Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“ TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA


DALAM PEMBELAJARAN”

Dosen pengampu:

Dr. Rezki Hariko, M.Pd., Kons.

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Ira Permata Sari (22045058)


Magriva Suryani (22058030)
Marisha Aulia Zefanny (22058030)
Walhidayatul Saadah (22045085)

Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Universitas Negeri Padang

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, para keluarga dan sahabatnya, juga selaku pengikut ajaran yang
diembannya.
Berkat rahmat dari Allah SWT, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan tentang TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA
DALAM PEMBELAJARAN. Terima kasih kepada Bapak Dosen Dr.Rezki Hariko, S.pd.,
M.Pd.,Kons yang telah memberikan arahan terkait tugas ini. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah memberi banyak saran dan pengetahuan untuk
kelompok kami.
Tidak menutup kemungkinan dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Kami
berharap tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.

Padang, 27 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………

A. Latar
Bekalang………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………

A. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif………………………………….


B. Prinsip-prinsip Belajar Menurut Teori Kognitif……………………………..
C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran…………………….

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………

A. KESIMPULAN………………………………………………………………
B. SARAN………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang
dilakukan dengan proses mendidik, yakni proses dalam rangka
memengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan
pelatihan. Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian
yang tak terpisahkan. Dimana belajar merupakan suatu proses perubahan
perilaku dan pola pikir yang dialami oleh seseorang, misalnya dari suatu hal
yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tau menjadi tau. Selama proses
belajar manusia pasti tidak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu adanya
teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran
agar pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.
Teori-teori belajar berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajran
yang dihasilkan daripada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini
merupakan azas kepada para pendidik agar dapat memahami tentang cara
belajar. Dari berbagai jenis teori belajar salah satunya adalah teori belajar
kognitif. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan
suatu proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan
manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam
konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir
yang kompleks dan mementingkan proses belajar. ri belajar kognitif
menjelaskan belajar dengan memfokuskan pada perubahan proses mental
dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upayauntuk memahami
dunia.Teori belajar kognitif yang digunakan untuk menjelaskan tugas-tugas
yang sederhana seperti mengingat nomor telepondan kompleks seperti
pemecahan masalah yang tidak jelas.Teori belajar kognitif didasarkan pada
empat prinsip dasar, Pembelajaraktif dalam upaya untuk memahami
pengalaman. Pemahaman bahwa pelajarmengembangkan tergantung pada
apa yang telah mereka ketahui. Belajarmembangun pemahaman dari pada
catatan. Belajar adalah perubahan dalamstruktur mental seseorang

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian belajar menurut teori kognitif?
2. Bagaimana prinsip-prinsip belajar menurut teori kognitif?
3. Bagaimana penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana belajar menurut teori kognitif
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip belajar menurut teori
kognitif
3. Untuk mengetahui penerapan teori belajar kognitif dalam
pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI KOGNITIF


Definisi “Cognitive” berasal dari kata “Cognition” yang
mempunyai persamaan dengan “knowing” yang berarti mengetahui.
Dalam arti yang luas kognition/kognisi ialah perolahan penataan,
penggunaan pengetahuan (Muhibbin,2005: 65). Teori belajar
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Baharudin menerangkan teori ini lebih menaruh
perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal. Belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon
sebagaimana dalam teori behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan
teori kognitivisme melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks
(Nugroho, 2015: 290).
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar
behavioristik, teori belajar kognitif leih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya (Bahruddin, dkk.2012: 87). Para
penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Tidak seperti
model belajar behavioristik yang mempelajari prses belajar hanya
sebagai hubungan stimulusrespon, model belajar kognitif merupakan
suatu bentuk teori belajar yang seringdisebut sebagai model
perceptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku
sesorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Perubahan
Belajar merupakan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebaigai tingkah laku yang Nampak (Nurhadi, 2018: 7;
Baharuddin, 2015: 167).
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian bahawa dari
sistuasi saling berhubungan dengan seluruh kontek situasi tersebut.
Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi /materi pelajaran
menjadi komponen-komponen yang kecilkecil dan mempelajarinya
secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan infirnasi, emosi, dan aspek-
aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berfikir yang ssangat komplek.
Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulus yang diitrerima dan menyesuaikannya dengan struktur
kognitif yang sudah dimiliki dan sudah terbentuk dalam diri
sesorang berdasarkan pemahman dan pengalaman-pengalaman
sebelumnnya. Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain
tampak dalam rumusan-rumusan seperti: “tahap-tahap
perkembangan” yang dikemukakan oleh j.piaget, advance organizer
oleh ausubel, pemahaman konsep oleh bruner, hirarki belajar oleh
gagne, webteacing oleh norman dan sebagainya (Budiningsih, 2015:
34).
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia.
Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan
aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari
proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh
suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah
laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas
(Given, 2014: 188). Dalam belajar, kognitivisme mengakui
pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor
eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar merupakan
interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi
terusmenerus sepanjang hayatnya. Kognisi adalah suatu perabot
dalam benak kita yang merupakan “pusat” penggerak berbagai
kegiatan kita: mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah,
menganalisis berbagai masalah, mencari informasi baru, menarik
simpulan dan sebagainya (Nugroho, 2015: 291).
Tokoh-tokoh teori kognitif:
1) Teori Perkembangan Piaget
Teori perkembangan mental. Menurut Piaget. proses belajar
seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap
perkembangan scsuai dengan umurnya. Ada empat tahap
perkembangan kognitif yaitu : (1) sensori : (2) pre
operational: (3) concreteoperational : dan (4)formal
operational
2) Teori jerome bruner
Teori belajar pemahaman konsep.Belajar ialah cara-cara
bagaimana orangmemilih, mempertahnkan dan
rnentransformasi informasi secara aktif. Proses belajar akan
terjadi melaluitahap-tahap enaktif, ikonik, dan
simbolik. Cara belajar yang baik adalah memahami konsep
arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai pada suatu kcsimpulan (discovely learning).
3) Ausubel/teori bermakna
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi
yang bermakna bagi peserta didik. Mated yang dipelajati
diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik dalam bentuk struktur
kognitithya. Pengetahuan diorganisasi daIam ingatan
seseorang dalam struktur hirarkhi, mengurutkan materi
pclajaran dari umum ke khusu, dari keseluruhan disebut
sebagai substantive sequence menjadikan belajar lebih
bermakna bagi peserta didik.

B. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Teori Kognitif


Menurut Muis (2013) Belajar kognitif melibatkan proses
pengenalan dan atau penemuan dimana ”.Belajar kognitif mencakup
asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,
dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya mem-
bentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi
me-rupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses
belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai
tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.

Teori kognitif dalam kegiatan pembelajarannya, menurut Budiningsih mengikuti


prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berfikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap
tertentu.
2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik terutama jika mendengarkan benda-benda kongrit.
3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan
akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah
memiliki si belajar.
5) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6) Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar mneghafal.
7) Adanya perbedaan individual pada diri siswa pelu diperhatikan karena
faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa (Pahliwandari
dalam Nurhadi, N :2020).

Prinsip-prinsip teori kognitif; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan


persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Yang
termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori belajar Gestalt, teori medan, teori belajar
humanistik, teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna
Ausebel dll.
1. Teori Belajar Gstalt

Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia dipandang sebagai suatu keseluruhan
yang tidak dapat diuraikan ke dalam elemen-elemen yang berpisah satu sama lain. Gestalt
memandang keseluruhan lebih berarti daripada bagian, dan keseluruhan bukan berarti
perjumlahan dari bagian.
Berdasarkan teori ini terdapat sejumlah hukum yang dapat digunakan dalam teori
pembelajaran, yakni:
1. The law of proximity (hukum keterdekatan), bagian-bagaian stimulus yang menyatu
atau saling berdekatan cenderung dirasakan sebagai kelompok; oleh karenanya
kedekatan antar bagian dalam waktu maupun jarak mempengaruhi pembentukan
gagasan siswa.
2. The law of similarity and familirity (hukum persamaan & kelaziman), objek-objek
yang sama dalam bentuk, warna dan ukuran cenderung dikelompokkan dalam
persepsi; pengenalan objek pendorong terbentuknya “figure ground pattern”.
(Dihubungkan dengan hukum ini, teori ini juga memandang ingatan sebagai
ketekunan dalam meninggalkan bekas di otak yang memungkinkan untuk
menghubungkan pengalaman sebelumnya dengan pengalaman sekarang. Mereka
memandang bekas-bekas ini tidaklah statis namun dapat dikembangkan dengan
proses yang berkesinambungan dalam penyatuan dan pengorganisasian).
3. The law of closure (hukum penutupan), siswa mencoba untuk mencapai suatu
kepuasan akhir dari sebuah keseimbangan; bentuk yang tidak lengkap, bagian-
bagian yang hilang dan kesenjangan informasi akan dipenuhi oleh subjek yang
menerima stimulus.
4. The law of continuation (hukum ketetapan), pengorganisasian persepsi cenderung
terjadi dalam cara yang sedemikian rupa sehingga sebuah garis lurus dapat terlihat
tetap sebagai garis lurus, lingkungan akan tetap sebagai lingkaran, dan kotak tiga
dimensi akan tetap menjadi kotak. . (Knowles,1982:15, Sudjana, 2001:39)
2. Teori Medan
Teori ini dikembangkan oleh Kurt Lewin yang mencoba mencoba mengembangkan lebih
lanjut teori Gestalt. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana seseorang belajar dan
memperoleh pemahaman diri terhadp lingkungan, dan bagaimana dia dengan pengetahuan
dan dan menyesuaikan diri terhaadap lingkungannya. Di dalam prosesnya ada empat
macam
1. Perubahan dalam struktur kognitif, yaitu pengetahuan.
2. Perubahan dalam motivasi, yaitu belajar menyenangi atau membenci.
3. Perubahan dalam ikatan kelompok atau ideologi.
4. Memperoleh kontrol secara sukarela.

3. Teori Humanistik

Teori ini dipelopori oleh Maskow dan Carl Rogers. Menurut Maslow, tingkah laku
manusia didorong oleh adanya kebutuhan yang menuntut pemuasan. Ia mengemukakan
bahwa adanya kebutuhan yang menuntut pemuasan. Ia mengemukakan bahwa adanya
sejumlah kebutuhan manusia secara hierarkis. Kebutuhan tersebut adalah (a) kebutuhan
fisiologis, (b) kebutuhan rasa aman, (c) kebutuhan sosial dan kasih sayang, (d) kebutuhan
harga diri, (e) kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Selanjutnya Rogers mengemukakan bahwa suasana belajar dan hubungan


interpersonal tersebut, di samping memahami kebutuhan siswa, memerlukan sikap guru
terhadap para siswanya. Sikap tersebut antara lain (a) tulus ikhlas membantu siswa para
siswa dalam proses belajarnya; (b) menerima dan menghargai siswa baik sebagai pribadi
maupun sebagai makhluk sosial yang memiliki kemampuan yang berbeda satu sama
lainnya, dan (c) memahami dan mnengerti para siswa dari sudut pandangan siswa sendiri.
Teori ini menghindari hukuman kepada siswa dalam hal pelanggaran, tetapi membicarakan
situasi yang terjadi akibat adanya pelanggaran. Proses belajar mengembangkan dan
membina rasa kebersamaan antara guru dengan siswa. Keterlibatan siswa dalam
pemecahan masalah merupakan aspek utama dalam proses belajar.
Di jelaskan oleh para pendidikan dan psikologi kognitif Belajar kognitif mencakup
asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan
memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar,
menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan
penemuan

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran


Dalam pembelajaran dengan teori pembelajaran kognitif,lebih
berfokus pada siswa,bersifat analitis,serta pembentukan pengetahuan
dan penalaran pada siswa. Teori kognitivisme berbeda dengan teori
behaviorisme, dimana teori kognitivisme mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya (Bahruddin, dkk. 2012: 87).
Secara umum teori kognitivisme lebih menekankan bagaimana
memahami struktuk kognitif siswa, dan itu tidak mudah dengan
memahami struktur kognitifi siswa, maka dengan tepat pelajaran
disesuaikan sampai mana kemampuan siswa dalam pembelajaran.
Selain itu, metode penyusunan materi pelajaran sebaiknya disusun
didasarka pada konsep atau pola dan logka tertentu supaya lebih
mudah dimengerti dan sebaiknya dalam proses pembelajaran, materi
tidak dihafal melainkan memahami apa saja yang sedang dipelajari
(Nurhadi, 2020: 92).

Implikasi teori kognitif piaget dalam pembelajaran

Ada beberapa hal penting yang diambil terkait teori kognitif sebagaimana dikemukakan
oleh Piaget, diantaranya adalah :

a. Individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri


Ialah individu mampu mengalami kemajuan tingkat perkembangan kognitif atau
pengetahuan tingkat tinggi,Artinya setiap pengtahuan yang di miliki individu dapat
di bentuk dan dikembangkan oleh individu sendiri melalui interaksi dengan
lingkungan yang terus menerus dan berubah-ubah dengan kata lain individu dapat
pintar dengan belajar sendiri dari lingkungan.
b. Individualism dalam pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, perlakuan terhadap individu harus didasarkan pada
perkembangan kognitifnya. Atau dengan kata lain, dalam proses pembelajaran
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan individuTingkat perkembangan
peserta didik harus dijadikan dasar pertimbangan guru dalam menyusun struktur
dan urutan mata pelajaran di dalam kurikulum.contohnya mengajarkan konsep-
konsep abstrak tentang shalat kepada sekelompok siswa kelas dua SD, tanpa
adanya usaha untuk memperaktekkan konsep-konsep tersebut. Itu hanya sia-sia
dan juga membuat siswa bingung..
Proses belajar terjadi berdasarkan konsep atau pola tahapan-tahapan perkembangan
tertentu sesuai dengan usia siswa. Proses belajar terjadi melalui tahapan-tahapan
diantaranya:
 Asimilasi yaitu, usaha mengaitkan pengetahuan baru ke dalam struktur berfikir
yang sudah dimiliki individu, sehingga membentuk struktur kognitif baru yang
lebih
 Akomodasi, yakni penyesuaian mata dalam menerima bayangan yang jelas dari
objek yang berbeda.
 Equilibrasi, proses belajar lebih ditetapkan oleh cara kita mengatur materi
pembelajaran bukan ditetapkan oleh usia siswa. Proses belajar terjadi dengan
tahapan-tahapan: enaktif (kegiatan), ekonik (visual-verbal) dan simbolik

Penerapan teori kognitif dalam pembeljaran menggukan strategi dan pendekatan


pembelajaran yang didasrkan pada pemehaman tentang bagimana individu memperoleh
dan menggunakan pengetahuannya.berikut adalah beberapa penerapan teori kognitif dalam
pembelajaran.

1. Membangun Pengetahuan Awal


Guru dapat memulai pembelajaran dengan membangun pengetahuan siswa.Ini
dilakukan dengan mengaitkan materi baru dengan pengetahuan yang sudah dalam
pikiran siswa.Guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang memicu
pemikiran reflektif,diskusi kelompok atau aktivitas pemecahan masalah yang
berhubungan dengan materi baru serta pengamalan dan pengetahuan sehari-hari
siwa.
2. Mendorong Aktifitas Mental Aktif
Pembelajaran kognitig mendorong siswa untuk terlibat aktif seperti memproses
informasi,membuat koneksi dan mempertanyakan pemahaman sendiri.Guru dapat
mendorong aktivitas ini berupa memberi tugas atau masalah terbuka yang
memerlukan pemikiran kritis,berpikir divergen dan solusi yang dipertimbangkan
dengan cermat.
3. Menerapkan Strategi Metakognisi
Metakognisi adalah kesadaran siswa tentang cara mereka belajar dan pemahaman
tentang proses kognitif yang merka gunakan,Guru dapat mengajarkan dan
mendorong siswa seperti pemantauan pemahaman,pertanyaan diri
sendiri,refleksi,dan penggunaan trategi pengaturan diri.Hal ini membantu siswa
mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik tentang cara mereka belajara.
4. Memberikan Umpan Balik Yang Spesifik
Umpan balik yang spesifik dan konstruktif merupakan komponen penting dalam
pembelajaran kognitif.Guru dapat memberikan umpan balik yang langsung terkait
dengan tujuan pembelajaran dan kriteria kinerja yang jelas
5. Menarapakn Pembelajaran Berbasis Tugas
Pemberian tugas atau proyek yang memiliki kontek yang bermakna dan relevan
bagi siwa.Tugas-tugas tersebut mendorong siswa untuk mengunkan pengetahuan
dan keterampilan mereka dalam situasi nyata.Pembelajaran berbasis tugas
memberikan kesempatan bagi siswa unutuk melibatkan pemikiran kritis,kolaborasi
dan penerapan pengetahuan dalam konteks yang nyata.
6. Menggunkan Pendekatan Kolaborasi
Kolaborasi adalah aspek penting dalam pembelajaran kognitif,guru dapat
mendorong siswa untuk berkerja sama dalam kelompok diskusi atau proyek
kolabratif. Dengan ini siswa mampu berbagi ide,berdiskusi dan membangun
pengetahuan bersama-sama.
7. Mendorong Pemikiran Reflektif
Guru dapat mendorong siswa untuk terlibat dalam pemikiran reflektif melalui
pertanyaan yang memicu refleksi,jurnal reflektif atau aktivitas evalausi diri.hal ini
membantu siswa mencerna dan mengaitka pengetahuan dengan pengalaman
mereka sendiri,mempertanyakan asumsi dan mengembangkan pemahaman yang
lebih mendalam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHYCahyadi, A. (1991). Teori Belajar. researchgate.net, 8-10.

Dr.Ni Nyoman Parwati,M.L.(2019).Belajar dan Pembelajaran .Depok: Raja Grafindo


Persada-Rajawali Press.

Gusnarib, Gusnarib, and Rosnawati Rosnawati. "Teori-teori belajar dan pembelajaran."


(2021).

Haddar Gamar Al,ddk (2023) LANDASAN PEMBELAJARAN. (n.p.): Get Press Indonesia.

Hanafy, M. S. (2014). Konsep Belajar Dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan : Jurnal


Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 17(1), 66–79. https://doi.org/10.24252/lp.2014v17n1a5

Hascan Muhammad Alpin, Suyadi.(2021). Penerapan Teori Belajar Kognitif Pada Mata
Pembelajaran PAI Tingkat SMP di SIT Bina Insan Batang Kuis,Jurnal
Pendidikan,Edumaspul,5(2).

Muis, AA (2013). Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Istiqra: Jurnal Pendidikan


dan Pemikiran Islam.
Nurhadi. (2020). Teori kognitivisme serta aplikasinya dalam pembelajaran. 2, 77–95.

Sutarto.(2017).Teori kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.ISLAMIC


COUNSELING ,1(2).

Wisman, Y. (2020). Teori Belajar Kognitif Dan Implementasi Dalam Proses Pembelajaran.
Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 209–215.
https://doi.org/10.37304/jikt.v11i1.88

Anda mungkin juga menyukai