Anda di halaman 1dari 36

TOPIK 4

FONDASI SUMURAN
(FONDASI CYCLOP)
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Fondasi Sumuran

⦁ Fondasi ini merupakan jenis fondasi titik/setempat, yaitu fondasi hanya


terdapat pada kolom-kolom utama bangunan. (Catatan: pada kasus tertentu,
fondasi sumuran yang dimensinya lebih kecil bisa pula ditempatkan di titik
antara 2 kolom).
⦁ Disebut sebagai fondasi sumuran karena untuk fondasi ini memang
dilakukan penggalian tanah seperti sumur, dengan buis beton sebagai
dindingnya.
⦁ Bagian dalam buis beton ini kemudian dicor dengan beton yang dicampur
batu kali dan diberi pembesian/tulangan di bagian atasnya.
⦁ Fondasi sumuran umumnya digunakan untuk kedalaman tanah keras
lebih dari 2 m, tetapi kurang dari 4 m.

⦁ Fondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma (daya
dukung tanah) lebih kecil dari 1,50 kg/cm2 (termasuk tanah lunak),
seperti bekas tanah timbunan sampah, tanah bekas rawa, atau lokasi
tanah yang berlumpur.

⦁ Fondasi sumuran juga sering digunakan bila tidak memungkinkan


untuk mengangkut tiang pancang ke lokasi pembangunan.

⦁ Selain untuk bangunan, fondasi sumuran juga banyak digunakan


sebagai fondasi jembatan.
⦁ Persyaratan agar fondasi sumuran dapat digunakan adalah
sebagai berikut:
 Daya dukung fondasi harus lebih besar dari pada beban yang
dipikul oleh fondasi tersebut.
 Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan
(toleransi) yaitu sebesar 1 inci (2,54 cm).

Sumuran untuk fondasi sumuran sering juga disebut sebagai caisson


sehingga ada yang menyebut jenis fondasi ini sebagai fondasi Caisson.

Bila di Indonesia penampang sumuran umumnya berbentuk


lingkaran, penampang caisson sendiri ada yang berbentuk persegi.
POTONGAN SUMURAN (CAISSON) UNTUK FONDASI, ADA SUMURAN
BERBENTUK LINGKARAN, ADA YANG BERBENTUK PERSEGI
DENAH RENCANA FONDASI SUMURAN
POTONGAN FONDASI SUMURAN
Alasan Memakai Fondasi Sumuran
⦁ Bila tanah keras terletak lebih dari 2 m, fondasi menerus (batu
kali & beton bertulang), fondasi pelat kaki atau jenis fondasi
langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya
terlalu dalam & lebar).
⦁ Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi pelat
beton akan lebih sulit dilaksanakan karena air harus dibuang ke
luar lubang galian hingga tanah galian benar-benar kering. Bila
tidak, kekuatan adukan beton akan berkurang.
⦁ Dalam kondisi ini, fondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk
konstruksi yang tanah kerasnya terletak 2-4 m dari muka tanah
atau tanah yang berawa/terlalu basah (walaupun kedalaman
tanah keras tidak terlalu dalam)

⦁ Fondasi sumuran diisi dengan adukan beton tanpa tulangan


(biasanya dengan mutu beton K-175) serta batu belah
(cyclopen).Dengan demikian fondasi tidak terlalu mahal dan
mempunyai daya dukung yang cukup besar.
Kelebihan Fondasi Sumuran
 Fondasi ini menjadi alternatif penggunaan fondasi dalam,
terutama jika material batu banyak tersedia dan bila tidak
dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
 Pelaksanaan pekerjaan fondasi sumuran secara umum
tidak memerlukan alat berat.
 Biaya fondasi sumuran lebih murah untuk tempat tertentu,
tergantung pada ketersediaan material.
kekurangan fondasi sumuran
 Bagian dalam dari hasil pasangan fondasi tidak dapat
dikontrol (karena batu dan adukan dilempar/dituang dari
atas).
 Boros pemakaian bahan untuk cyclopen.
 Tidak tahan terhadap gaya horizontal karena tidak ada tulangan
(untuk sumuran dari buis beton tanpa tulangan).
 Untuk tanah lumpur, pengerjaannya cukup sulit dan proses
penggaliannya akan memakan waktu lebih lama.
Cincin Sumuran /Buis Beton
 Sumuran terdiri dari pipa/cincin-cincin besar yang terbuat dari
beton biasa atau beton bertulang. Cincin ini biasa dikenal sebagai
gorong-gorong/buis beton.
 Tebal cincin umumnya 8-15 cm. Tebal terbaik adalah 15 cm karena
tidak mudah pecah. Namun umumnya cincin sumuran dibuat
dengan ketebalan 10 cm.
 Biasanya sumuran dengan diameter hingga 100 cm dibuat tanpa
tulangan sehingga cincin dengan tebal 10 cm atau kurang akan mudah
pecah.
CINCING SUMURAN/BUIS BETON
⦁ Menyebut diameter cincin sumuran berarti mengacu kepada ukuran
diameter dalam (dinding dalam cincin).

⦁ Untuk cincin dengan diameter di atas 100 cm, dindingnya harus


dibuat dengan tulangan spiral agar lebih kuat (tidak mudah pecah).

⦁ Ukuran garis tengah bagian dalam cincin yang digunakan untuk


bangunan rumah tinggal bervariasi antara 70-150 cm. Ukuran yang
digunakan tergantung kebutuhan luas dasar fondasi hasil
perhitungan beban bangunan dan kekuatan tanah.

⦁ Untuk kebutuhan fondasi yang lebih besar (misalnya untuk


bangunan berlantai 3 ke atas dan jembatan) cincin sumuran ada
yang berdiameter 2 m, 2,5 m, 3 m, 3,5 m, hingga 4 m.
⦁ Ada pipa/cincin beton siap pakai (culvert/gorong- gorong) yang
dijual di pasaran dengan ukuran tinggi  100 cm dengan garis tengah
biasanya 80 dan 100 cm. Jumlah cincin yang dipakai pada satu titik
fondasi tergantung pada kedalaman tanah kerasnya.

⦁ Cincin beton terbaik adalah yang dibuat sendiri dan dicor di


tempat.Pengecoran dilakukan sehari sebelum dibuat penggalian.
Cincin beton yang dibuat sendiri, ujung dinding bagian bawahnya
dapat dibuat runcing untuk memudahkan penurunan pipa ke dalam
tanah.

⦁ Buis beton di pasaran sebenarnya tidak ditujukan untuk fondasi


sumuran, melainkan sebagai dinding sumur. Biasanya buis
beton ini hanya memiliki tebal 10 cm.
Letak Sumuran
⦁ Sumuran bisa diletakkan pada jarak yang sama atau tergantung
pada bentuk denah. Biasanya berjarak 4-7 m satu sama lain.
⦁ Sumuran diletakkan pada bagian bawah setiap fondasi, atau
pada bagian bawah setiap:
 Tembok di sudut
 Pertemuan dan persilangan tembok
Cara Menggali Dan Memasang Sumuran Secara Tradisional

 Tanah digali sedalam  30-50 cm dengan ukuran sesuai diameter pipa


beton. Cincin pertama yang sudah dicor kemudian diletakkan dengan benar
(tidak boleh miring agar tidak terjadi penjepitan).

 Tukang kemudian menggali tanah di dalam cincin (dibuang keluar)


sehingga cincin perlahan-lahan melesak. Tukang umumnya memakai
cangkul dengan gagang yang pendek untuk memudahkan pekerjaan.

 Bila tepi atas cincin telah rata dengan tanah, cincin kedua kemudian
diletakkan menumpang pada cincin pertama, dan penggalian dilanjutkan
hingga cincin terbawah mencapai dasar tanah keras.
⦁ Agar susunan pipa-pipa beton terangkai kuat, celah-celah sambungan antar buis
beton bisa ditambal dengan adukan semen dan pasir.

⦁ Tambalan ini dibiarkan beberapa saat agar mengering sebelum benar-benar


menutup sumuran.

⦁ Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran kemudian diisi dengan
pasir yang dipadatkan setebal 5-10 cm, baru kemudian diisi dengan cyclopen
(beton siklop) dan batu kali. Cyclopen adalah campuran adukan beton
(biasanya dengan mutu beton K-175) dan batu kali yang digunakan sebagai isian
sumuran.

⦁ Cara mengecor cyclopen adalah dengan memasukkan batu- batu kali ke dalam
sumuran sampai ketinggian ±50 cm. Kemudian adukan beton dituang di atas
gundukan batu kali tersebut hingga mengalir ke celah-celah tumpukan batu kali.
Hal ini dilakukan sumuran terisi penuh.
⦁ Di bagian atas fondasi sumuran ini, bisa dilakukan pekerjaan
pembesian untuk membuat kolom bangunan.

⦁ Bila tanah di dalam sumuran berair, air harus dibuang ke luar.


⦁ Pembuangan air sebenarnya tidak boleh dilakukan dengan pompa yang
kuat karena hisapan pompa akan membuat pasir dan tanah di bawah
bergerak. Akibatnya lubang akan miring dan menyulitkan pemasangan
cincin.

⦁ Pemasangan sumuran yang baik biasanya melibatkan tukang yang bisa


menyelam untuk membuang air secara manual (dengan ember yang
dikerek ke atas). Akibatnya biaya pembuatan sumuran yang baik
termasuk mahal.
Fondasi Sumuran Hasil Cor In-situ
⦁ Saat ini banyak bangunan bertingkat yang dibuat dengan fondasi
sumuran hasil cor, yaitu sumuran berupa coran beton dengan tulangan
spiral yang dicor di tempat (in-situ). Diameter sumuran relatif besar
(>150 cm).

⦁ Pada sumuran seperti ini, penggalian tanah umumnya dilakukan


dengan alat berat (excavator) atau bor.

⦁ Dengan cara penggalian tersebut, prinsip penjepitan tanah


terhadap badan fondasi sumuran tidak berlaku karena fondasi
dibuat di atas tanah hasil penggalian yang kemudian
diurug/ditimbun dan dipadatkan kembali . Karena itu, fondasi ini
jadi mirip dengan fondasi bored pile.
Metode pekerjaan fondasi sumuran yang banyak dilakukan saat
ini. Sumuran dicor di tempat dengan tulangan spiral. Gambar di
atas adalah fondasi sumuran untuk jembatan.
⦁ Untuk perkuatan, umumnya tulangan fondasi sumuran
berdiameter besar ini dipasang cukup dalam (dimulai dari
dalam bagian sumuran), bukan hanya di bagian atas sumuran
saja.
⦁ Fondasi ini juga banyak digunakan untuk konstruksi jembatan
dengan cincin berupa silinder beton bertulang dengan diameter
250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
TULANGAN FONDASI SUMURAN
Pengisian Cyclopen
(Beton Siklop)

⦁ Untuk bangunan-bangunan yang ringan, sumuran cukup diisi


dengan pasir padat.

⦁ Untuk bangunan berat, sumuran diisi dengan cyclopen atau


beton siklop, yaitu beton dengan campuran 1pc:3ps:5kr hingga
1pc:4ps:6kr ditambah dengan 40% (dari volume keseluruhan)
batu kali berdiameter 10-15 cm.Batu kali ini bertujuan untuk
menghemat biaya.
⦁ Bagian dasar sumuran harus dicor terlebih dahulu dengan
beton kedap air (1:2:3) setinggi 50 cm. Fungsinya sebagai dasar
dari cyclopen. Setelah beton kedap air mengering, air dapat
dipompa keluar hingga sumuran benar-benar kering.

⦁ Setelah sumuran kering, cyclopen dituangkan sedikit demi


sedikit dengan corong agar adukan beton tidak terurai
(segregasi). Bisa juga dengan dengan menuang adukan beton ke
dalam kantong-kantong, baru dimasukkan ke dalam sumuran.
 Bila beton cyclopen dicor pada lubang sumuran yang kering,
batu-batu cyclopen tidak akan menumpuk di bawah.
 Batu-batu cyclopen sebaiknya adalah batu pecah yang
kekuatan ikatannya dengan semen lebih baik. Saat ini tukang
umumnya hanya memasukkan batu bulat sebagai campuran
cyclopen.
 Bagian atas sumuran (50 cm teratas) juga dicor dengan
beton kedap air (1:2:3) untuk tempat pemasangan tulangan
stek yang menerus ke kolom dan sloof sehingga ikatannya
lebih kuat.
Poer, Tulangan Stek Dan Sloof
⦁ Di atas sumuran dibuat poer dari beton bertulang. Ada poer
yang dibuat bulat menutupi lubang cincin sumuran, namun
UMUMNYA poer dibuat bujursangkar.

⦁ Fungsi poer sama dengan fondasi, yaitu menerima dan


meneruskan beban bangunan dari sloof ke cyclopen. Poer
diperlukan sebagai kedudukan sloof karena cyclopen tidak
memakai tulangan.
⦁ Ukuran poer juga disesuaikan dengan perhitungan beban bangunan.
Untuk bangunan sederhana dimensi poer cukup 40x40 cm dengan tebal
20 cm. Pada bangunan yang lebih besar/berat, dimensi poer bisa hingga
60x60 cm dengan tebal 20 cm atau bahkan lebih tebal lagi sesuai
dengan hasil analisis struktur bangunan.

⦁ Posisi poer dapat disesuaikan dengan ketinggian lantai. Jadi poer


dapat terletak di atas bibir sumuran teratas, atau masuk ke dalam
cyclopen. Di atas poer baru dibuat balok sloof yang menerus.

⦁ Dari sloof ke poer diberi tulangan stek yang menerus hingga ke cyclopen.
Ukuran panjang tulangan sekitar 40d (40 kali diameter tulangan yang
digunakan.)
TULANGAN KOLOM

TULANGAN SLOOF

TULANGAN POER

TULANGAN STEK

SUMURAN

PENAMPANG SUMURAN, TULANGAN POER,


SLOOF, DAN KOLOM
Bagian-bagian Fondasi Sumuran
(Lihat Gambar Di Halaman Berikutnya)

1. Lapisan Pasir Dasar (5-10 Cm)


2. Lapisan Beton Kedap Air 1:2:3 (20-50 Cm)
3. Cincin Sumuran Dan Cyclopen
4. Poer Dan Tulangan Stek
5. Sloof
6. Tembok Dengan Perekat Trasraam
7. Lapisan Pasir Di Bawah Lantai
8. Beton Tumbuk
9. Lantai Tegel/Ubin
6
7
5

2
1
PERSPEKTIF FONDASI SUMURAN, POER
DAN SLOOF

Anda mungkin juga menyukai