Dosen Pengampu:
Drs. Maskun, M.H.
Valensy Rachmedita, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Puji dan syukur penyusun haturkan kepada Allah Tuhan semesta alam karena
berkat ridho dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tak lupa penyusun juga berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pennyusunan makalah ini. Makalah ini bertujuan sebagai syarat mengikuti
mata kuliah Psikologi Pendidikan sebagaimana yang telah dipaparkan dalam
kontrak perkuliahan. Tentunya dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari
masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun demi kebaikan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek
dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative
konstan/tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Salah satu teori
belajar yang berkembang dan dipakai di dunia pendidikan adalah teori belajar
kognitif. Khodijah (2014) memberikan definisi belajar yaitu: 1) belajar adalah
merupakan sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan
membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru. 2) proses belajar
melibatkan proses-proses internal yang terjadi berdasarkan pengalaman, latihan
dan interaksi sosial. 3) hasil belajar ditunjukan oleh terjadinya perubahan prilaku.
4) perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatife permanen.
Saam (2010: 59) menyatakan bahwa Teori Kognitif menekankan bahwa peristiwa
belajar merupakan proses internal atau mental manusia. Teori kognitif menyatakan
bahwa tingkah laku manusia yang tampak tidak bisa diukur dan diterangkan tanpa
melibatkan proses mental yang lain seperti motivasi, sikap, minat, dan kemauan.
Dalyono (2007: 34) bahwa dalam teori belajar kognitif dinyatakan bahwa tingkah
laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka
ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut pendapat mereka, tingkah laku
seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori kognitif ?
2. Sebutkan jenis-jenis teori kognitif ?
3. Apa saja teori kognitif perkembangan anak usia 7-11 tahun?
4. Apa perbedaan teori Behavioristik dengan teori Kognitif ?
1.3 Tujuan
1. Supaya mengetahui teori kognitif itu apa.
2. Agar lebih memahami lagi tentang teori kognitif.
3. Agar mengetahui perkembangan seorang anak.
4. supaya bisa mengerti lagi dan tau perbandingan antar kedua teori
tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan psikolog untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan
pengolahan informasi yang memungkinakn seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2006 :103).
3
1. Teori kognitif menurut Jean peaget
secara umum semua anak berkembang melalui urutan yang sama,
meskipun jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lain.
Perkembangan mental anak juga terjadi secara bertahap dari tahap
perkembangan moral sampai tahap berikutnya.
2. Teori kognitif menurut Vygotsky
menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan
kultur Yaitu Perkembangan anak tidak bisa dilepaskan dari kegiatan sosial
dan kultural.
3. Teori Kognitif menurut Lewin
masing-masing individu berada dalam medan kekuatan yang bersifat
psikologis.dimana individu bereaksi disebut life space. Belajar
berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.
4. teori kognitif Menurut Jerome Brunner
pembelajaran seharusnya dapat menciptakan situasi agar individu dapat
belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk
menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas pada dirinya.
Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang
efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah
pengembangan program-program pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap
jenjang belajar
Teori belajar kognitif adalah suatu teori belajar yang menekankan bahwa setiap
bagian bagian akan saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut.
Artinya adalah teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses
internal yang mencakup ingatan, penyimpanan, pengolahan informasi dan aspek-
aspek kejiwaan lainnya. Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan
untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif sendiri lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan
aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Kognitivisme adalah suatu teori
pembelajaran yang menekankan bagaimana proses belajarnya, tidak hanya
menekankan bagaimana hasil yang didapatnya.
4
Menurut Budiningsih (2012:34) teori kognitif sedikit berbeda dengan teori
behavioristik yang menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar. Sedangkan menurut Suciati (2005:33) bahwa teori belajar kognitif
percaya setiap orang telah memiliki pengalaman dan pengetahuan didalam dirinya.
5
2.2 Jenis- Jenis Teori Belajar Kognitif
Istilah kognitif dapat diartikan sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah
psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan
pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, dan keyakinan. Ranah psikologis ini menjadi penentu utama perilaku
dan corak kehidupan manusia. Ranah kejiwaaan yang berpusat di otak ini juga
berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian
dengan ranah rasa (Juwantara; 2019). Menurut Piaget, ada tiga aspek pada
perkembangan kognitif seseorang, yaitu:
2. Isi kognitif merupakan pola tingkah laku seseorang yang tercermin pada
saat ia merespon berbagai masalah.
6
Fokus dalam teori Perkembangan Kognitif Piaget ialah bagaimana individu
mengalami kemajuan tingkat perkembangan mental atau pengetahuan ke tingkat
yang lebih tinggi. Hal yang pokok dalam teori ini adalah kepercayaan bahwa
pengetahuan dibentuk oleh individu dalam interaksi dengan lingkungan yang terus-
menerus dan selalu berubah. Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga Proses
dasar belajar yaitu:
1. Asimilasi yaitu pemaduan data atau informasi baru dengan struktur kognitif
yang ada.
2. Akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru.
3. .Eequilibrasi yaitu penyesuaian secara berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi (Gredler, 1991:311).
Teori Belajar Bruner pada dasarnya adalah membentuk manusia untuk menciptakan
individu agar mampu mempelajari dan mudah memahami suatu materi berdasarkan
penemuannya. Menurut Clabaugh teori belajar menurut Bruner ialah bahwa
hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan terdahulu menghasilkan
reorganisasi dari struktur kognitif, yang kemudian menciptakan makna dan
mengizinkan individu memahami secara mendalam informasi baru yang diberikan
(Suyono dan Hariyanto 2012:90). Menurut Bruner, pada dasarnya belajar
merupakan proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada
tiga proses kognitif yang berlangsung dalam belajar, yaitu: proses pemerolehan
7
informasi baru, proses transformasi informasi yaitu tahap memahami, mencerna,
dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru,
proses mengevaluasi atau menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Anidar,
2017; Picauly, 2016; Sutarto, 2017). Ada 4 tema pendidikan untuk perkembangan
kognitif menurut bruner, yaitu:
8
Jean Piaget dan Bruner lebih menekankan bagaimana individu mengeksplorasi
potensi yang ada pada dirinya.
Sifat dan karakteristik dari teori ini adalah apa yang disebut advance organizers
yang apabila dipakai dapat meningkatkan kemampuan pembelajar untuk
mempelajari informasi baru. Advance organizer ini merupakan kerangka berbentuk
abstraksi atau ringkasan ringkasan dari konsep dasar yang harus dipelajari serta
hubungannya dengan apa yang telah ada dalam struktur kognisi pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, seorang pengajar dapat menerapkan prinsip belajar
bermakna oleh Ausubel, melalui langkah-langkah sebagai berikut.
9
Untuk itu pengetahuan guru terhadap pembelajaran harus sangat baik,dengan begitu
para guru akan mampu menemukan informasi yang sangat abstrak, umum dan
inklusif yang mewadahi apa yang akan diajarkan. Guru juga harus memiliki logika
berfikir yang baik, agar dapat memilah-milah materi pembelajaran
,merumuskannya dalam rumusan yang singkat serta mengurutkan materi dalam
struktur yang logis dan mudah dipahami,(Mulyati,2015:80).
10
5. Response generator (pencipta respon) : menampung informasi yang
tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi reaksi
jawaban
11
Pada tahap ini terdapat proses-proses penting seperti :
1. Pengurutan yaitu kemampuan anak untnuk mengurutkan objek
menurut ukuran, bentuk ataupun ciri lainnya.
2. Klarifikasi yaitu kemampuan anak untuk memberi dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, serta karakteristik gagsan serangkaian benda-benda.
Tidak lagi menggunakan animasi lagi karena sudah tidak lagi
keterbatasan logika.
3. Decentering yaitu anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek
permasalahan untuk bisa memecahkannya.
4. Reversibility yaitu kemampuan anak mula memahami bahwa
jumlah atau benda benda dapat diubah.
5. Konservasi yaitu kemampuan memahami kualitas sejumlah benda-
benda.
6. Penghilangan sifat egosentrisme yaitu kemampuan anak untuk
melihat sesuatu dari sudut pandang lain atau orang lain.
d. Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Dari perspektif teori kognitif Piaget, teori ini berpikir masa remaja telah
mencapai tahap berpikir operasional formal, yaitu tahap perkembangan
kognitif dimulai sekitar usia 11 atau 12 dan berlanjut sampai remaja
mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini, anak sudah mulai
berpikir abstrak dan berhipotesis. Anak-anak sekarang bisa memikirkan
sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak dan juga dapat
berfikir sistematik dan lebih logis untuk memecahkan masalah (Masganti,
2012).
Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran operasional konkret (concrete operational) (Desmita, 2015:156).
Kondisi dimana nak-anak sudah dapat memfungsikan akalnya untuk berfikir logis
terhadap sesuatu yang bersifat konkret atau nyata. Pada tahapan ini, pemikiran logis
menggantikan pemikiran intuitif (naluri) dengan syarat pemikiran tersebut dapat
diaplikasikan menjadi contoh-contoh ang konkret atau spesifik (John, 2007: 255).
12
Pada tahap operasional konkret, anak memiliki pemahaman yang lebih baik dari
pada anak praoperasional (2-7 tahun) mengenai konsep spasial, sebab-akibat,
pengelompokan, penalaran induktif dan deduktif, konservasi serta konsep
angka/matamatik. Adapun pengertian mengenai konsep-konsep tersebut yaitu:
13
ranak C3 (menerapkan) yang masih dalam level rendah. Sebagai contoh, ketika
belajar membaca anak sudah bisa mengeja bacaan, menyalin tulisan dan
berbicara Bahasa Indonesia serta bertanya ketika sedang belajar. Anak sudah
mampu menyebutkan kembali dari apa yang disebutkan oleh guru, baik berupa
huruf, kata dan kalimat sederhana (Patimah, 2005: 7).
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia baiknya diberikan kosa kata yang sering
digunakan dalam aktifitas sehari-hari karena anak belum bisa diberikan kosa
kata ilmiah yang tinggi atau yang jarang digunakan dalam kesehariannya.
Metode yang digunakan yaitu metode mengeja dan struktur analitis sintesis atau
dikenal dengan istilah metode SAS (Chairul Anwar: 136-137). Kemampuan
matematika sebaiknya menggunakan alat bantu seperti mesin hitung manual,
jari tangan, gambar yang detail dan menggunakan bantuan benda seperti buah,
batu, kertas, dan sebagainya.
Pada usia sebelumnya, anak bisa berfikir logis dan sistematis yang mengacu
terhadap objek empiric (nyata) yang dapat di tangkap oleh indra. Berbeda
dengan fase anak yang berada pda usia 11-12 tahun keatas, anak sudah
memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi (hipotesis) dan sesuatu
bersifat abstrak, fase ini disebut dengan fase operasional formal (Desmita: 195).
Fase ini merupakan tahap akhir dalam perkembangan konitif menurut Piaget.
Menurut Ginsbrug dan Opper (1988) pada tahap ini, anak dapat berfikir
fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks
(Paul Suparno, 2001: 88).
14
Daya ingat anak semakin kuat dan sudah bisa berfikir strategis serta menyusun
siasat. Pada fase ini sudah bisa diterapkan model pembelajaran yang terpusat
pada siswa, salah satunya yaitu model pembelajaran inkuiri (Santiasih, 2013).
Menurut teori Behaviorisme, belajar merupakan proses trial and error, dan adanya
unsur-unsur yang sama antara masalah sekarang yang dijumpai dengan apa yang
pernah dijumpai sebelumnya. Sedangkan Kognitivisme, menekankan adanya
pemahaman tentang apa yang dihadapi sekarang dengan yang telah dijumpai
sebelumnya. Para pakar psikologi kognitif melihat situasi belajar erat kaitannya
dengan memori. Memori yang biasanya diartikan ingatan, yakni merupakan fungsi
mental yang menangkap informasi dari stimulus,dan merupakan storage
system,yakni sistem penyimpanan data informasi dan pengetahuan yang terdapat
dalam otak manusia. Dalam diri manusia ada juga yang dikenal dengan struktur
sistem akal yang terdiri dari tiga sub-sistem, antara lain: (1) Sensory register, (2)
Short term memory, dan (3) Long term memory (Bruno, 1987).
Dengan adanya sistem penyimpanan informasi dalam proses belajar ini, maka
pembelajaran diharapkan agar dapat memusatkan perhatian. Karena banyak faktor
yang dapat mempengaruhi perhatian pembelajar. Lindsay dan Norman
menyampaikan tiga aturan umum untuk memperbaiki memory (ingatan). Pertama,
menghafal perlu adanya usaha; hal ini seringkali tidak mudah untuk dipenuhi.
Kedua, materi yang harus dihafal atau diingat seharusnya berhubungan dengan
halhal: menguraikan dengan kata-kata sendiri dan menggambarkan dalam
imajinasi; ini mungkin dapat membantu. Ketiga, menghafal atau mengingat
15
memerlukan organisasi materi. Materi dapat dibagi dalam kelompok atau bagian-
bagian kecil kemudian diletakkan kembali bersama-sama dalam pola ingatan yang
berarti (Dahar, 1988).
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek
dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative
konstan/tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Salah satu teori
belajar yang berkembang dan dipakai di dunia pendidikan adalah teori belajar
kognitif. Dalam perspektif kognitif, belajar adalah perubahan dalam struktur mental
seseorang yang memberikan kapasitas untuk menunjukan perubahan perilaku.
Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan psikolog untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan
pengolahan informasi yang memungkinakn seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2006 :103).
3.2 Saran
semoga makalah yang berjudul Teori Belajar Kognitif ini dapat menjadi sumber
referensi bagi para pembaca dan juga semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan kita mengenai pengertian Teori Kognitif , jenis-jenis teori kognitif,
dan perbandingan teori Behavioristik dan teori kognitif. sekian makalah ini kami
buat mohon maaf apabila ada kekurangannya. saran dan kritik para pembaca sangat
diharapkan dalam penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J. P. 1972. Dictionaryof Psycology. New York: Dell Publishing Co. Inc.
Gredler, Margaret & E. Bell. 1986. Learning And Instruction Theory Into
Rosdakarya
Imam Gunawan & Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom – Revisi Ranah
18
Kuswanti, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007 & 2011), hlm. 188, 255.
N.L. Santiasih, A.A.I,N. Marhaeni, & I.N. Tika, Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbingan Terhadap Sikap Ilmiah Anak dan Hasil belajar IPA
Anak Kelas V SD No. 1 Kerobkan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten
Bandung, (Journal Program Pasca Sarjana Universitas Ganesha Program
Studi Pendidikan Dasar, Vol. 3. 2013).
Neiser, Uris. 1976. Cognition and Reality: Principles and Implication of Cognitive
Shadiq, F & Mustajab, N.A (2011). Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran
19
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Juwantara, R.A. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada Tahap
20
LAMPIRAN
NO NAMA TUGAS
21