Oleh:
1. Anggriani (03332111038)
2. Nikma awaludin (03332111003)
3. Uswatun Hasanah (03332111046)
Dalam penyusunannya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun
luar kampus, sebab itu kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya
dalam membantu penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penyusun
mengharapkan kritikdan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian apa yang bias kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari makalah ini.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin "Cogitare" artinya berfikir Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau
melibatkan kognisi, atau berdasarkan pengetahuan faktual yang empiris. Dalam
pekembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah
psikologi, baik psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan Dalam psikologi,
kognitif mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental manusia
yang berhubungan dengan masalah pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka.
mempertimbangkan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan.
membayangkan, memperkirakan, berpikir, keyakinan dan sebaganya.
Teori belajar kognitif muncul dilatarbelakangi oleh ada beberapa ahli yangbelum
merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnyamengenaibelajar,
sebagaimana dikemukakan oleh teori Behavior, yangmenekankan pada hubungan stimulus-
responsreinforcement. Munculnya teorikognitif merupakan wujud nyata dari kritik terhadap
teori Behavior yang dianggapterlalu naïf, sederhana, tidak masuk akal dan sulit
dipertanggungjawabkan secara
Menurut paham kognitif. tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward
(ganjaran) dan reinforcement (penguatan) Tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan untuk mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkahlaku itu
terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh
pemahaman atau insight untuk pemecahan masalah Paham kognitifis berpandangan bahwa,
tingkahlaku seseorang sangat tergantung pada pemahaman atau insight terhadap hubungan-
hubungan yang ada di dalam suatu situasi.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar
tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme. belajar
merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus- menerus
sepanjang hayatnya. Kognisi adalah suatu perabot dalam benak kita yang merupakan
"pusat penggerak berbagai kegiatan kita mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah,
menganalisis berbagai masalah, mencari informasi baru, menarik simpulan dan sebagainya
(Nugroho, 2015: 291).
7
perubahan persepsi dan pemahaman dari apa yang aia temukan (Budiningsih, 2015: 40-
41).
Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif
jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan (termasuk
konsep, teori, definisi, dsb) melalui contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili)
aturan yang menjadi sumber. Dari pendekatan ini "belajar ekspositori" (belajar dengan
cara menjelaskan). Siswa diberikan suatu informasi umum dan diminta untuk mencari
contoh-contoh khusus dan konkrit. Menurut bruner ada 3 tahap dalam perkembangan
kognitif, yaitu (Warsita, 2016: 72)
1. Enaktif: usaha kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan melalui observasi,
pengalaman terhadap suatu kenyataan.
2. Ikonik: siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan visualaisasi verbal.
3. Simbolik: siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi oleh
bahasa dan logika dan penggunaan symbol.
8
akan dipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu : 1).
Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari. 2). Berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan
dipelajari. 3). Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah
(Nugroho, 2015: 293).
Untuk itu pengetahuan guru terhadap isi pembelajaran harus sangat baik, dengan
demikian ia akan mampu menemukan informasi yang sangat abstrak, umum dan inklusif
yang mewadahi apa yang akan diajarkan. Guru juga harus memiliki logika berfikir yang
baik, agar dapat memilah-milah materi pembelajaran, merumuskannya dalam rumusan
yang singkat, serta mengurutkan materi tersebut dalam struktur yang logis dan mudah
dipahami (Mulyati, 2015: 80).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kognitif adalah suatu proses atau usaha yang melibatkan aktivitas mental yang
terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya
untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
keterampilan. nilai dan sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget adalah Tahap sensorimotor
(usia 0-2 tahun). Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun). Tahap operasional konkret (usia
7-11 tahun). Tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
Implikasi Teori Kognitif Piaget dalam Pembelajaran ialah individu mampu
mengalami kemajuan tingkat perkembangan kognitif atau pengetahuan ke tingkat yang
lebih tinggi. Dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
individu.
B. Saran
Setiap guru hendaknya mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi anak
didiknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih model pembelajaran adalah
keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran, serta sumber-sumber belajar yang ada agar
penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang
keberhasilan belajar siswa. Seorang guru hendaknya juga diharapkan memiliki motivasi
dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajarannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, Theresia Yulin, Ani Rusilowati, and Putut Marwoto. "Pengembangan buku ajar
IPA terpadu berorientasi literasi sains materi energi dan suhu." Journal of Innovative
Science Education 4.2 (2015).
Nurhadi, Nurhadi. "Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran." EDISI 2.1
(2020): 77-95.
Rahmah, Siti. "Teori Kognitivisme Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran." SKULA: Jurnal
Pendidikan Profesi Guru Madrasah 2.3 (2022): 23-34.
11