkungan yang
sangat buruk dapat menyebabkan berbagai dampak psikis seperti penerangan yang buruk,
lorong yang sempit, latar belekang yang bersik, suara gaduh, lingkungan kotor dan penyakit
menular yang dapat memperburuk daya sensorik. Anda juga bisa mempelajari beberapa
contoh memori jangka panjang dalam daya ingat seseorang.

d. Mood

Mood juga memiliki bagian dari proses sensorik dalam psikologi. Penting bagi seseorang
memiliki rasa mood atau rasa nyaman dalam meningkatkan kualitas daya sensorik. Karena
rasa nyeri dan kelelahan dapat mengubah cara seseorang berpikir juga bereaksi terhadap
suatu rangsangan.

e. Riwayat Penyakit

Satu riwayat penyakit juga sangat berkaitan pada tingkat rangsangan motorik seseorang.
Contoh penyakit seperti vaskuler perifer dapat berakibat pada penurunan sensasi
ekstrimitas dan kerusakan kognisi. Diabetes juga bisa berdampak pada penurunan
penglihatan, kebutaan dan neuropati perifer. Penyakit stroke menimbulkan mati rasa pada
indera bicara, beberapa kerusakan neurologi dan dapat merusak fungsi motorik dan emosi.
Berikut ragam bentuk-bentuk memori dalam psikologi juga fungsinya.

f. Intubasi Endotrakea

Terjadinya peristiwa kehilangan kemampuan bicara sementara pada seseorang akibat


pemasangan selang endotrakea. Selang tersebut dipasang melalui mulut atau hidung ke
dalam trakea, hal ini bisa berdampak kepada sistem sensorik terganggu selama proses
terjadi.

4.Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap Perilaku

Proses sensoris yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan semestinya
dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku sebagai berikut:

a. Osilasi (ayunan),osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah


beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.

6
b. ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan Dalam
Ilusi terjadi kesalahan pengamatan.

Penyebab terjadinya ilusi:


1). Keadaan fisik,ada penyebab rangsangan yang keliru
2). Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa
misal: tebangan pohon pisang dikira mayat.
3). Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka
4). Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan
secara keseluruhan

C. Halusinasi, terjadi apabila individu mempunyai kesan tentang sesuatu, atau


dikatakan sebagai bentuk kesalahan pengamatan tangu obyek pengin draan dan
tidak disertai stimulus yang adekuat.

5.. Hubungan sensorik dengan perilaku.

a. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut
kejadiannya ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif
dan ada pula fantasi yang tidak disadari (fantasi pasi). Den gan fantasi manusia
dapat menciptakan sesuatu yang baru bersimpati kepada sesama manusia
meskipun jauh, mengikuti perjalanan sejarah (walau sudah lampau dan
menghilangkan perasaan duka ke dunia indah.

b. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang dimit
manusia. Berpikir merupakan proses "tanya jawab antara penge- tahuan yang
dimiliki dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal Hubungan dapat terjadi
sebagai: sebab-akibat, hubungan tempat hubun- gan perbandingan dan hubungan
waktu.

c.. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan men gukur
sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira dan lain-lain.
Berdasarkan perasan, manusia dapat dibagi dua golongan, yaitu golongan euclia
(orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskolai (orang yang
sealu merasa tidak senang murung dan pesimis)

B. proses motorik
1.pengertian

Motorik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa latan yang meliputi


keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh,
baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjad inya suatu
gerakan. Proses motorik terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, yaitu: saraf, tak

7
dan otot. Katiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara
"interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan saling menunjang,
saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang
lebih sempurna keadaannya.
Gerakan motorik berupa gerakan involunter (gerakan yang tidak dikenda likan
kehendak, gerakan volunter (gerakan yang dikendalikan kehendak) dan gerakan
rettes. Gerakan reflex timbul sebagai akibat adanya stimulus reseptor di dalam tenda
jaringan otot, kulit selaput lender mata ataupun telinga. (Terdapat berbagai jenis
gerakan motorik, gerakan reflex, gerakan terpro- gram dan gerakan motorik halus
menulis, merangkai, melukis, berjinjit, serta gerakan motorik kasar: berjalan,
merangkak, memukud, mengayunkan tan
Pada proses motorik terjadi peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati
yaitu penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi pengolahan
informasi, proses pengambilan keputusan dan dorongan untuk melakukan berbagai
bentuk aksi-aksi motorik. Proses motorik merupakan ke seluruhan yang terjadi pada
tubuh manusia, yang meliputi proses pengenda lan koordinasi) dan proses
pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis
untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.

Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh


manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubun gan Persamaan
setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak.
Perbedaan Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan perak
yang dapat dilihat dan diamati. Proses ma torik juga menghasilkan gerakan yang
dinamakan gerakan motorik, Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi
neurofisiologi maupun olah raga
Didalam tubuh manusia terdapat tiga komponen, utama yang berperan dalam
proses gerakan, yaitu:
1. Anolisator adalah alat penerima rangsangan seperti mata
(optik)akustik (pendengarani, taktil (alat perasa atau kulit) dan semua
yang ber hubungan dengan stimulus
2. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf
dan otot yang terdapat pada tubuh manusia.
3. Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.

C. TAHAPAN- TAHAPAN PERKEMBANGAN SENSORIK DAN MOTORIK

.Perkembangan

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan


berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan
pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.

 Fase bayi Masa bayi di mulai sejak berakhirnya fase orok sampai akhir kedua
tahun kehidupan manusia. Pada masa ini bayi mempunyai ciri ciri

8
perkembngan fisik, intelegensi, emosi, bahasa, bermain, pengertian,
kepibadian moral dan kesadaran beragama.

1.perkembangan fisik

a.Perkembangan fisik pada usia pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan
tahun kedua mulai mengendur.

b.Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.

c.Perkembangan otak tampak dengan bertambahnya besarnya ukuran tengkorak


kepala

d.Organ keindraan berlangsung sangat cepat pada masa bayi dan sanggup
berfungsi.

e.Fungsi-fungsi fisiologis.

f.Perkembangan penguasaan otot-otot.

2.Perkambangan Intelegansi

Sejak usia pertama pada usia anak fungsi intelegensinya sudah tampak dalam
tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dalam berbicara. Anak yang
cerdas menunjukkan gerakan yang lancar serasi dan koordissnasi. Sedangkan anak yang
kurang cerdas gerakannya kaku dan kurang berkoordinasi. Anak kartu cepat pula
perkembangan bahasanya.

3.. Perkembangan Emosi

1. Usia 0,0 – 8minggu Kehidupan bayi sangat di kuasai oleh emosi. Emosi
anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi dan kualitas perasaan.

2. Usia 8 minggu – 1 tahun Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai
berkembang. Anak mulai senang dengan tersenyum apabila melihat mainan yang di
gantungkan di depanya, tidak merasa senang dengan menangis terhadap benda dan
orang yang dianggap asing.

3. Usia 1 tahun – 3 tahun ·Emosinya sudah mulai terarah.

Sejajar dengan perkembangan bahasa.Sifat perasaan pada fase ini labil dan mudah
tersulut.

4.Emosinya sudah mulai terarah.

Sejajar dengan perkembangan bahasa. Sifat perasaan pada fase ini labil dan mudah
tersulut.

9
5.Perkembangan Bermain

Bermain atau setiap kegiatan yang memunculkan kesenangan dimulai dari bentuk
yang sederhana pada masa bayi

6.Perkembangan Kesadaran Beragama

Perasaan ini memegang peranan penting dalam diri pribadi seorang anak. Perasaan
ketuhanan pada usia ini merupakam fundamental bagi pengembangam perasaan ketuhanan
periode berikutnya, seiring dengan berkembangnya kondisi, emosi dan bahasa maka untuk
membantu kesadaran beragamanya. Orang tua sebagai lingkungan pertama bagi anak
seyogianya melakuakan hal-hal sebagai berikut :

1.Mengenal nilai nilai dan konsep konsep kepada anak melalui bahasa.

2.Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang.

3.Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agam secara baik.

 Fase sekolah (usia taman kanak-kanak) Anak usia sekolah merupakan fase
perkembagan individu sekitar 2-6 tahun. Ketika anak mulai memiliki kesadaran
tentang dirinya sebagai pria atau wanita.

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Pertumbuhan


otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa. Dan 90% pada
usia 6 tahun. Pada usia ini juga terjadinya pertumbuhan lapisan urat syaraf dalam otak yang
terdiri dari bahan penyekat berwarna putih dan secara sempurna. Dan juga pada usia ini
banyak terjadi perubahan fisiologis. Untuk perkembangan otak anak membutuhkan gizi yang
cukup dan protein untuk membangun sel tubuh, vitamin dan mineral, untuk pertumbuhan
setruktur tubuh.

2. Perkembangan Intelektual

Menurut Piaget, perkembangan pinitif pada usia ini berada pada periode
praoperasioanal, yaitu tahapan di mana anak belum meguasai mental secara logis. Batasan
yang menandai atau yang menjadi fitur periode preoperasionalini adalah sebagai berikut.

A. Egosentrisme, maksudnya bukan egois atau arogan tetapi menunjuk pada


defensiasi diri, atau lingkungan orang lain yang tidak sempurna.
B. Kaku dalam berfikir,
C. Bumbu semi logikal, anak anak mulai menjelaskan peristiwa peristiwa yang
misterius.
D. Perkembangan Emosional.

Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya )
tidak sama dengan bukan aku (orang lain atau banda). Kesadaran ini didapat dari

10
pengalamaanya. Bahwa setiap keinginannya tidak di penuhi oleh orang lain atau benda lain.
Beberapa emosi yang berkembang pada anak usia ini adalah sebagi berikut:

A. Takut
B. Cemas
C. Marah
D. Cemburu
E. Kegembiraan
F. kasih sayang
G. fobia
H. ingin tahu

Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu keberhasilan anak dalam belajar.

3. Perkembangan kepribadian
Masa ini lazim disebut masa Trotzalter, periode perlawanan atau masa krisis
pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat pada dirinya. Yaitu
dia mulai sadar dengan akunya, dia menyadari bahwa dirinya terpisah dari
lingkungan atau orang lain . dia suka menyebut nama dirinya jika berbicara
dengan orang lain.

4. Perkembangan Moral
Pada masa ini anak sudah mulai memiliki dasar tentang moralitas terhadap
kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan teman temannya) pada saat
mengenal konsep baik dan buruk, benar salah, atau mendidik disiplin anak,
orang tua atau guru perpisahan memberikan penjelasan tentang alasannya.
Penanaman disiplin dengan di sertai alasanya ini diharapkan akan
mengembangkan pengendalian diri atau disiplin diri. Pada usia sekolah
berkembang sosial anak yang meliputi sikap simpati” kedermawanan dan
kepedulian yaitu keperdulian tehadap kesejahteraan orang lain.

5. Perkembangan Kesadaran Beragama

Kesadaran beragama pada masa ini di tandai dengan ciri ciri sebagai
berikut :

 Sikap keagamaan nya peka sespektif


 Pandangan ketuhanan nya antropormorh
 Penghayatan rohnya masih superfisial

 Fase anak sekolah ( usia sekolah dasar) Perkembangan Intelektual

Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsanan
intelektual , atau melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual
atau kemampuan kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung. Tahap ini di tandai
dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti mengklasifikasikan, menyusun, dan

11
mengasosiasikan angka angka atau bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak
sekolah maka dalam hal ini guru seyogiyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau memberi pendapat tentang pelajaran.

6. Perkembangan Bahasa

Usia dasar sekolah ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan


menguasai dan mengenal pembendaharaan kata. Pada masa ini anak sudah menguasai
sekitar 2500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50.000
kata. Abin syamsudin M, 1991; nana syaodih S, 1990).

7. Perkembangan Sosial

Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya
perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman
sebayanya atau teman sekelasnya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah
bertambah luas.

8. Perkembangan Emosi

Menginjak usia anak sekolah mulai menyadari bahwa pengungkapan secara


kasar tidaklah diterima dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai
mengontrol kontrol ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.

9. Perkembangan Penghayatan Keagamaan

Senada dengan peparan tersebut zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan bahwa


pendidikan agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap
agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan ahlak anak, maka untuk
mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan anak sudah mempunyai
perbekalan dalam menghadapi goncangan yang terjadi pada masa remaja.

10. Perkembangan Motorik

Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak dewasa, maka perkembangan


motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap gerakannya sudah selaras
dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di tandai dengan aktivitas motorik yang
lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang
berkaitan dengan motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, melatih, atletik,
dan bola utama.

 Fase remaja

1. Makna remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang
di awali dengan kematangan organ organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Menurut Konopoka (pikunas ; 1976) masa remaja itu meliputi :

 Remaja awal 12-15 tahun

12
 Remaja madya 15-18 tahun
 Remaja akhir 19-22 tahun

 Fase awal dewasa (dewasa awal) Fase awal dewasa (dewasa awal) ialah
periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau
awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun.
Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan karier, dan bagi banyak orang,masa pemilihan pasangan,
belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
melahirkan anak.
 Fase pertengahan dewasa (dewasa pertengahan)

Fase pertengahan dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah
masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai
serta mempertahankan kepuasan dalam berkarier.

 Fase akhir dewasa (dewasa akhir)

Fase akhir dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada usia
enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa
penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial bar.

D.SISTEM OTAK SENSORIK MOTORIK

Otak sensorik motorik adalah bagian dari sistem saraf pusat yang mengatur dan
mengontrol gerakan tubuh dan persepsi sensorik. Otak terdiri dari berbagai wilayah yang
memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun secara keseluruhan otak dapat dibagi menjadi
dua bagian utama, yaitu otak besar atau korteks serebral dan otak kecil.

Korteks serebral merupakan bagian otak yang terletak di puncak kepala dan terdiri
dari dua hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Korteks serebral berfungsi
sebagai pusat pengolahan informasi sensorik dan motorik, serta tempat terjadinya
pengambilan keputusan dan pengendalian emosi. Korteks serebral terdiri dari beberapa
wilayah, di antaranya adalah:

1. Otak Parietal: Wilayah ini bertanggung jawab untuk memproses informasi sensorik
seperti sentuhan, rasa, suhu, dan tekanan.
2. Otak Temporal: Wilayah ini bertanggung jawab untuk memproses informasi auditori
dan memori.
3. Otak Frontal: Wilayah ini bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan tubuh,
mengambil keputusan, dan mengendalikan emosi.
4. Otak Oksipital: Wilayah ini bertanggung jawab untuk memproses informasi visual.

Sedangkan otak kecil terletak di bagian belakang otak dan berfungsi sebagai pusat
pengendalian keseimbangan dan koordinasi gerakan. Otak kecil terdiri dari beberapa
bagian, di antaranya adalah:

13
1. Cerebellum: Bagian ini bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan tubuh dan
keseimbangan.
2. Medulla Oblongata: Bagian ini bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi-fungsi
otomatis seperti detak jantung, pernapasan, dan pencernaan.
3. Pons: Bagian ini bertanggung jawab untuk mengatur gerakan otot wajah dan mulut.

Dalam pengaturan gerakan tubuh, otak sensorik motorik bekerja secara terintegrasi dengan
sistem saraf perifer dan sistem muskuloskeletal. Informasi sensorik yang diterima oleh
indera, seperti sentuhan atau suara, akan diteruskan ke korteks serebral melalui saraf
sensorik, dan korteks serebral kemudian memproses informasi tersebut sehingga dapat
diinterpretasikan dan diambil tindakan yang tepat. Selanjutnya, informasi motorik yang
dihasilkan oleh korteks serebral akan diteruskan ke sistem saraf perifer dan selanjutnya ke
otot-otot yang bersangkutan, sehingga gerakan tubuh dapat dilakukan.

Dalam kondisi normal, otak sensorik motorik dapat berfungsi dengan baik dan mengontrol
gerakan tubuh dengan akurat. Namun, gangguan pada otak sensorik motorik dapat
menyebabkan berbagai masalah seperti kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan gangguan
koordinasi gerakan.

E. GEJALA – GEJALA OTAK SENSORIK MOTORIK

Gangguan pada otak sensorik motorik dapat menyebabkan berbagai gejala, tergantung
pada wilayah otak yang terkena dampak. Beberapa gejala umum yang dapat terjadi pada
gangguan otak sensorik motorik antara lain:

1. Kesulitan koordinasi gerakan

Penderita gangguan otak sensorik motorik mungkin mengalami kesulitan dalam


mengkoordinasikan gerakan tubuh, terutama pada gerakan yang memerlukan
keseimbangan dan koordinasi yang kompleks, seperti berjalan atau menulis. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakstabilan dan kehilangan keseimbangan.

2. Kelumpuhan atau kelemahan pada satu sisi tubuh

Yaitu gangguan pada korteks motorik dapat menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan
pada satu sisi tubuh, biasanya pada sisi yang berlawanan dengan wilayah korteks yang
terkena dampak. Gejala ini dapat berupa kesulitan menggerakkan anggota tubuh, kesulitan
mengontrol gerakan, atau bahkan tidak bisa bergerak sama sekali.

3. Gangguan bicara

Gangguan pada korteks Broca, yaitu wilayah otak yang terkait dengan pengolahan bahasa,
dapat menyebabkan gangguan bicara seperti afasia Broca. Penderita mungkin mengalami
kesulitan untuk menghasilkan kata-kata, mengucapkan kata-kata yang tepat, atau
memahami kata-kata yang diucapkan oleh orang lain.

4. Gangguan persepsi sensorik

14
Gangguan pada korteks sensorik dapat menyebabkan gangguan persepsi sensorik seperti
kesulitan dalam mengenali benda atau situasi sekitar, kesulitan dalam memproses informasi
sensorik, atau kesulitan dalam membedakan antara rasa dan suhu.

5. Gangguan emosi

Gangguan pada korteks prefrontal, yaitu wilayah otak yang terkait dengan pengambilan
keputusan dan pengendalian emosi, dapat menyebabkan gangguan emosi seperti depresi,
kecemasan, atau agresivitas yang tidak terkendali.

6. Gangguan keseimbangan

Gangguan pada otak kecil, terutama cerebellum, dapat menyebabkan gangguan


keseimbangan seperti vertigo, pusing, atau kesulitan berjalan dengan stabil.

F. cara mengatasi permasalahan yang ada pada otak sensorik motorik

Cara mengatasi permasalahan yang ada pada otak sensorik motorik tergantung pada jenis
gangguan yang dialami. Namun, beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan otak sensorik motorik antara lain:

1. Terapi fisik

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, koordinasi gerakan, dan
keseimbangan tubuh. Terapi fisik dapat dilakukan dengan menggunakan latihan khusus dan
alat bantu yang dirancang untuk meningkatkan fungsi motorik.

2. Terapi okupasi

Terapi okupasi dapat membantu mengembangkan keterampilan sehari-hari seperti


memasak, membersihkan, atau menulis dengan menggunakan teknik dan alat bantu yang
sesuai untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

3. Terapi bicara dan bahasa

Terapi bicara dan bahasa dapat membantu memperbaiki gangguan bicara dan bahasa yang
terkait dengan otak sensorik motorik. Terapi ini dapat dilakukan dengan melatih
keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.

4. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan tertentu dapat membantu mengatasi gejala-gejala seperti kejang,


tremor, atau kelemahan otot yang terkait dengan gangguan otak sensorik motorik. Namun,
penggunaan obat-obatan harus dilakukan dengan resep dokter dan dengan pengawasan
yang ketat.

5. Operasi

Pada beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah yang terkait
dengan otak sensorik motorik, seperti tumor otak atau cedera yang serius. Operasi harus

15
dilakukan oleh ahli bedah saraf yang berpengalaman dan dengan persetujuan pasien dan
keluarga.

6. Konseling dan dukungan psikologis

Gangguan otak sensorik motorik dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Konseling
dan dukungan psikologis dapat membantu pasien dan keluarga mengatasi perasaan stres,
depresi, atau kecemasan yang terkait dengan kondisi tersebut.

G. SISTEM SARAF SENSORIK MOTORIK

Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas serabut saraf yang
tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi
sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh,
dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh.

1.ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF PADA MANUSIA

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Neuron adalah unit fungsional
sistem saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh
darisatu lokasi ke lokasi lain. Dalam sistem saraf satu spesies seperti manusia, ratusan jenis
neuronada, dengan berbagai morfologi dan fungsi. Ini termasuk indra neuron yang
mentransmutasikanrangsangan fisik seperti cahaya dan suara menjadi sinyal saraf, dan
motor neuron yangmentransmutasikan sinyal saraf ke aktivasi mucles atau kelenjar, namun
pada banyak spesies sebagian besar neuron mereka menerima semua masukkan dari
neuron lain dan mengirimkan outputnya ke neuron lain

2..PEMBAGIAN SISTEM SARAF

 Secara anatomi :
1. Sistem saraf pusat : otak
Medula spinalis
2. Sistem saraf tepi (perifer)
- Sistem Aferen : sensorik dan otonom
- System eferen : motorik dan otonom

Structural organization of the nervous system

The nervous system

Central nervous system periphetal nervous system

Brain spinal cord somatic autonomic

16
Sensory motoric parasympathetic sympathetic

 Sistem saraf pusat :


– Sistem saraf yang mengolah informasi yang masuk sehingga timbul
reaksi yang tepat
– Penyimpanan informasi ( daya ingat )

• Sistem saraf tepi (perifer) :


– Sistem saraf yang membawa informasi antara Sistem saraf pusat
dan bagian tubuh lainnya ( efektor )
– Terdiri dari : aferent dan efferen

Aferent:bagian dari saraf tepi yang membawa informasi ke sistem


saraf pusat serta memberitahu sistem saraf pusat tentang rangsangan
eksternal dan internal

• Eferent:bagian saraf tepi yang membawa informasi dari sistem saraf pusat
ke organ efektor

Pembagian lain :

• Sistem saraf sensorik ( Afferent division )

• Pengolahansistemsarafpusat

• Sistemsarafmotorik(Efferentdivision)

17
4.SISTEM SARAF SENSORIK

Persepsi : interprestasi sadar mengenai dunia eksternal

reseptor sensorik impuls -> impuls saraf -> otak

• Sistem saraf sensorik menangkap perubahan yang terjadi diluar dan


didalam tubuh ( rangsangan )

• Sistem saraf sensorik merupakan bagian dari sistem saraf tepi yang bersifat
aferen

• Semua aktifitas system saraf diawali oleh pengalaman sensorik yang


bermula pada reseptor sensorik baik visual, audiotorik, taktil pada permukaan
tubuh maupun reseptor-reseptor lain pada tubuh kita.

• Pengalaman sensorik ini dapat menyebabkan reaksi langsung atau


disimpan sebagai memori diotak

Sistem Sensorik dapat dibagi :

1. Superfisial : Raba, nyeri, suhu

2. Dalam : Otot, sendi, nyeri otot dalam

3. Viseral : rangsangan terhadap sistim saraf otonom ( aferen )meliputi rasa


lapar, mual dan nyeri viseral

4. Khusus : penghidu, pengecap, penglihatan, pendengaran dan


keseimbangan

RANGSANGAN :

• Jenisnya : Mekanis, suhu, kimia, gelombang elektromagnetik

• Lama dan waktu : pagi, malam

• Intensitas : dibawah ambang, ambang dan diatas ambang, adekwat atau


tidak adekuat

RESEPTOR :

• Alat didalam tubuh yang menangkap rangsangan

• Alat ini mengubah rangsangan sensorik menjadi sinyal saraf

• Alat yang dapat mengubah berbagai bentuk energi dari lingkungan menjadi
potensial aksi pada saraf

• Sensasi dirasakan tergantung pada jenis reseptor yang dirangsang.

18
• Reseptor berespon terhadap stimulus yaitu perubahan fisika atau kimia di
lingkungan reseptor yang dapat dideteksi

• Respon terhadap rangsangan tersebut , reseptor akan membentuk


potensial aksi yang dipancarkan melalui jalur aferen ke pusat integrasi

• Pusat integrasi akan mengolah semua informasi yang ada, sehingga


menghasilkan respon motorik yang tepat. Biasanya pusat integrasi adalah
Susunan saraf pusat.

• Instruksi dari pusat akan disalurkan melalui jalur eferen ke efektor, untuk
melaksanakan respon yang diinginkan

Energi yang diubah oleh reseptor :

1. Energi mekanis ,misalnya raba dan tekan

2. Energi panas misalnya suhu

3. Energi elektromagnetik misalnya cahaya

4. Energi kimia misalnya penciuman dan pengecapan

Macam-macam Reseptor :

Berdasarkan jenis energi yang ditanggapi adalah :

• Mekanoreseptor : Reseptor yang mendeteksi rangsangan mekanik

• Termoreseptor : Reseptor yang menangkap rangsangan suhu

• Nosiseptor ( Reseptor nyeri ) : Reseptor yang mendeteksi tentang


kerusakan baik fisik maupun kimia

• Reseptor elektromagnetik : mendeteksi gelombang elektomagnetik

• Kemoreseptor : Reseptor yang mendeteksi tentang zat- zat kimia

• Osmoreseptor : Reseptor yang mendeteksi perubahan konsentrasi zat-zat


terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan aktivitas osmotik yang terjadi

Klasifikasi lain :

• Eksteroseptor : reseptor yang berhubungan dengan dunia luar

• Proprioseptor : reseptor yang berhubungan dengan otot, posisi tubuh

• Interoseptor : reseptor yang berhubungan dengan viseral

• Teleseptor : reseptor yang berhubungan dengan jarak

Berdasarkan jenisnya yaitu :

Mekanoreseptor :

19
– Raba kulit epidermis dan dermis :Korpuskulus meissner,
Korpuskulus Krause,diskus merkel, ujung saraf bebas Pacini dan
Ruffini

– Jaringan dalam : Ujung saraf bebas, ujung rufini, korpuskulus pacini,


ujung otot ( muscle spindel, tendon golgi )

– Pendengaran : reseptor suara dari cochlea

– Keseimbangan : reseptor vestibuler

– Tekanan arterial : reseptor baroreseptor dari sinus karotikus dan


aorta

– Vibrasi : reseptor badan pacini

• Termoreseptor :

– Dingin : korpuskulus krause – Panas : Ujung Ruffini

• Nosiseptor:

– Nyeri : ujung saraf bebas

• Reseptor elektromagnetik :

– Penglihatan ( batang dan kerucut )

• Kemoreseptor :

– Pengecap ( taste bud)

– Penciuman ( epitel penciuman )

Rangsangan adekuat :

– Setiap reseptor mengkhususkan diri untuk


lebih mudah berespon terhadap salah satu
jenis rangsangan daripada rangsangan lain
– Contoh : Reseptor mata paling peka
terhadap cahaya. Penekanan pada mata
akan merangsang reseptor batang dan
kerucut, tetapi ambang tekanan untuk
reseptor ini lebih besar daripada ambang
reseptor tekan dikulit
– Reseptor paling peka terhadap bentuk
energi tertentu
 Law of specific energy

• Sebagian sensasi merupakan sensasi


gabungan , dimana persepsinya berasal
dari integrasi sentral beberapa

20
rangsangan sensorik yang diaktifkan
secara bersamaan , contoh :
– Persepsi kebasahan : reseptor sentuh,
tekanan suhu
– Memegang gelas yang berisi air panas :
reseptor suhu, reseptor nyeri, reseptor
taktil

• Kekuatan rangsang tercermin melalui frekuensi potensial


aksi (kode frekuensi) dan luas daerah yang terangsang
(kode populasi).
Potensial reseptor yang lebih besar tidak dapat
menimbulkan potensial aksi yang lebih besar (All-or-None)
• Semua impuls saraf dari berbagai reseptor sensorik adalah
sama. Sensasi yang dihasilkan tergantung dari daerah
korteks serebral mana yang menerima impuls tersebut.
• Pada saat yang sama ketika sensasi terbentuk, serebral
korteks menerjemahkan darimana reseptor yang
terstimulasi→seseorang dapat menunjukkan area
stimulasi→PROJECTION

• Adaptasi sensorik
Bila reseptor sensorik terus menerus terstimulasi,
membran reseptor akan menjadi kurang responsif
terhadap stimulus
contoh : pasar ikan
Berdasarkan kecepatan adaptasinya, reseptor dibagi menjadi
reseptor tonik dan reseptor fasik

Ketajaman (acuity) Sensorik


Dipengaruhi oleh :
• Ukuran reseptive field
 Berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor dan juga
berbanding terbalik dengan ketajaman (acuity) /
kemampuan diskriminatif
• Lateral inhibition

5.Sistem Saraf Motorik

• Sistim saraf yang mengatur pergerakkan tubuh manusia.


• Sistim saraf motorik mengendalikan kontraksi dari otot-otot
rangka.
• Sistim saraf motorik bersifat volunter: dapat mengendalikan
suatu gerakan.
Tetapi aktivitas otot rangka untuk postur, keseimbangan ,
gerakan stereotipik  involunter (diatur oleh pusat lebih
rendah).

21
• Sistim saraf motorik bersifat eferent, menghantarkan impuls
saraf dari pusat ke efektor
• Tiga bentuk gerakan motorik :
– Gerakan volunter
– Penyesuaian sikap tubuh untuk mendapatkan
gerakan yang stabil
– Koordinasi gerak pelbagai otot untuk
mendapatkan gerakan halus dan cepat
• Contoh :
– Sikap tubuh saat berdiri
– Sikap tubuh saat berjalan
– Gerakan tangan
– Gerakan kaki
– Gerakan wajah, bola mata

• Komponen motorik :
– Gerakan dan tenaga
– Koordinasi
– Keseimbangan
– Reflek
– Tonus otot

Terminal akson neuron motorik pada otot rangka →neuromuscular


junction
Neurotransmitter asetilkolin

Na+ masuk →depolarisasi motor end plate →Potensial End-Plate


(EPP)

EPP > EPSP (potensial pascasinaps eksitatorik) :


1. > neurotransmitter
2. Luas permukaan (motor end plate > membran
subsinaps) →reseptor >
3. Saluran terbuka > →depolarisasi >
EPP & EPSP → graded potential
Neuron motorik dan serat otot yang dipersarafi →motor unit.

NMJ →transmisi potensial aksi one-to-one

22
BAB III

KESIMPULAN
A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Proses
sensoris adalah proses masuknya rangsangan melalui alat indra ke otak kemudian kembali
melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan. Proses sensoris juga disebut
pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan menggunakan alat indra,
Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan
menghasilkan kesadaran dan pikiran. Organ tubuh yang penting dalam tubuh manusia pada
umumnya memiliki berbagai jenis indra yaitu; visual, auditorius, penciuman, pengecapan,
dan sentuhan (indra kulit). Fungsi sensoris tubuh adalah menyeleksi seluruh stimulus yang
masuk ke dalam tubuh manusia. Fungsi sensoris tubuh ada 2 sifat umum semua modalitas
sensorik yaitu: modalitas sensorik pada tingkat psikologis dan pada tingkat biologis. Motorik
dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses
pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis muupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Proses sensoris akan
berlangsung dengan baik apabila memenuhi factor kesadaran indra, perhatian rangsangan,
serta saraf dan fasat saraf dalam keadaan baik dan sehat. Ada 4 jenis gangguan yang dapat
mempengaruhi prilaku akibat penyimpangan proses sensoris, yaitu osilasi, ilusi halusinasi,
dan kamuflase

B. Saran

Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang
konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi
manfaat untuk kita semua.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Dus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2 Jakarta. Hal 29, 44 EGMardjono, Mahar,
Sidarta, Priguna Neurologi Klinis Dasar, Penerbit Dian

Rakyat. Jakarta: 2004. Hal 21-26.C. Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy &
Physiology. Edisi 7.Pearson

International edition. New york. Page 496-513 Marieb, Elaine, N. Human Anatomy &
Physiology. Edisi 7. Pearson International Edition. Page 491-519

Anda mungkin juga menyukai