Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

SISTEM SENSORI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 13
KELAS 1.1

NAMA ANGGOTA:
NI MADE ANGGITA CAHYANI DEWI P07120123030
NI MADE KRISTINA MAHASWARI P07120123031
HOIRATUNHISAN P07120123040

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA
TIGA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Makalah
dengan judul “Sistem Sensori” ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan
merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi para
pembacanya, terutama pada materi Sistem Sensori.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 17 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................…….ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................…….iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................…2

2.1 Pengertian Sistem Sensori..........................................................................................2

2.2 Fungsi Sistem Sensori....................................................................................................2


2.3 Macam-Macam Indra.................................................................................................2
2.3.1 Indra Penglihatan ...........................................................................................3
2.3.2 Indra Pendengaran .........................................................................................5
2.3.3 Indra Penciuman.............................................................................................6
2.3.4 Indra Pengecap................................................................................................7
2.3.5 Indra Peraba.....................................................................................................8
2.3.6 Vestibular, Proprioception, Interoception......................................................9
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Sensori......................................................10
2.5 Proses Terjadinya Sensori............................................................................................11
2.6 Perubahan Sistem Sensori............................................................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................................................21
3.3 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem sensoris dalam bahasa Inggrisnya 'sensory system' berarti yang berhubungan
dengan panca indra. Sistem ini merupakan bagian dari sistem saraf yang menerima rangsangan
dari lingkungan internal maupun eksternal. merupakan salah satu sistem yang penting bagi
manusia, karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini.
Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis. Hidup
tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan nada atau musik. Atau saat kita
mulai tumbuh dan hormon-hormon pertumbuhan mulai berfungsi, kita dapat merasakan yang
namanya falling in love. Semua rangsangan itu dapat kita rasakan melalui bermacam-macam
reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari reseptor akan dikirim ke central nervous
systenm (saraf pusat) kita, lalu dari seseptor akan dikirim ke central nervous sistem (saraf
pusat) kita sebagai sinyal ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk
kedalam sistem sensoris. Sisten ini terdiri dari Indera pengelihatan,indra pendengaran,indra
penciuman, indra pengecapan, dan indra peraba. Proses terjadinya sensori diawali dengan
proses masuknya rangsang melalui alat Indra ke otak (serebral) kemudian kemabali melalui
saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sistem sensori?
2. Apa saja macam-macam indra sistem sensori?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sensori?
4. Bagaimana Proses terjadinya sensori?
5. Bagaimana perubahan sistem sensori?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu sistem sensori.
2. Mengetahui macam-macam indra sistem sensori.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sensori.
4. Mengetahui proses terjadinya sensori.
5. Mengetahui perubahan sistem sensori.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM SENSORI


Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggrisnya 'sensory system' berarti yang berhubungan dengan
panca indra. Sistem ini merupakan bagian dari sistem saraf yang menerima rangsangan dari lingkungan
internal maupun eksternal. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari
berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Sistem sensori menyalurkan informasi ke bagian otak
yang yang bertugas mengolah informasi melalui stimulus.

2.2 FUNGSI SISTEM SENSORI

Fungsi sensoris adalah membawa sinyal rangsangan dari luar tubuh untuk disampaikan ke otak.
Selain itu sistem sensorik berfungsi untuk mengetahui adanya bahaya atau hal yang mengancam yang
berhubungan dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan rasa-nyeri, rasa-raba, rasa-
panas, rasa-dingin, dan lain sebagainya. Perkembangan pada sistem sensorik menjadi sangat penting
karena manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika terjadi kelainan atau kerusakan pada sistem
sensoriknya. Maka dari itu, sistem sensorik manusia perlu dirangsang sedini mungkin agar dapat berfungsi
dan berkembang secara maksimal. Contohnya memberi stimulasi pada sistem sensorik baiknya dilakukan
sejak bayi.

2.3 MACAM-MACAM INDRA


Menurut Maria Montessori , dalam diri manusia terdapat 8 indra, yang terdiri dari 5
indra eksternal dan 3 indra internal. 5 indra eksternal yang sudah kita ketahui sebelumnya
yaitu penglihatan (visual), peraba (tactile), penciuman (olfactory), pendengaran (audiotory),
perasa/pengecap (gustatory). Sementara itu, 3 indra internal lainnya adalah Vestibular,
Proprioception, Interoception. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai indra tersebut:

2
2.2.1 Indra Penglihatan

Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor.
Setiap mata mempunyai lapaisan reseptor, sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor
dan system saraf untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak. Supaya bisa mengenal lebih
dalam anatomi bagian-bagian mata dan fungsinya, perhatikan gambar di atas dan penjelasannya di
bawah ini.
1. Kornea
Fungsi kornea adalah sebagai jendela dan jalan masuk cahaya ke mata Anda. Berkat
kornea, mata dapat mengatur masuknya sinar cahaya agar bisa melihat kata-kata dan
gambar secara jelas. Kornea berfungsi memberikan 65-75 persen kekuatan fokus mata
Anda. Di dalam kornea terdapat banyak ujung saraf yang membuatnya sangat sensitif.
Jika tidak dirawat dengan baik, kornea rentan terserang infeksi bakteri atau jamur
seperti keratitis. Selain itu, ada juga kemungkinan terjadinya perubahan struktur
kornea, yaitu keratokonus.

2. Bilik mata depan (anterior chamber)


Bilik mata depan adalah kantung mirip jelly yang berada di belakang kornea, di depan
lensa (lihat pada gambar indra penglihatan Anda di atas). Kantung yang juga dikenal
dengan istilah anterior chamber ini berisi cairan aqueous humor yang membantu
membawa nutrisi ke jaringan mata. Cairan aqueous humor juga sekaligus berfungsi
sebagai penyeimbang tekanan di dalam mata. Kesehatan mata juga dipengaruhi oleh
proses produksi dan aliran cairan di bilik mata depan. Jika terdapat gangguan, hal ini
dapat menyebabkan masalah pada tekanan di dalam matanya, contohnya seperti
glaukoma.

3. Sklera
Sklera adalah bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan jaringan fibrosa
yang menutupi seluruh bola mata Anda, kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat
otot yang menempel guna menggerakkan mata yang menempel pada sklera. Salah satu
penyakit yang dikaitkan dengan sklera yang bermasalah adalah skleritis, yaitu
peradangan dan pembengkakan yang terjadi di sklera.

3
4. Iris dan pupil
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu sama
lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah bulatan kecil
berwarna lebih gelap di tengahnya. Sedangkan Pupil merupakan otot pada bagian mata
yang bisa tertutup dan terbuka atau mengecil dan membesar. Sementara itu, iris
berfungsi mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan menyesuaikan dengan
bukaan pupil. Ketika terpapar cahaya terang, iris akan menutup (atau menyempit) dan
membuat pupil terbuka lebih kecil untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk ke
mata. Iris dan pupil mata juga tidak luput dari kemungkinan terkena penyakit.
Menurut Mayo Clinic, salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah iritis, yaitu
pembengkakan dan peradangan pada iris mata Anda. Nama lain dari iritis adalah
uveitis.

5. Lensa
Lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur, yang terletak
tepat di belakang iris dan pupil, setelah kornea. Fungsi lensa adalah membantu
memusatkan cahaya dan gambar pada retina Anda. Lensa ini memberikan 25-35
persen kekuatan fokus mata. Masalah lensa mata yang sering terjadi akibat penuaan
adalah katarak. Kondisi ini terjadi ketika ada bercak atau noda menyerupai kabut yang
menutupi sebagian lensa mata, sehingga mata tidak dapat melihat dengan jelas.

6. Koroid dan konjungtiva


Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran cokelat gelap yang terdapat
banyak pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara sklera dan retina.
Koroid ini berfungsi untuk memasok darah dan nutrisi ke retina dan ke semua struktur
lainnya pada bagian anatomi mata. Sementara itu, konjungtiva adalah lapisan tipis
jaringan yang menutupi seluruh bagian mata Anda yang posisinya ada di depan,
kecuali untuk kornea.

7. Badan Vitreous
Vitreous humor terletak di belakang lensa mata. Vitreous adalah zat seperti jeli yang
mengisi bagian dalam bagian belakang anatomi mata. Seiring waktu, vitreous menjadi
lebih encer dan bisa terlepas dari bagian belakang mata.

8. Retina dan saraf optic


Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi
permukaan bagian dalam anatomi mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya masuk
menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang menyerupai
kabel televisi Anda) ke otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai gambar atau
objek yang mata lihat. Terdapat beberapa masalah mata yang berkaitan dengan retina,
seperti: Oklusi vena retina, Cytomegalovirus retinitis, Luka atau robekan pada retina.

4
9. Makula
Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan penglihatan
sentral. Pada makula, terdapat fovea. Fovea terletak di pusat makula dan fungsinya
untuk memberikan penglihatan detail yang paling tajam di mata.
Makula merupakan bagian anatomi mata dengan sel-sel fotoreseptor (penerima
cahaya) tingkat tinggi yang dapat mendeteksi cahaya dan mengirimkannya ke otak.
Dengan kata lain, makula memiliki peran besar agar Anda dapat melihat berbagai
warna dan detail dari suatu objek dengan sangat jelas.

10. Kelopak mata


Meski terletak di bagian terluar, kelopak mata atau palpebra adalah bagian anatomi
mata dengan fungsi yang tak kalah penting dengan bagian lainnya. Kelopak mata
membantu menjaga kesehatan mata dengan melindungi kornea Anda dari paparan
benda-benda asing, seperti infeksi, cedera, serta penyakit. Selain itu, kelopak mata
juga membantu agar air mata tersebar dengan merata pada permukaan mata, terutama
jika kelopak mata tertutup. Hal ini tentunya membantu melumasi mata dan mencegah
kondisi mata kering. Kelopak mata rentan terkena peradangan, infeksi, serta masalah
lainnya, seperti: Blefaritis, Meibomianitis, Kalazion, Bintitan atau Stye.

2.2.2 Indra Pendengaran


Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut
suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indra pendengar yaitu telinga melalui udara.
Telinga dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

berdasarkan bagian-bagian tersebut, maka organ telinga juga memiliki fungsinya masing-masing
seperti berikut:
 Telinga bagian luar, terdiri dari daun telinga yang berfungsi sebagai pengumpul getaran
suara dan saluran pendengar yang akan dilewati suara ke gendang telinga atau membran
timpani yang berfungsi sebagai penangkap bunyi.
 Telinga bagian tengah, terdiri dari osikel yang tersusun dari 3 buah tulang pendengaran
(martil/maleus, landasan/inkus, dan sanggurdi/stapes) dan buluh eustachius (tabung
5
auditori) yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut untuk
menyeimbangkan tekanan udara di luar dan di dalam rongga telinga.
 Telinga bagian dalam, terdiri dari rumah siput (koklea) yang berfungsi sebagai reseptor
pendengaran, saluran kanalis semisirkularis berfungsi menjaga keseimbangan tubuh, dan
sakulus dan utrikulus yang berisi sel saraf.

Berdasarkan ulasan tentang bagian-bagian telinga beserta dengan fungsinya tadi, maka cara
kerja telinga sebagai indra pendengaran dapat diilustrasikan seperti berikut:
Gelombang suara/bunyi diterima oleh daun telinga -> suara masuk lewat saluran telinga -> suara
ditangkap oleh membran timpani/gendang telinga -> getaran suara diteruskan ke tulang
pendengaran dan koklea -> getaran suara menggerakan sel reseptor dan sel saraf pendengaran.

Seperti yang sudah disebutkan tadi, telinga pada manusia tidak hanya berfungsi sebagai
indera pendengar namun juga berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh manusia. Adapun
bagian telinga yang berperan dalam mengatur keseimbangan tersebut ialah telinga bagian dalam,
yakni saluran kanalis semisirkularis.

2.2.3 Indra Penciuman

Hidung befungsi untuk mendeteksi senyawa kimia pada udara yang dihirup ke dalam saluran
pernapasan. Kemampuan hidung mendeteksi senyawa kimia disebabkan adanya sel-sel
kemoreseptor di permukaan dalam rongga hidung.

Hidung selain berfungsi sebagai indra penciuman juga memiliki peran penting dalam sistem
pernapasan. Hidung manusia ujungnya terbentuk dari tulang rawan sehingga terasa kenyal apabila
dipegang. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut yang fungsinya menyaring kotoran-
kotoran yang ada pada udara pernapasan. Selain itu, di rongga hidung juga terdapat lapisan lendir
yang akan menangkap kotoran yang masuk hidung. Debu dan kotoran lain akan terhalang oleh
rambut hidung dan terperangkap dalam lendir hidung sehingga tidak akan mengotori paru-paru.
Beberapa fungsi hidung dalam kaitannya dengan pernapasan manusia adalah sebagai berikut:
 Hidung akan menyaring debu dan kotoran dari udara yang masuk.
6
 Hidung akan mengatur suhu udara yang masuk.
 Hidung akan mengatur kelembaban udara yang masuk.

Proses penyaringan dan penyesuaian suhu serta kelembaban udara oleh hidung penting untuk
menjaga kesehatan paru-paru manusia. Oleh karena itu bernapas menggunakan hidung lebih sehat
dibandingkan bernapas menggunakan mulut. Karena mulut tidak memiliki lendir dan rambut yang
akan menyaring udara pernapasan yang masuk tubuhra Pengecap.

2.2.4 Indra Pengecap

Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh diterima oleh reseptor kimia (kemoreseptor).
Kemoreseptor kita terhadap lingkungan luar adalah berupa tunas pengecap yang terdapat pada
lidah. Agar suatu zat dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembapan mulut schungga dapat
menstimulasi kuncup rasa/tunas pengecap. Lidah terletak pada dasar mulut, ujung,serta tepi lidah
bersentuhan dengan gigi, dan terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang
dapat digerakan ke segala arah. Lidah terbagi menjadi:
1) Radiks Lingua (Pangkal lidah)
2) Dorsum lingua ( Punggung lidah )
3) Apeks Lingua ( Ujung lidah )

Bila lidah digulung ke belakang tampak permukaan bawah yang disebut frenulum lingua,
sebuah struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
Permukaan atas seperti berludru dan ditutupi pupil-pupil, terdiri dari tiga jenis yaitu:
1) Papila sirkumvalata
2) Papila fungiformis
3) Papila filiformis

Indra pengecap manusia dapat mengecap empat cita rasa, yaitu rasa manis, asin, asam dan pahit.
7
Kuncup pengecap untuk masing-masing cita rasa terletak pada daerah lidah yang berbeda, yaitu:
1) Rasa manis.
Hampir semua zat yang dapat menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik
seperti gula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat,
dan asam halogen. Sedangkan zat anorganik yang dapat menimbulkan rasa manis adalah
timah hitam dan berilium. Daerah sensitivitas rasa manis terdapat pada apex lingua.
2) Rasa asam
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Makin asam suatu makanan maka
sensasi rasa asamnya semakin kuat. Daerah sensitivitas rasa asam terdapat di sepanjang
tepi lateral lidah bagian posterior.
3) Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion sodium. Antara
satu garam dengan garam lainnya memiliki kualitas rasa asin yang sedikit berbeda
dikarenakan beberapa jenis garam mengeluarkan rasa lain disamping rasa asin.) Daerah
sensitivitas rasa asin terdapat pada sepanjang tepi lateral lidah bagian anterior
4) Rasa Pahit
Zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir semua merupakan zat organik.
Daerah sensitivitas rasa pahit terdapat pada dorsum lidah bagian posterior.

2.2.5 Indra Peraba

Indra peraba adalah salah satu dari pancaindra yang memiliki fungsi sebagai alat pendeteksi
keadaan lingkungan atau sensasi suatu benda apabila mengenai tubuh. Selain itu, indra peraba
yang biasanya disebut dengan kulit ini juga berperan sebagai pemberi respon terhadap apa yang
ada diberikan lingkungan kepada tubuh kita. Indra peraba merupakan alat tubuh yang sangat
berperan dalam kehidupan sehari-hari dimana indra ini berhubungan langsung dengan lingkungan
luar sehingga dapat membantu kita dalam mendeteksi apa yang terjadi.

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.
Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis
sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk
8
lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum
granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain
itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan
lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah
lapisan tanduk disebut stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan
penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat
kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum
mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar
rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu
juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak
rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di
sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi
bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

Kulit merupakan indra untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas, dingin,dan nyeri.
Macam - macam reseptor pada kulit:
 Corpus cula tactus dari meisner,merupakan rangsangan tactil.
 Corpus cula rufini ,terdapat di bawah kulit.
 Corpus cula bullo Idea Krauso,terdapat pada corium.
 Corpus cula lamellasa pacceni,terdapat di subkutis.
 Rangasangan Nyeri,terdapat pada ujung saraf.

2.2.6 Vestibular, Proprioception, Interoception


Berikut ini penjelasan mengenai 3 indra internal, sebagai berikut :
 Vestibular ini adalah Indra yang berkaitan dengan keseimbangan tubuh. Organ yang
bekerja ada di dalam telinga, yaitu koklea dan juga otak kecil (cerebellum). Sensasi
pada vestibular dapat terlihat dari bagaimana anak dapat mendeteksi pergerakan-
pergerakan tubuhnya misalnya saat bermain ayunan, ada perubahan sensasi gerak
tubuh terdorong ke depan dan ke belakang, dan anak sadar akan pergerakan
badannya, mampu mempertahankan tubuhnya. Contoh lainnya adalah pada proses
merangkak, anak merasakan pergerakan badannya ke arah yang ingin anak tuju, ke
depan, belakang, kanan, kiri, atau berputar.
 Proprioception atau dikenal juga dengan kesadaran tubuh yang berhubungan dengan
otot dan sendi. Salah satu contohnya adalah ketika mengangkat barang yang mana
otot tangan akan memberikan dorongan agar dapat mengangkat. Atau contoh lainnya
adalah ketika bermain trampoline, yang mana akan diantarkan sinyal kepada tubuh
untuk untuk melompat.
 Interoception adalah kemampuan tubuh untuk menyadari hal-hal yang terjadi dalam
tubuhnya yang berkaitan dengan organ dalam, misalnya kesadaran untuk merasakan
lapar, haus, atau rasa ingin buang air dan lain sebagainya.

9
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SENSORI
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensori diantaranya:
1. Usia
 Bayi tidak mampu membedakan stimulus sensori, jalur sarafnya masih belum matang.
 Pada indera pendengaran di mulai pada usia 30an, akan mulai terasa penurunan kualitas
ketajaman dalam mendengar. Seperti kejelasan dalam berbicara, mengetahui perbedaan
pola tinggi suara, dan ke dalam presepsi, sampai penurunan ambang pendengaran. Pada
anak-anak, pengaruh dongeng pada psikologi anak bisa mempengaruhi daya imajinasinya
dan juga bisa membuat anak menjadi mudah terlelap.
 Pada lansia mendengar suatu suara rendah dapat dengan baik bisa dipahami, tetapi terasa
sulit apabila mendengar percakapan yang terlalu cepat dan berisik.

2. Lingkungan
Contoh rangsangan dalam suatu lingkungan yang berlebihan adalah seperti suara bising,
lingkungan padat, dan sebagainya. Hal ini bisa ditandai dengan rasa kebingungan disorientasi,
ketidakmampuan dalam membuat keputusan, panik, gelisah akibat beban sensor yang berlebihan
dalam menerima lingkungan tersebut. Kualitas lingkungan yang sangat buruk dapat
menyebabkan berbagai dampak psikis seperti penerangan yang buruk, lorong yang sempit, latar
belekang yang bersik, suara gaduh, lingkungan kotor dan penyakit menular yang dapat
memperburuk daya sensorik. Anda juga bisa mempelajari beberapa contoh memori jangka
panjang dalam daya ingat seseorang.

3. Medikasi
Beberapa antibiotika (Streptomisi, gentamisin) adalah ototoksi dan secara permanen dapat
merusak saraf optik. Jenis obat-obatan seperti analgesic narkotik, sedetif, dan antidepresen dapat
mengubah presepsi dan stimulus pada organ tubuh manusia, yang tentu berdampak kepada
kesehatan jangka panjang. Inilah beberapa tahap perkembangan manusia dalam ilmu psikologi dan
kesehatan yang saling berkaitan.

4. Tingkat Kenyamanan/Mood
Kenyamanan/Mood juga memiliki bagian dari proses sensorik dalam psikologi. Penting
bagi seseorang memiliki rasa mood atau rasa nyaman dalam meningkatkan kualitas daya sensorik.
Karena rasa nyeri dan kelelahan dapat mengubah cara seseorang berpikir juga bereaksi terhadap
suatu rangsangan.

5. Riwayat Penyakit
Satu riwayat penyakit juga sangat berkaitan pada tingkat rangsangan motorik seseorang. Contoh
penyakit seperti vaskuler perifer dapat berakibat pada penurunan sensasi ekstrimitas dan
kerusakan kognisi. Diabetes juga bisa berdampak pada penurunan penglihatan, kebutaan dan
neuropati perifer. Penyakit stroke menimbulkan mati rasa pada indera bicara, beberapa kerusakan
neurologi dan dapat merusak fungsi motorik dan emosi. Berikut ragam bentuk-bentuk memori
1
0
dalam psikologi juga fungsinya.
6. Merokok
Penggunan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf pengecap,
mengurangi persepsi rasa.

7. Tingkat Kebisingan
Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (mis. Lokasi pada pekerjaan
kontruksi) dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.

8. Intubasi Endotrakea
Terjadinya peristiwa kehilangan kemampuan bicara sementara pada seseorang akibat pemasangan
selang endotrakea. Selang tersebut dipasang melalui mulut atau hidung ke dalam trakea, hal ini
bisa berdampak kepada sistem sensorik terganggu selama proses terjadi.

Selain itu proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses
sensoris.
b. Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila perhatian
kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensoris tidak sempurna.
c. Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses sensoris.
d. Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

2.5 PROSES TERJADINYA SENSORI


Dari Rangsangan > Indra > Otak > Motoris > Tindakan/Perbuatan
Proses terjadinya sensori diawali dengan proses masuknya rangasang melalui alat Indera ke
otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan

2.6 PERUBAHAN SENSORI


1. Defisit Sensori: suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan.
 Klien tidak mampu menerima stimulus tertentu (mis: buta, tuli) atau stimulus menjadi
distorsi (mis: penglihatan kabur karena katarak).
 Klien dengan defisit sensori dapat berperilaku dalam cara-cara yang adaptif atau
maladaptive.
2. Deprivasi sensori
Klien mengalami stimulasi yang tidak adekuat kualitas dan kuantitasnya seperti stimulus yang
1
1
monoton atau tidak bermakna.
Tiga jenis deprivasi sensori adalah:
 Kurangnya input sensori, mis: kehilangan penglihatan/pendengaran.
 Eliminasi perintah/makna dari input,mis: berada di lingkunganasing.
 Restriksi dari lingkungan, mis: tirah baring, lingkungan yang monoton.

1
2
BAB II
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , diketahui dalam
sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di manadi jelaskan bagaimana
mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagianorgan yang bersangkutaan, sistem sensoris
meliputi:
1.Sistem indra penglihatan (mata)
2.Sistem indra pendengar (telinga)
3.Sistem indra penciuman (hidung)
4.Sistem indra pengecap (lidah)
5.Sistem indra peraba (kulit)

Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat
keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telingaluar, telinga tengah dan rongga telinga
dalam.Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyaifungsi optikal
untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapakomponen utama, sebagai
berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea,iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum
suspensorium, makula lutea, neuron bipolar,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel batang, sel
ganglion, sel kerucut, sklera,vitreus humor.

Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujungsaraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panasdan dingin), serta rasa
sakit.Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot.Prmukaan lidah banyak
tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesanlidah terkesan kasar. Pada papilla lidah
terdapat indra pengecap.Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas
yangterhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudahhilang jika
di hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama

3.2 SARAN
Kami harap dengan adanya makalah ini, khususnya Mahasiswa Keperawatan dapat
memperoleh ilmu dan wawasan yang lebih mengenai “Sistem Sensori” serta dapat mempermudah
proses pembelajaran dalam mencari informasi mengenai sistem sensori.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12261678/Sistem_Sensori
https://id.scribd.com/document/428283406/Makalah-Sistem-Persepsi-Sensori
https://www.slideshare.net/yesiakd/presentasi-24017480
https://www.academia.edu/37816861/MAKALAH_KMB
https://www.slideshare.net/ayunannaim/persepsi-sensori
https://www.studocu.com/id/document/universitas-dian-nuswantoro/psikologi-komunikasi/
makalah-biopsikologi/47250138

22

Anda mungkin juga menyukai