Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI

PROSES SENSORIK MOTORIK

Dosen : Destianti Indah Mayasari, NS., M.Kep.

Anggota kelompok :
1. Daru Frengki Ardiani (20.03.0007)
2. Dina Lea Kaspiani (20.03.0018)
3. Eka Putri Sri Lestari (20.03.0053)
4. Firya Heman Saeputri (20.03.0057)
5. Syaidah Wildani (20.03.0061)

STIKES SERULINGMAS CILACAP


PRODI D3 KEPERAWATAN TINGKAT 1
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Proses
Sensorik Motorik dengan tepat waktu.
Makalah Proses Sensorik Motorik disusun guna memenuhi tugas dari Dosen
Destianti Indah Mayasari, NS., M.Kep. pada mata kuliah Psikologi Stikes
Serulingmas Cilacap. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang proses sensorik-motorik.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Cilacap, 21 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar ......................................................................................i
Daftar isi ................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan .................................................................1
A . Latar belakang ...........................................................................1
B. Rumusan masalah ...........................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................1
BAB II Pembahasan ................................................................2
A . Pengertian proses sensorik motorik ...........................................2
B . Faktor faktor yang mempengaruhi proses sensorik motorik ..8
C. Hubungan proses sensorik motorik ..........................................8
BAB III Penutup .........................................................................10
Kesimpulan ...................................................................................10
Saran .............................................................................................10
Daftar pustaka ...................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat


fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.Ciri-
ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit warna mata,
keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya.
Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku
manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh
sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah
manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman dan Reseptor sensoris
motorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi
tentang kondisi didalam dan Biopsikologi merupakan pendekatan diluar
tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera
yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan,
tekanan, getaran, dan propriosepsi.Indera peraba di kulit memiliki
reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang
sederhana.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian proses sensorik-motorik
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensorik-motorik
3. Hubungan proses sensorik-motorik

C. Tujuan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi dan
untuk menambah wawasan kita tentang bagaimana proses sensorik-
motorik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian proses sensorik-motorik


1) Proses sensorik
a. Definisi sensorik
adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input
sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi secara otomatis,
misalnya ketika mendengar suara kicauan burung, otak langsung
menterjemahkan sebagai bahasa atau suara binatang. Secara umum proses
sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui
alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan
berakhir dengan perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-
benda disekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan
anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat
stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran
dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah
stimulus tidak ada.
Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses
akhir disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian
tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi
merupakan bentuk pengalaman yang belum di sadari sebelumnya
sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan
apa yang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga
individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara
subjek dengan objek, disebut “apersepsi” dalam pengamatan yang di
utamakan adalah kualitas objek bukan kuantitas objek.

2
Secara psikolog perbedaan benda yang di amati bersifat kualitatif, dengan
tidak mengabaikan proses fisiologi secara psikologi sikap seseorang
dalam situasi itulah yang akan memberi arti.
Contoh :Secara fisiologis jarak Cilegon-Jakarta kurang lebih 10 km, kita
rasakan jauh karena dimanapun berada memiliki jarak yang tetap, yaitu
10km. Secara psikologis jarak 10 km dapat memiliki arti dekat maupun
jauh. Memiliki arti dekat apabila yang berada di Jakarta adalah orang
yang berarti bagi orang yang di Cilegon. Misalnya orang yang berada di
Jakarta adalah orang yang dicintai,sebaiknya apabila yang berada
dijakarta adalah orang yang dibenci atau tidak disenangin akan memiliki
arti yang jauh. Secara fisiologis 1 jam adalah 60menit atau 3600 detik.
Secara psikologis dapat terasa lama. (missalnya: pada saat antri membeli
tiket atau menunggu seseorang). Namun sebaliknya dapat terasa sebentar,
(misalnya: saat bergembira atau bersandau gurau). Ternyata secara
psikologis situasi tersebut mengatur atau menentukan arti kejadian–
kejadian yang berlangsung dalam prosesnya. Secara psikologis alat indera
merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ
tubuh lain yang dibawah ke otak. Sedangkan secara psikolgis yang
penting adalah kesan yang terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti
bagi subjek.

Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui tiga proses, yaitu:


1) Proses fisik, stimulus mengenai alat indera.
2) Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh alat sensoris ke otak.
3) Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa
yang diterima oleh alat indera.

3
b. Alat-Alat Tubuh Sensorik
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam – macam reseptor untuk
mengetahui rangsangan dari luar atau disebut juga ekstraseptor. Ekstraseptor
sering disebut juga alat indera.
Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera penglihatan,
indera penciuman, indera peraba, indera pendengaran, indera pengecap. Alat
indera berfungsi untuk mensensor keadaan diluar , apa yang kita lihat, apa
yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang kita rasakan, apa yang kita
dengar dapat mempengaruhi perilaku keadaan sesesorang.
1) Mata (visual)
Sumber cahaya → kornea →aquos humor pada kamera okuli anterior →
pupil → aquos humor pada kamera okuli posterior →lensa kristalina →
korpus vitreum → retina →nervus optikus → otak → terjadi kesan-kesan apa
yang kita lihat.
Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:
1) Pengamatan warna, terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan biru)
dan warna yang memengarui perasaan ke jiwaan.
Contoh:
Warna hijau memberi suasana tenang
Warna orange menimbulkan suasana riang
Buta warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan warna satu
dengan warna yang lain. Buta warna merupakan kelainan yang dibawa
sejak lahir sehingga sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Penyebab
buta warna adalah tidak ada atau kurang sempurna nya alat yang
berfungsi untuk membedakan warna pada retina yang disebut cones. Buta
warna total apabila yang terlihat semuanya berwarna abu-abu ( kelabu)
disebut monokromat. Buta hanya melihat dua warna dinamakan bikromat
( misal : hanya dapat melihat warna merah dan hijau ).

4
2) Pengamatan bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus
dan balok. Orang yang mudah menerima kesan melalui mata tersebut
disebut tipe visul.
3) Pengamatan ruang, meliputi tempat dan jarak ( misal : berada di ruang
kelas, ruang,terbuka, dan tempat yang berjarak dari satu tempat ke tempat
lain).

2) Hidung (olfaktori)
Indera pembau yang terdapat pada mukosa ( selaput lendir ) hidung hanya
dapat di rangsan oleh gas. Manusia dapat mengenal 2000 sampai 4000
bau yang berbeda.
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu Nervus olfactorius,
rangsangannya adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan gas yang busuk.
Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper,
kloroform dan ether. Bau dapat mempengaruhi perilaku sesorang,
misalnya : dekat orang yang wangi, menimbulkan keinginan mendekat
atau sebaliknya.

3) Kulit (taktil)
Kulit merupakan indera untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas,
dingin, dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai tempat
yang berbeda-beda pada kulit kita. Rasa panas, dingin, nyeri, tidak
tedapat satu pada kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit:
1) Corpus cula tactus dari meisner, terdapat pada papilla terutama pada
puncak bibir,puncak jari, dan papilla mamae. Rangsangan yang diterima
adalah tactil,(rabaan).
2) Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit) dan
corium (kulit jagat). Rangsangan yang diterima adalah panas.
3) Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium. Rangsangan
yang diterima adalah panas.

5
4) Corpus cula Lamellasa paceni, terdapat di subkutis terutama di ujung
jari yang berfungsi untuk meraba benda.
5) Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang
terdapat hampir seluruh jaringan tubuh.

4) Telinga (auditori)
Di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk pendengaran dan
keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga bagian di telinga
,yaitu telinga bagian luar (Acusticus eksternus) telinga bagian tengah
(Acusticus medialis) telinga bagian dalam (Meatus acusticus internus).
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara yaitu
mendengar lagu-lagu mars membuat kita jadi semangat, mendengar lagu-
lagu dangdut membuat kita ingin berjoget, mendengar lagu-lagu slow
membuat kita jadi tenang, mendengar lagu-lagu melayu membuat kita
menjadi ngantuk, mendengar ledakan keras membuat kita jadi terkaget.

5) Lidah (gustatori)
Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima oleh reseptor
kimia atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap lingkungan
luar adalah berupa tunas pengecap yang berupa lidah. Agar suatu zat
dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembaban mulut sehingga
dapat menstimulasi kuncup rasa atau tunas pengecapan.
Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut:
1) Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar diseluruh
permukaan lidah.
2) Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh
suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah dan merupakan papil
pengecap.
3) Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga
merupakan papil pengecap.

6
3. Tahap-Tahap Proses Sensorik
Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu
individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation,
yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk. Tahap
berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation).
Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak memutuskan
untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah
execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi.
2.) Proses motorik
a. Definisi motorik
Proses motoric adalah proses masuknya rangsangan melalui alat indra ke
otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan
perbuatan. Proses sensori disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal
benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indra. Pengamatan
dengan anggapan (respon) memiliki perbedaan. Respons yaitu proses
terjadinya kesan dalam pikiran setelah stimulus tidak ada.Proses awal dari
pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses akhir disebut presepsi yang
menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar
pengalaman yang lalu. Presepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum
disadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan
melakukan pemisahan apa yang sedang dihayati. Apabila pengalaman
tersebut telah disadari sehingga individu sudah mampu membedakan dan
melakukan pemisahan antara subjek dan objek, disebut “apresepsi”.
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan
diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawa ke otak, sedangkan secara
psikologis yang penting adalah kesan yang telah terjadi, setelah ditemukan
situasi yang berarti bagi subjek.
1) Proses pengamatan (penyerapan atau presepsi) melalui tiga proses yaitu :
2) Fisik, stimulus mengenai alat indra.
3) Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh syarafsensoris ke otak.
4) Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa
yang diterima oleh alat indra.

7
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensorik motoric
1. Factor yang mempengaruhi proses sensorik
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor /
faktor sebagai berikut:
1. keadaan indera yang sehat dan sempurna akan
mempengaruhikesempurnaan proses sensorik.
2. Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsidan
apabila perhatian kurang akan mengganggu konsentrasisehingga
proses sensorik tidak sempurna.
3. Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akanmengganggu
proses sensorik.
4. Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

2. Factor yang mempengaruhi proses motorik


1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak
Ketiga unsur tersebut melaksanakan masingmasing peranannya secara
‘interaktif teraksi positif”. Unsur yang satu saling berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk
mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.

C. Hubungan Sensorik dengan Perilaku


Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam di luar dirinya,
yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial.
Akibat dari proses sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk berikut
ini:
1. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut
kejadiannya ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut
fantasi aktif) dan ada pula fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif).
Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru,
bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan
sejarah (walau sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke
dunia indah.
8
2. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang
di milki manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara
pengetahuan yang dimiliki dengan apa yang baru, dengan menggunakan
akal. Hubungan dapat terjadi sebagai sebab-akibat, hubungan tempat,
hubungan perbandingan, dan hubungan waktu.
3. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan
mengukur sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira,
dan sebagainya. Berdasarkan perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu golongan eukolia (orang yang selalu merasa gembira atau
optimis) dan golongan diskolia (orang yang selalu merasa tidak senang,
murung, dan pesimis.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal
benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indera.
2. Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang
meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan
fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis
yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja,
penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna
memahami tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di
sampaikan dalam makalah memberi manfaat untuk kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Candra, I Wayan. 2017. Psikologi Landasan Keilmuan Praktik


Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Andi.
http://nyomanade.blogspot.com/2017/09/makalah-psikologi-biopsikologi-
dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai