Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“ Pemprosesan Informasi Dalam Belajar “

Disusun oleh:

Kelompok 6

Dhiara Thahira 22087012


Husni Mubaraqah 22329128
Natasya Putri Setiani 21046075
Kharisma Salma 22329133
Zakiatul Ifzi 22061070

MATA KULIAH UMUM

Universitas Negeri Padang

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia
serta hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada kami, sehingga penulis telah
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Umum “Psikologi Pendidikan”.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga serta bantuan moril maupun materil
khususnya kepada Ibuk Dr. Nurfarhanah, S.Pd.,M.Pd. Kons selaku dosen Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan, dengan penuh kesabaran memberikan ilmu, pengarahan, masukan serta
waktu yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga bantuan,
bimbingan, petunjuk, arahan, dan kerjasama yang diberikan tidak sia-sia dikemudian hari dan
semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan baik
segi materi maupun teknik penulisan. Masih banyak hal-hal yang harus dibenahi dan untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 17 Oktober 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................6

PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Konsep Sensasi, Atensi, Persepsi.......................................................................6

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Atensi.......................................................9

C. Pengertian Ingatan Dan Proses Terjadinya Ingatan..........................................10

D. Pengertian Lupa Dan Proses Terjadinya Lupa.................................................11

E. Upaya Pendidik Dalam Mengoptimalkan Pemprosesan Informasi Pada Peserta


Didik Dalam Prosese Belajar............................................................................13

BAB III.......................................................................................................................15

PENUTUP..................................................................................................................15

A. Kesimpulan.......................................................................................................15

B. Saran.................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar.

Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-


kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.

Berbagai pemahaman tentang belajar telah benyak dikemukakan oleh para


ahli dari berbagai aliran. Paparan ini mencoba menyajikan pemahaman tentang
belajar dari sudut pandang teori pemrosesan informasi. Proses belajar menurut
teori ini meliputi kegiatan menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah diterima. Belajar tidaklah hanya apa yang anda
lihat, yang penting bagaimana proses kognitif itu terjadi dalam diri pembelajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sensasi, atensi, persepsi dalam
pemrosesan informasi dalam belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang memperngaruhi atensi?
3. Apa yang dimaksud dengan ingatan dan bagaimana ingatan terjadi ?
4. Apa yang dimaksud dengan lupa dan bagaimana proses terjadinya lupa?

4
5. Upaya apa yang dilakukan oleh pendidik untuk mengoptimalkan proses
penginformasian pada peserta didik?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui konsep sensasi, atensi, persepsi dalam pemrosesan informasi
dalam belajar.
2. Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi atensi.
3. Mengetahui konsep ingatan dan bagaimana ingatan terjadi.
4. Mengetahui konsep lupa dan bagaimana proses terjadinya lupa.
5. Mengetahui Upaya apa yang dilakukan oleh pendidik untuk mengoptimalkan
proses penginformasian pada peserta didik.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Sensasi, Atensi, Persepsi.
1. Sensasi
Tahap awal dalam penerimaan pesan informasi. Sensasi berasal dari kata
sense artinya alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-
impuls syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak maka terjadilah sensasi.
Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan
penguraian verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indera.
Fungsi alat indera dalam menerima informasi sangat penting, melalui alat
indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya, memperoleh
pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Dari 5 alat
indera yang kita kenal adalah penglihatan, pendengaran, perabaan, perasa dan
penciuman dapat dibagi kedalam tiga kelompok pada tiga macam:
a. Indera penerima sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi bisa
berasal dari dunia luar ( eksternal) misalnya telingan atau mata.
b. Informasi berasal dari dalam individu sendiri misalnya system peredaran
darah.
c. Informasi yang berasal dari gerakan tubuh misalnya organ vestibular
Ketajaman sensasi dipengaruhi oleh faktor personal, perbedaan sensasi
dapat disebabkan perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya disamping
kapasitas alat indera yang berbeda.
Perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan dalam memilih
pekerjaan, mendenngarkan musik, memutar radio dan sensasi mempengaruhi
persepsi. Contoh Sensasi : Letakkan buku-buku dalam keadaan terbuka kira-
kira 50 cm dimuka anda. Anda melihat huruf-huruf yang kabur, kemudian

6
dekatkan buku-buku tersebut pada mata perlahan-lahan dan huruf-huruf
tampak jelas, inilah sensasi.

2. Atensi
Menurut Hilgard, atensi adalah pusat pengamatan yang menyebabkan
meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan yang terbatas. Sedangakan
Morgan berpendapat atensi merupakan pemusatan pada aspek tertentu dari
pengamatan yang sering terjadi dan tidak menghiraukan orang lain.
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli
menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah
(Kenneth
E. Andersen).
Faktor eksternal yang mempengaruhi perhatian dimana hal ini ditentukan
oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut
sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian
(attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
a. Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang
bergerak.
b. Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli
yang menonjol dari stimuli yang lain.
c. Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan
menarik perhatian.
d. Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila
deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.

3. Persepsi
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi merupakan proses mengetahui
atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Menurut
Leavit persepsi merupakan pandangan atau pengertian yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan seseuatu.

7
Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi & menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya
melibatkan sensasi, persepsi tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan
memori.
Contoh : salah menyapa orang karena menganggap orang yang dikenal.
4. Hubungan Antara Ketiganya
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan
informasi yang mengacu pada hubungan antara dunia fisik dan
penginderaaannya melalui sistem sensorik. Sensasi sangat erat kaitannya
dengan alat indera. Tanpa alat indera maka proses sensasi tidak akan terjadi.
Sedangkan persepsi adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indera. Dan proses ini akan diteruskan menjadi proses persepsi. Dalam
proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya objek, alat
indera,syaraf pusat,sususnan syaraf, dan perhatian. Kelima hal tersebut saling
berkaitan ketika adanya suatu objek maka alat indera kita akan
menginterpretasikan suatu objek tersebut. Akan tetapi kita tidak akan bisa
menginterpretasikan suatu objek tersebut ketika kita tidak memiliki perhatian
penuh terhadap suatu objek.
Sensasi dan persepsi adalah proses inti dari pengalaman kita yang
paling menakjubkan. Untuk memahami sensasi dan persepsi dibutuhkan
pemahaman aspek-aspek fisik mengenai objek persepsi kita seperti
cahaya,suara, tekstur,rasa dan bau.Pada proses sensasi dan persepsi disitu
akan ada proses atensi. Atensi meupakan pemusatan upayah mental pada
kejadian-kejadian sensorik atau kejadian-kejadian mental. Sejumlah besar
gagasan kontemporer tentang atensi dibuat berdasarkan premis bahwa
kapasitas system pemrosesan informasi untuk mengelolah aliran input
ditentukan oleh keterbatasan system tersebut. Pada atensi perhatian kita akan
focus pada satu titik atau satu objek karena tidak bisa lebih dari satu titik atau
8
objek tersebut.

9
Pada kenyataannya sensasi, persepsi dan atensi sangat berkaitan dan menjadi
sebuah kestuan. Jika salah satu dari ketiga hal tersebut tidak ada maka tidak
akan ada proses masuknya informasi dalam otak kita.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Atensi


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Atensi, antara lain:

1) Faktor biologis: Biologi otak memainkan peran penting dalam Atensi.


Misalnya, neurotransmitter seperti dopamin dan norepinefrin terlibat
dalam mengatur Atensi.
2) Faktor psikologis: Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan
keadaan emosi dapat mempengaruhi Atensi. Jika seseorang sangat
termotivasi atau tertarik pada suatu tugas, mereka lebih cenderung
memperhatikannya.
3) Faktor lingkungan: Faktor lingkungan seperti kebisingan,
pencahayaan, dan gangguan dapat mempengaruhi Atensi. Misalnya,
lingkungan yang bising atau berantakan dapat membuatnya lebih sulit
untuk fokus.
4) Faktor perkembangan: Kemampuan Atensi berubah sepanjang
perkembangan. Anak-anak mungkin memiliki rentang Atensi yang
lebih pendek dan membutuhkan istirahat yang lebih sering, sedangkan
orang dewasa mungkin memiliki rentang Atensi yang lebih panjang
dan lebih mampu mempertahankan fokus untuk waktu yang lebih
lama.
5) Faktor budaya: Harapan dan nilai budaya juga dapat mempengaruhi
Atensi. Sebagai contoh, beberapa budaya mungkin lebih menekankan
pada multitasking, sementara yang lain mungkin memprioritaskan
Atensi berkelanjutan pada satu tugas.
6) Faktor kesehatan: Kondisi kesehatan seperti ADHD, depresi, dan
kecemasan dapat mempengaruhi Atensi. Obat-obatan tertentu juga
dapat mempengaruhi Atensi, seperti yang digunakan untuk mengobati
10
ADHD atau depresi.

11
Secara keseluruhan, Atensi adalah proses kompleks yang dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

C. Pengertian Ingatan Dan Proses Terjadinya Ingatan


1. Pengertian Ingatan

Ingatan ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan,


dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat
di dalam otak. Apabila menerima sebuah informasi melalui indera mata
dengan cara melihat simbol/tulisan atau telinga mendengar informasi, maka
mula-mula informasi tersebut akan masuk ke dalam short term memory atau
working memory/memori jangka pendek. Kemudian, informasi tersebut diberi
kode- kode khusus. Setelah selesai proses pengkodean (encoding), informasi
itu masuk dan tersimpan di dalam long term memory atau permanent memory
(memori jangka panjang atau permanen). Ingatan merupakan suatu proses
biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali.

Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri


manusia dan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Ingatan
memberi manusia titik-titik rujukan pada masa lalu, dan perkiraan pada masa
depan. Tidak seperti yang umum diduga orang tentang “ bank ingatan” atau
suatu tempat penyimpanan khusus ingatan, tidak seperti jantung atau paru-
paru, ingatan bukanlah suatu tempat atau benda yang tunggal .

2. Proses Terjadinyan Ingatan


Terdapat tiga tahap memori yaitu penyandian, penyimpanan, dan
pengingatan. Penyandian dimaksudkan sebagai transformasi informasi
menjadi sandi atau representasi yang dapat diterima oleh memori;
penyimpanan adalah retensi informasi yang telah disandikan tersebut; dan
pengambila berarti proses dengan mana informasi diambil dari memori
(pengingatan). Tiga tahap itu mungkin bekerja secara berbeda dalam situasi
yang mengharuskan kita
12
menyimpan materi dalam hitungan detik (memori jangka pendek) dan dalan
situasi yangmengharuskan kita menyimpan materi untuk interval yang lebih
panjang (memori jangka panjang ) .

D. Pengertian Lupa Dan Proses Terjadinya Lupa


1. Pengertian Lupa
Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari
ke hari dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa
akan sesuatu, entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau
atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja
dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun juga, tak peduli apakah
orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan
sebaginya. Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan
satu pengertian saja, yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal
tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi berlainan.
Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan
adalah hal yang tidak diingat.
Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-
tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. adapula yang mengartikan lupa
sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat
ditemukan kembali utnuk digunakan. lupa adalah ketidak mampuan
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari,
dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan
pengetahuan dari akal kita.
2. Proses Terjadinya Lupa
Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yangpernah
diketahui, tidak dapat diingat kembali atau dilupakan.Dewasa ini ada
empat cara untuk menerangkan proses lupa keempatnya tidak saling
bertentangan, melainkan saling mengisi.

13
a. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak
kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka
karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu
terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya
kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan
mengalami perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti
prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang
lebih simatris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga
bentuk yang asli tidak diingat lagi.
 Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu
hal adalah yang paling mengesankan. Karena itu, dalam
ingatan bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat
hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk
keseluruhan tidak begitu diingat.
 Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita
ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol.
Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi
tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini
disebabkan bagaimana wajah orang itu tidak kita ingat lagi.
c. Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang
sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain,
materi kedua menghambat diingatnya kembali materi pertama.
Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya,
mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk
dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang
terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan
proaktif.

14
d. Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi.
Peristiwa-peristiwa mengerikan, menakutkan, penuh dosa,
menjijikan dan sebagainya, atau semua hal yang tidak dapat
diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja
(sekalipun proses lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari,
terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim,
represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri,
orang tua, anak dan istri dan semua hal yang bersangkut paut
dirinya sendiri. Amnesia ini dapat itolong atau disembuhkan
melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang sangat
dramatis sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita.

E. Upaya Pendidik Dalam Mengoptimalkan Pemprosesan Informasi


Pada Peserta Didik Dalam Prosese Belajar
Upaya pendidik dalam mengoptimalkan informasi pada peserta didik
dalam proses belajar adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Proses penyampaian informasi meliputi pengambilan,
pemahaman, penyimpanan, dan penggunaan informasi yang diterima oleh
peserta didik. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para
pendidik untuk mengoptimalkan proses ini:

1. Aktifkan pengetahuan awal sebelum memulai pembelajaran, pendidik


dapat mengaktifkan pengetahuan awal peserta didik tentang topik yang
akan diajarkan. Hal ini membantu peserta didik mendidik informasi baru
dengan apa yang sudah mereka ketahui.
2. Berikan konteks sediakan konteks atau latar belakang yang relevan dengan
materi pembelajaran. Ini membantu peserta didik menghubungkan
informasi baru dengan situasi dunia nyata.

15
3. Gunakan berbagai sumber manfaatkan berbagai jenis sumber informasi,
seperti buku teks, video, presentasi, dan sumber online. Hal ini dapat
membantu peserta didik yang memiliki gaya belajar yang berbeda.
4. Aktifkan peserta didik libatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran. Gunakan metode seperti diskusi kelompok, proyek
kolaboratif, dan tanya jawab. Aktivitas yang melibatkan peserta didik
membantu mereka memproses informasi dengan lebih baik.
5. Berikan umpan balik berikan umpan balik konstruktif kepada peserta didik
tentang cara mereka memproses informasi. Ini dapat membantu mereka
memperbaiki pemahaman dan metode belajar mereka.
6. Gunakan visualisasi .visualisasi, seperti gambar, diagram, dan grafik,
dapat membantu peserta didik memahami konsep yang kompleks dengan
lebih mudah.
7. Pemberian tugas memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang
mendorong peserta didik untuk menerapkan informasi yang mereka
pelajari. Praktik dan penggunaan informasi nyata seringkali memperkuat
pembacaan.
8. Adaptasi terhadap kebutuhan individu kenali perbedaan dalam gaya
belajar dan tingkat pemahaman peserta didik. Sesuaikan metode dan
tingkat kesulitan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu.
9. Bimbingan diri ajarkan peserta diajarkan strategi pembelajaran mandiri,
seperti bagaimana mereka dapat mengatur waktu, merencanakan
pembelajaran, dan mengelola informasi secara efektif.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, pendidik dapat membantu


peserta didik memproses informasi dengan lebih baik dan mengoptimalkan
proses belajar mereka. Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi lebih
efektif dan berkelanjutan.

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Sensasi, atensi, persepsi, dan memori mempengaruhi pemprosesan informasi
seseorang.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi yaitu:
1. Faktor stimuli dalam belajar
2. Faktor metode belajar
3. Faktor individual
3. Pemanfaatan pemprosesan informasi dalam belajar yaitu:
1. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.
2. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir
yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
3. Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
4. Prinsip perbedaan individual terlayani.
4. Pada lupa ada proses terjadinya, faktor yang menyebabkan lupa dan lupa
dapat dikurangi dengan menggunakan kiat-kiat tertentu.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini
untuk kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, W., & Wibowo B.S, T. (2009). Educational Psychologi. Jakarta: Kencana.

Yohanes W . Santrock.2008. pendidikan psikologi ke-3, edisi boston: Mc.tumbuk


Buki

Djamarah, syaiful bahri. 2008. Psikologi Belajar. jakarta: Rinike Cipta

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Santoct,J.W. (2007). Educational Psychologi. Jakarta: Kencana

18
PEMBAGIAN TUGAS

1. Dhiara Thahira : Mencari materi, Membuat makalah


2. Husni Mubaraqah : Mencari Materi, Membuat makalah, Membuat PPT
3. Natasya Putri Setian: Mencari materi
4. Kharisma Salma : mencari mtri
5. Zakiatul Ifzi : mencari materi, Membuat makalah

19

Anda mungkin juga menyukai